Praktikum Mekanika Benda Tegar
Praktikum Mekanika Benda Tegar
1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Menentukan nilai momen inersia benda tegar secara teori
2. Menentukan nilai momen inersia benda tegar secara eksperimen
3. Menentukan nilai momen inersia dan konstanta puntir kawat
4. Menentukan nilai massa jenis benda secara eksperimen.
Gambar 2.1 Contoh beberapa bahan dan alat yang digunakan dalam eksperimen penentuan
momen inersia.
3. TEORI DASAR
Momen inersia merupakan suatu ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi
atau berputar pada porosnya. Penentuan momen inersia dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu secara teori dan secara eksperimen. Untuk benda tegar berbentuk balok,
momen inersia ketika benda diputar dengan poros di titik pusat dapat dirumuskan
seperti di bawah ini dengan Ip, Il, dan It adalah momen inersia balok ketika sumbu
putar sejajar panjang, lebar, dan tinggi balok.
Untuk benda tegar berbentuk batang, momen inersia jika benda diputar dengan
poros di pusat batang dirumuskan sebagai berikut (Ic adalah momen inersia batang
dengan poros di pusat batang dan L adalah panjang batang).
𝑀𝐿2 (3.4)
𝐼𝑐 =
12
𝑀 : massa benda
𝐿 : panjang batang
𝐼𝑐 : momen inersia di pusat
batang
𝐼𝑘 + 𝐼𝑏2
𝑇2 = 2𝜋√ (3.7)
𝐾
Jika nilai Ik dan K telah diperoleh, massa suatu benda (M) dapat ditentukan dari
eksperimen. Untuk benda berbentuk batang, massa benda dapat dihitung dengan
mensubstitusikan persamaan (3.4) dan (3.6) sehingga diperoleh rumusan sebagai
berikut (Tc adalah periode getaran batang dengan poros di tengah batang).
3 𝐾𝑇𝑐2
𝑀= ( − 4𝐼 ) (3.8)
2 2 𝑘
𝐿 𝜋
Jika nilai massa benda telah diketahui, massa jenis benda dapat ditentukan melalui
persamaan berikut.
𝑚
𝜌= (3.9)
𝑉
Gambar 4.1 Contoh sistem eksperimen penentuan momen inersia benda berbentuk balok
dengan sumbu rotasi sejajar tinggi.
5. Benda diputar dengan memberikan sedikit simpangan ke arah depan atau
belakang (kira-kira seperempat putaran). Ketika memberikan simpangan,
pengait tidak boleh berputar relatif terhadap benda.
6. Setelah diberi simpangan, lepaskan benda sehingga benda bergerak
memutar. Usahakan agar putaran benda tidak melewati 1 rotasi.
Tunggu hingga rotasi benda dalam keadaan stabil sebelum memulai
pengukuran. Gerak memutar benda dari posisi simpangan awal hingga
kembali ke posisi tersebut dihitung sebagai 1 getaran.
7. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 10 getaran penuh dicatat lalu
hitung periode getaran (T) dengan membagi waktu total yang diperlukan
untuk mencapai 10 getaran dan jumlah getaran. Ulangi pengambilan data
sebanyak 5 kali, lalu rata-ratakan periode getaran yang diperoleh.
8. Langkah 4-7 diulangi dengan menggantungkan benda sejajar lebar dan
tinggi benda.
9. Momen inersia kawat (Ik) dan konstanta puntir kawat (K) didapat dengan
menggunakan persamaan 3.6 dan 3.7 dengan memasukkan periode
getaran jika benda diputar sejajar panjang dan lebar (Tp dan Tl) dari hasil
eksperimen serta nilai momen inersia sejajar panjang dan lebar (Ip dan Il)
dari perhitungan secara teori (percobaan 01).
10. Persamaan 3.6 dan 3.7 digunakan untuk menghitung momen inersia sabun
dengan sumbu rotasi sejajar tinggi (It) secara eksperimen dengan
memasukkan nilai momen inersia kawat (Ik) dan konstanta puntir kawat
(K) yang diperoleh dari langkah sebelumnya.
5. LAPORAN
1. Catat dan kerjakan prosedur 4.1 hingga 4.4
2. Analisis dengan membandingkan nilai momen inersia untuk segiempat
hasil eksperimen terhadap nilai teori.
3. Jelaskan faktor yang menyebabkan perbedaan antara nilai eksperimen
dan teori dan manakah yang lebih presisi atau valid? Perhitungan teori
atau eksperimen? Jelaskan!
4. Jelaskan pengaruh momen inersia pada benda tegar
Tuliskan laporan praktikum ini dimulai dari penjelasan awal (tujuan, dasar teori,
prosedur, data) dilanjutkan analisis pembahasan lengkap dengan foto saat anda
melakukan percobaan.
6. REFERENSI
1. Haliday, D. dan Resnick, R., 2011, Fundamental of Physics, vol 9,
(Danver, MA : John Wiley & Sons, Inc.).