Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH

INDONESIA KABINET WILOPO

OLEH :

1. HUSNI MUBAROK R.M.F


2. MUHAMMAD ZEN A
3. FATMA Z.N
4. INDAH SUGIARTI
5. CHAFIFAH

KELAS XII IPA 2

GURU : RIZAL ARYSTISON, S.Pd.

SMA NEGERI 2 OKU


TAHUN AJARAN 2019 / 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang
Kabinet wilopo merupakan kelanjutan dari sistem pemerintahan parlementer di
indonesia. Kabinet wilopo di bentuk setelah kabinet sukiman di ambil mandatnya oleh
DPR. Penyebab di ambil mandat kabinet Sukiman karena di anggap lebih condong
kebarat dan bertentangan dengan politik nonblok indonesia.sesuai aturannya kabinet
sukiman harus mengembalikan mandatnya kepada presiden I.R sukarno. Setelah I.r
Sukarno menerima mengunduran diri Sukiman dan kabinetnya. Maka presiden
Menunjuk Sidik Djoyosukarto dari partai PNI (partai Nasional indonesia). Serta
Prawoto Mangku sasmito dari partai Masyumi menjadi formatur pembentukan kabinet
yang baru.
Karena Sidik Djoyosukato dan Prawoto Mangku Sasmito gagal merumuskan
formatur kabinet. Maka mereka mengembalikan mandat sebagai formatur kabinet
kepada Ir Sukarno. Kegagalan mereka di sebabkan oleh gagalnya membentuk kabinet
yang kuat dan di dukung mayoritas partai di parlemen serta tidak adanya kesepakatan
tentang orang atau mentri yang akan didudukkan di kabinet. Setelah Sidik
Djoyodikusumo dan Prawoto mengembalikan mandatnya Pada tanggal 19 februari
1952. Presiden I.r Sukarno kembali menbentuk formatur kabinet baru yang diketuai
oleh Wilopo.
Berdasarkan uraian di atas maka penyusun mencoba untuk menggali lebih jauh
tentang apa saja yang ada pada Kabinet Wilopo.

B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini rumusan masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana proses terbentuknya kabinet Wilopo ?
2. Apa sajakah partai-partai pendukung kabinet wilopo ?
2. Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan kabinet Wilopo jatuh ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui terbentuknya Kabinet Wilopo.
2. Untuk mengetahui partai – partai pendukung Kabinet Wilopo.
3. Untuk mengetahui faktor – faktor jatuhnya kabinet Wilopo.
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Proses Terbentuknya kabinet Wilopo


Setelah kabinet Sukiman di ambil mandatnya. Pada tanggal 1 Maret 1952 Presiden
Soekarno menunjuk Sidik Djojosukarto (PNI) dan Prawoto Mangkusasmito
(masyumi) menjadi fornatur. Yang diminta oleh Presiden kepada Fornatur adalah
sebuah kabinet yang kuat dan mendapat dukungan dari cukup dari Parlemen.[1]
Namun usaha fornatur menemui kegagalan sebab tidak ada kesepakatan tentang calon-
calon yang akan didudukan dalam kabinet. Pada tanggal 19 Maret mereka
mengembalikan Mandat, dan Presiden menunjuk Mr. Wilopo (PNI) sebagai fornatur
baru. Akhirnya setelah berusaha dua minggu, pada tangal 30 Maret Mr Wilopo
mengajukan susunan kabinet yang terdiri dari PNI dan Masyumi masing-masing jatah
empat orang, PSI dua orang, PKRI (Partai Katholik Republik Indonesia), Parkindo
(Partai Kristen Indonesia), Parindra (Partai Indonesia Raya), Partai Buruh, dan Partai
Syarikat Islam Indonesia (PSII) masing - masing satu orang dan golongan tak
berpartai tiga orang. Dalam menentukan susunan personalia kabinetnya, Wilopo
mengusahakan adanya suatu Tim yang padu sebagai zaken kabinet, sehingga dapat
secara bulat mendukungg kabijakan pemerintah.[2] Dalam konstelasi politik saat
itu kehadiran partai-partai politik tetap diperhitungkan agar mencapai mayoritas di
Parlemen.

Berikut ini merupakan susunan Kabinet Wilopo :

1. Perdana Menteri : Mr. Wilopo


2. Wakil PM : Prawoto Mangkusasmito
3. Menteri Luar Negeri a.i. : Mr. Wilopo 6, dan Mukarto
4. Menteri Dalam Negeri : Mr. Moh. Roem
5. Menteri Pertahanan : Sri Sulatan HB IX 7
6. Menteri Kehakiman : Mr. Lukman Wiradinata
7. Menteri Penerangan : A. Manonutu
8. Menteri Keuangan : Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo
9. Menteri Petanian : Moh. Sardajan
10. Menteri Perekonomian : Mr. Sumanang
11. Menteri Perhubungan : Ir. Juanda
12. Menteri PU dan Tenaga : Ir. Suwarto
13. Menteri Perburuhan : Ir. Tedjasukmana
14. Menetri Sosial : Anwar Tjokroamino 8
15. Menteri PP & K : Prof. Dr. Bahder Djohan
16. Menteri Agama : KH Fakih Usman
17. Menteri Kesehatan : Dr. J. Leimena
18. Menteri Urusan Pegawai : Suroso

Program kerja kabinet ini ada 6 pasal, dan yang paling penting dari keenam
program itu adalah mempersiapkan pelaksanaan pemilihan umum. Kabinet ini juga
memprogramkan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat dan menciptakan
keamanan dalam negeri. Program luar negerinya ditekankan kepada perjuangan
pengembalian Irian Barat serta melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif.

B. Partai-partai Pendukung Kabinet Wilopo


Partai pendukung kabinet Wilopo adalah PNI (partai Nasional Indonesia) dan
Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) Namun Demikian, keduanya sulit
untuk bekerjasama. Beroriantasi Nasionalis, PNI mencurigai Motivasi keagaman yang
mungkin di miliki oleh para pemimpin Masyumi, sementara Masyumi tidak menyukai
PNI karena pendukung utama partai tersebut adalah kaum muslim abangan, terutama
dari masyarakat Jawa. Dalam Masyumi sendiri terdapat ketegangan antara faksi-faksi
yang konservatif dan Modernis.[5] Selanjutnya PNI semakin mencurigai motivasi-
motivasi keagamaan dari beberapa pemimpin masyumi dan mencari sekutu untuk
membantunya menunda pemilihan umum , karena merasa takut bahwa masyumi
mengkin akan meraih kemenangan yang sangat besar.
PKI dengan strategi Front persatuan nasionalnya, bersidia menawarkan bantuan
kepada PNI dan tidak mencela kabinet seperti yang dilakukan terhadap kabinet
sebelumnya semua orang yang ditangkap dalam operasi pembersihan anti komunis pada
tahun 1951 kini dibebaskan.
PSI berpengaruh di kalangan pejabat tinggi pemerintahan dan mempunyai
pendukung di kalangan tentara pusat. Sedangkan Masyumi mewakili kepentingan-
kepentingan politik Islam. Basis politik Masyumi terdiri atas kaum muslim yang taat,
termasuk sebagian besar kaum borjuis pribumi, para kyai dan ulama. Basis utama
Partai Nasional Indonesia (PNI) ialah didalam birokrasi dan kalangan para pegawai
kantor. Di daerah pedesaan Jawa partai ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi
masyarakat muslim nominal (abangan).
Motivasi partai-partai mendukung pemerintahan yaitu agar mereka duduk di dalam
parlemen dengan praktik ‘’ politik dagang sapi ‘’ yang hanya menguntungkan
segelintir elite politik. Hal ini berkaitan dengan koalisi dari dua atau lebih partai
politik untuk membentuk kabinet pemerintahan. Dimana masing-masing partai berada
dalam keadaan memerikan penawaran untuk menempatkan orang-orang guna mengisi
pos-pos kementrian tertentu, dengan demikian praktik politik dagang sapi lebih
berorientasi pada kekauasaan dan kepentingan sebuah partai politik, ketimbang rakyat
banyak.

C. Faktor- faktor yang menyebabkan jatuhnya Kabinet Wilopo


Ada beberapa faktor yang menyebabkan jatuhnya kabinet Wilopo yang pertama
yaitu keadaan ekonomi yang kian memburuk dengan berakhirnya perang korea.
Antara bulan februari 1951- dan september 1952, harga karet, ekspor yang terpenting
turun 71%. Penghasilan pemerintah tentu saja merosot. Dalam upaya untuk
memperbaiki neraca perdagangan yang tidak menguntungkan serta keluarnya
cadangan emas dan devisa maka pemerintah mengenakan bea tambahan sebesar 100
sampai 200 persen terhadap impor barang mewah dan mengurangi pengeluaran.
Selain itu kabinet juga berencana memperkecil jumlah birokrasi dan militer.
Pengurangan yang direncanakan dikalangan militer inilah yang pada akhirnya
menimbulkan konflik yang gawat di dalam tubuh tentara dan merupakan cikal bakal
terjadinya peristiwa 17 Oktober 1952. Peristiwa 17 Oktober 1952 merupakan
peristiwa yang cukup mengoncang kabinet
Wilopo ialah yang menyangkut persoalan angkatan darat, peristiwa ini mempunyai
sangkut paut dengan perkembangan ekonomi, reorganisasi atau profesionalisasi
tentara dan campur tangan parleman atas persoalan militer. Perkembangan ekonomi
dunia kurang menguntungkan pemasaran hasil eksport hingga penerimaan devisa
menurut sekali dibandingkan kabinet sebelumnya. Dengan maksud melakukan
penghematan tetapi juga pembentukan tentara yang memenuhi persyaratan
Internasional anggota militer yang semata-mata memasuki dinas ketentaraan karena
pangilan revolusi perlu dikembalikan ke masyarakat. Tentara bukanlah suatu
amatirisme tetapi fesionalisme. Ini menyebabkan protes dikalangan perwira yang
pendidikanya rendah, atau pro pengajur persatuan, seperti yang tercermin dalam surat
Bambang Supeno kepada Presiden yang kemudian menimbulkan kericuhan
(perpecahan) di kalangan tentara[8]. Banyak Politisi yang menyalahkan menteri
pertahanan, Sultan Hamengku Buwana, sebagai yang tercermin dalam mosi tak
percaya dari Zainal Baharudin dan manai Sophian yang mendesak ke organisasian AP.
Menyadari akan tangung jawabnya, KSAD Nasution beserta pimpinan AD baik dari
pusat maupun didaerah-daerah pada tanggal 17 Oktober 1952 menghadap Presiden
Sukarno dan mengusulkan agar Parlemen dibubarkan, karena terlalu berbau kolonial,
Presiden langsung memimpin pemerintah sampai diselengarakan pemilihan umum.
Presiden Sukarno menolak karena tidak mau jadi diktator . Usul tersebut didahului
oleh suatu demonstrasi dimuka istana Presiden dengan usul yang sama. Golongan Anti
peristiwa 17 Oktober meluas juga dikalangan AD sendiri menteri pertahanan ,
sekretaris jendral Ali Budiharjo dan sejumlah perwira yang merasa bertangungjawab
atas terjadinya peristiwa 17 oktober mengundurkan diri dari jabatanya. Kedudukan
Nasution digantikan oleh Bambang Sugeng. Meskipun peristiwa 17 Okober tidak
menyebabkan kabinet Wilopo jatuh tetapi prestisenya menurun
Yang dua yaitu Terjadi defisit kas negara karena penerimaan negara yang
berkurang banyak terlebih setelah terjadi penurunan hasil panen sehingga
membutuhkan biaya besar untuk mengimport beras. Yang ke tiga Munculnya gerakan
sparatisme dan sikap provinsialisme yang mengancam keutuhan bangsa yang harus
segera diselesaikan. Di beberapa tempat, terutama di Sumatera dan Sulawesi timbul
rasa tidak puas terhadap pemerintahan
pusat. Semua itu disebabkan karena rasa ketidakpuasan akibat alokasi dana dari pusat
ke daerah yang tidak seimbang. Daerah merasa bahwa sumbangan yang mereka
berikan kepada pusat hasil ekspor lebih besar dari pada yang dikembalikanke
daerah[10].
Yang keempat yaitu Munculnya sentimen kedaerahan akibat
ketidakpuasan terhadap pemerintahan. Mereka juga menuntut diperluasanya hak
otonomi daerah. Timbul pula perkumpulan – perkumpulan yang berlandaskan
semangat kedaerahan seperi, paguyuban Daya Sunda di Bandung dan Gerakan
Pemuda federal Republik Indonesia di Makassar.
Keadaan ini sudah tentu membahayakan bagi kehidupan negara kesatuan.
Lalu yang terakhir adalah
masalah tanah di Tanjung Morawa, satu kecamatan di Sumatera Timur.
Di kecamatan itu terdapat perkebunan asing, antara lain perkebunan
kelapa sawit, teh, dan tembakau. Atas dasar persetujuan KMB, para
pengusaha asing itu menuntut pengembalian lahan perkebunan mereka,
padahal perkebunan itu telah digarap oleh rakyat sejak zaman
pendudukan Jepang. Ternyata pemerintah menyetujui tuntutan dari para
pengusaha asing itu dengan alasan akan menghasilkan devisa dan akan
menarik modal asing lainnya masuk ke Indonesia. Di sisi lain, rakyat
tidak mau meninggalkan tanah-tanah yang telah digarapnya itu. Maka
pada tanggal 16 Maret 1953 terjadilah pentraktoran tanah tersebut. Hal
ini menimbulkan protes dari rakyat. Namun protes rakyat itu disambut tembakan
oleh polisi, sehingga jatuh korban di kalangan rakyat.Peristiwa itu dijadikan sarana
oleh kelompok yang anti kabinet dan
pihak oposisi lainnya untuk mencela pemerintah. Kemudian mosi tidak percaya
muncul di parlemen. Akibatnya Kabinet Wilopo mengembalikan
mandatnya kepada presiden pada tanggal 2 Juni 1953 tanpa menunggu mosi itu
diterima oleh parlemen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno menunjukan Sidik Djojosukarto (PNI)
dan Prawoto Mangkusasmito (Masyumi) menjadi formatur, yang diminta oleh
Presiden Soekarno kepada formatur ialah sebuah kabinet yang kuat dan mendapat
dukungan cukup dari parlemen. Usaha kedua formatur untuk membentuk kabinet yang
kuat menemui kagagalan. Pada tanggal 19 kedua formatur itu mengembalikan
mandatnya dan Presiden Soekarno menunjuk Mr. Wilopo (PNI) sebagai formatur
baru.
2. Program kerja kabint Wilopo : Mempersiapkan pemilihan umum, Berusaha
mengembalikan Irian Barat ke dalam pangkuan RI, Meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan, Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran, Melaksanakan politik
luar negeri bebas aktif.
3. Kabinet Wilopo mendapat dukungan koalisi dari PNI, Masyumi dan PSI. Partai
Sosialis Indonesia (PSI) didukung oleh kaum intelektual Jakarta. PSI berpengaruh di
kalangan pejabat tinggi pemerintahan dan mempunyai pendukung di kalangan tentara
pusat. Sedangkan Masyumi mewakili kepentingan-kepentingan politik Islam. Basis
politik Masyumi terdiri atas kaum muslim yang taat, termasuk sebagian besar kaum
borjuis pribumi, para kyai dan ulama. Basis utama Partai Nasional Indonesia (PNI)
ialah didalam birokrasi dan kalangan para pegawai kantor. Di daerah pedesaan Jawa
partai ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi masyarakat muslim nominal
(abangan).
4. Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari Serikat Tani
Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Peristiwa ini dijadikan sarana oleh kelompok
yang anti kabinet dan pihak oposisi lainnya untuk mencela pemerintah. Akibatnya
Kabinet wilopo mengembalikan mandatnya kepada presiden pada tanggal 2 Juni 1953
tanpa menunggu mosi itu diterima oleh parlemen.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Posponegoro, MD. 1984. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta : Balai
Pustaka. Ricklefs, MC. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta :
Serambi.
Moedjanto.1988. Sejarah Indonesia abad ke-20 jilid II. Yogyakarta : Kanisius.
Wardaya, BT. 2008. Indonesia Melawan Amerika konflik PD 1953-1963. Yogyakarta:
Galangpress.
Pustaka, RK. 2008. UUD 45& Perubahanya susunan kabinet RI lengkap
(1945-2009). Jakarta: PT kawan Pustaka.
Pendidikan sejarah Unnes 2013. 2016. Dinamika pergantian tujuh kabinet masa
demokrasi parlementer 1950-1959. Semarang: Savista Press.
Jurnal
Saiman, Marwono, dan Syofyan. 2013 . Sistem Pemerintahan pada masa
Demokrasi Liberal tahun 1949-1959. Pekanbaru: Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai