Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN SESUAI DENGAN KELIMA SILA PANCASILA

PADA IDENTITAS NASIONAL GENERASI MILENIAL

Disusun oleh :

KEVIN SUNGGUL PHILIPPUS SIMARMATA

NPM : 18 02 17535 / TS

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2021
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagai warga Negara Indonesia dan juga penerus bangsa ini, kita sebagai generasi
milenial harus mengerti betul apa itu pancasila yang menjadi dasar Negara Indonesia. Untuk itu
kita sebagai generasi muda jangan pernah melupakan nilai-nilai kepahlawanan yang telah
ditinggalkan di negeri ini untuk kemajuan bangsa yang kita cintai. Pengaruh dari canggihnya
teknologi yang kita rasakan pada saat ini membuat banyak generasi milenial melupakan bahkan
meninggalkan nilai-nilai kepahlawanan dan juga melupakan esensi dari nilai-nilai dari tiap sila.
Banyak generasi milenial sekarang terlalu terbawa budaya kebarat-baratan yang sebenarnya
dihindari oleh pahlawan yang telah berjuang dahulu.

Dari sekian banyak pengaruh dari teknologi yang begitu canggih, maka sangatlah penting
untuk menanamkan kembali nilai-nilai kepahlawanan yang telah ditinggalkan oleh para
pahlawan terdahulu. Pentingnya penanaman kembali soal wawasan pendidikan kewarganegaraan
dan pancasila yang beriringan dengan perkembangan IPTEK. Seperti permasalahan yang kita
lihat pada zaman sekaranag yaitu banyaknya generasi muda Indonesia mementingkan
”eksistensi” di sosial media dari pada menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dan juga pancasila
pada kehidupan sehari-hari. Akibat dari kebiasaan hidup tersebut membuat generasi milenial
menjadi kurang bersosialisasi dan menjadi orang yang menghabiskan waktu untuk bersenang-
senang saja tanpa memperdulikan lingkungan sekitar. Padahal kita generasi milenial adalah
penerus bangsa ini dan harus bisa mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan dan nilai-nilai
tiap sila dalam pancasila pada kehidupan sehari-hari.

Untuk itu kita sebagai generasi milenial harus bisa menyesuaikan kebiasaan kehidupan
yang dihabiskan pada teknologi dengan nilai-nilai kepahlawanan dan pancasila. Dengan adanya
susunan permasalahan tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah mengenai
nilai-nilai kepahlawanan sesuai dengan kelima sila pancasila pada identitas nasional generasi
milenial.
B. RUMUSAN MASALAH

Bersumber dari latar belakang yang sudah penulis jelaskan, ada beberapa rumusan yang bisa
disimpulkan dalam paper ini, sebagai berikut :

1) Bagaimana cara generasi milenial untuk dapat menanamkan nilai-niai kepahlawanan dan
pancasila beriringan dengan perkembangan IPTEK ?
2) Apa saja yang telah dilakukan generasi milenial untuk membuktikan bahwa genrasi ini
juga telah mencoba mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawnan sesuai dengan kelima
sila pancasila ?

C. MANFAAT

Adapun manfaat dari penulisan ini, yaitu :

1) Milenial yang terlalu terbawa gaya hidup karena perkembangan IPTEK bisa menjadi
sadar bahwa nilai-nilai kepahlawanan sangat penting untuk ditanamkan dalam kehidupan
sehari-hari
2) Generasi milenial bisa membedakan pengaruh perkembangan IPTEK yang buruk dan
baik
3) Generasi milenial bisa menanamkan nilai-nilai kepahlawanan sesuai dengan kelima sila
pancasila beriringan dengan perkembangan IPTEK
PEMBAHASAN

Generasi milenial adalah generasi penerus banga Indonesia yang hidup pada zaman yang
penuh dengan teknologi ini. Pada era ini banyak generasi milenial yang masih belum dan atau
salah menerapkan nilai-nilai kepahlawanan sesuai dengan sila pancasila. Banyak perilaku dan
tindakan generasi milenial yang kurang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

Dari sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”, pahlawan kita yang telah gugur
mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa sesuai dengan kepercayaan yang dipeluk. Tetapi, masih banyak generasi milenial yang
kurang peka terhadap sila ini. Contoh banyak sekali anak muda yang tidak menghormati saat
adzan berkumandang, anak muda yang meninggalkan ibadah hanya untuk menonton bola dan
kegiatan yang sebenarnya masih bisa dilakukan di lain hari.

Pada sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, sila ini mengajarkan bahwa kita
hidup sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan. Tapi, masih banyak generasi milenial
yang hanya terfokus pada diri sendiri, mementingkan kehidupan dirinya sendiri pada sosial
media. Contoh, ketika anak muda berkumpul masih banyak anak muda yang hanya fokus pada
ponsel masing-masing.

Pada sila ketiga “Persatuan Indonesia” yang sebenarnya mengajak generasi milenial
untuk bisa mempertahankan persatuan yang harmonis pada bangsa ini. Tetapi, pada kehidupan
yang terjadi masih banyak generasi milenial yang melakukan tawuran hanya karena beda sekolah
dan ingin “unjuk taring”. Sebagai seorang generasi milenial, saya juga menyayangkan sekali
kejadian itu. Apalagi seperti yang sekarang sedang panas-panasnya pada media platform
“TikTok” yang mewawancara alumni STM BHIZER dan STM SASMITA yang sering tawuran,
yang membuat banyak generasi muda yang terpancing untuk ingin menjadi seperti sesepuh-
sespuh alumni tawuran yang ditakuti. Itu adalah salah satu contoh generasi milenial yang salah
memanfaatkan perkembangan IPTEK menjadi tidak sesuai dengan nilai-nilai kepahlawanan yang
sesuai dengan sila pancasila.

Pada sila keempat “Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawahratan Perwakilan” yang ditujukan untuk dapat menjadi pribadi yang hidup
bermusyarah untuk mencapai mufakat. Tetapi, masih banyak sekali generasi milenial yang
kurang menghargai pendapat orang lain saat berdiskusi dan tersulut emosi. Banyak generasi
milenial yang kurang aktif dalam hidup berorganisasi, dan masih memaksakan kehendak diri
sendiri. Padahal seharusnya sebagai penerus bangsa ini, hal-hal seperti ini harus sangat dihindari
untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan memajukan bangsa ini.

Pada sila kelima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, sila ini begitu jelas
artinya untuk hidup tanpa membeda-bedakan status sosial. Tetapi, masih banyak generasi
milenial yang tidak mau berteman dengan seseorang hanya karena perbedaan suku, ras, dan
agama. Contoh lainnya yaitu sikap gotong royong yang mulai pudar, tidak mematuhi peraturan
lalu lintas, buang sampah sembarangan. Itu adalah beberapa hal kecil yang sebenarnya tidak
sesuai dengan nilai-nilai kepahlawanan sesuai dengan sila pancasila.

Dari penjelasan diatas seharusnya generasi milenial bisa membedakan pengaruh buruk
seperti kurang peduli dengan sekitar dan bersifat egois. Inilah mengapa sangat penting untuk
menanamkan nilai-nilai kepahlawanan sesuai dengan sila pancasila. Walaupun banyak sekali
generasi milenial yang belum menerapkan dengan benar nilai-nilai kepahlawanan, masih banyak
generasi milenial yang sudah mencoba bahkan berhasil menerapkan nilai-nilai kepahlawanan
sesuai dengan sila pancasila. Berikut beberapa contohnya, yaitu :

1. Generasi milenial yang tidak mementingkan diri sendiri, yaitu masih mementingkan
kualitas pendidikan Indonesia. Contohnya yaitu Belva Devara generasi milenial
berprestasi yang mendirikan lembaga belajar online yaitu Ruang Guru.
2. Max Mandians seorang generasi milenial pendiri “Burgreens” restoran cepat saji khusus
vegan pertama di Indonesia. Max menyadari minat masyarakat Indonesia untuk makan
sayur terbilang rendah, maka Max mencoba mengolah makanan cepat saji dengan sayur-
sayuran untuk meningkatkan minat tersebut. Ini salah satu contoh bahwa generasi
milenial masih memperdulikan kehidupan sekitar.
3. Hanna Keraf seorang generasi milenial yang melestarikan budaya menganyak di Flores,
NTT. Ini bukti bahwa generasi milenial masih melestarikan dan menjaga budaya-budaya
Indonesia.

Itulah beberapa contoh orang-orang generasi milenial Indonesia yang masih menerapkan
nilai-nilai kepahlawanan Indonesia sesuai dengan sila pancasila.
KESIMPULAN

Maka, sebagai generasi milenial kita harus bisa mencontoh beberapa orang yang sudah
mencoba bahkan sukses menerapkan nilai-nilai kepahlawanan sesuai dengan sila pancasila. Kita
harus bisa memanfaatkan perkembangan IPTEK yang ada untuk menerapkan nilai-nilai tersebut.
Kita juga harus saling mengingatkan teman sebaya dan generasi milenial lainnya untuk kembali
menanamkan nilai-nilai kepahlawanan sesuai dengan sila pancasila. Kita sebagai generasi
milenial harus berani mencoba, optimis, bertanggung jawab, peduli terhadap sekitar, menjadi
seorang yang kreatif, dan pantang menyerah

DAFTAR BACAAN

ARSIP “Nilai-nilai Kepahlawanan” Edisi 64/Juli-Desember/2014

Septiaingrum, A D., dan Dini Anggraeni Dewi, Implementasi Nilai Pancasila Pada Generasi
Milenial Era Serba Modern, Bandung, 2021

Anda mungkin juga menyukai