Anda di halaman 1dari 12

Depresiasi

Berkurangnya nilai suatu benda modal (asset fisik) karena pemakaian


sepanjang umur pakai benda modal tersebut.

Biaya penyusutan dapat dimasukan sebagai biaya yang dapat dipergunakan


untu mengurangi penghasilan terpajak.
Depresiasi
Untuk menghitung penyusutan maka perlu dikenal 3 pengertian berikut ini :
1. Biaya kepemilikan dari alat
2. Umur pakai
3. Nilai sisa dari peralatan tersebut pada akhir masa umur pakai

ü Bila perbandingan nilai sisa terhadap biaya pmilikan sangat kecil, maka
dianggap nilai sisa adalah nol.
ü Dalam Depresiasi mengenal istilah write off (jika umur proyek lebih pendek
dari masa pakai alat) maka penyusutan diperhitungkan semua pada tahun
terakhir.
Biaya kepemilikan
Biaya kepemilikan dari alat adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli dan
mendatangkan alat (contoh di tambang adalah Alat berat seperti excavator, dump
truck, dll) hingga alat tersebut sampai lokasi.
Biaya-biaya tersebut adalah :
1. Total Initial Investment
2. Economic Life
3. Average Investment
4. Depresiation
5. Interest, Taxes, Insurance, Storage
6. Total Fixed Cost
Umur Pakai Alat dan Nilai Sisa
Umur pakai alat adalah masa manfaat dari penggunaan peralatan. umumnya
diperhitungkan berdasarkan faktor produksi alat.

Nilai sisa adalah pendapatan yang dihasilkan dari penjualan alat berat setelah
umur pakai atau masa manfaatnya habis.
Masa manfaat habis belum tentu alat tersebut tidak dapat dipergunakan lagi.
Depresiasi
Garis Lurus (Stright Line)

Nilai benda modal berkurang secara tetap per tahun.


Besar penyusutan = Dt = ((P-F)/n)
P : Biaya Pemilikan
F : Nilai sisa
n : Umur pakai alat

Contoh :
Sebuah Excavator dibeli baru dengan harga 500 juta, umur pakai diperkirakan 5 tahun.
Pada akhir tahun ke-5 diperkirakan excavator tersebut laku dijual dengan 150 juta. Biaya
untuk perbaikan dan membongkar mesin adalah 50 juta.
Depresiasi
Garis Lurus (Stright Line)
Besar penyusutan = Dt = ((P-F)/n)
P : Biaya Pemilikan
F : Nilai sisa (Rp 150.000.000 – Rp 50.000.000)= Rp 100.000.000,-
n : Umur pakai alat

(Rp 500.000.000 – Rp100.000.000) = Rp 80.000.000,-


5 Tahun
Depresiasi
Saldo Menurun
Dalam metode saldo menurun atau percepatan (Declining balance methode) ini,
dianggap bahwa nilai benda modal pada tahun-tahun awal dari umur pakai
berjalan dalam tingkat yang lebih cepat dibanding dengan penyusutan pada
tahun akhir.

Penyusutan dengan metode ini memiliki kelemahan :


1. Penyusutan tiap tahun besarnya tidak sama, dari segi ekonomi Teknik dari
hal ini merepotkan.
2. Benda modal tidak dapat disusut hingga nilai sisa yang diharapkan atau
bernilai nol.
Depresiasi
Satuan Produksi
Sebuah Excavator dibeli baru dengan harga 500 juta, umur pakai diperkirakan 5 tahun.
Pada akhir tahun ke-5 diperkirakan excavator tersebut laku dijual dengan 100 juta.
Diperkirakan excavator ini akan saluran pipa sepanjang 100ribu meter.

Penyusutannya = Rp 500.000.000 – Rp 100.000.000 = Rp 4.000/meter


100.000 meter
Besarnya penyusutan pertahunnya adalah :
Depresiasi
Penetapan Depresiasi di Indonesia

Berdasarkan UU No 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan pasal 11, metode


penyusutan yang berlaku di Indonesia ada 2 yaitu metode garis lurus (straight line
method) dan metode saldo menurun (declining balance method).
Amortisasi

Berkurangnya nilai dari suatu benda modal yang tidak berwujud antara lain; biaya
perpanjangan hak guna usaha, hak guna banguan hak guna tanah. Berdasarkan UU No.
36 Th 2008 tentang pajak penghasilan, penentuan tarif amortisasi berdasarkan metode
yang digunakan yaitu: metode garis lurus, metode saldo menurun.
Deplesi

ü Berkurangnya nilai dari suatu sumberdaya alam bilamana sumberdaya tersebut diubah
menjadi produk yang dapat dijual.

ü Jika dalam Penyusutan jumlah uang yang diperhitungkan (disisihkan) dipergunakan


untuk membeli peralatan baru, sedangkan deplesi jumlah dana yang terkumpul akan
dipergunakan untuk membiayai kegiatan untuk menemukan sumberdaya alam yang
baru.

Anda mungkin juga menyukai