Asuhan Keperawatan Pada Pasien Syndrom N
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Syndrom N
Oleh:
Kelompok 3
2014
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Pujisyukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas
berkat, rahmat, dan karuniaNya-lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SYNDROM NEFROTIK” tepat pada
waktunya. Adapun makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mengikuti mata kuliah
Sistem Perkemihan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan saran, petunjuk, dan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini. Demi kesempurnaan
makalah ini kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya.
(penulis)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................................II
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................................1
D. METODE PENULISAN........................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. KONSEP DASAR PENYAKIT SYNDROM NEFROTIK...........................................................3
1. Pengertian......................................................................................................................3
2. Epidemiologi...................................................................................................................3
3. Etiologi/ faktor predisposisi...........................................................................................3
4. Patofisiologi...................................................................................................................4
5. Pathway..........................................................................................................................6
6. Klasifikasi.......................................................................................................................7
7. Gejala klinis....................................................................................................................7
8. Pemeriksaan diagnostic..................................................................................................7
9. Diagnosis / kriteria diagnosis........................................................................................8
10. Penatalaksanaan..........................................................................................................8
11. Prognosis....................................................................................................................10
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................................11
1. Pengkajian....................................................................................................................11
2. Diagnosa keperawatan.................................................................................................12
3. Perencanaan keperawatan/ intervensi.........................................................................13
4. Implementasi.................................................................................................................18
5. Evaluasi........................................................................................................................18
BAB III....................................................................................................................................20
PENUTUP...............................................................................................................................20
A. SIMPULAN......................................................................................................................20
B. SARAN...........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Era Globalisasi ini kita sering mendengar istilah syndrom nefrotik, hal ini
lumrah terjadi di kehidupan kita, tetapi kadang kita tidak mengetahui apa syndrome
nefrotik itu sebenarnya. Sekarang melalui makalah ini kami akan membahas
mengenai syndrom nefrotik.
Syndrome Nefrotik merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya edema. Kadang-kadang disertai
hematuri, hipertensi dan menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus. Sebab pasti
belum jelas, dianggap sebagai suatu penyakit autoimun.
Secara umum etiologi dibagi menjadi nefrotic syndrome bawaan, sekunder,
idiopatik dan sklerosis glomerulus. Penyakit ini biasanya timbul pada 2/100000 anak
setiap tahun. Primer terjadi pada anak pra sekolah dan anak laki-laki lebih banyak
daripada anak perempuan.
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting karena pada
pasien syndrome nefrotic sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan manusia. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang memadai. Fokus asuhan keperawatan adalah mengidentifikasi
masalah yang timbul, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat rencana
keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan apakah
sudah diatasi atau belum atau perlu modifikasi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat kami kaji dalam makalah ini
diantaranya:
C. Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:
1. Metode Kepustakaan
Adalah metode pengumpulan data yang digunakan penulis dengan
mempergunakan buku atau refrensi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dibahas
2. Metode Media Informatika
Adalah metode dengan mencari data melalui situs-situs di internet
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Epidemiologi
Sindroma nefrotik biasanya lebih sering menyerang anak laki-laki dari pada anak
perempuan dengan perbandigan 2 : 1 dan paling banyak pada umur 2 sampai 6
tahun.
a. Sindroma nefrotik primer yang atau disebut juga Sindroma nefrorik Idiopatik,
yang diduga ada hubungan dengan genetik, imunoligik dan alergi. Meliputi :
1) Nefropati lesi minimal (minimal change disease)
3
3) Glomerulo-sklerosis fokal segmental (focal segmental glomerulosclerosis)
b. Sindroma nefrotik sekunder yang penyebabnya berasal dari ekstra renal (diluar
ginjal). Penyebab SN sekunder adalah sangat banyak, diantaranya ialah:
c. SN bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Resisten
terhadap suatu pengobatan. Gejala edema pada masa neonatus. Pernah dicoba
pencangklokan ginjal pada neonatus tetapi tidak berhasil. Prognosis buruk
biasanya pasien meninggal pada bulan-bulan pertama kehidupannya.
4. Patofisiologi
4
vasopresin(ADH) akan dirembes untuk menstabilkan kandungan cairan dalam
saluran darah seperti sediakala. Meskipun demikian, pengumpulan cairan ini
menyebabkan kehilangan cairan yang terus- menerus ke interstitium karena protein
terus – menerus hilang kedalam urin diikuti dengan kerusakan pada membran basal
glomerulus. Ini menyebabkan penumpukan cairan secara berlebih dalam jaringan
dan mengakibatkan edema. Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis
lipoprotein di hati dan peningkatan konsentrasi lemak dalam darah
( hiperlipidemia) hal ini menyebabkan intake nutrisi berkurang sehingga
menyebabkan terjadinya malnutrisi. Menurunnya respon imun karena sel imun
tertekan, kemungkinan disebabkan oleh karena hipoalbuminemia, hyperlipidemia.
5. Pathway
5
6
6. Klasifikasi
Whaley dan Wong (1999 : 1385) membagi tipe-tipe sindrom nefrotik:
Kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik pada anak usia sekolah.
Anak dengan sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya terlihat hampir normal
bila dilihat dengan mikroskop cahaya.
Factor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal. Bayi
yang terkena sindrom nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala awalnya
adalah edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap semua pengobatan
dan kematian dapat terjadi pada tahun-yahun pertama kehidupan bayi jika tidak
dilakukan dialysis.
7. Gejala klinis
a. Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-anak
b. Hipoalbuminemia< 30 g/l
c. Edema anasarka. Edema terutama jelas pada kaki, di sekitar mata (periorbital),
asites, dan efusi pleura.
d. Hiperlipidemia
e. Hiperkoagulabilitas, yang akan meningkatkan risiko trombosis arteri dan vena
8. Pemeriksaan diagnostic
a. Urinalisa (protein, eritrosit, silinder)
1) Protein urin – meningkat
2) Urinalisis – cast hialin dan granular, hematuria
3) Dipstick urin – positif untuk protein dan darah
4) Berat jenis urin – meningkat
7
b. Clearance kreatinin (BUN / SC)
c. Uji darah
1) Albumin serum – menurun
2) Kolesterol serum – meningkat
3) Hemoglobin dan hematokrit – meningkat (hemokonsetrasi)
4) Laju endap darah (LED) – meningkat
5) Elektrolit serum – bervariasi dengan keadaan penyakit perorangan
d. Biopsi ginjal
Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak dilakukan secara rutin (Betz,
Cecily L, 2002 : 335).
9. Diagnosis / kriteria diagnosis
Masalah yang lazim muncul:
10. Penatalaksanaan
a. Sindrom nefrotik serangan pertama.
Perbaiki keadaan umum penderita :
1) Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah garam, rendah lemak. Rujukan ke
bagian gizi diperlukan untuk pengaturan diet terutama pada pasien dengan
penurunan fungsi ginjal.
2) Tingkatkan kadar albumin serum, kalau perlu dengan transfusi plasma atau
albumin konsentrat.
3) Berantas infeksi.
4) Lakukan work-up untuk diagnostik dan untuk mencari komplikasi.
8
5) Berikan terapi suportif yang diperlukan: Tirah baring bila ada edema
anasarka. Diuretik diberikan bila ada edema anasarka atau mengganggu
aktivitas. Jika ada hipertensi, dapat ditambahkan obat antihipertensi.
6) Terapi prednison sebaiknya baru diberikan selambat-lambatnya 14 hari
setelah diagnosis sindrom nefrotik ditegakkan untuk memastikan apakah
penderita mengalami remisi spontan atau tidak. Bila dalam waktu 14 hari
terjadi remisi spontan, prednison tidak perlu diberikan, tetapi bila dalam
waktu 14 hari atau kurang terjadi pemburukan keadaan, segera berikan
prednison tanpa menunggu waktu 14 hari.
Adalah sindrom nefrotik yang kambuh < 2 kali dalam masa 6 bulan atau < 4
kali dalam masa 12 bulan.
1) Induksi
2) Rumatan
Adalah sindrom nefrotik yang kambuh > 2 kali dalam masa 6 bulan atau > 4
kali dalam masa 12 bulan.
9
1) Induksi
2) Rumatan
11. Prognosis
10
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Dasar data pengkajian pasien:
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus
b. Sirkulasi
Tanda: Hipotensi/ hipertensi( termasuk hipertensi malignan, hipertensi akibat
kehamilan/ eklampsia)
Disritmia jantung
Nadi lemah/halus, hipotensi ortostatik( hipovolemia)
Nadi kuat( hipervolemia)
Edema jaringan umum( termasuk area periorbital, mata kaki, sakrum)
Pucat, kecenderungan perdarahan
c. Eleminasi
Gejala: Perubahan pola berkemih biasanya : peningkatan frekuensi,
polyuria (kegagalan dini), atau penurunan frekuensi/ oliguria(fase akhir)
Disuria, ragu- ragu, dorongan, dan retensi( inflamasi,/ obstruksi, infeksi).
Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
Tanda; Perubahan warna urine contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan
Oliguria( biasanya 12-21 hari); poliuria(2-6 L/hari)
d. Makananan/ Cairan
Gejala : Peningkatan berat badan(edema), penurunan berat badan( dehidrasi),
mual, muntah, anoreksia, nyeri ulu hati.
Tanda : Perubahan turgor kulit,/ kelembaban
Edema( umum, bagian bawah)
e. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, pengelihatan kabur
Kram otot/ kejang; sindrom” kaki gelisah”
Tanda :
11
Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidak mampuan
berkonsentrasi,hilang memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran( azotemia,
ketidakseimbangan elektrolit/ asam/ basa)
Kejang, aktivitas kejang, faskikulasi otot.
f. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Nyeri tubuh, sakit kepala.
Tanda : Perilaku berhati- hati, gelisah
g. Pernafasan
Gejala : Nafas pendek
Tanda :
Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi, kedalaman (pernafasan Kussmaul);
nafas amonia.
Batuk produktif dengan sputum kental merah muda ( edema paru).
h. Keamanan
Gejala : Adanya reaksi transfusi
Tanda : Demam(sepsis, dehidrasi)
Pretekie, area kulit ekimosis
Pruritus, kulit kering
i. Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala : Riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter, batu
urinarius, malignansi.
2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori,
maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Sindrom Nefroti
yaitu:
12
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi
sekunder terhadap kehilangan protein dan kurangnya intake nutrisi
c. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
d. Kurang pengetahuan kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.
No Intervensi Rasionalisasi
1 Awasi denyut jantung, TD, dan CVP Takikardi dan hipertensi terjadi karena :
Kegagalan ginjal dalam mengeluarkan
urine, pembatasan cairan berlebihan selama
mengobati hipovolemia/ hipotensi ,
perubahan pada sistem renin- angiotensin.
2 Catat pemasukan dan pengeluaran Perlu untuk menentukan fungsi ginjal,
akurat.Termasuk cairan” kebutuhan penggantian cairan, dan
tersembunyi” seperti aditif antibiotik. penurunan risiko kelebihan cairan
Ukur kehilangan GI dan perkirakan
kehilangan tak kasat mata, contoh
berkeringat. Awasi berat jenis urine.
3 Rencanakan penggantian cairan pada Membantu menghindari periode tanpa
13
pasien, dalam pembatasan multipel. cairan, meminimalkan kebosanan pilihan
Berikan minuman yang disukai yang terbatas dan menurunkan rasa
sepanjang 24 jam. Berikan bervariasi kekurangan dan haus.
panas, dingin, beku.
4 Kaji kulit, wajah, area tergantung Edema terjadi terutama pada jaringan yang
untuk edema. Evaluasi derajat tergantung pada tubuh, contoh tangan, kaki,
edema( pada skala +1 sampai +4) area lumbosakral.
5 Kolaborasi: siapkan untuk dialisis Dilakukan untuk memperbaiki kelebihan
sesuai indikasi volume, ketidakseimbangan elektrolit,
asam/basa, dan untuk menghilangkan
toksin.
6 Kolaborasi dalam pemberian obat Diuretik diberikan untuk meningkatkan
sesuai indikasi( msl diuretik, volume urine adekuat.
antihipertensif) Antihipertensif diberikan untuk mengatasi
hipertensi dengan efek berbalikan dari
penurunan aluran darah ginjal, dan/atau
kelebihan volume sirkulasi.
No Intervensi Rasionalisasi
1 Berikan makanan sedikit tapi sering Meminimalkan anoreksia dan mual
sehubungan dengan status uremik/
menurunnya peristaltik
2 Timbang berat badan tiap hari Pasien puasa / katabolik akan segera normal
kehilangan 0,2 – 0,5 kg dapat menunjukan
perpindahan keseimbangan cairan
3 Berikan pasien/ orang terdekat daftar Memberikan pasien tindakan kontrol dalam
makanan/ cairan yang diizinkan dan pembatasan diet. Makanan dari rumah
14
dorong terlibat pada pilihan menu dapat meningkatkan nafsu makan
4 Kaji / catat pemasukan diet Membantu dalam mengidentifikasi
defisiensi dan kebutuhan diet. Kondisi fisik
umum, gejala uremik( mual, muntah,
anoreksia), dan pembatasan diet multipel
mempengaruhi pemasukan makanan
5 Kolaborasi: Konsul dengan ahli gizi/ Menentukan kalori individu dan kebutuhan
tim pendukung nutrisi nutrisi dalam pembatasan, dan
mengidentifikasi rute paling efektif dan
produknya, contoh tambahan oral, makanan
selang.
6 Kolaborasi: Berikan kalori tinggi, Jumlah protein eksogen yang dibutuhkan
diet rendah/ sedang protein. kurang dari normal, kecuali pada pasien
Termasuk kompleks karbohidrat dan dialisis . Karbohidrat memenuhi kebutuhan
sumber lemak untuk memenuhi energi dan membatasi jaringan katabolisme,
kebutuhan kalori( hindari sumber mencegah pembentukan asam keto dari
gula pekat) oksidasi protein dan lemak.Intoleran
karbohidrat menunjukan DM dapat terjadi
gagal ginjal berat. Asam amino esensial
memperbaiki keseimbangan dan status
nutrisi.
Intervensi Rasionalisasi
1 Kaji kemampuan untuk Mengidentifikasi kebutuhan
berpartisipasi pada aktivitas individual dan membantu pemilihan
yang diinginkan/ dibutuhkan intervensi
2 Rencanakan periode istirahat Mencegah kelelahan berlebih dan
adekuat menyimpan energi untuk
15
penyembuhan, regenerasi jaringan
3 Berikan bantuan dalam aktivitas Mengubah energi, memungkinkan
sehari – hari dan ambulasi berkelanjutnya aktivitas yang
dibutuhkan/ normal , memberikan
keamanan pada pasien
4 Tingkatkan tingkat partisipasi Meningkatkan rasa membaik/
sesuai toleransi pasien meningkatkan kesehatan, dan
membatasi frustasi
5 Kolaborasi: awasi kadar elektroli Ketidakseimbangan dapat
termasuk kalsium, magnesium, mengganggu fungsi neuromuskular
dan kalium yang memerlukan peningkatan
penggunaan energi untuk
menyelesaikan tugas dan potensial
perasaan lelah.
No Intervensi Rasionalisasi
1 Kaji ulang rencana diet/ Nutrisi adekuat perlu untuk
pembatasan. Termasuk meningkatkan penyembuhan /
lembar daftar makanan yang regenerasi jaringan dan kepatuhan
dibatasi pada pembatasan dapat mencegah
komplikasi
16
2 Dorong pasien untuk Perubahan dapat menunjukan
mengobservasi karakteristik gangguan fungsi ginjal/ kebutuhan
urine dan jumlah/ frekuensi dialysis
pengeluaran
3 Diskusikan/ kaji ulang Obat yang terkonsentrasi/ dikeluarkan
pengguanaan obat. Dorong oleh ginjal dapat menyebabkan reaksi
pasien untuk mendiskusikan toksik kumulatif dan/ atau kerusakan
semua obat( termasuk obat permanen pada ginjal
dijual bebas) dengan dokter
4 Tekankan perlunya Fungsi ginjal dapat lambat sampai
perawatan evaluasi, gagal akut( sampai 12 bulan) dan
pemeriksaan laboratorium defisit dapat menetap, memerlukan
perubahan dalam terapi untuk
menghindari kekambuhan/ komplikasi
No Intervensi Rasionalisasi
1 Tingkatkan cuci tangan yang Menurunkan risiko kontaminasi
baik pada pasien dan staf silang
2 Hindari prosedur invansif, Membatsi introduksi bakteri ke
instrumen, dan manipulasi dalam tubuh. Deteksi dini/
kateter tak menetap, pengobatan terjadinya infeksi dapat
kapanpun mungkin, gunakan mencegah sepsis.
teknik aseptik bila merawat /
memanipulasi IV / area
invansif. Ubah sisi/ balutan
protokol. Perhatikan edema,
drainase purulen
3 Dorong nafas dalam, batuk Mencegah atelektasis dan
dan pengubahan posisi sering. memobilisasi sekret untuk
17
menurunkan risiko infeksi paru
4 Awasi TTV Demam dengan peningkatan nadi
dan pernafasan adalah tanda
peningkatan laju metabolik dari
proses inflamasi, meskipun sepsis
dapat terjadi tanpa respon demam.
5 Kolaborasi: Awasi Meskipun peningkatan SDP dapat
pemeriksaan laboratorium, mengindikasikan infeksi umum,
contoh SDP dengan leukositosis umum terlihat pada
diferensial GGA dan dapat menunjukan
inflamasi/ cedera pada ginjal,
perpindahan diferensial ke kiri
menunjukan infeksi.
4. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi.
5. Evaluasi
Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi
sekunder terhadap kehilangan protein dan kurangnya intake nutrisi
Evaluasi: Nutrisi pasien terpenuhi
Dx 2 : Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder
akibat peningkatan permiabilitas glomerulus ditandai dengan pasien
mengalami edema
Evaluasi: Menunjukan keseimbangan cairan adekuat
Dx 3 : Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
Evaluasi : Menunjukan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas
yang biasa/ normal
18
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penjelasan diatas, diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya:
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam
pengonsepan materi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pembaca
mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan
datang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Sudarth. 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi :8 vol:3.Jakarta: EGC
Donna L, Wong. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Anak, alih bahasa: Monica Ester.
Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilyinn E, Mary Frances Moorhouse. 2000. Nursing Care Plan: Guidelines for
Planning and Documenting Patient Care (Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), alih bahasa: I Made Kariasa.
Jakarta: EGC.
Linda Juall Carpenito-moyet. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. EGC:
Jakarta
Mutaqqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta: Salemba Medika
21