Anda di halaman 1dari 9

ESSAY MATA KULIAH PANCASILA

“APLIKASI NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT


GENERASI MILLENIALS DI INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK
SOSIAL BUDAYA “

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
Adelia Mutiara Zulna
120450104
Sains Data
RK

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


LAMPUNG SELATAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini, generasi millennials menjadi tantangan bagi
masyarakat Indonesia. Dimana generasi millennials merupakan sumber daya
manusia yang diharapkan menjadi penerus bangsa dengan memiliki produktivitas
tinggi dikarenakan dalam masa golden age, tetapi kenyataannya generasi ini masih
menjadi kendala utama dalam menanggapi tantangan sekaligus peluang yang ada,
kendala ini datang dari latar belakang pendidikan masyarakat khususnya generasi
millennials yang belum merata per individu. Latar belakang pendidikan masyarakat
Indonesia yang saat ini masih dalam ketegori rendah menjadikan permasalah bagi
masyarakat itu sendiri, karena faktor pendidikan yang rendah akan menjadi faktor
utama sulitnya masyarakat Indonesia beradaptasi dengan era globalisasi yang terus
berkembang pesat setiap saat.
Nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia pada
intinya merupakan dasar dari nilai-nilai yang termuat dalam Pancasila. Pancasila
merupakan sumber normatif yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Termasuk nilai sosial dan budaya di generasi millennials saat ini
masih berjalan, tetapi seiring berkembangnya zaman menimbulkan dampak dari
arus globalisasi serta disebabkan karena latar belakang pendidikan masyarakat yang
semakin menurun khususnya untuk nilai-nilai yang ada didalam pancasila.
Masyarakat tidak menganggap bahwa nilai-nilai tersebut merupakan fondasi dalam
menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Ada baiknya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila seharusnya di
tanamkan dan diterapkan sejak dini, agar terbentuknya individu penerus bangsa
seperti generasi millennials yang menjiwai nilai- nilai pancasila serta menjadikan
generasi millennials sebagai warga negara Indonesia yang beradab dan berbudaya.
Dengan demikian penerapan nilai-nilai pancasila ini dapat mengakibatkan
kesadaran akan dirinya atas tanggung jawab pribadi dan bermasyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan hal-hal yang melatar belakangi penulisan essay ini, maka dapat
dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana aplikasi nilai-nilai pancasila dalam masyarakat khususnya
generasi millennials?
2. Apa faktor yang mempengaruhi masyarakat khususnya generasi millennials
dalam menerapkan nilai-nilai pancasila?
3. Upaya atau langkah-langkah apa saja yang dapat digunakan untuk
menghindari penyimpangan penerapan nilai-nilai pancasila dalam aspek
sosial budaya?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan essay ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui aplikasi nilai-nilai pancasila dalam masyarakat
khususnya generasi millennials di Indonesia.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat generasi millenials
menerapkan nilai-nilai pancasila.
3. Untuk mengetahui upaya atau langkah-langkah yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalah ini dalam aspek sosial budaya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Implementasi Pancasila dalam Perumusan Kebijakan
Kemerdekaan Indonesia dapat terjadi karena adanya persatuan dan kesatuan
bangsa. Saat ini, rasa persatuan dan kesatuan bangsa tergerus oleh tantangan arus
globalisasi yang menimbulkan nilai individualistik dan materialistik. Apabila hal
ini terus terjadi dan tidak dicegah, maka kemungkinan jati diri bangsa akan semakin
terancam (Adha Mona, 2020). Berdasarkan karakter masyarakat Indonesia yang
berbhinneka tunggal ika sebagaimana disebutkan dalam Pasal 36 A UUD 1945. Hal
tersebut mengisyaratkan kepada segenap komponen bangsa agar berpikir
konstruktif, yaitu memandang kebhinnekaan masyarakat sebagai kekuatan bukan
sebagai kelemahan, apalagi dianggap sebagai faktor disintegratif, tanpa
menghilangkan kewaspadaan upaya pecah belah dari pihak asing (Adha Mona,
2020).
Strategi yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam memperkokoh kesatuan
dan persatuan melalui pembangunan sosial budaya, ditentukan dalam Pasal 31 ayat
(5) dan Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945. Berdasarkan ketentuan dalam
Pasal 31 ayat (5) UUD 1945, disebutkan bahwa “ Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”. Di
sisi lain, menurut Pasal 32 ayat (1) UUD 1945, dinyatakan bahwa “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-
nilai budayanya.” Sejalan dengan hal itu, menurut Pasal 32 ayat (3) UUD 1945,
ditentukan bahwa “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional.” (Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan,
2016). Nilai-nilai instrumental Pancasila dalam memperkokoh keutuhan atau
integrasi nasional sebagaimana dijelasakan sebelumnya, sejalan dengan pandangan
ahli sosiologi dan antropologi, yakni Selo Soemardjan dalam Oesman dan Alfian
(1993:172) bahwa kebudayaan suatu masyarakat dapat berkembang.
Perkembangan budaya di Indonesia terjadi karena adanya keinginan
masyarakat menggunakan bantuan teknologi dan dukungan pemerintah. Dapat
disimpulkan, bahwa terdapat hubungan yang saling timbal balik antara masyarakat
dengan kebudayaannya pada satu pihak dan negara dengan sistem kenegaraannya
pada pihak lain. Apabila kebudayaan masyarakat dan sistem kenegaraan diwarnai
oleh jiwa yang sama, maka masyarakat dan negara itu dapat hidup dengan jaya,
makmur, bahagia serta tidak akan terjadi kegaduhan dan perpecahan. Semua
kebijakan sosial budaya yang harus dikembangkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia harus menekankan rasa
kebersamaan dan semangat kegotongroyongan karena gotong royong merupakan
kepribadian bangsa Indonesia yang konstruktif sehingga budaya tersebut harus
dikembangkan dalam konteks kekinian.” (Direktorat Jendral Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, 2016).
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Aplikasi Nilai Pancasila di Generasi Millennial
Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa Indonesia yang
nilai-nilainya mendasari kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai tersebut merupakan
perwujudan dari aspirasi atau cita-cita hidup bangsa Indonesia (Muzayin, 1992: 16).
Dengan adanya Pancasila, perpecahan serta pertikaian bangsa Indonesia akan
mudah dihindari karena pandangan pancasila bertumpu pada tujuan hidup yang
berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian sehingga perbedaan
apapun yang ada dapat dibimbing menjadi suatu bentuk kehidupan yang tetap,
dengan berbagai perbedaan sehingga menjadi suatu keseragaman yang kokoh
(Muzayin, 1992: 16). Pancasila ialah paradigma dalam pembangunan sosial
budaya, karena pembangunan sosial budaya berdasarkan nilai-nilai yang telah ada
dalam masyarakat. Dalam rangka pembangunan sosial budaya, Pancasila menjadi
sumber normatif yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Pada era globalisasi, nilai-nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat sudah
mulai tertimbun dan tergilas oleh budaya-budaya barat yang masuk dan
berkembang di Indonesia.
Hampir semua penduduk Indonesia terpengaruh oleh budaya tersebut baik itu
budaya yang bersifat positive maupun budaya yang negative. Dengan masuknya
berbagai budaya baru, masyarakat mulai meninggalkan nilai-nilai budaya yang
telah berkembang dalam ruang lingkupnya dan mereka lebih memilih budaya barat
yang bahkan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Hal
tersebut membuat masyarakat memiliki sifat-sifat tercela, seperti gaya berpakaian
yang meniru bangsa barat, berbagai macam tarian-tarian bangsa barat yang
mengandung unsur pornografi, makanan junkfood yang merajalela ditanah air
sehingga generasi millennial melupakan dan meninggalkan makanan khas
daerahnya dan lain sebagainya. Tugas pemerintah ialah untuk senantiasa
mengingatkan serta mengarahkan masyarakat khususnya generasi millennials
untuk selalu mengimplementasikan aspek budaya yang berdasarkan nilai-nilai
pacasila seperti nilai kemanusiaan, nilai ketuhanan, dan nilai keberadaban.
Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Pada sila pertama pancasila
bangsa Indonesia wajib memiliki agama ataupun kepercayaan dalam memeluk dan
beribadah sesuai dengan iman agama masing-masing. Dalam sila pertama ini,
warga Negara Indonesia khususnya generasi millenials semestinya sudah jelas dan
mengerti tentang Tuhan Yang Maha Esa. Meyakini bahwa tingkah laku dan
perbuatan kita diperhatikan oleh Tuhan ( Arafat Maulana, 2018).
Sila kedua yaitu Kemanusian yang adil dan beradab, pada sila kedua ini
generasi millennials seharusnya memiliki sifat untuk selalu memanusiakan manusia
seperti menolong sesama yang membutuhkan ketika tertimpah suatu musibah.
Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, ras, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Tidak merendahkan orang lain
dengan mudah tetapi bersikaplah rendah hati agar tidak terjadi perselisihan antar
satu sama lain. Generasi millennials harus Menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, mengembangkan sikap saling menghargai dan mencintai sesama
makhluk hidup, sikap saling tenggang rasa dan tepa selira, serta sikap tidak
semenamena terhadap orang lain.
Hakikat pada sila ketiga yaitu sila persatuan Indonesia terkait dengan semangat
kebangsaan. Mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat
Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, warna kulit, bahasa dan
budaya. Sebagai generasi millennials menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan merupakan kewajiban yang harus terus
dilakukan. Rasa kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan
ke dalam 3 jenis, yaitu tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental
(Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016). Selain itu, pada sila
ketiga juga dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air. Cinta tanah air sangat penting
bagi generasi millennials karena cinta terhadap tanah air merupakan bentuk dari
penghargaan kita terhadap produk- produk dalam negeri maupun makanan khas
tradisional daerah masing-masing.
Sila keempat yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Sila keempat ini memiliki makna bahwa
kekuasaan sepenuhnya ada ditangan rakyat, dan dalam melaksanakan
kekuasaannya, menjalankan sistem perwakilan dan keputusan-keputusan yang
diambil dilakukan dengan jalan musyawarah yang dikendalikan dengan pikiran
yang sehat, jernih, logis serta penuh tanggung jawab. Generasi millennials adalah
salah satu contoh rakyat yang dapat memberikan pendapatnya mengenai jalannya
suatu pemerintahan karena dalam generasi inilah akan lahir penerus bangsa yang
kedepannya akan memimpin bangsa Indonesia agar menjadi negara yang lebih baik
untuk kedepannya.
Sila kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan
bermaksud untuk adanya persamaan dan saling menghargai serta menghormati
karya orang lain dan hak asasi setiap manusia yang dibawanya sejak lahir dan tidak
dapat diganggu gugat oleh kepentingan suatu individu. Sehingga, seseorang itu
bertindak adil apabila orang memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan
haknya (Rukiyati, 2013).
3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Generasi Millennials Dalam
Pengamalan Nilai Pancasila
Penanaman nilai Pancasila pada generasi millennials akan semakin membuat
mereka pintar, memiliki sikap toleransi, kohesif, dan punya literasi keagamaan yang
baik serta akan menjadi jati diri yang sangat mencerminkan anak muda Indonesia.
 Faktor pendorong generasi millennials dalam menerapkan nilai-nilai
pancasila.
a. Pendidikan serta pengetahuan sangat berpengaruh besar terhadap
pemahaman nilai-nilai dan fungsi pancasila terlebih lagi dari aspek sosial
budaya.
b. Lingkungan pergaulan dan juga lingkungan hidup sangat berpengaruh
terhadap pembentukan jiwa pancasila karena pergaulan memengaruhi
segala aspek kehidupan khususnya generasi millennials yang dirinya
masih dapat terombang-ambing terhadap pembentukan jati diri.
c. Penerapan nilai-nilai pancasila harus senantiasa dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Menjadikan pancasila sebagai aturan berperilaku generasi millennials.
Menumbuhkan dalam masing-masing individu untuk memiliki rasa
persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara, agar tidak
adanya perbedaan dan penghinaan SARA dalam masyarakat.
e. Menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan toleransi serta tenggang
rasa dengan cara tolong menolong untuk terciptanya hubungan antar
individu yang lebih harmonis.
 Faktor penghambat dalam menerapkan nilai-nilai pancasila.
a. Berkurangnya nilai-nilai kekeluargaan dan munculnya sifat individualis
b. Semangat gotong royong yang tidak tampak pada masyarakat Indonesia
c. Tenggang rasa, norma susila, kesopanan dan adat istiadat bangsa yang
dulu sangat terasa sekarang terasa asing bagi generasi millennials karena
mereka lebih mementingkan keegoisannya sendiri dibandingkan
kepentingan bersama.
BAB IV

KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pancasila merupakan
pandangan hidup dan kepribadian bangsa Indonesia yang nilai-nilainya mendasari
kebudayaan bangsa. Maka nilai-nilai tersebut merupakan perwujudan dari aspirasi
atau cita-cita hidup bangsa Indonesia dengan pancasila, perpecahan serta pertikaian
bangsa Indonesia akan mudah dihindari. Dalam rangka pembangunan sosial
budaya, Pancasila menjadi sumber normatif yang bertujuan untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia. Tugas masyarakat khususnya generasi millennials
ialah untuk selalu mengimplementasikan atau menerapkan semua aspek budaya
yang berdasarkan nilai-nilai pacasila seperti nilai kemanusiaan, nilai ketuhanan, dan
nilai keberadaban.
Penanaman nilai pancasila pada generasi millennials akan semakin membuat
mereka pintar, memiliki sikap toleransi, kohesif, dan punya literasi keagamaan yang
baik serta akan menjadi jati diri yang sangat mencerminkan anak muda Indonesia.
Apabila semua masyarakat memiliki jiwa kebersamaan yang kuat, tanpa
memandang adanya perbedaan, tentunya permasalahan-permasalahan sosial seperti
ini akan membawa kepada sebuah kemajuan dan dobrakan baru baik dalam
lingkungan daerah, satu Indonesia dan bahakan secara global.

4.2 Saran
Berdasarkan essay ini, diharapkan dapat membuat masyarakat khususnya
generasi millennials sadar akan pentingnya penerapan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, dan dapat menjadi pribadi yang lebih menghargai semua
perbedaan diantara kita baik itu agama, suku, ras dan sebagainya. Karena perbedaan
itulah yang membuat Indonesia menjadi negara besar nan elok yang memiliki
beranekaragam budaya. Membuat siapapun takjub dan kita sebagai generasi
penerus bangsa wajib hukumnya untuk menjaga semua kekayaan dan keindahan
yang negara kita puya termasuk dari nilai-nilai penerapan pancasila yang belum
tentu negara lain punya dengan cara sebagai berikut :
 Menjadikan pancasila sebagai pandangan hidup sehari-hari agar
terhindarnya dari penyimpangan nilai-nilai pancasila.
 Mengikuti aturan-aturan pancasila, untuk membentuk berperilaku yang
baik.
 Memiliki rasa persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara, agar
tidak mengenal batas-batas perbedaan agama, kesukuan, golongan dan lain
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

M. Mona Adha dan Dayu Rika Perdana. 2020. Buku Pendidikan Pancasila.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Buku Ajar Mata


Kuliah Umum Pendidikan Pancasila. Jakarta: Direktorat Jendral
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementeriaan Riset Teknologi dan
Perguruan Tinggi.
Muzayin. 1992. Ideologi Pancasila Bimbingan ke Arah Penghayatan dan
Pengamalan bagi Remaja. Jakarta: Golden Terayon Press.
Maulana Arafat. Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 DI SD/MI,
(Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hlm, 43.
Rukiyati, dkk. Pendidikan Pancasila. (Yogyakarta: UNY Press, 2013), hlm. 63

Anda mungkin juga menyukai