Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL (TTV) PADA NY “B”

DI RUANG KIA DAN KB UPT PUSKESMAS SIGERONGAN

KAMIS, 29 APRIL 2021 JAM 09.45 WITA

Oleh : Kelompok 1

Anggota

Anggi Septia Wulandari (P07124020001) Bahariana H. (P07124020002)

Baiq Arinda Wiranti (P07124020003) Baiq Firza S. (P07124020004)

Baiq Leni Mauliana (P07124020005) Nadia Helen F(P07124020021)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEBIDANAN

T.A 2020/2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL (TTV) PADA NY “B”

DI RUANG KIA DAN KB UPT PUSKESMAS SIGERONGAN

KAMIS, 29 APRIL 2021 JAM 09.45 WITA

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Tanggal :

Di susun oleh :

Anggi Septia Wulandari (P07124020001) Bahariana H. (P07124020002)

Baiq Arinda Wiranti (P07124020003) Baiq Firza S. (P07124020004)

Baiq Leni Mauliana (P07124020005) Nadia Helen F(P07124020021)

Disetujui oleh:

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan

(Ni Made Nari, SST) (Linda Meliati, S.Si.T.M.Kes)

NIP. NIP. 197707052006042001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL (TTV) PADA NY “B”

DI RUANG KIA DAN KB UPT PUSKESMAS SIGERONGAN

KAMIS, 29 APRIL 2021 JAM 09.45 WITA

Hari : Kamis

Tanggal : 29 April 2021

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Prodi D III Kebidanan

(Ati Sulianty, SST,.M.Kes)


NIP.
Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan

(Ni Made Nari, SST) (Linda Meliati, S.Si.T.M.Kes)


NIP.
NIP. 197707052006042001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
mengenai “Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV) Pada Ny “B” Di Ruang KIA
Dan KB UPT Puskesmas Sigerongan Kamis, 29 April 2021 Jam 09.45 Wita.
Laporan ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.Kami
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Awan Dramawan, S.pd.,M.Kes selaku Direktur Politeknik


Kesehatan kementrian Kesehatan Mataram.
2. Ibu Drg. Evi Maria selaku kepala UPT Puskesmas Sigerongan sekaligus
penanggung jawab bimbingan mahasiswa.

3. Syajaratuddur Faiqah, S.Si.T., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan


Poltekkes Kemenkes Mataram dan penanggung jawab pendidikan
4. Ati Sulianty, SST,.M.Kes, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Mataram
5. Linda Meliati, S.Si.T.M.Kes selaku Pembimbing Pendidikan
6. Lina Sundayani, S.Pd.M.Kes selaku Pembimbing Pendidikan
7. Ni Made Nari, SST. selaku Pembimbing Lahan dan Bidan Koordinator
Puskesmas Sigerongan
8. Dan semua pihak yang tidak dapat kami satu persatu yang telah
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya, Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang dapat
mendorong kami untuk menyempurnakan.

Mataram, 2 Mei 2021

4
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii

KATA PENGANTAR...................................................................................4

DAFTAR ISI.................................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................6

1.1 Latar Belakang.................................................................................6


1.2 Tujuan..............................................................................................7
1.3 Manfaat ............................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................9

2.1 Pengertian........................................................................................9
2.2 Suhu.................................................................................................9
2.3 Nadi................................................................................................11
2.4 Respirasi.........................................................................................15
2.5 Tekanan Darah...............................................................................17

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................21

3.1 Identitas Pasien..............................................................................21


3.2 Persiapan.......................................................................................22
3.3 Pelaksanaan ..................................................................................22
3.4 Evaluasi .........................................................................................25

BAB V PENUTUP......................................................................................26

5.1 Kesimpulan.....................................................................................26
5.2 Saran .............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................28

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) merupakan salah satu metode

untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada fungsi tubuh dasar. Hal ini

bertujuan untuk membantu dokter mendiagnosis suatu penyakit dan

merencanakan perawatan medis yang tepat. Pemeriksaan TTV (tanda-tanda

vital) dengan pengukuran suhu, nadi, pernapasan dan tekanan darah

digunakan untuk mengetahui status kesehatan setiap pasien yang datang

untuk memeriksakan kesehatannya.

Keterampilan dasar praktek klinik merupakan salah satu ilmu yang

mengulas semua tentang keterampilan dasar asuhan tindakan keterampilan

dasar asuhan tindakan keperawatan dan kebidanan yang meliputi

pemeriksaan fisik, tindakan pengobatan, pengaturan posisi dan kebutuhan

dasar manusia.

Dalam kegiatan praktek klinik ini tenaga medis khususnya kami

selaku mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan keterampilan dasar

praktek klinik pada situasi dan keadaan baik sehingga kami memiliki

keterampilan kompetensi dan profesionalisme yang tinggi dalam memberikan

tanggapan dalam kegiatan praktek ini kami akan mampu menjelaskan tentang

kegiatan tindakan keperawatan yang telah kami laksanakan di UPT

Puskesmas Sigerongan beserta kasus yang kami temukan di ruang KIA dan

6
KB yang telah kami susun dalam bentuk laporan tindakan kepada ibu nifas

yang datang hanya untuk control kondisi kesehatannya saja.


1.2 Tujuan
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan keterampilan dasar klinik kebidanan
pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) pada Ny “B”.
II. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data dasar dengan benar pada Ny.”B” yaitu
keterampilan dasar klinik kebidanan dalam pemeriksaan TTV.
b. Mampu melakukan semua persiapan yang dibutkan dalam pemeriksaan
dasar klinik kebidanan pada Ny “B”
c. Mampu melakukan pelaksanaan pemeriksaan TTV pada Ny “B” dalam
keterampilan dasar klinik kebidanan.
d. Mampu melakukan evaluasi hasil pemeriksaan TTV pada Ny “B” dalam
keterampilan dasar klinik kebidanan.
1.3 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, laporan keterampilan dasar klinik kebidanan ini diharapkan
dapat bermanfaat yaitu :
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pendidikan dalam mata kuliah
keterampilan dasar klinik kebidanan untuk terus mengembangkan
pengetahuannya sesuai dengan tuntutan masyarakat.
b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu pendidikan keterampilan
dasar klinik kebidanan dalam meningkatkan kemampuan/keterampilan
sehingga menambah mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat
banyak.
c. Sebagai pijakan dan referensi pada laporan-laporan selanjutnya yeng
berhubungan dengan keterampilan dasar klinik kebidanan serta menjadi
bahan kajian lebih lanjut
2. Manfaat Praktis

7
Secara praktis, laporan keterampilan dasar klinik kebidanan ini diharapkan
dapat bermanfaat yaitu :
a. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan evaluasi antara teori dan praktik yang dilakukan
secara langsung saat praktik turun lahan di UPT Puskesmas Sigerongan
agar bisa membandingkan perbedaan antara teori dan praktik.
b. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dalam melakukan pelayanan di UPT
Puskesmas Sigerongan jika ada hal yang harus di perbaiki dalam
pelayanan yang dilakukan disana.
c. Bagi Mahasiswa
(1) Mendapatkan pengalaman menerapkan keterampilan dasar klinik
kebidanan dalam melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital kepada
pasien
(2) Mendapatkan pengetahuan tentang ada atau tidaknya kesenjangan
antara teori dengan praktik keterampilan dasar klinik kebidanan.
d. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
masyarakat agar mengetahui pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV).

BAB II

8
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Sumber (Jackson M & Jackson L)

Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis
yang digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang,
terutama pada pasien yang secara medis tidak stabil atau memiliki faktor-
faktor resiko komplikasi kardiopulmonal dan untuk menilai respon terhadap
intervensi. Tanda vital juga berguna untuk menentukan dosis yang adekuat
bagi tindakan fisioterapi, khususnya exercise.

Tanda-tanda vital atau tanda-tanda dasar meliputi :

a) Pemeriksaan Suhu Tubuh


b) Pemeriksaan Denyut Nadi
c) Pemeriksaan Pernafasan
d) Pemeriksaan Tekanan Darah

2.2 Suhu

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh
proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu
permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah
panas yang hilang ke lingkungan luar. Karena fluktuasi suhu permukaan ini
suhu yang dapat diterima berkisar dari 36°C sampai 38°C. Suhu normal rata-
rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran.

Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan


perilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada pada batasan normal,
hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas harus
dipertahankan.

a) Produksi panas Panas diproduksi di dalam tubuh melalui metabolisme,


yang merupakan reaksi kimia pada semua sel tubuh.

9
(1) Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh tubuh
saat istirahat.
(2) Gerakan volunteer seperti aktivitas otot selama latihan.
(3) Menggigil meruapakan respon tubuh involunteer terhadap suhu yang
berbeda dalam tubuh.
b) Pengeluaran Panas Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara
simultan melalui :
(1) Radiasi. Perpindahan panas dari permukaan satu obyek ke
permukaan obyek lain tanpa keduanya bersentuhan.
(2) Konduksi Perpindahan panas dari satu objek ke objek lainnya dengan
kontak langsung.
(3) Konveksi Perpindahan panas karena pergerakan udara.
(4) Evaporasi. Perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi
gas (Kulit merupakan tempat utama pengeluaran panas)
c) Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh Banyak faktor yang
mempengaruhi suhu tubuh, diantaranya :
(1) Usia Pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai pubertas, lansia
sangat sensitif terhadap suhu yang ekstri.
(2) Olahraga Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan
pemecahan karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan
metabolisme dan produksi panas.
(3) Kadar hormon Wanita mengalami fruktuasi suhu tubuh yang lebih
besar dari pria.
(4) Irama sikardian Suhu tubuh secara normal berubah secara normal
0,5° sampai 1° selama 24 jam, titik terendah pada pukul 1-4 dini hari.
(5) Lingkungan Bila suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat, suhu
tubuh akan naik. Bila klien berada di luar lingkungan tanpa baju
hangat, suhu tubuh mungkin rendah. Bayi dan lansia paling sering
dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekanisme suhu mereka
kurang efisien.

10
(6) Stres. Stres fisik dan emosional meningkatkan suhu tubuh melalui
stimulasi hormonal dan persarafan.
d) Tempat pengukuran suhu

Ada banyak tempat pengukuran suhu inti dan permukaan. Suhu inti dari
arteri paru, esofagus dan katung kemih digunakan untuk perawatan intensif.
Pengukuran ini memerlukan peralatan yang dipasang invasif secara terus-
menerus dalam rongga atau organ tubuh. Peralatan ini harus memiliki
pembacaan akurat yang secara cepat dan terus-menerus menunjukkan
pembacaan pada monitor elektronik. Tempat yang paling sering digunakan
untuk pengukuran suhu dan dapat digunakan secara intermitten adalah
membran timpani, mulut, rektum dan aksila. Variasi suhu yang didapatkan
bergantung pada tempat pengukuran. Berikut variasi suhu berdasarkan
tempat pengukurannya.

(1) Oral rata rata: 37°C


(2) Rektal rata rata: 37,5°
(3) Aksila rata rata: 36,5°C

Suhu tubuh normal antara suhu 36 °C -37,5°C Suhu tubuh tidak normal
bisa disebut :

(1) Hipotermia yaitu suhu tubuh kurang dari normal


(2) Hipertermia yaitu suhu tubuh lebih dari normal
2.3 Nadi

Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan bisa diraba di berbagai
tempat pada tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi. penyebab nadi
yang menjadi lambat, cepat atau tidak reguler secara normal dapat mengubah
curah jantung. Pengkajian kemampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan
jaringan tubuh terhadap nutrien dengan cara melakukan palpasi nadi perifer
atau dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung
(frekuensi apikal). Pengkajian terhadap denyut nadi memberi data tentang
kondisi sistem kardiovaskuler.

11
a) Pengukuran denyut nadi, meliputi :
(1) Frekuensi
(2) Irama
(3) Kekuatan
(4) kesetaraan dari setiap denyutan.

Denyut abnormal yang lambat, cepat atau tidak teratur dapat menandakan
masalah dalam pengaturan sirkulasi darah, keseimbangan cairan atau
metabolisme tubuh.

Disritmia jantung dapat megancam kemampuan jantung untuk berfungsi


dengan baik. Kekuatan denyutan menunjukkan volume darah yang di pompa
dalam setiap kontraksi jantung. Perbandingan denyut nadi pada kedua sisi
tubuh dapat menunjukkan variasi seperti berhentinya aliran darah lokal yang
disebabkan oleh pembekuan darah.

Faktor yang mempengaruhi denyut nadi :

(1) Latihan fisik


(2) Obat-obatan
(3) Suhu
(4) Emosi
(5) Perubahan postur tubuh
(6) Peradarahan
(7) Gangguan paru
b) Lokasi Pengukuran Nadi

Frekuensi nadi dapat dikaji pada setiap arteri, namun arteri radialis dan
artei karotid dapat dengan mudah diraba pada nadi perifer. Pada saat kondisi
klien tiba-tiba menurun, area karotid adalah area terbaik untuk menemukan
nadi secara cepat. Nadi radialis dan apikal merupakan tempat yang paling
sering digunakan untuk mengkaji nadi. Jika nadi radialis yang terletak pada
pergelangan tangan tidak normal atau intermitten akibat disritmia atau jika nadi
yang tidak dapat diraba karena balutan, gips, atau halangan lain, yang dikaji
adalah nadi apikal.

12
Pada saat klien menggunakan medikasi (pengobatan) yang
mempengaruhi frekuensi jantung, nadi apikal dapat memberikan gambaran
yang lebih akurat terhadap fungsi jantung. Nadi apikal merupakan tempat
terbaik untuk mengkaji nadi bayi dan nadi anak karena nadi perifer dalam dan
sulit untuk dipalpasi dengan akurat.

c) Karakter Nadi Pengkajian nadi meliputi:


(1) Frekuensi
Pengkajian frekuensi nadi perifer dan apikal dapat menyatakan
perbedaan frekuensi jantung. Ketidaknormalan nadi biasa disebut :
 Takikardia adalah nadi lebih dari normal (nadi cepat).
 Bradikardia adalah nadi kurang dari normal (nadi lambat).

Frekuensi jantung normal

Usia Usia Denyut/mnt

Bayi 120-160

Todler 90-140

Prasekolah 80-110

Usia sekolah 75-100

Remaja 60-90

Dewasa 60-100

(2) Irama
Secara normal irama adalah interval reguler yang terjadi antara setiap
denyut nadi atau jantung. Interval yang disela oleh denyut di awal dan
di akhir atau tidak ada denyut menandakan irama yang tidak normal
yang disebut disritmia.
(3) Kekuatan
Kekuatan nadi menunjukkan volume darah yang diejeksikan ke dinding
arteri pada setiap kontraksi jantung dan kondisi sistem pembuluuh

13
darah arteri yang mengarah nadi dan digambarkan dengan kuat,
lemah, berurutan atau bersamaan.
(4) Kesamaan
Nadi kedua tempat dari sistem pembuluh darah perifer harus dikaji.
Semua nadi simetris dapat dikaji secara simultan kecuali nadi karotid
karena tekanan yang besar dapat menyumbat pasokan darah ke otak.
 Oxymeter
1. Pengetian Oxymeter

Oxymeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk mendeteksi atau


mengukur tingkat oksigen di dalam darah manusia tanpa menimbulkan
rasa sakit.

Dengan alat ini, Anda dapat mengetahui seberapa efisienkah


oksigen yang beredar dalam darah hingga ke jantung atau lengan dan
kaki.

Diketahui, kadar oksigen dalam tubuh normal umumnya berkisar antara 95-
100 persen. Apabila kadar oksigen Anda di bawah 90 persen, maka kadar
oksigen Anda termasuk rendah dan harus mendapat pertolongan medis.

2. Hal yang Perlu Diperhatikan saat Menggunakan Oxymeter

Oxymeter berbentuk seperti klip yang dijepitkan pada jari atau daun
telinga. Alat ini menggunakan cahaya sebagai pendeteksi oksigen dalam
tubuh. Dalam beberapa kasus, pasien pengguna oximeter ialah mereka yang
memiliki penyakit seperti anemia, asma, kanker paru-paru, dan gagal jantung.

Melansir dari WHO, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika
menggunakan oximeter yakni :

 Pastikan posisi jari berada pas di antara capit oximeter. Hal ini penting
dilakukan agar sinar atau cahaya oximeter bisa bekerja dengan benar dan
mengukur kadar oksigen secara maksimal.

 Saat menggunakan oximeter di jari, pastikan tidak sedang menggunakan cat


kuku atau pewarna, karena akan mengganggu kinerja oximeter.

14
 Hindari cahaya berlebihan karena akan mempengaruhi kinerja oximeter.

 Jangan bergerak berlebihan ketika menggunakan oximeter agar kinerja lebih


akurat.

3. Cara Membaca dan Menggunakan Oximeter

Cara membaca oximeter bisa dilakukan dengan melihat kadar


saturasi oksigen (SpO2) dan PRbpm pada pulse oximeter. Apabila
tingkat SpO2 95 persen maka termasuk normal. Namun, jika di bawah 90
persen maka segera datangi klinik kesehatan terdekat untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
Sementara itu, PRbpm pada oximeter berfungsi untuk mengukur
denyut nadi dan mengetahui berapa kali jantung berdetak selama 1
menit. PRbpm dikatakan normal apabila berkisar antara 60-100 bpm.
2.4 Pernapasan

Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara


antara atmosfir dengan darah serta darah dengan sel. Mekanisme pernafasan
meliputi :

(1) Ventilasi yaitu pergerakan udara masuk ke luar paru


(2) Difusi yaitu pertukaran O2 & CO2 antara alveoli & sel darah merah
(3) Perfusi yaitu distribusi oleh sel drh merah ke dan dari kapiler darah

Kontrol Fisiologis :

 Pusat pengaturan batang otak


 Ventilasi diatur oleh kadar O2 & CO2 serta ion hidrogen dalam darah
 Peningkatan PCO2 berakibat sistem kontrol pernafasan di otak
meningkatkan frekuensi dan kedalaman.

Faktor yang mempengaruhi pernafasan :

(1) Olahraga meningkatkan frekuensi dan kedalamanuntuk memenuhi


kebutuhan tubuh untuk menambah oksigen.

15
(2) Nyeri akut dan kecemasan meningkatkan frekuensi dan kedalaman akibat
stimulasi saraf simpatik.
(3) Anemia. Penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawa O2
dalam darah. Individu bernapas dengan lebih cepat untuk meningkatkan
penghantaran O2.
(4) Posisi tubuh. Postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi
paru. Posisi yang bungkuk dan telungkup mengganggu pergerakan ventilasi.
(5) Medikasi (analgetik narkotik dan sedatif meningkatkan RR).
(6) Cedera batang otak mengganggu pusat pernapasan dan menghambat
frekuensi dan irama pernapasan.

Mekanisme pernapasan

(1) Inhalasi Normalnya terjadi proses berikut; diafragma berkontraksi


(mengempis), tulang iga bergerak ke atas dan keluar, dan sternum bergerak
keluar sehingga memperbesar ukuran toraks dan memungkinkan
pengembangan paru.
(2) Ekshalasi Selama ekshalasi, diafragma relaksasi, tulang iga bergerak ke
bawah dan ke dalam, dan strenum bergerak ke dalam sehingga memperkecil
ukuran toraks saat paru-paru terkompresi. Normalnya proses bernapas
terjadi secara normal dan tanpa usaha. Proses inspirasi pada orang dewasa
normal berlangsung selama 1-1,5 detik dan proses ekspirasi berlangsung
selama 2-3 detik.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pernafasan :

(1) Frekuensi pernafasan Perawat mengobservasi inspirasi dan ekspirasi penuh


pada saat menghitung frekuensi ventilasi dan pernapasan. Frekuensi
pernapasan normal turun sepanjang hidup.
(2) Kedalaman pernafasan Kedalaman dikaji dengan mengobservasi derajat
peyimpangan atau gerakan dinding dada. Perawat menggambarkan gerakan
ventilator sebagai dalam, normal dan dangkal. Pernapasan yang dalam
melibatkan ekspansi penuh paru dengan ekshalasi penuh.

16
(3) Irama pernafasan Dengan bernapas normal interval reguler terjadi setelah
setiap siklus pernapasan. Bayi cenderung untuk kurang teratur dalam
bernapas. Anak-anak kecil mungkin beranpas secara lambat selama
beberapa detik dan kemudian tiba-tiba bernapas secara cepat. Irama
pernapasan teratur dan tidak teratur.

Frekuensi pernapasan

Rata-rata normal menurut

Usia Frekuensi

Bayi Baru Lahir 35-40 x/menit

Bayi (6 Bulan) 30-50 x/menit

Todler (2 Tahun) 25-32 x/menit

Anak-anak 20-30 x/menit

Remaja 16-19 x/menit

Dewasa 12-20 x/menit

2.5 Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah
yang didorong dengan tekanan dari jantung. Aliran darah yang mengalir pada
sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Pengkajian tekanan darah dapat
diukur baik secara langsung (invasif) maupun tidak langsung (non invasif).

Metode langsung (invasif)

Metode ini memerlukan insersi kateter kecil ke dalam arteri. Selang


menghubungkan kateter dengan alat pemantau elektronik. Monitor
menampilkan gelombang dan bacaan tekanan arteri secara konstan. Karena
ada resikon kehilangan darah secara tiba-tiba dari arteri, pemantau tekanan
darah invasif digunakan hanya untuk situasi perawatan intensif.

Metode tidak langsung (non invasif)

17
Metode ini memerlukan penggunaan sfigmomanometer dan stetoskop.
cara mengukur tekanan darah secara tidak langsung dengan menggunakan
auskultasi dan palpasi. Auskultasi merupakan teknik yang paling sering
digunakan.

Ketika mengatur tekanan darah dengan menggunakan stetoskop, perawat


mengidentifikasi lima fase dalam rangkaian bunyi yang disebut bunyi korotkoff.

Pertama perawat memompa manset hingga 30 mmHg di atas titik tempat


denyut nadi tidak teraba lagi. kemudian perawat melepaskan tekanan secara
perlahan sambil mengamati ukuran yang tampak pada manometer dan
mengaitkannya dengan bunyi yang terdengar melalui stetoskop. terdapat lima
fase, namun tidak semuanya terdengar.

 Sistole. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi.


 Diastole. Tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap waktu.

Faktor yang bertanggung jawab terhadap Tekanan Darah :

(1) Tahanan perifer: Pada dilatasi pembuluh darah & tahanan turun, tekanan
darah akan turun.
(2) Volume darah. Bila volume meningkat, tekanan darah akan meningkat.
(3) Viskositas darah. Semakin kental darah akan meningkatkan tekanan darah.
(4) Elastisitas dinding pembuluh darah. Penurunan elastisitas pembuluh darah
akan meningkatkan tekanan darah.

Faktor yang memepengaruhi Tekanan Darah :

(1) Usia Tingkat normal Tekanan Darah bervariasi sepanjang kehidupan


manusia. Orang dewasa cenderung meningkat seiring pertambahan
usia.
(2) Stres Ansietas, takut, nyeri dan stres emosi mengakibatkan stimulasi
simpatik yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung, dan
tahanan vaskuler perifer.
(3) Ras Tekanan darah dipengaruhi oleh kebiasaan, genetik dan
lingkungan

18
(4) Medikasi Banyaknya pengobatan baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi tekanan darah. Analgesik, narkotik
dapat menurunkan Tekanan Darah.
(5) Variasi diurnal Tekanan Darah bervariasi sepanjang hari, biasanya
rendah pada pagi hari, secara berangsur-angsur naik menjelang siang
dan sore hari, dan puncaknya pada senja hari atau malam hari.
(6) Jenis kelamin Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan.
setelah pubertas pada pria relatif lebih tinggi sedangkan setelah
menopause pada wanita lebih tinggi.

Tekanan Darah

Normal Rata-rata

Usia Tekanan Darah (mm Hg)

Bayi Baru Lahir (300 g) 40 (rerata)

1 Bulan 85/54

1 Tahun 95/65

6 Tahun 105/65

10-13 Tahun 110/65

14-17 Tahun 120/75

Dewasa Tengah 120/80

Lansia 140/90

Klasifikais Tekanan Darah untuk Usia Dewasa 18 Tahun dan Lansia

Kategori Sistole Diastole

Normal <130 <85

Normal tinggi 130-139 85-89

19
Hipertensi

Derajat 1(Ringan) 140-159 90-99

Derajat 2 (Sedang) 160-179 100-109

Derajat 3 (Berat) 180-209 110-119

Derajat 4 (Sangat Berat) ≥210 ≥120

BAB III

TINJAUAN KASUS

KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL (TTV) PADA NY “B”

20
DI RUANG KIA DAN KB UPT PUSKESMAS SIGERONGAN

KAMIS, 29 APRIL 2021 JAM 09.45 WITA

Hari/Tanggal : Kamis/29-04-2021

Tempat Prektik : UPT Puskesmas Sigerongan

Ruangan : KIA dan KB

Jam : 09.45 Wita

Jenis Keterampilan : Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV)

3.1 Identitas Pasien

Nama : Budi Hartini

Umur : 18 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Alamat : Gegutu Reban

No. HP :-

Alasan datang : Ibu nifas 4 hari datang untuk control

Tujuan dilaksanakan kegiatan : Pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV)


pada pasien yang datang hanya untuk
control kondisi kesehatannya saja.

3.2 Persiapan
a. Persiapan alat : baik (Spygnomanometer digital, thermometer axila digital,
oxymeter, alcohol swab, handscoon, jam tangan berdetik).
b. Persiapan pasien : baik

21
c. Persiapan penolong : baik
3.3 Pelaksanaan (Kamis, 29 April 2021)
1. Pelaksanaan pengukuran tekanan darah
a. Persiapan alat dan ruangan yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital (pengukuran tekanan darah)
 Spygnomanometer digital
 Handscoon
 Alat tulis dan buku catatan
b. Jelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan kepada pasien
c. Tangan dicuci dan dikeringkan, kemudian gunakan handscood
d. Bawa alat-alat ke dekat pasien
e. Menyiapkan posisi pasien (bisa duduk/tidur, posisi lengan harus
sejajar jantung) lengan baju pasien harus diataskan atau di
lepaskan
f. Spygnomanometer digital diletakkan disamping pasien sejajar
lengan atas
g. Pasang manset di lengan atas 3 cm (3 jari) dari fossa cubiti
(manset jangan dipasang terlalu ketat atau kendor) pipa karet di
letakkan disebelah luar lengan.
h. Minta pasien untuk tetap tenang/rileks agar tidak mempengaruhi
hasil pengukuran tekanan darah.
i. Tekan tombol on pada spygnomanometer digital sampai keluar
hasil tekanan darah pasien.
j. Bila ragu, cek ulang pengukuran, tunggulah 1-2 menit kemudian
ulang pada lengan yang sama.
k. Hasil pengukuran dicatat dibuku catatan (TD : 122/84 mmHg)
l. Manset di lepas dari lengan dan menggulungnya.
m. Lengan baju pasien di bereskan, pasien di beritahu bahwa
pengukuran telah selesai dan beritahu pasien hasil pengukuran.
2. Pelaksanaan pengukuran suhu (axila)

22
a. Persiapan alat dan ruangan yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital (pengukuran suhu axila)
 Thermometer axila digital
 Alcohol swab atau kapas alcohol
 Tissue pada tempatnya
 Bengkok
 Alat tulis dan buku catatan
b. Jelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan kepada pasien
c. Bawa alat-alat ke dekat pasien
d. Menyiapkan posisi pasien (bisa duduk/tidur, bila perlu baju pasien
dibuka)
e. Ketiak pasien dikeringkan dengan tissue dengan cara menekan-
nekan pada ketiak
f. Lap ujung thermometer axial digital menggunakan alcohol swab
g. Jepitkan ujung thermometer axial digital pada ketiak pasien
(reservoir tepat di tengah-tengah ketiak) dan tangan dilipat ke atas
dada, tangan yang satu memegang bahu, tangan yang lain
menahan siku
h. Bila pasien tidak mampu, pemeriksa yang memegang thermometer
axila digital
i. Setelah ada bunyi “bip bip bip” yang terdengar, thermometer
diangkat kemudian dilap dengan tissue dari pangkal kearah
reservoir dengan gerakan rotasi memutar dan dibaca hasilnya.
j. Hasilnya dicatat dibuku catatan (S : 36,5°C)
k. Bersihkan thermometer, kemudian kembalikan ke tempat semula
3. Pelaksanaan penghitungan denyut nadi dan SpO2
a. Persiapan alat dan ruangan yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital (penghitungan denyut nadi dan
SpO2)
 Oxymeter
 Alat tulis dan buku catatan

23
b. Jelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan kepada pasien
c. Bawa alat-alat ke dekat pasien
d. Menyiapkan posisi pasien (bisa duduk/tidur)
e. Pastikan kuku pasien dalam kondisi bersih, tidak panjang, dan
hindari penggunaan cat kuku berwarna gelap atau kuku palsu.
f. Hangatkan jari tangan, terutama jika jari tangan terasa dingin
g. Pasang oxymeter baik di ibu jari, jari telunjuk atau jari tengah
diantara capit oxymeter
h. Nyalakan oxymeter, tunggu sampai terdengar bunyi “bip bip bip”.
i. Pada layar oxymeter tertera 2 angka dengan arti berbeda yaitu
SpO2 (oksigen dalam darah) dan HR (jumlah denyut nadi).
j. Hasilnya dicatat dibuku catatan (N : 84x/menit dan SpO2 : 96)
4. Pelaksanaan pengukuran pernapasan
a. Persiapan alat dan ruangan yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital (pengukuran pernapasan)
 Jam tangan berdetik
 Alat tulis dan buku catatan
b. Jelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan kepada pasien
c. Bawa alat-alat ke dekat pasien
d. Menyiapkan posisi pasien (bisa duduk/tidur)
e. Pemeriksa memperhatikan pernapasan pasien, hitung selama 60 detik (1
menit)
f. Hasilnya dicatat di buku catatan (R : 21x/menit)
g. Beritahu kepada pasien seluruh hasil pemeriksaan TTV (TD : 122/84 mmHg,
S : 36,5°C, N : 84x/menit, SpO2 : 96, R : 21x/menit)
h. Setelah melakukan pemeriksaan TTV, lepas handscoon dan cuci tangan
menggunakan sabun di air mengalir
i. Rapikan semua alat yang sudah digunakan di tempat semula
3.4 Evaluasi (Kamis, 29 April 2021)

Secara teori, Pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) merupakan salah satu


metode untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada fungsi tubuh dasar

24
seperti (pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu, penghitungan nadi dan
SpO2, pengukuran pernapasan). Sedangkan secara praktik/tindakan yang
dilakukan di UPT Puskesmas Sigerongan, pemeriksaan tanda-tanda vital
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada fungsi tubuh dasar
yang meliputi (pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu, penghitungan
nadi dan SpO2, pengukuran pernapasan). Sehingga bisa dikatakan bahwa
antara teori dan praktik yang dilakukan di UPT Puskesmas Sigerongan tidak
ada kesenjangan/perbedaan.

Keterampilan dasar klinik kebidanan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV)


yang telah dilakukan pada ibu nifas 4 hari yang datang untuk kontrol kondisi
kesehatannya meliputi pemeriksaan tekanan darah, suhu, denyut nadi dan
respirasi. Tindakan tersebut telah dilakukan pada tanggal 29 April 2021
dengan hasil pemeriksaannya meliputi TD : 122/84 mmHg, S : 36,5°C, N :
84x/menit, SpO2 : 96, R : 21x/menit.

Berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan, ibu nifas


dalam keadaan normal dan kondisi kesehatannya baik.

25
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan keterampilan dasar klinik kebidanan, penyusun telah
mampu menerapkan perasat dengan benar, meliputi:
1. Pengkajian data dasar pada Ny.”B” yaitu ibu nifas 4 hari yang datang untuk
mengontrol kondisi kesehatannya dengan melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital baik.
2. Persiapan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny “B”
baik, meliputi (spygnomanometer digital, thermometer axila digital, oxymeter,
alcohol swab, handscoon, jam tangan berdetik)
3. Pelaksanaan pemeriksaan TTV pada Ny “B” meliputi pengukuran tekanan
darah, pengukuran suhu, penghitungan nadi dan SpO2, pengukuran
pernapasan.
4. Evaluasi hasil pemeriksaan TTV pada Ny “B” yaitu ibu nifas 4 hari yang datang
untuk kontrol kondisi kesehatannya meliputi pemeriksaan tekanan darah, suhu,
denyut nadi dan respirasi. Tindakan tersebut telah dilakukan pada tanggal 29
April 2021 dengan hasil pemeriksaannya meliputi TD : 122/84 mmHg, S :
36,5°C, N : 84x/menit, SpO2 : 96, R : 21x/menit. Berdasarkan pemeriksaan
tanda-tanda vital yang dilakukan, ibu nifas dalam keadaan normal dan kondisi
kesehatannya baik.
5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapatlah penulis mengajukan beberapa


saran, antara lain :

1. Untuk Institusi Pendidikan

agar tetap membimbing dan membantu mahasiswa untuk memahami dan


menerapkan teori yang telah diberikan dari institusi sehingga mampu
memberikan asuhan yang sesuai dan mampu menganalisa kesenjangan
antara teori dengan praktek serta mengetahui sejauh mana mahasiswa

26
mampu menerapkan ilmu pendidikan yang diperoleh mahasiswa di bangku
kuliah sehingga dapat menjadi bahan analisa untuk pendidikan praktik klinik
kebidanan yang akan datang.

2. Untuk Institusi Pelayanan

Agar tetap mempertahankan pelayanan keterampilan dasar klinik


kebidanan yang telah diberikan terkait masalah-masalah kesehatan yang
terjadi pada masyarakat, khususnya masalah yang terkait dengan kebidanan,
sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan sesuai standar
sehingga tetap tercermin citra bidan yang profesional.

3. Untuk Penulis

Agar meningkatkan kemampuan dalam menerapkan keterampilan dasar


klinik kebidanan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan.

4. Untuk Masyarakat

Agar tetap membina hubungan baik dengan tenaga kesehatan dan


fasilitas kesehatan yang ada, serta tetap pro-aktif terhadap tindakan atau
keterampilan dasar klinik kebidanan yang diberikan dan diharapkan dapat
mempertahankan perawatan yang diberikan kepada masyarakat banyak.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/39/1/290999-pemeriksaan-tanda-
tanda-vital-bf801e8f.pdf

https://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-
content/uploads/2016/11/PEMERIKSAAN-VITAL-SIGN.pdf

https://www.suara.com/health/2021/01/29/114900/oximeter-pengertian-dan-
cara-bacanya

28

Anda mungkin juga menyukai