Anda di halaman 1dari 7

Skenario Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Dewasa

Pasien dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit


Ilustrasi Kasus Tahap Pengkajian
Ilustrasi Kasus
Seorang wanita umur 28 Tahun datang MRS dengan keluhan tidak mau makan selama
beberapa hari. Pasien selalu merasa mual dan akan muntah jika dipaksakan untuk makan.
Pasien tampak kurus, pucat dan lemah. Klien mengeluh sering pusing dan mata berkunang-
kunang.

1. Pra Interaksi
Pasien umur 28 tahun MRS dengan keluhan tidak mau makan selama beberapa hari. Pasien
merasa mual dan akan muntah jika dipaksakan untuk makan. Pasien tampak kurus, pucat dan
lemah.

2. FaseOrientasi
Salam Terapeutik
P : “Assalamualaikum selamat pagi”
Px : “Selamat Pagi suster, waalaikumsalam”
P : “Perkenalkan saya perawat T yang akan bertugas dari pukul 07.00 pagi sampai dengan
14.00 siang, jadi Mbak N kalau ada apa -apa bisa memberitahu keluaganya untuk memanggil
saya ataupun rekan saya yang lain diruang perawat, sebelumnya dengan Nn siapa?
Px : “Nina suster”
P : “Alamatnya rumahnya mana”
Px : “Jl. Soekarno hatta sus”
P : “permisi boleh saya lihat gelangnya mbak”
Px : “Iya silahkan”
P : “Baik, Sudah benar ya dengan mbak Nina”
Px : “iya suster”
P :“Mbak N gimana keadaanya pagi ini?”
Px : “Yaa, begini mbak, masih belum ada perubahan”
P : “Begini mbak, tujuan saya kemari untuk mengumpulkan data terkait sakit yang mbak N
derita, saya membutuhkan informasi tentang bagaimana asal mula masalah mbak N sehingga
mbak N tidak bisa makan selama beberapa hari. Waktu yang saya butuhkan adalah 15-20
menit, saya harap mbak N dapat bekerjasama dengan saya selama pemeriksaan ini
berlangsung dan mbak N tetap istirahat diatas tempat tidur ini”
Px : “ Baik suster, silahkan”

3. FaseKerja
P : “Apakah yang mbak N rasakan sekarang?”
Px : “ selalu mual dan ingin muntah sus rasanya itu”
P : “Coba ibu ceritakan asal mula penyakit yang ibu rasakan sekarang”
Px : “saya nggak tahu. Beberapa minggu yang lalu suami saya pergi keluar kota dalam waktu
yang lama, dia kerja dan mungkin akan lama pulangnya”
P : “yaambak, teruskan”
Px : “Badan saya panas terus menggigil, seluruh tubuh saya itu rasanya lemas sus. Sejak itu
saya terus mual dan ingin muntah”
P : “Apa pengobatan atau Tindakan yang telah dilakukan selama ibu dirumah?”
Px : “Saya diberi obat anti mual muntah, tapi nggak ada hasilnya suster, sakit apa saya kok
tidak jelas”
P : “Mbak N harus lebih rileks, coba berfikir positif, mual dan muntah dapat disebabkan
karena ketegangan psikologis, jadi Mbak N harus mencoba untuk tetap tenang, jangan
berfikir yang terlalu berlebihan, itu bisa berpengaruh pada pikiran dan Kesehatan tubuh
Mbak N”
Px : “begitu ya sus, memang selama ini saya dikit - dikit mikir, tiba - tiba kadang nggak
tenang itu”
P : “Nah, coba mbak mulai sekarang berusaha untuk mengontrol diri dan pikira nmbak
sendiri, cari kesibukan lain misalny ambak, coba nanti diterapkan ya mbak”
Px : “Iyaa suster nanti saya akan usahakanya sus”

4. Fase Terminasi
Evaluasi subjektif/objektif
P : “Bagaimana perasaan mbak N sekarang?” (tunggu respon pasien)
Px : “sudah mulai tenang suster, lega juga”
P : “Begini mbak, berdasarkan data hasil wawancara dapat kita identifikasi bersama bahawa
mbak N itu mengalami ketegangan psikologis karena ditinggal suami mbak bekerja di luar
kota”.
Px : “apakah saya stress?”

Rencana tindak lanjut


P : “Mbak N harus terus mencoba tenang, dan tetap berupaya untuk makan dan minum secara
teratur. Cobalah biscuit ringan untuk memulai dan minum air yang hangat ya mbak”
Px : “baiks uster”

Kontrak yang akandatang


P : “baiklah mbak, saya akan konsultasi dengan dokter untuk mengatasi kecemasan mbak N,
saya akan datang 30 menit lagi untuk memberikan obat kepada mbak”

Praktik komunikasi terapeutik tahap Diagnosa Keperawatan


1. Fase Orientasi
Salam terapeutik
P : “selamat pagi mbak N, saya perawat T, yang akan bertugas merawat mbak hari ini.
Terimakasih mbak N telah mempercayakan kami untuk membantu mengatasi masalah
Mbak” (tersenyum hangat kepada px)
Px : “pagi suster, iya suster terimakasih kembali”
P : “bagaimana kondisinya pagi ini?”
Px : “sudah lumayan sus”

P : “baik, sesuai kesepakatan kita kemaren, untuk tahap selanjutnya saya akan
menyampaikan masalah (diagnosis keperawatan) mbak N berdasarkan pengkajian yang
yang telah saya lakukan. Waktu yang saya butuhkan adalah 15-20 menit. Silahkan ibu
duduk santai saja ditempat tidur ini jika ibu masih merasa lemas”
Px : (mengangguk) “baik”

2. Fase Kerja
P : “saya telah menganalisis data hasil wawancara dengan Mbak N kemarin, dan
mengonsultasikan dengan perawat senior dan dokter yang menangani masalah fisik ibu”
Px : “iya, terus bagaimana sus hasilnya?”
P : “berdasarkan hasil analisis, ibu tidak mempunyai masalah fisik yang perlu di
khawatirkan”
Px : “kalau begitu, saya sakit apa? Saya sangat tertekan dengan keluhan dan penyakit ini”
P : “iya, saya paham dengan masalah mbak. Mbak harus belajar untuk tenang,
berpikirpositif, dan mencobamenyelesaikanmasalahdenganbaik. Kami
menyimpulkanbahwambakmengalamiketeganganpsikologis yang kronis. Mbak
mengalami gangguan kecemasan”
Px : “jadi, sayatidakmempunyaipenyakitseriusya? Saya hanya mengalam ikecemasan
kronis?”
P : “iya, jadi mbak seperti yang saya sampaikan sebelumnya, mbak N harus lebih rileks,
mual dan muntah dapatdisebabkan karena ketegangan yang mbak alami saat ini”
Px : “ kalau begitu, apa yang harus saya lakukan?”
P : “kita akan diskusikan rencana keperawatan Bersama agar dapat mengatasi masalah
yang mbak hadapi”

3. Fase Terminasi
Evaluasi subjektif/objektif
P : “bagaimana perasaan mbak sekarang” (tunggu repon pasien)
P : “apakah masalah atau diagnosis keperawatan mbak N?”
Px : “saya mengalami gangguan kecemasan”

Rencana tindak lanjut


P : “ibu harus belajar mengatasi masalah mbak”
Px : (mengangguk)
Kontrak yang akan datang
P : “baiklah mbak, saya akan datang lagi 15 menitl agi, dan kita akan diskusikan rencana
keperawatan untuk mengatasi kacemasan mbak N”

Komunikasi Terapeutik tahap Perencanaan


1. Fase Orientasi
Salam terapeutik
P : “selamat pagi mbak N, saya perawat T, yang akan bertugas merawat mbak hari ini.
Terimakasih mbak N telah mempercayakan kami untuk membantu mengatasi masalah
Mbak” (tersenyum hangat kepada px)
Px : “pagi suster, iya suster terimakasih kembali”
P : “bagaimana kondisinya pagi ini?”
Px : “sudah lumayan sus"
P : “baik, sesuai kesepakatan kita tadi , untuk tahap selanjutnya kita akan mendiskusikan
rencana keperawatan (intervensi keperawatan) mbak N untuk mengatasi kecemasan. "
Px : " Iya sus ”

2. Fase Kerja
P : "Nah, jadi ada beberapa teknik untuk mengatasi kecemasan yang ibu rasakan,yang
pertama cara pengalihan situasi, nah jadi kalau misalnya ibu sedang mengalami kecemasan
ibu bisa melakukan hal yang ibu sukai, misalnya menonton tv, mendengarkan lagu, tidur atau
jalan jalan."
Px : "Ya suster, tetapi hal tersebut masihmembuat saya sedikit cemas"
P : "Cara kedua adalah dengan menarik napas dalam, lalu mengembuskannya secara perlahan
melalui mulut seperti hendak meniup balon."
Px : "Iya suster nanti kita praktikan ya"
P : "Cara yang terakhir adalah teknik pendekatan spiritual seperti khusyuk dalam beribadah
ya ibu"

3. Fase Terminasi
Evaluasi subjektif/objektif
P : “Bagaimana perasaan mbak sekarang” (tunggu repon pasien)
P : “Apakah rencana keperawatan yang saja jelaskan tadi bisa dipahami?”
Px : “Ya saya sedikit bisa memahaminya”

Rencana tindak lanjut


P : “ibu harus belajar teknik teknik tadi yang sudah kita diskusikan ya ibu”
Px : " iya sus"

Kontrak yang akan datang


P : “baiklah mbak, saya akan datang lagi 10 menit lagi, dan kita akan lakukan tindakan
keperawatan yang telah kita diskusikan tadi”

Komunikasi Terapeutik tahap Implementasi


1. Fase Orientasi
Salam terapeutik
P : "Assallamuallaikum ibu"
Px : "Waallaikumsallam suster"
P : "Ibu saya perawat T yang tadi telah mendiskusikan Perencanaan keperawatan yang akan
kita lakukan saat ini ya ibu"
Px : "Iya suster"
P : "Baik ibu, seusai kontrak kita tadi kita akan melakukan implementasi terhadap masalah
kecemasan ibu ya"
Px : "Iya suster"

2. Fase Kerja
P : "Baik ibu, kita mulai dengan teknik yang pertama yaitu pengalihan situasi. Kita
melakukannya dengan jalan jalan diluar ruangan ya ibu mengunakan kursi roda , kurang lebih
selama 20 menit. Bagaimana apakah ibu bersedia"
Px : "Baiklah suster saya bersedia"
(Setelah selesai jalan jalan )
P : "Bagaimana ibu apakah ibu masih merasakan cemas ?"
Px : "Sudah sedikit berkurang suster"
P : :Baik selanjutnya kita akan melakukan teknik ke dua yaitu nafas dalam, kita melakukan
didalam kamar saja ya ibu, mari saya bantu untuk kembali ke atas tempat tidur. Kurang lebih 15
menit untuk melakukannya."
Px : " Iya suster terimakasih"
P : "Iya ibu sama samaa"
P : "Baiklah jadi seperti ini caranya, saya praktikan dulu nanti kita akan praktikan bersama-
sama cara nya adalah, tarik nafas dalam-dalam tahan selama 10 detik lalu hembuskan melalui
mulut perlahan lahan. Apakah kita bisa lakukan sekarang?"
Px : "Iya sus bisa"
P : "Tarik napas yang dalam tahan saya hitung sampai 10 ya tahan 1,2,3...... sudah kita ulang
tiga kali ya"
Px : (Pasien mempraktikan sampai tiga kali)
P : Wahh bagus dapat mempraktekkannya dengan sangat bagus. Bagaimana perasaan setelah
melakukan teknik napas dalam tadi?"
Px : "Saya merasa sedikit lebih tenang sekarang sus."
P : "Coba ulangi bagaimana caranya tadi cara mengatasi kecemasan dengan cara teknik nafas
dalam?"
(Klien mempraktekkan bagaimana cara melakukan teknik nafas dalam)
P : " Baik Selanjutnya cara ke tiga yaitu teknik pendekatan spiritual. Oh iya ibu, bagaimana
dengan ibadah ibu?"
Px : " Alhamdulillah ibadah saya tetap saya laksanakan suster"
P : "Bagaimana ibu melakukan ibadah sholat ibu? Apakah dengan fokus atau khusyuk
ibadahnya ?"
Px : "Nah itu dia suster masalahnya, saat saya beribadah kadang saya sering terpikirkan
masalah tersebut, jadi ketika beribadah kadang saya tidak khusyuk."
P : " Nah, ketika ibu beribadah, akan lebih baik jika ibu khusyuk menjalaninya, karena
ketenangan akan didapat jika ibu bisa khusyuk, ibu bisa menyerahkan segala kecemasan ibu,
memohon pada Tuhan Yang Maha Kuasa, bukankah tidak ada yang tidak mungkin untuk Tuhan,
dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan ketenangan yang akan didapat ibu akan memiliki
pemikiran yang lebih tenang dan terbuka dalam melihat permasalahan yang ada dan menemukan
solusi terbaik dengan tenang. Ibu bisa perbanyak berdzikir, membaca Al Quran, berserah
sepenuhnya pada Tuhan dan berdo'a meminta pertolonganNya, agar masalah ini segera
menemukan titik terang yang baik untuk semuanya."
Px : "Ya suster, saya memang merasa agak jauh akhir-akhir ini, saya teralu memikirkannya
lupa bahwa pertolongan terbaik adalah dari Tuhan. Saya akan berusaha untuk khusyuk dan
banyak beribadah sus. Saya yakin Allah mendengar doa saya, Allah melindungi saya.
Terimakasih atas pencerahan dari suster, saya merasa senang sekali bisa dirawat oleh suster"
P : "Bagaimana perasaan ibu setelah kita melakukan pendekatan spiritual?"
Px : "Saya sudah mulai tenang sekarang, sus. Pemikiran saya sudah mulai terbuka. Saya pasti
bisa menghadapi ini. Saya harus bersabar."
P : "Baik jadi seperti itu Teknik Teknik untuk membantu mengatasi kecemasan. Mungkin
sampai saat ini ada yang perlu ditanyakan?"
Px : "Tidak sus. Terima kasih sus sudah sangat membantu saya."
P : " Iya sama sama ibu. "

3. Fase Terminasi
Evaluasi subjektif/objektif
P : “Bagaimana perasaan ibu saat ini” (tunggu repon pasien)
Px : Sudah tenang suster

Rencana tindak lanjut


P : “ibu harus belajar teknik teknik tadi yang sudah kita lakukan ya ibu”
Px : " iya sus"

Kontrak yang akan datang


P : “baiklah ibu

Anda mungkin juga menyukai