Anda di halaman 1dari 5

PANCASILA DI ERA GLOBALISASI DITINJAU DARI ASPEK SOSIAL-BUDAYA:

PELAKSANAAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL-


BUDAYA PADA ERA MASA LAMPAU DAN ERA GLOBALISASI

Oleh:
Hanifah Agustina
119380021

Dosen Pengampu:
Nufikha Ulfa, M.Pd.

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
Tinjauan Pustaka...................................................................................................................................4
2.1 Implementasi Pancasila dalam Aspek Sosial-Budaya............................................................4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi ini, mental serta nilai-nilai moral dari Pancasila yang merupakan
salah satu kebanggaan dari Bangsa dan juga Negara Indonesia kini telah bercampur dengan
banyak hal yang dapat merusak hal tersebut. Salah satu aspek yang terkena dampak oleh arus
globalisasi yaitu sosial dan budaya. Sosial dan budaya merupakan suatu unsur terkecil yang
ada dalam tatanan hidup bersama, sosial dan budaya juga merupakan salah satu hal yang ada
pada setiap negara, setiap negara memiliki sosial dan budayanya masing-masing dengan ciri
khas tersendiri yang membuatnya berbeda dari bangsa dan negara lain.

Dalam tatanan hidup bermasyarakat bersama sosial dan budaya harus berkaitan
dengan nilai-nilai pancasila sebagai salah salah satu warga Negara Indonesia ataupun warga
asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Penyimpangan nilai-nilai pancasila dalam tatanan
sosial budaya pada masa kini akan mengekibatkan adanya permasalahan-permasalahan yang
akan mengusik persatuan serta kesatuan Bangsa Indonesia. Perlu adanya pemahaman dan
kesadaran akan sosial dan budaya yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang diharapkan
dapat dikembangkan kembali. Dengan adanya kesadaran dalam memperbaiki sosial dan
budaya berarti turut serta dalam memperbaiki kualitas SDM dari akar-akarnya. Dengan
begitu sosial-budaya akan mampu dalam mendorong kembali kesejahteraan dan kedamaian
ke dalam tatanan hidup bersama yang penuh dengan rasa aman. Nilai-nilai pancasila dalam
aspek kehidupan sosial dan budaya akan semakin dibutuhkan peranannya dalam pencapaian
kesejahteraan bersama, maka dari berbagai karakter sosial dan budaya yang terkandung
dalam nilai-nilai Pancasila harus diterapkan kepada warga negara untuk menciptakan rasa
kesadaran dan juga rasa nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh dari Era Globalisasi pada aspek Sosial-Budaya?
2. Bagaimana peranan Pancasila dalam Era Globalisasi?
3. Bagaimana cara menyikapi pengaruh dari Era Globalisasi yang masuk pada aspek
Sosial-Budaya yang sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila?

BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Implementasi Pancasila dalam Aspek Sosial-Budaya


Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia merupakan dasar dalam hidup bermasyakat
sebagai warna negara Indonesia. Kemerdekaan Indonesia pun terwujud karena adanya
persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Sejatinya, masyarakat Indonesia memiliki karakter
hidup bermasyarakat dengan bergotong-royong yang sebagaimana disampaikan oleh Bung
Karno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Namun, akibat dari era globalisasi ini,
semangat dari kegotongroyongan dalam kalangan masyarakat menunjukan tan-tanda semakin
luntur. Rasa persatuan dan kesatuan dari Bangsa Indonesia kini mulai tergerus akibat dari
arus globalisasi yang masuk dengan muatatan nilai individualistik dan materialisttik. Apabila
hal ini tidak segera dicegah, bukan hanya tidak mungkin jati diri Bangsa Indonesia ini akan
semakin terancam. Mengingat karakter dari masyarakat Indonesia yang berbhinneka tunggal
ika sebagaimana hal ini disebutkan dalam pasal 31 ayat (5) dan Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2)
UUD 1945. Berdasarkan ketentuan yang ada dalam Pasal 31 ayat (5) UUD 1945, disebutkan
bahwa “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia”. Pada sisi lain, menurut Pasal 32 ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan bahwa
“negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.” Sejalan dengan hal itu, menurut Pasal 32 ayat (3) UUD 1945, yang ditentukan
bahwa “Negara menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.”

Nilai-nilai istrumental yang terkandung dalam Pancasila dalam memperkokoh


keutuhan atau integrasi nasional yang telah disebutkan diatas, sejalan dengan pandangan ahli
sosiologi dan antropologi, yaitu Selo Soemardjan dalam Oesman dan Alfian (1993:172) Yang
menyatakan bahwa kebudayaan suatu masyarakat dapat berkembang. Dalam prosesnya,
mungkin perkembangannya akan berjalan lambat, seperti yang terjadi dalam masyarakat
pedesaan yang kurang sarana untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyrakat lain.
Mungkin juga proses perkembangannya tersebut akan berjalan cepat, bahkan terkadang
sering terlampau cepat, seperti yang terjadi pada masyarakat perkotaan. Perkembangan
budaya yang ada itu terdorong oleh aspirasi dari masyarakat dengan adanya bantuan
teknologi. Hanya untuk sebagain saja perkembangan kebudayaan itu dipengaruhi oleh negara.
Dapat dikatakan, bahwa dalam masyarakat terdapat adanya hubungan yang saling
memengaruhi diantara masyarakat dengan kebudayaannya pada satu pihak dan juga negara
dengan sistem kenegraannya pada pihak lain. Apabila dalam kebudayaan masyarakat dan
negara itu yang dapat hidup dengan jaya dan juga bahagia. Namun, apabila antara kedua
unsur yaitu kebudayaan masyarakat dan sistem kenegaraan memiliki perbedaan atau bahkan
bertentangan, maka kedua-duanya akan selalu merasa menderita, frustasi dan rasa tegang.

Dengan demikian, semua kebijakan sosial-budaya yang ada pada tatanan hidup harus
dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indoneia yang
harus menekankan akan rasa kebersamaan dan rasa semangat bergotongroyong karena gotong
royong merupakan kepribadian murni Bangsa Indonesia yang konstruktif sehingga budaya
tersebut seharusnya dikembangkan dalam konteks kekinian.1

2.2

1
Belmawa, D., Pendidikan Pancasila: Untuk Perguruan Tinggi. Kemenristekdikti, (Jakarta,
2016), Cetakan ke-1 hlm,107-109.

Anda mungkin juga menyukai