Anda di halaman 1dari 2

Korosi Pada Besi

INTRODUCTION

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai penggunaan besi, misalnya untuk
membangun jembatan, kendaraan dan gedung. Disisi lain, kita ketahui bahwa besi sangat mudah
mengalami korosi atau yang biasa disebut berkarat. Perkaratan (korosi) besi banyak menimbulkan
kerugian karena sifat mudah rapuh yang dimiliki oleh besi berkarat. Akibatnya bangunan keropos dan
tidak dapat digunakan kembali jika besi yang digunakan untuk membangunnya sudah berkarat.
Sebenarnya korosi merupakan reaksi redoks antara logam dan lingkungannya sehingga dihasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.

Korosi adalah adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi kimia di
sekitar lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi korosi basah dan korosi kering.
Korosi disebabkan adanya faktor kimia fisika, metalurgi, elektrokimia dan termodinamika. Korosi
dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu korosi umum, korosi galvanik, korosi celah, korosi sumur,
korosi batas butir, korosi selektif, korosi erosi, dan korosi tegangan.[1] Dalam bahasa sehari-hari,
korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

RESEARCH METHOD

METODE PRAKTIKUM

2.1. Alat dan Bahan

● 6 buah paku

● 6 gelas plastik

● Air biasa

● Larutan asam cuka

● Larutan garam (NaCl)

● Plastic

● Air panas

● Karet

● Minyak Nabati

● Minyak Tanah/Lampu
2.2. Prosedur Kerja atau Cara Kerja

1. Enam gelas aqua yang telah disiapkan masing-masing ditandai denganangka dari 1-6 dan

ditandai sebuah garis berupa penanda volume larutan yang dimasukkan.

2. Setiap gelas diisi zat larutan yang berbeda-beda kecuali pada gelas nomor 6 paku tanpa larutan

atau dibiarkan kosong. Pengisian larutan disesuaikan dengan aturan gelas berikut:

I. Larutan air cuka

II. Air panas

III. Larutan Garam(NaCl)

IV. Air

V. Minyak Makan

VI. Tanpa Larutan

3. Setelah terisi dengan larutan, paku dimasukkan ke setiap gelas dengan komposisi satu paku

pada setiap gelas.

4. Khusus pada gelas nomor VI, mulut gelas diberi penutup berupa plasticyang ditahan oleh

sebuah karet agar rapat dan tidak terlepas dari gelas.

5. Perubahan diamati pada hari ke 5 sore hari.

Anda mungkin juga menyukai