Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HORMON ERYTHROPOIETIN (EPO)

ILMU BIOMEDIK DASAR

DOSEN PENGAMPU : Rizki Nisfi Ramdhini, M.Si.

DISUSUN OLEH :
NAMA : MERLIN TRI UTAMI
NIM : 144012017078

DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman


yang kami miliki sangat kurang. Oleh Karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Makalah ini.

Pringsewu, November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Hormon Erythropoietin................................................................3
2.2 Kelenjar yang Menghasilkan Hormon Erythropoietin...................................3
2.3 Fungsi Hormon Erythropoietin......................................................................4
2.4 Struktur Hormon Erythropoietin....................................................................4
2.5 Sintesis Hormon Erythropoietin.....................................................................6
2.6 Sekresi dan Sirkulasi Hormon Erythropoietin...............................................7
2.7 Mekanisme Hormon Erythropoietin..............................................................8
2.8 Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Gangguan
Kelebihan/Kekurangan Produksi Hormon Erythropoietin...................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Eritropoetin (EPO) merupakan produk penting yang disintesis di dalam
ginjal. Kekurangan di dalam produksi EPO pada tubuh menyebabkan penurunan
sel darah merah atau mengalami anemia akibat dari penyakit ginjal kronik,
kemoterapi, dan pengobatan azidothymidine pada HIV. EPO juga tidak memiliki
aktivitas in vivo secara efisien. (Cohan et al., 2011).
Hal yang penting dari EPO itu sendiri yaitu dapat melihat perkembangan
anemia karena jumlah sirkulasi sel darah merah dihambat atau dirusak. Oleh
karena itu, fungsi dari EPO adalah sebagai obat anti-anemia yang dibantu dengan
pemeriksaan medis. Namun, jumlah EPO di dalam cairan tubuh sangatlah rendah.
Sumber alami EPO terdapat di dalam urin. Preparasi penyelidikan dimungkinkan
untuk mengidentifikasi sekuen asam amino dan DNA EPO manusia yang akan
diisolasi dan dikloning dari mRNA ginjal dan hati yang adalah tempat EPO
dihasilkan (Bustami, et al., 2009).
Eritropoetin juga memiliki peran penting dalam perkembangan menuju
eritrosit. Reseptor yang spesifik untuk EPO memiliki berat molekul kurang lebih
antara 85-105 kDa dan memiliki ciri khas pada sel. Reseptor EPO dikloning dari
beberapa sumber, termasuk erythroleukemia murine (MEL) cell line, the human
erythroleukemia cell line, OCIM 1, dan hati janin (Park, Lim, Kim, 2014).
EPO turut dalam proliferasi dan dalam mempertahankan kelangsungan
hidup sel eritroid yang diproduksi di sel interstitial renal peritubuler dan hepatosit.
EPO tidak memiliki simpanan hormon. Hal tersebut disebabkan karena produksi
EPO pada dua organ yang berbeda, dan selalu dipresentasikan di dalam cairan
plasma (Spivak, 1994).
Di dalam ginjal, produksi EPO selalu maksimal pada cognate interstitial
cell, salah satu unsur penambahan sel guna menyintesis hormon. Di dalam hati,
hipoksia menstimulasi peningkatan sintesis EPO pada hepatosit masing-masing
individu (Spivak, 1994).

1
Satu dari efek EPO yang diperhatikan pada sel target yaitu menstimulasi
sintesis RNA, yang didahului sintesis DNA, aktivasi mitosis, dan sintesis protein
di dalam sel eritroid terdahulu. Pada kultur RNA sumsum tulang tikus, RNA lebih
suka diproduksi dalam merespon EPO. Sintesis EPO diinduksi pada sub unit 45s
prekursor RNA ribosomal, 28s, dan 18s RNA ribosomal, serta RNA transfer pada
kultur hati janin. RNA polymerase II bertanggung jawab untuk sintesis mRNA,
yang distimulasi dalam splenic erythroblasts yang mengakibatkan terjadinya
aktivasi pada RNA polymerase I (Park, Lim, Kim, 2014).

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan pengertian hormon Eritropoetin?
2. Sebutkan kelenjar yang menghasilkan hormon Eritropoetin?
3. Sebutkan fungsi hormon Eritropoetin?
4. Jelaskan struktur hormon Eritropoetin?
5. Bagaimana sintesis hormon Eritropoetin?
6. Jelaskan sekresi dan sirkulasi hormon Eritropoetin?
7. Bagaimana mekanisme kerja hormon Eritropoetin?
8. Sebutkan penyakit yang ditimbulkan akibat gangguan
kelebihan/kekurangan produksi hormon Eritropoetin?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hormon Eritropoetin.
2. Untuk mengetahui kelenjar yang menghasilkan hormon Eritropoetin.
3. Untuk mengetahui fungsi hormon Eritropoetin.
4. Untuk mengetahui struktur hormon Eritropoetin.
5. Untuk mengetahui sintesis hormon Eritropoetin.
6. Untuk mengetahui sekresi dan sirkulasi hormon Eritropoetin.
7. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon Eritropoetin.
8. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan akibat gangguan
kelebihan/kekurangan produksi hormon. Eritropoetin

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hormon Erythropoietin


Erythropoietin (EPO) adalah suatu hormon yang dihasilkan oleh ginjal
yang memajukan pembentukan dari sel-sel darah merah oleh sumsum tulang
(bone marrow). Sel-sel ginjal yang membuat erythropoietin adalah khusus
sehingga mereka peka pada tingkat-tingkat oksigen yang rendah didalam darah
yang mengalir melalui ginjal. Sel-sel ini membuat dan melepaskan erythropoietin
ketika tingkat oksigen terlalu rendah. Tingkat oksigen yang rendah mungkin
mengindikasikan anemia, suatu jumlah sel-sel darah merah yang berkurang, atau
molekul-molekul hemoglobin yang membawa oksigen keseluruh tubuh.
Erythropoietin (EPO) secara Kimia adalah suatu protein dengan suatu gula
yang melekat (suatu glycoprotein). Ia adalah satu dari sejumlah dari glycoproteins
yang serupa yang melayani sebagai stimulans-stimulans (perangsang) untuk
pertumbuhan dari tipe-tipe spesifik dari sel-sel darah didalam sumsum tulang. 

2.2 Kelenjar yang Menghasilkan Hormon Erythropoietin

Secara singkat sistem endokrin meliputi kelenjar dan hormon-hormon yang


mereka hasilkan sebagai berikut:

 Hipotalamus – Hipotalamus terletak di bagian bawah bagian tengah otak.


Beberapa hormon yang diproduksi oleh hipotalamus, termasuk
thyrotropin-releasing hormone, dopamin dan oksitosin.
 Pituitari – Kelenjar pituitari yang terletak di bawah hipotalamus, dan
menghasilkan follicle-stimulating hormone, leutinizing hormon dan
hormon antidiuretik.
 Tiroid – Kelenjar tiroid terletak di leher dekat trakea. Ini menghasilkan
triiodothyronine dan tiroksin.
 Paratiroid – Kelenjar paratiroid yang terletak di leher, di belakang
kelenjar tiroid. Mereka menghasilkan hormon paratiroid.

3
 Adrenal – Kelenjar adrenal terletak di setiap ginjal. Mereka menghasilkan
epinefrin dan kortikosteroid.
 Pineal – Kelenjar pineal terletak di tengah otak, dan memproduksi
melatonin.
 Pankreas – Pankreas terletak di perut, dan mengeluarkan insulin dan
glukagon.
 Gonad – Ini adalah organ seks. Testis menghasilkan testosteron, dan
ovarium memproduksi estrogen dan progesteron.

2.3 Fungsi Hormon Erythropoietin


Erythropoietin adalah suatu protein dengan suatu gula yang melekat (suatu
glycoprotein). Ia adalah satu dari sejumlah dari glycoproteins yang serupa yang
melayani sebagai stimulans-stimulans (perangsang) untuk pertumbuhan dari tipe
tipe spesifik dari sel-sel darah didalam sumsum tulang.
Tugas Erythropoietin (EPO)
Erythropoietin menstimulasi (merangsang) sumsum tulang (bone marrow)
untuk menghasilkan lebih banyak sel-sel darah merah. Kenaikan yang berakibat
darinya dalam sel-sel merah meningkatkan kapasitas darah mengangkut oksigen.
Sebagai pengatur utama dari produksi sel merah, fungsi-fungsi utama
erythropoietin adalah untuk :
1. Memajukan perkembangan dari sel-sel darah merah.
2. Memulai sintesis dari hemoglobin, molekul didalam sel-sel darah merah
yang mengangkut oksigen.

2.4 Struktur Hormon Erythropoietin


Eritropoetin adalah suatu hormon gliko- protein berukuran 30,4 kDa yang
merupakan regulator utama produksi sel darah merah sebagai respons
eritropoetik akibat penurunan oksigenasi jaringan. Susunan asam amino Epo
berhasil dipurifi kasi tahun 1977 dan gen Epo kemudian berhasil di-kloning tahun
1985. Selanjutnya, identifi kasi kompleks faktor transkripsi hypoxia-inducible
factor (HIF)-1 dan regulasinya dapat menguak mekanisme dasar penginderaan

4
oksigen seluler yang mengatur ekspresi Epo Gen Epo terdiri dari regio promoter
(Prom), lima ekson dan hypoxia-response element (HRE) di dalam enhancer
(Gambar 1).
Promoter gen Epo tidak mempunyai elemen TATA atau CAAT untuk
aktivasi transkripsi.
Elemen-elemen regulator transkripsi utama adalah hypoxia responsive
element (HRE) untuk pengikatan HIF-1/2 α/β dan faktor transkripsi lain
(misalnya hepatic nuclear factor [HNF]-4). Elemen regulator DNA lainnya
adalah kidney inducible element (KIE), negative regulatory element (NRE),
liver-inducible element (LIE), dan negative regulatory liver element (NRLE).
Pada manusia, mRNA Epo menyandi suatu protein dengan 193 asam
amino. Namun, selama modifi kasi pascatranslasional terjadi pemecahaan asam-
asam amino di 27 N-terminal dan arginin C-terminal sehingga struktur Epo
matur hanya mengandung 165 asam amino (Gambar 2). Molekul Epo
mengandung dua ikatan disulfi da di antara asam amino 7 dan 161 serta asam
amino 29 dan 33 untuk menstabilkan strukturnya

Gambar 1. Regulasi Gen Erythropoietin (EPO) yang tergantung oksigen

5
Gambar 2. Struktur Erythropoietin

2.5 Sintesis Hormon Erythropoietin


Erythropoietin (EPO) adalah suatu hormon yang dihasilkan oleh ginjal
yang memajukan pembentukan dari sel-sel darah merah oleh sumsum tulang
(bone marrow).

Sel-sel ginjal yang membuat erythropoietin adalah khusus sehingga


mereka peka pada tingkat-tingkat oksigen yang rendah didalam darah yang
mengalir melalui ginjal. Sel-sel ini membuat dan melepaskan erythropoietin
ketika tingkat oksigen terlalu rendah. Tingkat oksigen yang rendah mungkin
mengindikasikan anemia, suatu jumlah sel-sel darah merah yang berkurang, atau
molekul-molekul hemoglobin yang membawa oksigen keseluruh tubuh.
Erythropoietin (EPO) secara Kimia

Erythropoietin adalah suatu protein dengan suatu gula yang melekat (suatu
glycoprotein). Ia adalah satu dari sejumlah dari glycoproteins yang serupa yang
melayani sebagai stimulans-stimulans (perangsang) untuk pertumbuhan dari tipe-
tipe spesifik dari sel-sel darah didalam sumsum tulang.
Tugas Erythropoietin (EPO)

6
Erythropoietin menstimulasi (merangsang) sumsum tulang (bone marrow)
untuk menghasilkan lebih banyak sel-sel darah merah. Kenaikan yang berakibat
darinya dalam sel-sel merah meningkatkan kapasitas darah mengangkut oksigen.

Sebagai pengatur utama dari produksi sel merah, fungsi-fungsi utama


erythropoietin adalah untuk:

1. Memajukan perkembangan dari sel-sel darah merah.


2. Memulai sintesis dari hemoglobin, molekul didalam sel-sel darah
merah yang mengangkut oksigen.
3. Ginjal Sumber Satu-Satunya dari Erythropoietin

Tidak. Erythropoietin diproduksi pada suatu tingkat yang lebih kecil oleh
hati. Hanya kira-kira 10% dari erythropoietin dihasilkan didalam hati. Gen
erythropoietin telah ditemukan pada kromosom 7 manusia (in band 7q21).
Rentetan DNA yang berbeda yang mengapit gen erythropoietin bertindak untuk
mengontrol produksi erythropoietin dari hati lawan dari ginjal.
Mengapa Tes Erythropoietin dilakukan ?

Hormon erythropoietin dapat terdeteksi dan diukur dalam darah. Tingkat


dari erythropoietin dalam darah dapat mengindikasikan kelainan-kelainan sumsum
tulang (seperti polycythemia, atau produksi sel darah merah yang meningkat),
penyakit ginjal, atau penyalahgunaan erythropoietin. Pengujian tingkat-tingkat
darah erythropoietin jadi adalah bernilai jika:

2.6 Sekresi dan Sirkulasi Hormon Erythropoietin


1. Sekresi Hormon Erythropoietin
Biasanya rangsangan sekresi eritropoietin adalah hipoksia, tetapi
sekresi hormone juga dapat dirangsang oleh garam-garam kobalt dan
androgen. Bukti-bukti terakhir mengisyaratkan bahwa sensor O2 yang
mengatur sekresi eritropoietin di ginjal dan hati adalah suatu protein
hem(heme) yang dalam bentuk dioksi merangsang dan dalam bentuk oksi
menghambat, transkripsi gen eritropoietin menjadi mRNA eritropoietin.

7
Sekresi hormone ini di tingkatkan oleh alkalosisi yang terjadi bila seeorang
berada di tempat yang tinggi. Seperti sekresi renin, sekresi eritropoietin
ditingkatkan oleh katekolamin melalui mekanisme adrenergik –β walaupun
sistem renin- angeotensin secara total terpisah dari sistem eritropoietin.
Pembentukan eritropoietin juga dirangsang oleh adenosine dan di hambat oleh
antagonis adenosine teofilin.
3. Sirkulasi
Erythropoietin (EPO) secara Kimia adalah suatu protein dengan suatu gula
yang melekat (suatu glycoprotein). Ia adalah satu dari sejumlah dari
glycoproteins yang serupa yang melayani sebagai stimulans-stimulans
(perangsang) untuk pertumbuhan dari tipe-tipe spesifik dari sel-sel darah
didalam sumsum tulang. 

Tidak. Erythropoietin diproduksi pada suatu tingkat yang lebih kecil oleh
hati. Hanya kira-kira 10% dari erythropoietin dihasilkan didalam hati. Gen
erythropoietin telah ditemukan pada kromosom 7 manusia (in band 7q21).
Rentetan DNA yang berbeda yang mengapit gen erythropoietin bertindak untuk
mengontrol produksi erythropoietin dari hati lawan dari ginjal.
Mengapa Tes Erythropoietin dilakukan ?

Hormon erythropoietin dapat terdeteksi dan diukur dalam darah. Tingkat


dari erythropoietin dalam darah dapat mengindikasikan kelainan-kelainan sumsum
tulang (seperti polycythemia, atau produksi sel darah merah yang meningkat),
penyakit ginjal, atau penyalahgunaan erythropoietin. Pengujian tingkat-tingkat
darah erythropoietin jadi adalah bernilai jika:

2.7 Mekanisme Hormon Erythropoietin


Mekanisme kerja eritropoietin adalah dengan cara mengikat reseptor
eritropoietin pada permukaan sel darah merah progenitor dan mengaktivasi
rangkaian sinyal JAK2. Hal ini akan memacu alur STAT5, PIK3, dan Ras MAPK
sehingga menyebabkan proses diferensiasi dan proliferasi sel erythroid. Kadar
eritropoietin di dalam darah cenderung rendah pada kondisi anemia, namun akan

8
menjadi tinggi pada kondisi hipoksia. Pengaturan kadar eritropoietin bergantung
pada tingkat oksigenasi darah dan ketersediaan zat besi.

2.8 Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Gangguan

Kelebihan/Kekurangan Produksi Hormon Erythropoietin

Penyakit sumsum tulang dapat menyebabkan kelainan dalam produksi sel-sel


darah yang matang, atau mereka precurosor atau pendahulu sel-sel dewasa. Jenis
utama dari masalah dengan sumsum tulang meliputi:

 peningkatan produksi satu jenis sel - paket ini up sumsum dengan satu
jenis sel dan mengurangi produksi jenis sel lain
 peningkatan satu sel karena sel-sel tidak mati pada waktu normal

 memproduksi sel-sel dewasa yang tidak berumur atau fungsi dengan benar

 memproduksi sel-sel rapuh yang mati mudah atau memproduksi kurang


jumlah sel

 peningkatan pertumbuhan jaringan fibrosa jaringan pendukung menuju


pembentukan sel-sel abnormal dan penurunan jumlah sel.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Erythropoietin (EPO) adalah suatu hormon yang dihasilkan oleh ginjal
yang memajukan pembentukan dari sel-sel darah merah oleh sumsum tulang
(bone marrow). Sel-sel ginjal yang membuat erythropoietin adalah khusus
sehingga mereka peka pada tingkat-tingkat oksigen yang rendah didalam darah
yang mengalir melalui ginjal. Sel-sel ini membuat dan melepaskan erythropoietin
ketika tingkat oksigen terlalu rendah. Tingkat oksigen yang rendah mungkin
mengindikasikan anemia, suatu jumlah sel-sel darah merah yang berkurang, atau
molekul-molekul hemoglobin yang membawa oksigen keseluruh tubuh.
Erythropoietin (EPO) secara Kimia adalah suatu protein dengan suatu gula
yang melekat (suatu glycoprotein). Ia adalah satu dari sejumlah dari glycoproteins
yang serupa yang melayani sebagai stimulans-stimulans (perangsang) untuk
pertumbuhan dari tipe-tipe spesifik dari sel-sel darah didalam sumsum tulang. 

3.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah yang
akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arthur C Guyton.1992. Fisiologi Kedokteran. EGC Buku Kedokteran.

http://marvel-mycastle.blogspot.co.id/2010/07/eritropoietin.html

http://www.farmakoterapi.com/eritropoietin-hormon-penghasil-sel-darah-merah/

http://www.kalbemed.com/Portals/6/07_224Eritropoetin%20dan%20Penggunaan
%20Eritropoetin%20pada%20Pasien%20Kanker%20dengan
%20Anemia.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai