Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 3.

Almeyra Febrilia (03)


Daniah Kholda (10)
Hilda Amanda (17)
M. Daffa Rizki (24)
Talitha Kayana (32)

LATAR
BELAKANG
Pengembalian Irian Barat menjadi masalah penting bagi pemerintah
Indonesia sejak tahun 1950, yaitu satu tahun setelah penandatanganan
KMB. Salah satu isi perjanjian tersebut adalah Belanda akan
menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia satu tahun setelah pengakuan
kedaulatan. Keputusan tersebut tidak pernah ditepati oleh Belanda. Tepat
pada tanggal 1 Mei 1963, peringatan pembebasan Irian Barat.
perundingan Perjanjian New York yang meminta Belanda untuk
menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia selambat-lambatnya
pada tanggal tersebut
Usaha Indonesia Melakukan
Pembebasab Irian Barat di
Masa Orde Baru

Kabinet Natsir (September 1949-Maret 1950)


Gagal menyelesaikan persoalan Irian Barat
dikarenakan Belanda menolak diajak berunding
lalu pada akhirnya masalah Irian Barat
diselesaikan dimasa
Kabinet Wilopo (April 1952-Juni 1953)
Kabinet ini mengancam pengambilalihan aset
perkebunan dan perusahaan milik Belanda yang
ada di Indonesia. Akhirnya Belanda mau diajak
berunding dan menyelesaikan persoalan Irian Barat
4 JALUR YANG
DILAKUK AN PE M E R IN TA H
DA LAM PE R JU A NG A N
PEM BE B AS A N IR I AN
BARAT
Perjuangan Melalui Diplomasi

Salah satu jalan yang dianggap tidak akan memakan korban jiwa akibat pecahnya konflik
bersenjata diantara kedua belah pihak adalah melalui jalan Diplomasi. Dimana, sesuai
dengan isi kesepakatan dalam Konfrensi Meja Bundar (KMB) sebenarnya telah dinyatakan
bahwa Kerajaan Belanda akan menyerahkan kedaulatan wilayah Irian Barat kepada
Republik Indonesia pada akhir 1950 dengan tidak bersyarat dan tidak dapat dicabut.

Namun, hal tersebut tidak berjalan dengan mulus karena Belanda nampaknya tidak mematuhi isi
perjanjian Konfrensi Meja Bundar (KMB) tersebut, sehingga bangsa Indonesia berusaha keras
merebut Irian Barat dari Belanda dengan jalan membawa permasalahan ini ke Persatuan Bangsa-
bangsa (PBB).

Persoalan Irian Barat ini berulang kali dimasukan ke dalam agenda Sidang Majelis Umum PBB,
tetapi tidak memperoleh tanggapan yang positif. Hal ini tentu saja memicu pemerintah Indonesia
untuk bertindak lebih lanjut, dimana pada tanggal 17 Agustus 1960 Indonesia memutuskan hubungan
diplomatik dengan pemerintah Belanda.
PERJUANGAN
MELALUI
EKONOMI DAN
POLITIK
e r e b u t Ir ia n B a r a t le w at
e rin ta h In d o n e sia u n tu km
, ja la n ya n g d it e m p u h pem n a lis a s i d e
Disamping itu s i y a n g d ila k u k a n anta ra la in n a s io
im a n a , b e n tu k k onfr o n ta
bidang ekon o m i. D la r a n g m a sk a pai
s ia p a d a ta hun 19 5 1, m e
B a n k In d o n e
Javasche Bank menjadi s n y a d i w ila yah In d o n e sia , m e la ra n g
n d a m e laku k a n a k tiv it a n d a,
pen erb a n g an B e la h pa d a p e r u s a h a a n B e la
n d a , p e m o go k a n b u ru
a te r b ita n be rb a h a s a B ela s i s ec a ra
beredarny o n e s ia d ih e n ti k a nd a n n a s io n a lis a
k o n s u le r B e la nda d i In d
semua p erw a k ila n e sia .
s a haa n B e la n d a d i In d o n
a p p e r u s a h a a n - p e ru
sepihak terhad
k m e m b a ta lk a n h a sil
h In d o n e s ia s e c a ra se piha
la n le w a t p o litik , P em e rinta 19 5 6
Sedangkan ja s Ir ia n B a r a t. Ma k a p a d a 17 A g u stu s
a h k a n k e k uasa a nn y a a ta
KMB da n m e n g e s
g a n ib u k o ta n y a S o a S iu.
tu k P r o v in si Ir ia n Ba r a t den
er inta h In d o n es ia m e m ben
Pem
PERJUANGAN
DENGAN
KONFRONTASI
BERSENJATA
e k o n o m i t e r n ya ta b e lum
ip lo m a s i, p o litik , m a u p u n
a n ga n d e n g a n ja la n d ba n g sa
Perju im u r In d o n e s ia in i, se h in g g a
p e n ja ja h d a r ik a w a sa n t
berhasil m e n g u sir e r s e n ja t a .
y a d e n g a n k o n fr o n ta s i b
m e n co b a a lte rn a tif la inn
Indo n e sia
ta in i g u n a p e n y e le sa ian
la m k o n fr on ta s i b e rs e n ja
e ra p a p er is tiw a d a
Terjadi beb ra s i T R IK O R A , O p e ra s i K o m a n d o
e la n d a , a n t ar a la in O p e
konf lik In d on es ia - B a la d i T em in a b u an
a F a k - fa k , O p er a s iS er ig
e r a s i B a n t e n g d i K aim a n
Mandala , O p a im a n a
a d i M a r a u k e d a n ju g a K
o n g , O p e ra si N a g
dan juga Sor
4 FAS E
A ND O
KOM
AND A LA
M
1. Fase Diplomasi (Desember 1950-November
1957)
2. Fase Operasi Militer Pra Mandala (Desember
1957-Maret 1962)
3. Fase Mandala Terintegrasi (Maret 1962-
September 1962)
4. Fase Konsolidasi (Pasca September 1962)

4 FASE KOMANDO MANDALA


FASE DIPLOMASI
(Desember 1950-November 1957)

Fase diplomasi adalah perjuangan pembebasan Irian Barat dalam


bentuk diplomasi, baik secaranbilateral dengan Belanda maupun
secara multilateral melalui forum-forum internasional.
Misi diplomasi adalah terealisasinya hasil-hasil Konferensi Meja
Bundar (KMB) yang salah satu klausulnya menyatakan
penyelesaian Irian Barat dalam waktu satu tahun.
Sikap Belanda di satu sisi (mengingkari KMB) dan desakan rakyat
Irian Barat maupun rakyat Indonesia di sisi lain (menuntut segera
dilakukan pembebasan Irian Barat) pada akhirnya mendorong
pemerintah Indonesia mempergencar diplomasi internasional.
FASE OPERASI MILITER PRA MANDALA
(Desember 1957-Maret 1962)

Pada 30 Juni 1961 GKS telah berhasil merumuskan konsep operasi,


meliputi:
Operasi B-1, operasi militer terbuka dengan sasaran penuh untuk
memperoleh kekuasaan de facto seluruh wilayah Irian Barat.
Operasi B-2 operasi sasaran terbatas untuk menguasai suatu
daerah tertentu di wilayah Irian Barat agar menimbulkan suasana
politik yang menguntungkan sekaligus
membuka garis depan.
Operasi B-3 merupakan ilfItrasi militer untuk memperoleh
pangkalan dalam serangan lanjutan.
FASE MANDALA TERINTEGRASI
(Maret 1962-September 1962)

Pembebasan Irian Barat dilakukan dalam tiga tahapan strategi.


Pertama, strategi infltrasi untuk membentuk kantong-kantong atau
daerah bebas de facto di Irian Barat,
Kedua, tahap exploitasi. Merupakan tahap serangan terbuka ke Induk
pasukan Belanda di Biak dan menduduki semua pos pertahanan di
Irian Barat. Tahap ini diperkirakan bisa dilakukan pada tahun 1963.
Ketiga, tahap konsolidasi untuk yaitu menegakkan kekuasaan
Republik Indonesia di Irian Barat. Tahap ini dilakukan pada tahun
1964.

FASE KONSOLIDASI
(Pasca September 1962)

Fase konsolidasi kekuasaan pemerintah RI di Irian Barat


dalam bentuk konsolidasi pasukan untuk memantapkan
kendali teritorial di wilayah Irian Barat.
Pada fase ini, misi mengawal pelaksanaan Penentuan
Pendapat Rakyat (Pepera), dimana rakyat Irian Barat dari
Sabang hingga Merauke memilih bergabung dengan
Indonesia.
Hasil Pepera menjadi dasar lahirnya resolusi PBB yang
menyatakan bahwa secara defacto maupun de jure, Irian
Barat menjadi bagian wilayah Indonesia.
IK ORA
E A T R
UNT
PE R A
PE
Trikora: Upaya pemerintah Indonesia untuk melancarkan
konfrontasi militer terhadap Belanda saat perjuangan
merebut Irian Barat.

Pepera (penentuan pendapat rakyat) :


Kesempatan yang diberikan kepada penduduk Irian Jaya
untuk memilih antara bersatu dengan RI atau membentuk
negara sendiri.

UNTEA(United Nations Temporary Executive Autohority) :


penyelenggara pemerintahan sementara PBB untuk Irian
Barat.
1
UNTEA

UNTEA dihasilkan karena terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda dalam
permasalahan status Irian Barat, sehingga badan ini merupakan pengawas di Irian Barat
sesudah Persetujuan New York.
Tugas-tugas pokok UNTEA:
Menerima penyerahan pemerintahan atau wilayah Irian Barat dari pihak Belanda.
Menyelenggarakan pemerintahan yang stabil di Irian Barat selama suatu masa
tertentu.
Menyerahkan pemerintahan atas Irian Barat kepada pihak Republik Indonesia.
2
TRIKORA
Adapun isi Trikora seperti yang diserukan oleh Bung Karno
adalah sebagai berikut:
1.Gagalkan negara boneka Papua
2.Kibarkan bendera Sang Saka Merah Putih di Papua
3.Siapkan diri untuk mobilisasi umum
Pada 2 Januari 1962, Presiden Sukarno membentuk KomandoMandala dan
menunjuk Mayor Jenderal Soeharto sebagaipanglima. Tugas kesatuan ini
adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menggelar operasi
militer untukmenggabungkan Irian Barat dengan Indonesia.

3
PEPERA

Penyelenggaraan Pepera dilakukan 3 tahap yakni sebagaiberikut,


• Tahap pertama dimulai pada tanggal 24 Maret 1969. Padatahap ini
dilakukan konsultasi dengan deewan kabupaten di Jayapura mengenai
tata cara penyelenggaraan Pepera.
• Tahap kedua diadakan pemilihan Dewan MusyawarahPepera yang
berakhir pada bulan Juni 1969.
• Tahap ketiga dilaksanakan Pepera dari kabupaten Meraukedan berakhir
pada tanggal 4 Agustus 1969 di Jayapura.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai