Anda di halaman 1dari 6

BAB 6.

PAY PER CLICK

Pay Per Click atau biasa disingkat dengan PPC merupakan salah satu teknik atau cara
dalam internet marketing dimana seorang marketer membayar sejumlah biaya setiap
kali iklan/website mereka di klik atau dikunjungi. Hal ini dapat juga dikatakan sebagai
cara membeli traffic ke website tertentu, daripada mendapatkannya secara gratis. Pay
per click adalah salah satu model iklan paling efektif dan efisien yang diterapkan pada
era digital, terutama apabila calon pelanggan adalah orang-orang yang sudah
terhubung dengan internet dan sering menggunakan media sosial. Ketika sebuah
periklanan menggunakan PPC berjalan dengan baik, biaya yang dikeluarkan akan
terlihat sangat sedikit dibandingkan dengan pemasukan yang didapatkan. Contohnya
jika setiap klik ke website, perusahaan harus membayar Rp 10.000,- tetapi klik tersebut
mendatangkan penjualan sebesar Rp 500.000,- dengan keuntungan bersih Rp 50.000,-
maka perusahaan mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Pay per click
advertising merupakan salah satu cara yang paling cost–effective untuk mendatangkan
traffic menuju website terlepas dari berapapun budget perusahaan. Selain
mendatangkan traffic, terdapat beberapa alasan lainnya mengapa PPC advertising
perlu dijalankan, yaitu:
1. Menggapai Target Audience
PPC merupakan salah satu strategi marketing yang dapat dengan efektif
membantu perusahaan mencapai target audience yang tepat. Dengan
menjalankan PPC marketing, perusahaan dapat leluasa mengatur kepada siapa
iklan akan ditampilkan. Misalnya saja berdasarkan demografrik, lokasi,
penggunaan kata kunci, juga waktu tampil.
2. Membangun Brand Awareness
Tidak seperti Search Engine Optimization (SEO) yang membutuhkan waktu
berbulan-bulan untuk menuai hasilnya, PPC dapat menawarkan hasil yang lebih
instan. Hasil pencarian pay per click biasanya diletakkan pada bagian atas
halaman hasil pencarian Google. Hal tersebut membuat kemungkinan user untuk
menemukan website perusahaan akan lebih besar.
3. Mendatangkan Profit
PPC dapat menawarkan return of investment (ROI) yang lebih tinggi
dibandingkan dengan strategi marketing lainnya. Menjalankan pay per click
marketing akan memberikan perusahaan kendali penuh untuk mengatur biaya
yang perlu dikeluarkan dalam menjalankan iklan setiap harinya.
4. Dapat Disesuaikan dengan Anggaran
Biaya iklan dimedia massa sangat tinggi, tidak sebanding dengan apa yang
didapatkan oleh perusahaan. Hal tersebut tidak berlaku di PPC. Pay Per Click
adalah sistem iklan online yang memungkinkan perusahaan mengatur biaya iklan
sesuai dengan anggaran yang Anda miliki. Bahkan Anda bisa membuat iklan
PPC dengan biaya iklan ratusan ribu rupiah saja, bukan ratusan juta!
5. Algoritma Tidak Mempengaruhi PPC
Google selalu memperbarui algoritmanya yang mengubah sistem pemeringkatan
dihasil pencarian. Begitu juga dengan media sosial seperti Facebook dan
Instagram yang mengubah algoritmanya berdasarkan minat dan aktivitas
pengguna. Akibatnya follower bisa saja melewatkan postingan atau promosi
perusahaan. Berbeda dengan PPC. Pay Per Click tidak terkena dampak dari
algoritma organik. Postingan dan promosi penting perusahaan tetap bisa
tersampaikan kepada target audiens tanpa perlu mengkhawatirkan algoritma.
6. Target Audiens Tidak Bisa Membedakan PPC dan Organic
Banyak orang yang berpikir bahwa tidak ada orang yang mau mengklik iklan
PPC di Google, Facebook, atau Instagram. Memang benar sebagian orang
mengabaikan iklan diplatform tersebut. Namun, bukan berarti semua orang
mengabaikan iklan PPC. Menurut riset yang dilakukan WordStream, sebanyak
41 persen orang tidak bisa membedakan apakah itu feed organik atau iklan PPC.
Jadi tidak perlu khawatir tidak ada yang mengklik iklan PPC perusahaan.
Platform penyedia iklan memastikan iklan perusahaan akan disampaikan kepada
target audiens yang spesifik sehingga kemungkinan dikliknya besar.

Ada banyak hal yang harus diperhatikan ketika menjalani PPC, dari melakukan riset
dan memilih kata kunci yang ingin dipakai, memasang budget yang benar,
mengelompokkan iklan kedalam grup, sampai membuat landing page yang baik dan
optimal. Search engine sendiri menghargai iklan yang baik dan relevan dengan
memberikan biaya yang lebih murah per klik nya. Kualitas iklan itu sendiri menentukan
murah atau mahalnya biaya yang akan dikenakan oleh search engine. Perencanaan
dan konsep PPC yang tidak matang akan berujung pada menghabiskan dana dengan
cepat tanpa membuahkan hasil yang diharapkan. Google Ads adalah contoh iklan PPC
yang paling banyak digunakan di dunia. Hal ini dikarenakan Google search engine yang
menjadi mesin pencari nomor 1 di dunia saat ini.
Gambar 1. Contoh Google Ads.

Platform Google Ads memungkinkan para marketer untuk memasang iklan mereka di
Google search engine dan juga partner atau platform Google lainnya. Para pengiklan
melakukan “bidding” untuk mendapatkan posisi di search engine agar iklannya dapat
dilihat dan dikunjungi, ketika seseorang mencari produk atau jasa melalui kata kunci
yang relevant. Google Ads bekerja dengan konsep Pay Per Click, dimana para
marketer melakukan “bidding” dan membayar setiap kali iklan mereka di klik. Setiap kali
user melakukan pencarian, Google menggali iklan yang ada berdasarkan pencarian
tersebut dan memilih beberapa iklan “pemenang” yang pada akhirnya akan ditampilkan
pada kolom hasil pencarian. Iklan yang memenangkan posisi adalah iklan yang dipilih
berdasarkan kombinasi dari banyak faktor, termasuk kualitas, relevansi antara iklan
dengan kata kunci yang dicari, dan besarnya “bid” yang dipasang. Lebih spesifiknya
lagi, iklan yang terpilih adalah yang memiliki ranking tinggi. Metriks yang digunakan
ialah CPC atau Cost Per Click (biaya tertinggi yang rela dikeluarkan) dan Quality Score
(didapat dari kombinasi antara click-through rate, relevansi, dan kualitas landing page).
Kombinasi dari beberapa faktor tersebut memungkinkan Google untuk memilih iklan
mana yang paling layak ditampilkan dengan biaya yang disediakan oleh para marketer.
Agar PPC dapat berjalan dengan baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Menambah Keywords
Menambahkan keywords/kata kunci yang relevant dengan bisnis dapat
memperluas jangkauan dari iklan. Berhati-hati dalam memilih keywords, karena
kata kunci yang tidak relevant juga dapat menurunkan kualitas iklan.
2. Menggunakan Negative Keywords
Penggunaan Negative Keyword ditujukan untuk meningkatkan relevansi dari
iklan, dengan membuat pengecualian terhadap kata kunci yang dipasang pada
iklan. Contohnya jika perusahaan menjual baju baru untuk anak, dan kata kunci
yang dipakai adalah baju anak, maka bisa ditambahkan negative keyword
berupa “bekas”. Dengan itu, setiap kali orang yang mencari menggunakan kata
kunci “baju anak bekas”, iklan perusahaan tidak akan muncul. Berhati-hatilah
dalam menggunakan negative keyword, jika terlalu banyak digunakan maka iklan
hanya akan menjangkau sedikit orang.
3. Membuat Group Iklan
Memisahkan group iklan ke beberapa group kecil bertujuan untuk meningkatkan
CTR (Click Through Rate) dan Quality Score.
4. Meninjau Kembali Kata Kunci Yang Mahal
Pantau terus biaya yang dikeluarkan oleh setiap kata kunci, jika ada kata kunci
yang dirasa mahal dan tidak efektif; sudah saatnya diganti atau dimatikan.
5. Terus Memperbaiki Landing Page
Memodifikasi konten dan CTA (Call to Action) dari landing page yang ada agar
lebih sesuai dengan kata kunci yang dicari untuk meningkatkan tingkat konversi.
Jangan mengarahkan semua iklan/kata kunci yang berbeda ke landing page
yang sama.

Untuk menguasai iklan Pay Per Click, dibutuhkan waktu dan pengalaman yang tidak
sedikit. Keterbatasan wawasan dan pengalaman dalam menjalani PPC akan
berdampak pada biaya yang besar dan conversion rate yang rendah. Kunci dari
kesuksesan dalam menjalankan kampanye pay per click adalah dengan menganalisa
performanya serta membuat perubahan yang dibutuhkan.

Cara Membuat Iklan Pay Per Click


Iklan pay per click tidak hanya disediakan oleh Google saja. Hampir semua platform
media sosial juga menyediakan sistem iklan yang sama. Dari Facebook, Twitter,
sampai Instagram sama-sama menerapkan sistem pay per click untuk iklan di
platformnya. Google, Facebook, dan Instagram menyediakan fitur bagi para pemilik
bisnis untuk memasang iklan di platform mereka. Ketiga platform tersebut menerapkan
model iklan yang sama, yaitu pay per click.
1. Google Ads
Google Ads sebelumnya dikenal sebagai Google AdWords. Sejak 24 Juli 2018,
Google mengubah nama platform iklan mereka dari Google AdWords menjadi
Google Ads. Google Ads adalah fitur dari Google untuk menampilkan paid
search atau iklan berbayar di hasil pencarian Google. Dengan menggunakan
Google Ads, perusahaan bisa menampilkan iklan dihasil “Google Search” untuk
kata kunci tertentu yang relevan dengan bisnis. Dibanding mesin pencari lain,
Google memiliki pangsa pasar terbesar, baik di Indonesia maupun di global. Di
Indonesia sendiri, Google mendominasi pangsa pasar mesin pencari sebesar
97,09 persen. Yahoo dan Bing hanya mendapatkan pangsa pasar sebesar
masing-masing 1,66 persen dan 0,77 persen di Indonesia. Artinya iklan
kemungkinan besar akan dilihat lebih banyak orang jika menggunakan pay per
click dari Google. Siapapun bisa memanfaatkan pay per click dari Google Ads
karena cara membuat pay per click di Google sangat mudah. Yang perlu
dilakukan adalah akun Google. Google pun menyediakan berbagai cara
pembayaran.
2. Facebook Ads
Iklan pay per click dari Facebook Ads juga dapat dipertimbangkan, mengingat
banyaknya pengguna Facebook di Indonesia. Berdasarkan riset yang dirilis
KataData, Indonesia menyumbang 130 juta pengguna aktif Facebook pada tahun
2017. Artinya lebih dari setengah penduduk Indonesia menggunakan Facebook.
Selain itu, orang Indonesia rata-rata menghabiskan waktu 3 jam 23 menit per
hari di media sosial buatan Mark Zuckerberg ini.

Gambar 2. Facebook Ads.


Banyaknya pengguna Facebook di Indonesia menjadikan platform tersebut
efektif untuk menjangkau calon pelanggan di dunia maya. Untuk dapat membuat
pay per click di Facebook Ads, perusahaan perlu membuat halaman Facebook
terlebih dahulu.
3. Instagram Ads
Jika sudah familiar dengan pembuatan iklan di Facebook Ads, membuat iklan di
Instagram tidak akan sulit. Sejak bergabung dengan Facebook pada tahun 2012,
platform iklan keduanya disatukan di bawah Facebook Ads Manager.

Gambar 3. Contoh Instagram Ads.


Langkah pembuatan Instagram Ads hampir mirip dengan cara membuat
Facebook Ads. Sama seperti syarat membuat Facebook Ads, perusahaan juga
harus punya halaman Facebook terlebih dahulu sebelum membuat Instagram
Ads.

Anda mungkin juga menyukai