Pertumbuhan Dan Survival Rate Ikan Nila (Oreochromis. SP) Strain Merah
Pertumbuhan Dan Survival Rate Ikan Nila (Oreochromis. SP) Strain Merah
1 Tahun 2016
PERTUMBUHAN DAN SURVIVAL RATE IKAN NILA (Oreochromis. Sp) STRAIN MERAH
DAN STRAIN HITAM YANG DIPELIHARA PADA MEDIA BERSALINITAS
M. Yusuf Arifin1
Abstract
This research aims to test the growth and survival of fish tilapia (Oreochromis. SP) strains of red
and black strains maintained at Tanjung Jabung Regency in the embankment of the Western media in
salinity of the water. The results of this research diharapan one of the strains of Tilapia fish can serve
as an alternate replacement for the cultivation of shrimp that are considered not suitable to be kept on
a farm in the area.
This research was conducted in September through December 2015 which is located in the village
of Tanjung Jabung Regency Dualap River West of Jambi. The fish test fish tilapia strains used are red
and black strains obtained from Freshwater Cultivation Hall (BBAT) Jambi with a weighted average
of 8 grams/tail.
The parameters observed is the growth rate and survival rate. The data obtained were analyzed
statistically using t-Test. Maintenance of test fish was performed for 60 days with a time of sampling
that is day 0, 30, 60, and 90 day.
Keyword : growth, media in salinity
ammonium (NH4+) dan hidroksil (OH¯ ). (6) GPS / Global Position System, (7)
Amonium yang tidak berdisosiasi (NH4OH) Serok, (8) Baskom, (9) Anco.
bersifat toksik (racun), namun NH4+ hampir Metode Penelitian
tidak membahayakan. Menurut Sucipto dan Pengumpulan data dilakukan dengan
Prihatono (2007), amonia (NH3) adalah hasil metode penarikan sampel yang diambil secara
utama dari pengurairan protein dan merupakan acak. Pengukuran pertumbuhan ikan dilakukan
racun bagi ikan, karena itu kandungan NH3 dengan cara sampling 5% dari biomassa ikan
dalam perairan dianjurkan tidak lebih dari pada hari 0, 30, 60, dan 90 hari setelah
0,016 mg/liter. penebaran (Anggawati, 1991).
Untuk lebih jelasnya, kisaran optimal Data pertumbuhan diperoleh melalui
parameter kualitas air untuk budidaya ikan nila pengambilan data bobot dan panjang tubuh
(Sukadi dkk, 1989, dalam Sucipto dan ikan. Sebagai data pendukung, dilakukan
Prihartono, 2007), dapat dilihat pada Tabel 1 pengukuran kualitas air dengan parameter
berikut : berupa oksigen terlarut, suhu, salinitas, dan
Tabel 1. Kisaran Optimal Kualitas Air pH.
untuk Budidaya Ikan Nila Pelaksanaan Penelitian
(Orechromis sp) Padat tebar yang digunakan adalah 5
Parameter Nilai ekor/m², sehingga untuk luas tambak 400 m² di
tebar benih sebanyak 2000 ekor dengan jumlah
Suhu 20 – 30°C
ikan nila strain hitam dan merah masing-
Salinitas 0 – 15 g/liter masing 1000 ekor untuk setiap tambak.
pH 6– 8 Pakan yang diberikan berupa pellet apung
Oksigen Terlarut Minimal 3 mg/liter dengan kadar Protein 30%, Lemak 5%,
Karbondioksida Maksimal 15 mg/liter Kalsium 2,5%, Phospor 1,5%, dan Abu 12,0%.
Amonia Maksimal 0,16 mg/liter Pakan diberikan sebanyak 5% dari bobot tubuh
METODOLOGI PENELITIAN ikan dengan frekwensi pemberian pakan 4 – 5
Tempat dan Waktu kali/hari. Untuk mempertahankan pH air agar
Penelitian ini dilaksanakan pada tambak di tetap berada pada level 5 – 8, dilakukan
daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat pengapuran dengan cara memasukkan kapur
tepatnya berlokasi di desa Sungai Dualap yang pertanian ke dalam karung yang diletakkan
berada pada koordinat 00° 52’ 29,0” LU dan pada pintu masuk air tambak.
103° 30’ 39,8” BT, dengan ketinggian tempat Parameter yang di ukur
3 m dpl, dan luas areal tambak yang digunakan Pertumbuhan ikan
adalah 400 m² Laju pertumbuhan ikan diukur berdasarkan
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan panjang dan bobot ikan. Pertumbuhan
terhitung dari bulan September sampai berdasarkan panjang digunakan rumus
Desember 2015. Pemilihan lokasi ini menurut Von Bertalanffy dalam Effendi
dilakukan dengan pertimbangan karena daerah (1997);
ini merupakan salah satu pusat kegiatan usaha Lt = L(1 – e -kt + Lo . e -kt )
budidaya tambak di Propinsi Jambi. Dimana;
Bahan dan Alat Lt = Panjang ikan pada waktu t
Benih yang digunakan adalah benih ikan Lo = Panjang awal ikan
nila strain hitam, dan strain merah yang L = panjang maksimum
diperoleh dari Balai Budidaya Air Tawar kt = Koefisien pertumbuhan
(BBAT) Propinsi Jambi dengan ukuran benih e = Konstanta (2,718)
5 – 8 cm dengan bobot tubuh 5 – 10 gram Perhitungan pertumbuhan berdasarkan berat
per ekor. Pakan yang digunakan adalah pakan digunakan rumus menurut Effendi (1997);
apung komersial dengan merk dagang g.t
Comfeed dengan kandungan Protein 30%, Wt =Wo. e
Lemak 5%, Kalsium 2,5%, Phospor 1,5%, dan Dimana ;
Abu 12,0%. Sedangan pupuk yang digunakan Wt = Berat pada waktu t
adalah SP 36, dan kapur pertanian. Wo = Berat awal
Alat yang digunakan dalam penelitian ini e = Dasar log natural (2,7182)
yaitu; (1) Penggaris, (2)Timbangan, (3) gt = koefisien pertumbuhan
pHmeter, (4) refraktometer, (5) Thermometer, Kelangsungan Hidup
162
Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Nila (Oreochromis. Sp) Strain Merah dan Strain Hitam yang
Dipelihara pada Media Bersalinitas
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016
Data kelangsungan hidup dihitung dengan dalam grafik pada Gambar 4. Berdasarkan
menggunakan rumus menurut Effendi (2002) grafik pada Gambar 4 menunjukkan adanya
yaitu : perbedaan pertambahan bobot antara ikan nila
Jumlah ikan mati strain merah dengan strain hitam. Pada hari ke-
SR x 100% 30 bobot ikan nila strain merah yaitu 32,65
Jumlah ikan hidup gram/ekor lebih berat dari bobot ikan nila
Parameter Kualitas air strain hitam 28,55 gram/ekor, selanjutnya pada
Parameter kualitas air yang diukur yaitu hari ke-60 bobot ikan nila strain merah 78,05
COD, BOD, pH, salinitas, suhu dan Amoniak gram/ekor lebih berat dari ikan nila strain
(NH3). Untuk pH diukur dengan menggunakan hitam 45,5 gram/ekor. Hingga akhir penelitian
pH meter dan kertas lakhmus, salinitas diukur yaitu hari ke-90 bobot rata-rata ikan nila strain
dengan Salinometer, dan suhu diukur dengan merah yaitu 95,75 gram/ekor lebih berat dari
Thermometer. Untuk mendapatkan data ikan nila strain hitam 70,55 gram/ekor.
kualitas air yang lebih akurat, dilakukan
pengukuran kualitas air dengan uji
laboratorium.
Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis secara
statistik menggunakan Uji-t dengan bantuan
program SPSS, hasil uji ditampilkan dalam
bentuk grafik atau tabel dengan bantuan
program excel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan ikan Gambar 4. Grafik rata-rata pertambahan bobot
Setelah dilakukan pengambilan ikan ikan nila (Oreochromis sp)
sampel sebanyak 5% dari seluruh ikan yang Berdasarkan data pertambahan panjang dan
dipelihara, diperoleh data rata-rata panjang bobot yang diperoleh menunjukkan bahwa
ikan (cm) yang ditampilkan dalam grafik pada pertumbuhan ikan nila strain merah lebih baik
Gambar 3. dari ikan nila strain hitam. Hal ini diduga ikan
Berdasarkan grafik pada Gambar 3 nila merah lebih baik dalam mentolerir
menunjukkan adanya perbedaan (P<0,05) perubahan salinitas yang terjadi. Kecepatan
pertambahan panjang antara ikan nila strain adaptasi ikan nila terhadap salinitas tidak
merah dengan strain hitam. Pada hari ke- 60 menyebabkan ikan stres. Hal ini terlihat ketika
panjang tubuh ikan nila strain merah awal penebaran benih, ikan nila merah
(15,35cm/ekor) lebih panjang dari nila strain langsung merespon pakan yang diberikan 1
hitam (10,61 cm/ekor). Hingga akhir jam setelah penebaran. Pemanfaatan pakan
penelitian yaitu hari ke-90 panjang rata-rata yang maksimal oleh ikan nila strain merah
ikan nila strain merah 17,56 cm/ekor lebih menyebabkan pertumbuhan yang baik.
panjang dari ikan nila strain hitam yaitu 13,87 Menurut Setiawati dan Suprayudi (2003) ikan
cm/ekor. nila merah yang dipelihara pada media
bersalinitas lebih baik dalam memanfaatkan
sumber energi pakannya.
Berbeda dengan ikan nila strain hitam yang
cenderung bergerombol dan bergerak di
permukaan air mengitari pinggiran tambak.
Perilaku tersebut menunjukkan gejala stress,
ikan mencoba beradaptasi untuk mengenali
lingkungan baru. Ketika ikan dalam kondisi
stres cenderung tidak mau makan sehingga
pasokan energy di dalam tubuh akan
Gambar 3. Grafik rata-rata panjang ikan (cm) digunakan untuk mengembalikan kondisi
selama percobaan homeostasis. Kondisi tersebut akan berdampak
Data pertambahan panjang ikan nila terhadap laju pertumbuhan ikan. Respons stres
tersebut berbanding lurus dengan data yang disebabkan oleh perubahan kondisi
pertambahan bobot ikan nila yang ditampilkan lingkungan dapat ditandai dengan adanya
163
Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Nila (Oreochromis. Sp) Strain Merah dan Strain Hitam yang
Dipelihara pada Media Bersalinitas
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016
perubahan fisiologis dalam jangka pendek atau Tingkat kelangsungan hidup ikan nila
jangka panjang yang menyebabkan pengalihan strain hitam yang lebih rendah dari ikan nila
sumberdaya energi untuk proses vital, proses strain merah diduga karena ikan ini cenderung
tersebut dapat merusak atau mengancam lebih lambat dalam mentolerir media
kondisi homeostasis (Buchanan 2000). Pada bersalinitas. Kadar garam yang terkandung di
kondisi stres terjadi realokasi energi metabolik dalam air media menyebabkan perbedaan
aktivitas investasi (seperti pertumbuhan dan tekanan lingkungan, akibatnya dapat
reproduksi) menjadi aktivitas untuk menurunkan tekanan osmotik jaringan tubuh
memperbaiki homeostasis, seperti respirasi, benih ikan nila. Perubahan salinitas
pergerakan, regulasi hidromineral dan menyebabkan terjadinya pertukaran ion Na+
perbaikan jaringan. dan Ca2+ yang munking tidak seimbang,
Kelangsungan Hidup (Survival Rate) sehingga ikan nila hitam mengalami stress
Hingga akhir penelitian diperoleh data yang mengakibatkan terjadinya kematian.
kelangsungan hidup ikan nila yang disajikan Menurut Wahyurini, (2005) menyatakan
pada Gambar 5. bahwa tekanan lingkungan akibat perubahan
salinitas menyebabkan banyaknya larutan Na+
yang diikuti keluarnya Ca 2+ secara tidak
seimbang akibatnya terjadi penurunan tingkat
kelangsungan hidup hewan uji secara drastis.
Kualitas air
Derajat Keasaman (pH)
Dari awal penelitian hingga akhir
penelitian derajat keasaman (pH) di lokasi
penelitian masih dalam level yang baik yaitu
antara 6 – 8. Kestabilan Ph tersebut terkait
dengan dilakukannya pengapuran
menggunakan kapur pertanian yang
Gambar 5. Tingkat kelangsungan
hidup ikan nila hingga akhir penelitian dimasukkan kedalam karung dan diletakkan di
Berdasarkan grafik pada Gambar 5 setiap pintu masuk air tambak. Penurunan nilai
menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan pH pada umumnya terjadi disaat turun hujan
hidup ikan nila strain merah adalah 92% lebih yang cukup deras, namun setelah terjadi air
tinggi dari ikan nila strain hitam 90%). pasang nilai pH akan kembali pada level
Tingginya tingkat kelangsungan hidup ikan normal.
nila merah disebabkan ikan ini memiliki Oksigen terlarut
kemampuan osmoregulasi yang baik pada air Dari hasil pengukuran yang dilakukan,
untuk tambak di daerah Kabupaten Tanjung
yang bersalinitas walaupun sebenarnya ikan
nila adalah ikan air tawar. Menurut Hepher & Jabung Barat tidak terjadi penurunan kadar
Priguinin (1981), bahwa ikan nila mampu oksigen terlarut yaitu tetap berada pada level
beradaptasi pada media bersalinitas tinggi, 11ppm. Kestabilan ini didukung oleh kondisi
karena kemampuan osmoregulasinya cukup tambak yang luas, yang mana luasnya
baik. Demikian pula menurut Lim (1989), permukaan/penampang akan memberikan
yang menyatakan bahwa walaupun habitat peluang masuknya oksigen ke dalam perairan.
aslinya ikan nila ini adalah air tawar, namun Tersedianya oksigen yang cukup didalam
ikan ini bersifat euryhalin yaitu mampu hidup perairan akan memberikan peluang yang
pada media air bersalinitas tinggi. Hasil maksimal kepada ikan untuk memanfaatkan
penelitian Setiawati dan Suprayudi (2003), oksigen dalam melakukan proses pernafasan
menyatakan bahwa ikan nila merah mampu yang berfungsi untuk membakar makanan
mentoleransi perubahan media bersalinitas yang menghasilkan energi untuk berenang,
sampai 20‰. Ikan nila lebih cepat pertumbuhan, dan reproduksKarbondioksida
menyesuaikan diri terhadap kenaikan terlarut.
salinitas karena organ-organ tubuhnya Karbondioksida
(insang, ginjal dan usus) cepat merespon Karbondioksida merupakan hasil buangan
perubahan lingkungan yang terjadi dari adanya proses pernafasan oleh setiap
(Anggawati,1991 ; Tonnek, 1991; Suryanti, mahluk hidup, yang mana nilai karbon
1991). dioksida (CO2) didalam perairan ditentukan
oleh pH dan suhu (Kordi, 1997).
164
Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Nila (Oreochromis. Sp) Strain Merah dan Strain Hitam yang
Dipelihara pada Media Bersalinitas
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016
Semakin tinggi padat tebar dalam suatu terjadinya serangan penyakit. Suhu yang
unit budidaya maka semakin tinggi pula kadar optimal untuk budidaya ikan adalah berkisar
Karbondioksida yang dihasilkan. Hal ini 28 - 32ºC.
dikarenakan setiap terjadinya satu kali Suhu air dilokasi penelitian tidak lebih dari
pengambilan 1 (satu) unit oksigen untuk 30 ºC, dan tidak kurang dari 23 ºC. Suhu
proses pernafasan oleh satu tertinggi pada umumnya terjadi pada siang hari
individu/organisme maka sudah pasti akan yaitu antara pukul 11.00 – 15.00 wib, dan suhu
menghasilkan 1 unit karbondioksida. Dengan terendah terjadi pada saat malam hari yaitu
demikian semakin banyak jumlah individu antara pukul 02.00 – 06.00 wib.
maka semakin banyak pula jumlah oksigen Amonia (NH3)
yang dibutuhkan, dan semakin banyak pula Menurut Sucipto dan Prihartono (2007),
jumlah karbondioksida yang dihasilkan. Amonia adalah hasil akhir dari proses
Tingginya jumlah karbondioksida dalam penguraian protein terhadap sisa pakan dan
air akan menekan aktivitas pernapasan ikan hasil metabolisme yang mengendap didasar
dan menghambat pengikatan oksigen oleh perairan, dan merupakan toksik (racun) bagi
hemoglobin sehingga dapat membuat ikan ikan.
menjadi stress bahkan dapat menyebabkan Meningkatnya kadar amoniak (NH3) ini
kematian. Jika ikan dalam kondisi yang tidak disebabkan banyaknya jumlah sisa pakan dan
sehat (stres) akan menyebabkan ikan tidak hasil metabolisme ikan yang mengendap di
dapat memanfaatkan makanan secara dasar tambak, sementara proses pencucian
maksimal, ikan-ikan tersebut hanya metabolit tidak terjadi secara kontinyu.
mengambil makanan dengan jumlah yang Kondisi perairan yang dipengaruhi oleh
sedikit guna mempertahankan hidup, bukan pasang surut juga mempengaruhi terjadinya
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. pengendapan, yang mana adanya dua arus
Salinitas yang bertemu yaitu arus dari sungai Batang
Perubahan salinitas di kedua lokasi Hari dan dari laut menyebabkan terjadinya air
penelitian ini terjadi secara terus menerus, tenang.
namun masih dalam level yang aman. Naiknya Pengendapan bahan-bahan tersebut akan
kadar garam (salinitas) terjadi pada saat air diproses/diurai oleh bakhteri nitrifikasi yang
pasang naik, yang mana air laut akan berbalik memanfaatkan buangan protein dari ikan yang
arus dan berbaur dengan air tawar. selanjtunya dirombak menjadi amoniak (NH3).
Dari hasil pengamatan dan informasi dari Amoniak tersebut akan sangat berbahaya
warga setempat, salinitas tinggi (12 – 14ppm) untuk kehidupan ikan jika terjadi perubahan
biasanya terjadi antara bulan November suhu secara mendadak. Kondisi perairan yang
sampai Februari. Informasi tersebut sesuai banyak mengandung amoniak, menyebabkan
dengan hasil pengukuran yang dilakukan saat ikan menjadi stres, lemas, daya tahan tubuh
penelitian yaitu berkisar antara 10 – 12 ppm menurun, serta nafsu makan rendah, yang
pada bulan September hingga Oktober, dan 12 akhirnya akan menghambat laju pertumbuhan
– 14 ppm pada bulan November hingga dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Desember. Ikan tidak dapat mentoleransi konsentrasi
Menurut Kordi (1997), pada umumnya amonia yang terlalu tinggi karena dapat
organisme air payau hidup pada kisaran mengganggu proses pengikatan oksigen oleh
salinitas 2 – 25 ppm, akan tetapi ada spesies darah dan pada akhirnya dapat mengakibatkan
ikan yang mampu mentolelir kisaran salinitas kematian (Yudha, 2009).
yang tinggi seperti ikan dari famili Cichlidae SIMPULAN DAN SARAN
(Ikan Nila dan Mujair). Dengan demikian Kesimpulan
dapat dikatakan bahwa salinitas di lokasi Setelah dilakukannya penelitian dan
penelitian masih dalam kisaaran yang sesuai menganalisis data, maka dapat disimpulkan
untuk budidaya ikan nila.. bahwa ;
Suhu 1. Ikan nila strain merah memiliki laju
Menurut Sucipto dan Prihartono (2007), pertumbuhan dan tingkat kelangsungan
suhu air akan mempengaruhi kehidupan ikan, hidup yang lebih baik dari ikan nila strain
suhu mematikan (lethal) berkisar antara 10 - hitam.
11ºC selama beberapa hari, suhu dibawah 16 - 2. Ikan nila mampu hidup dan tumbuh baik
17ºC akan menurunkan nafsu makan ikan, pada media air bersalinitas atau air payau,
serta suhu dibawah 21ºC akan memudahkan sehingga ikan ini dapat digunakan sebagai
165
Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Nila (Oreochromis. Sp) Strain Merah dan Strain Hitam yang
Dipelihara pada Media Bersalinitas
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016
alternatif pengganti budidaya udang pada Mubinun., Mifta. H., dan Irma (2004), Nila
tambak di Desa Sungai Dualap Kabupaten MERAH (Oreochromis niloticus)
Tanjung Jabung Barat Propinsi Jambi. Penghuni Baru Sungai Gelam. Balai
Saran Budidaya Air Tawar Jambi. Direktorat
Disarankan untuk melanjutkan penelitian Jenderal Perikanan Budidaya.
ini dengan menguji beberapa parameter respon Departemen Kelautan dan Perikanan &
stress ikan nila yang dipelihara pada media air Japan International Cooperation
bersalinitas atau air payau. Agricultur (MERAH), Jambi.
DAFTAR PUSTAKA _______, 2004, Budidaya Ikan Nila Hitam
Anggawati.A.M., Imanto.P.T.,Tazwir, (GIFT) dalam Keramba Jaring Apung
Suryanti, dan Krismono (1991), dan Kolam. Balai Budidaya Air Tawar
Penelitan Budidaya Ikan Nila Hitam Jambi. Direktorat Jenderal Perikanan
Dalam Keramba Jaring Apung Di Budidaya. Departemen Kelautan dan
Sendang Biru Jawa Timur. Buletin Perikanan, Jambi
Penelitian Perikanan Edisi Khusus Romimohtarto dan Juwana (2001), Biologi
No.3. Pusat Penelitian dan Laut: Ilmu Tentang Biota Laut.
Pengembangan Perikanan, Jakarta. Penerbit Djambatan, Jakarta.
Bastiawan, D.,Wahid, A (2008), Teknik Sucipto dan Prihartono (2007), Pembesaran
Pembenihan Nila Gift Secara Masal Nila Hitam Bangkok di Karamba Jaring
dan Pembesaran di Tambak. Balai Apung, Kolam Air Deras, Kolam Air
Penelitian Perikanan Air Tawar Artikel- Tenang dan Karamba. Penerbit Penebar
dkp.go.id. Swadaya, Jakarta.
BPP(1991), Edisi Khusus N0. 3, Buletin Sucipto. A., (2008)., Beberapa Strain Ikan Nila
Penelitian Perikanan (Fisheries Di Indonesia., Copyright @ Adi
Research Bulletin), Badan Penelitian Sucipto., Artikel-dkp.go.id.
dan Pengembangann Pertanian, Pusat Suhenda,N., Sukadi,M.F., Kartamihardja, S.,
Penelitian dan Pengembangan Utami,R., Sadili, D., Sulhi, M., dan
Perikanan. Jakarta. Hardjamulia, A. (1991), Pengaruh Tipe
DKP (2003), Teknologi Pembenihan Ikan Pakan dan Padat Penebaran Terhadap
dalam mendukung Culture Based Pertumbuhan Ikan Gurame
Fisheries. Direktorat Jenderal Perikanan (Osphronemus gouramy) Dalam
Budidaya, Jakarta. Keramba Jaring Apung. Buletin
Effendi. H, (2000)., Telaahan Kualitas Air Penelitian Perikanan Edisi Khusus
Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan No.3. Pusat Penelitian dan
Lingkungan Perairan., Jurusan Pengembangan Perikanan.
Manajemen Sumberdaya Perairan. Tonnek, S., Rahmansyah., Yuliansyah, H.,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Beddu, A., Rusdi, I., Kholik, F. (1991),
IPB. Bogor. Penelitian Budidaya Ikan Nila Hitam
Effendi. I., 1997. Biologi Perikanan. Penerbit Dalam Keramba Jaring Apung di Pare-
Yayasan Pustaka Nusatama, Pare. Buletin Penelitian Perikanan Edisi
Yokyakarta. Khusus No. 3. Pusat Penelitian dan
Handajani. H, Hastuti. S.D.,(2002). Budidaya Pengembangan Perikanan.
Perairan. Penerbit Bayu Media dan Yudha, P. A. 2009. Efektifitas penambahan
UMM Press. Malang. zeolit terhadap kinerja filter air dalam
Hermanto (2007)., Pengelolaan Budidaya sistem resirkulasi pada pemeliharan
Tambak Berwawasan Lingkungan.,. ikan arwana Sceleropages formosus di
Widyaiswara BPPP Belawan-Medan. akuarium. Skripsi. Fakultas Perikanan
Artikel-dkp.go.id. dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Kordi., (1997).Budidaya Air Payau. Penerbit Bogor.
Effhar dan Dahara Prize Jakarta Barat.
Maysari (2007), Efek Perbedaan Salinitas Pada
Media Air Terhadap Kelangsungan
Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan
Nila MERAH (Oreochromis niloticus),
Indralaya.
166
Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Nila (Oreochromis. Sp) Strain Merah dan Strain Hitam yang
Dipelihara pada Media Bersalinitas