Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 1

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI SD

YUSLI PARDI ( 856213413 )

TUTOR

SAKIRMAN, S.Pd, M.Pd

UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR PANTI PASAMAN
TAHUN 2021

1. Fungsi kurikulum
Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan bagi semua
pihak yang telibat dlam penyelenggaran pendidikan disekolah, diantaranya guru, siswa
kepala sekolah ,pengawas, orang tua, dan masyarakat. Secara singkat dijelaskan bahwa
fungsi kurikulum adalah, bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran . bagi kepala sekolah dan pengawas kurikulum itu
berfungsi sebagai supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua kurikulum berfungsi
sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar dirumah. Bagi masyarakat,
kurikulumitu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan disekolah dan bagi siswa kurikulum berfungsi
sebagai pedoman dalam belajar.
Secara lebih khusus terdapat 6 fungsi kurikulum sebagai berikut.

a. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)


Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki
sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat
dinamis. Oleh karena itu, siswa pun harus memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
b. Fungsi Integrasi (the integrating function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi
yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral
dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian
yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan
masyarakatnya.
c. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap
perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan, baik dari
aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan
baik.
d. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi
ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga
diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam
masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan
pendidikannya.
e. Fungsi Pemilihan (the selective function)
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat
hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena pengakuan atas
adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan
bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum
perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.
f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan
siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan
kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu memahami
kekuatan-kekuatan dan kelemahan- kelemahan yang ada pada dirinya,
maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan
yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan- kelemahannya.

Peranan kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah/madrasah memiliki peranan yang
sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Apabila dirinci secara
lebih mendetail terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu peranan
konservatif, peranan kreatif, dan peranan kritis/evaluatif (Oemar Hamalik, 1990).
a. Peranan Konservatif
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum itu dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan
budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada
generasi muda, dalam hal ini para siswa. Peranan konservatif ini pada
hakikatnya menempatkan kurikulum yang berorientasi ke masa lampau.
Peranan ini sifatnya menjadi sangat mendasar, disesuaikan dengan
kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan proses sosial.
Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan membina perilaku
siswa sesuai dengan nilai-nilai sosial yang hidup di lingkungan
masyarakatnya.

b. Peranan Kreatif
Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi
setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus
mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan
yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang
dan masa mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang
dapat membantu setiap siswa mengembangkan semua potensi yang
ada pada dirinya untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru,
kemampuan-kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang
dibutuhkan dalam kehidupannya.
c. Peranan Kritis dan Evaluatif
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai
dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan,
sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu,
perkernbangan yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang belum
tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu, peranan kurikulum
tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil
perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk
menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan
diwariskan tersebut. Dalam hal ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi
dalam kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan
keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau
penyempurnaan-penyempurnaan.

Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara seimbang dan
harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-
ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum persekolahan menjadi tidak optimal.
Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak
yang terkait dalam proses pendidikan, di antaranya guru, kepala sekolah, pengawas,
orang tua, siswa, dan masyarakat. Dengan demikian, pihak-pihak yang terkait tersebut
idealnya dapat memahami betul apa yang menjadi tujuan dan isi dari kurikulum yang
diterapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Selain itu, perkembangan yang terjadi pada masa sekarang dan masa
mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu, peranan
kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil
perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan
memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Dalam hal
ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai
sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan dan
diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.Ketiga peranan kurikulum di
atas tentu saja harus berjalan secara seimbang dan harmonis agar dapat memenuhi
tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-ketimpangan yang menyebabkan
peranan kurikulum persekolahan menjadi tidak optimal.
Strategi dalamn rancangan kurikulum masa mendatang melakukan yang
pertama adalah dengan peningkatan kompetensi guru. Kedua, mengoptimalkan peran
guru dalam pembelajaran yaitu sebagai sumber belajar, fasilitastor, pengelola,
demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator. Karena bagaimanapun
idealnya kurikulum, tidak akan bermakna bila tidak didukung kemampuan guru
dalam mengimplementasikannya.
2. Tujuan yang harus dicapai dari tiga elemen yakni knowledge, pischomotorik, dan
value.
Tiga komponen isi menurut hyman ini ialah, pengetahuan keterampilan dan nilai
tujuan dari apa yang diberikan kepada siswa ini nantinya dapat di jadiakan sebagai isi
dari kurikulum itu sendiri dan isi dari kurikulum ini harus tersusun dengan sedemikian
rupa sehingga dapat menunjang tercapainya tujuan dari kurikulum itu .

3. Pengaruh landasan filosofis dan psikologis dalam merumuskan kurikulum

Landasan filosofis mengacu pada pentingnya dalam melaksanakan, membina


dan mengembangkan kurikulum disekolah.pendidikan sebagai ilmu terapan tentu saja
memerlukan ilmu-ilmu lain sebagai penunjang terutama filsafat. Filsafat pendidikan
pada dasarnya merupakan penerapan dari pemikiran –pemikiran filosofis untuk
memecahkan masalah-masalah pendidikan. filsafat pendidikan memiliki peranan
yang besar dalam menentukan tujuan atau arah pendidikan, artinya filsafat akan
menentukan arah kemana peserta didik akan dibawa. Filsafat akan menjadi perangkat
nilai-nilai yang melandasi dan membimbing kearah pencapaian tujuan
pendidikan.tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang komperhensif
mengenai apa yang seharusnya dicapai. Tujuan ini memuat pernyataan-pernyataan
mengenai berbagai kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik
selaras dengan sistem nilai dan filsafat yang dianut. Hal ini menunjukan adanya
katerkaitan yang sangat erat antara filsafat yang dianut dengan tujuan pendidikan
yang dirumuskan. Dari penjelasan diatas terlihat seberapa berpengaruh landasan
filosofis dalam merumuskan kurikulum.

Pengaruh landasan psikologis dalam merumuskan kurikulum

Psikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku


manusia dalam hubungan dengan lingkungan, pengertian sejenis menyebutkan
bahwa psikologi merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik
normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku, ilmu pengetahuan tentang
gejala dan kegiatan jiwa.

Landasan psikologi ini didasarkan pada prinsip bahwa perkembangan seseorang


dipengaruhi oleh lingkungan dan kematangan. Lingkungan yang dimaksuddapat berasal
dari proses pendidikan kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam pendidikan
tentu saja berkaitan dengan proses perubahan yang terjadi pada peserta didik. Dengan
adanya kurikulum diharapkan perubahan yang terjadipada peserta didik dapat
membentuk kemampuan atau kompetensi aktual maupun potensial.
Karakteristik perilaku setiap individu pada berbagai tingkatan perkembangan
merupakan kajian dari psikologi perkembangan. Oleh karena itu, dalam pengembangan
kurikulum harus senangtiasa berhubungan dengan program pendidikan untuk
kepentingan peserta didik maka landasan psikologi mutlak harus menjadi dasar dalam
merumuska suatu kurikulum. Perkembangan-perkembangan yang dialami oleh peserta
didik , pada umunya diperoleh melalui proses belajar. Seorang guru harus selalu mencari
upaya untuk dapat membelajarkan pesrta didik. Cara belajar dan mengajar yang dapat
memberikan hasil yang optimal tentu memerlukan pemikiran yang mendalam, yaitu
dilihat dari psikologi belajar.

4. Menyiapkan generasi
5. Keterampilan yang harus dimiliki agar mampu dikatakan hidup dalam lingkungan
sebagai komunitas masyarakat global
a) Ketrampilan mengenal didri sendiri atau keterampilan personal
Adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang individu(diri sendiri) untuk
melakukan atau menghasilkan suatu barang atau kegiatan.
b) Keterampilan berpikir rasional
Adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menarik kesimpulan
yang berdasar dan dapat dibenarkan atau didukung oleh data, aturan, dan
logika.
c) Keterampilan sosial
 Adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain
baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang
ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan perilaku yang
dipelajari.
d) Keterampilan akademik
Keterampilan akademik adalah keterampilan seseorang yang berkaitan
dengan kemampuan berpikir ilmiah, dimana katerampilan ini mencakup
keterampilan seseorang mengenai bagaimana memahami suatu masalah,
megidentifikasi variabel, merumuskan sebuah hipotesis dan melaksanakan
suatu penelitian.
e) Keterampilan vokasional
Keerampilan vokasional adalah keterampilan kejuruan yang harus dimiliki
oleh seseorang dimana keterampilan ini merupakan suatu keterampilan yang
berkaitan dengan bidang pekerjaan tertentu yang ada pada masarakat.

Anda mungkin juga menyukai