Oleh : Kelompok 1
Anggota
JURUSAN KEBIDANAN
T.A 2020/2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Di susun oleh :
Disetujui oleh:
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Hari : Kamis
Mengetahui:
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
mengenai “Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV) Pada Ny “B” Di Ruang KIA
Dan KB UPT Puskesmas Sigerongan Kamis, 29 April 2021 Jam 09.45 Wita.
Laporan ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.Kami
mengucapkan terima kasih kepada :
4
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................4
DAFTAR ISI.................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................6
2.1 Pengertian........................................................................................9
2.2 Suhu.................................................................................................9
2.3 Nadi................................................................................................11
2.4 Respirasi.........................................................................................15
2.5 Tekanan Darah...............................................................................17
BAB V PENUTUP......................................................................................26
5.1 Kesimpulan.....................................................................................26
5.2 Saran .............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................28
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada fungsi tubuh dasar. Hal ini
dasar manusia.
praktek klinik pada situasi dan keadaan baik sehingga kami memiliki
tanggapan dalam kegiatan praktek ini kami akan mampu menjelaskan tentang
Puskesmas Sigerongan beserta kasus yang kami temukan di ruang KIA dan
6
KB yang telah kami susun dalam bentuk laporan tindakan kepada ibu nifas
7
Secara praktis, laporan keterampilan dasar klinik kebidanan ini diharapkan
dapat bermanfaat yaitu :
a. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan evaluasi antara teori dan praktik yang dilakukan
secara langsung saat praktik turun lahan di UPT Puskesmas Sigerongan
agar bisa membandingkan perbedaan antara teori dan praktik.
b. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dalam melakukan pelayanan di UPT
Puskesmas Sigerongan jika ada hal yang harus di perbaiki dalam
pelayanan yang dilakukan disana.
c. Bagi Mahasiswa
(1) Mendapatkan pengalaman menerapkan keterampilan dasar klinik
kebidanan dalam melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital kepada
pasien
(2) Mendapatkan pengetahuan tentang ada atau tidaknya kesenjangan
antara teori dengan praktik keterampilan dasar klinik kebidanan.
d. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
masyarakat agar mengetahui pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV).
BAB II
8
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Sumber (Jackson M & Jackson L)
Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis
yang digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang,
terutama pada pasien yang secara medis tidak stabil atau memiliki faktor-
faktor resiko komplikasi kardiopulmonal dan untuk menilai respon terhadap
intervensi. Tanda vital juga berguna untuk menentukan dosis yang adekuat
bagi tindakan fisioterapi, khususnya exercise.
2.2 Suhu
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh
proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu
permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah
panas yang hilang ke lingkungan luar. Karena fluktuasi suhu permukaan ini
suhu yang dapat diterima berkisar dari 36°C sampai 38°C. Suhu normal rata-
rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran.
9
(1) Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh tubuh
saat istirahat.
(2) Gerakan volunteer seperti aktivitas otot selama latihan.
(3) Menggigil meruapakan respon tubuh involunteer terhadap suhu yang
berbeda dalam tubuh.
b) Pengeluaran Panas Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara
simultan melalui :
(1) Radiasi. Perpindahan panas dari permukaan satu obyek ke
permukaan obyek lain tanpa keduanya bersentuhan.
(2) Konduksi Perpindahan panas dari satu objek ke objek lainnya dengan
kontak langsung.
(3) Konveksi Perpindahan panas karena pergerakan udara.
(4) Evaporasi. Perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi
gas (Kulit merupakan tempat utama pengeluaran panas)
c) Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh Banyak faktor yang
mempengaruhi suhu tubuh, diantaranya :
(1) Usia Pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai pubertas, lansia
sangat sensitif terhadap suhu yang ekstri.
(2) Olahraga Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan
pemecahan karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan
metabolisme dan produksi panas.
(3) Kadar hormon Wanita mengalami fruktuasi suhu tubuh yang lebih
besar dari pria.
(4) Irama sikardian Suhu tubuh secara normal berubah secara normal
0,5° sampai 1° selama 24 jam, titik terendah pada pukul 1-4 dini hari.
(5) Lingkungan Bila suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat, suhu
tubuh akan naik. Bila klien berada di luar lingkungan tanpa baju
hangat, suhu tubuh mungkin rendah. Bayi dan lansia paling sering
dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekanisme suhu mereka
kurang efisien.
10
(6) Stres. Stres fisik dan emosional meningkatkan suhu tubuh melalui
stimulasi hormonal dan persarafan.
d) Tempat pengukuran suhu
Ada banyak tempat pengukuran suhu inti dan permukaan. Suhu inti dari
arteri paru, esofagus dan katung kemih digunakan untuk perawatan intensif.
Pengukuran ini memerlukan peralatan yang dipasang invasif secara terus-
menerus dalam rongga atau organ tubuh. Peralatan ini harus memiliki
pembacaan akurat yang secara cepat dan terus-menerus menunjukkan
pembacaan pada monitor elektronik. Tempat yang paling sering digunakan
untuk pengukuran suhu dan dapat digunakan secara intermitten adalah
membran timpani, mulut, rektum dan aksila. Variasi suhu yang didapatkan
bergantung pada tempat pengukuran. Berikut variasi suhu berdasarkan
tempat pengukurannya.
Suhu tubuh normal antara suhu 36 °C -37,5°C Suhu tubuh tidak normal
bisa disebut :
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan bisa diraba di berbagai
tempat pada tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi. penyebab nadi
yang menjadi lambat, cepat atau tidak reguler secara normal dapat mengubah
curah jantung. Pengkajian kemampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan
jaringan tubuh terhadap nutrien dengan cara melakukan palpasi nadi perifer
atau dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung
(frekuensi apikal). Pengkajian terhadap denyut nadi memberi data tentang
kondisi sistem kardiovaskuler.
11
a) Pengukuran denyut nadi, meliputi :
(1) Frekuensi
(2) Irama
(3) Kekuatan
(4) kesetaraan dari setiap denyutan.
Denyut abnormal yang lambat, cepat atau tidak teratur dapat menandakan
masalah dalam pengaturan sirkulasi darah, keseimbangan cairan atau
metabolisme tubuh.
Frekuensi nadi dapat dikaji pada setiap arteri, namun arteri radialis dan
artei karotid dapat dengan mudah diraba pada nadi perifer. Pada saat kondisi
klien tiba-tiba menurun, area karotid adalah area terbaik untuk menemukan
nadi secara cepat. Nadi radialis dan apikal merupakan tempat yang paling
sering digunakan untuk mengkaji nadi. Jika nadi radialis yang terletak pada
pergelangan tangan tidak normal atau intermitten akibat disritmia atau jika nadi
yang tidak dapat diraba karena balutan, gips, atau halangan lain, yang dikaji
adalah nadi apikal.
12
Pada saat klien menggunakan medikasi (pengobatan) yang
mempengaruhi frekuensi jantung, nadi apikal dapat memberikan gambaran
yang lebih akurat terhadap fungsi jantung. Nadi apikal merupakan tempat
terbaik untuk mengkaji nadi bayi dan nadi anak karena nadi perifer dalam dan
sulit untuk dipalpasi dengan akurat.
Bayi 120-160
Todler 90-140
Prasekolah 80-110
Remaja 60-90
Dewasa 60-100
(2) Irama
Secara normal irama adalah interval reguler yang terjadi antara setiap
denyut nadi atau jantung. Interval yang disela oleh denyut di awal dan
di akhir atau tidak ada denyut menandakan irama yang tidak normal
yang disebut disritmia.
(3) Kekuatan
Kekuatan nadi menunjukkan volume darah yang diejeksikan ke dinding
arteri pada setiap kontraksi jantung dan kondisi sistem pembuluuh
13
darah arteri yang mengarah nadi dan digambarkan dengan kuat,
lemah, berurutan atau bersamaan.
(4) Kesamaan
Nadi kedua tempat dari sistem pembuluh darah perifer harus dikaji.
Semua nadi simetris dapat dikaji secara simultan kecuali nadi karotid
karena tekanan yang besar dapat menyumbat pasokan darah ke otak.
Oxymeter
1. Pengetian Oxymeter
Diketahui, kadar oksigen dalam tubuh normal umumnya berkisar antara 95-
100 persen. Apabila kadar oksigen Anda di bawah 90 persen, maka kadar
oksigen Anda termasuk rendah dan harus mendapat pertolongan medis.
Oxymeter berbentuk seperti klip yang dijepitkan pada jari atau daun
telinga. Alat ini menggunakan cahaya sebagai pendeteksi oksigen dalam
tubuh. Dalam beberapa kasus, pasien pengguna oximeter ialah mereka yang
memiliki penyakit seperti anemia, asma, kanker paru-paru, dan gagal jantung.
Melansir dari WHO, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika
menggunakan oximeter yakni :
Pastikan posisi jari berada pas di antara capit oximeter. Hal ini penting
dilakukan agar sinar atau cahaya oximeter bisa bekerja dengan benar dan
mengukur kadar oksigen secara maksimal.
14
Hindari cahaya berlebihan karena akan mempengaruhi kinerja oximeter.
Kontrol Fisiologis :
15
(2) Nyeri akut dan kecemasan meningkatkan frekuensi dan kedalaman akibat
stimulasi saraf simpatik.
(3) Anemia. Penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawa O2
dalam darah. Individu bernapas dengan lebih cepat untuk meningkatkan
penghantaran O2.
(4) Posisi tubuh. Postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi
paru. Posisi yang bungkuk dan telungkup mengganggu pergerakan ventilasi.
(5) Medikasi (analgetik narkotik dan sedatif meningkatkan RR).
(6) Cedera batang otak mengganggu pusat pernapasan dan menghambat
frekuensi dan irama pernapasan.
Mekanisme pernapasan
16
(3) Irama pernafasan Dengan bernapas normal interval reguler terjadi setelah
setiap siklus pernapasan. Bayi cenderung untuk kurang teratur dalam
bernapas. Anak-anak kecil mungkin beranpas secara lambat selama
beberapa detik dan kemudian tiba-tiba bernapas secara cepat. Irama
pernapasan teratur dan tidak teratur.
Frekuensi pernapasan
Usia Frekuensi
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah
yang didorong dengan tekanan dari jantung. Aliran darah yang mengalir pada
sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Pengkajian tekanan darah dapat
diukur baik secara langsung (invasif) maupun tidak langsung (non invasif).
17
Metode ini memerlukan penggunaan sfigmomanometer dan stetoskop.
cara mengukur tekanan darah secara tidak langsung dengan menggunakan
auskultasi dan palpasi. Auskultasi merupakan teknik yang paling sering
digunakan.
(1) Tahanan perifer: Pada dilatasi pembuluh darah & tahanan turun, tekanan
darah akan turun.
(2) Volume darah. Bila volume meningkat, tekanan darah akan meningkat.
(3) Viskositas darah. Semakin kental darah akan meningkatkan tekanan darah.
(4) Elastisitas dinding pembuluh darah. Penurunan elastisitas pembuluh darah
akan meningkatkan tekanan darah.
18
(4) Medikasi Banyaknya pengobatan baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi tekanan darah. Analgesik, narkotik
dapat menurunkan Tekanan Darah.
(5) Variasi diurnal Tekanan Darah bervariasi sepanjang hari, biasanya
rendah pada pagi hari, secara berangsur-angsur naik menjelang siang
dan sore hari, dan puncaknya pada senja hari atau malam hari.
(6) Jenis kelamin Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan.
setelah pubertas pada pria relatif lebih tinggi sedangkan setelah
menopause pada wanita lebih tinggi.
Tekanan Darah
Normal Rata-rata
1 Bulan 85/54
1 Tahun 95/65
6 Tahun 105/65
Lansia 140/90
19
Hipertensi
BAB III
TINJAUAN KASUS
20
DI RUANG KIA DAN KB UPT PUSKESMAS SIGERONGAN
Hari/Tanggal : Kamis/29-04-2021
Umur : 18 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
No. HP :-
3.2 Persiapan
a. Persiapan alat : baik (Spygnomanometer digital, thermometer axila digital,
oxymeter, alcohol swab, handscoon, jam tangan berdetik).
b. Persiapan pasien : baik
21
c. Persiapan penolong : baik
3.3 Pelaksanaan (Kamis, 29 April 2021)
1. Pelaksanaan pengukuran tekanan darah
a. Persiapan alat dan ruangan yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital (pengukuran tekanan darah)
Spygnomanometer digital
Handscoon
Alat tulis dan buku catatan
b. Jelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan kepada pasien
c. Tangan dicuci dan dikeringkan, kemudian gunakan handscood
d. Bawa alat-alat ke dekat pasien
e. Menyiapkan posisi pasien (bisa duduk/tidur, posisi lengan harus
sejajar jantung) lengan baju pasien harus diataskan atau di
lepaskan
f. Spygnomanometer digital diletakkan disamping pasien sejajar
lengan atas
g. Pasang manset di lengan atas 3 cm (3 jari) dari fossa cubiti
(manset jangan dipasang terlalu ketat atau kendor) pipa karet di
letakkan disebelah luar lengan.
h. Minta pasien untuk tetap tenang/rileks agar tidak mempengaruhi
hasil pengukuran tekanan darah.
i. Tekan tombol on pada spygnomanometer digital sampai keluar
hasil tekanan darah pasien.
j. Bila ragu, cek ulang pengukuran, tunggulah 1-2 menit kemudian
ulang pada lengan yang sama.
k. Hasil pengukuran dicatat dibuku catatan (TD : 122/84 mmHg)
l. Manset di lepas dari lengan dan menggulungnya.
m. Lengan baju pasien di bereskan, pasien di beritahu bahwa
pengukuran telah selesai dan beritahu pasien hasil pengukuran.
2. Pelaksanaan pengukuran suhu (axila)
22
a. Persiapan alat dan ruangan yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital (pengukuran suhu axila)
Thermometer axila digital
Alcohol swab atau kapas alcohol
Tissue pada tempatnya
Bengkok
Alat tulis dan buku catatan
b. Jelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan kepada pasien
c. Bawa alat-alat ke dekat pasien
d. Menyiapkan posisi pasien (bisa duduk/tidur, bila perlu baju pasien
dibuka)
e. Ketiak pasien dikeringkan dengan tissue dengan cara menekan-
nekan pada ketiak
f. Lap ujung thermometer axial digital menggunakan alcohol swab
g. Jepitkan ujung thermometer axial digital pada ketiak pasien
(reservoir tepat di tengah-tengah ketiak) dan tangan dilipat ke atas
dada, tangan yang satu memegang bahu, tangan yang lain
menahan siku
h. Bila pasien tidak mampu, pemeriksa yang memegang thermometer
axila digital
i. Setelah ada bunyi “bip bip bip” yang terdengar, thermometer
diangkat kemudian dilap dengan tissue dari pangkal kearah
reservoir dengan gerakan rotasi memutar dan dibaca hasilnya.
j. Hasilnya dicatat dibuku catatan (S : 36,5°C)
k. Bersihkan thermometer, kemudian kembalikan ke tempat semula
3. Pelaksanaan penghitungan denyut nadi dan SpO2
a. Persiapan alat dan ruangan yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital (penghitungan denyut nadi dan
SpO2)
Oxymeter
Alat tulis dan buku catatan
23
b. Jelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan kepada pasien
c. Bawa alat-alat ke dekat pasien
d. Menyiapkan posisi pasien (bisa duduk/tidur)
e. Pastikan kuku pasien dalam kondisi bersih, tidak panjang, dan
hindari penggunaan cat kuku berwarna gelap atau kuku palsu.
f. Hangatkan jari tangan, terutama jika jari tangan terasa dingin
g. Pasang oxymeter baik di ibu jari, jari telunjuk atau jari tengah
diantara capit oxymeter
h. Nyalakan oxymeter, tunggu sampai terdengar bunyi “bip bip bip”.
i. Pada layar oxymeter tertera 2 angka dengan arti berbeda yaitu
SpO2 (oksigen dalam darah) dan HR (jumlah denyut nadi).
j. Hasilnya dicatat dibuku catatan (N : 84x/menit dan SpO2 : 96)
4. Pelaksanaan pengukuran pernapasan
a. Persiapan alat dan ruangan yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital (pengukuran pernapasan)
Jam tangan berdetik
Alat tulis dan buku catatan
b. Jelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan kepada pasien
c. Bawa alat-alat ke dekat pasien
d. Menyiapkan posisi pasien (bisa duduk/tidur)
e. Pemeriksa memperhatikan pernapasan pasien, hitung selama 60 detik (1
menit)
f. Hasilnya dicatat di buku catatan (R : 21x/menit)
g. Beritahu kepada pasien seluruh hasil pemeriksaan TTV (TD : 122/84 mmHg,
S : 36,5°C, N : 84x/menit, SpO2 : 96, R : 21x/menit)
h. Setelah melakukan pemeriksaan TTV, lepas handscoon dan cuci tangan
menggunakan sabun di air mengalir
i. Rapikan semua alat yang sudah digunakan di tempat semula
3.4 Evaluasi (Kamis, 29 April 2021)
24
seperti (pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu, penghitungan nadi dan
SpO2, pengukuran pernapasan). Sedangkan secara praktik/tindakan yang
dilakukan di UPT Puskesmas Sigerongan, pemeriksaan tanda-tanda vital
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada fungsi tubuh dasar
yang meliputi (pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu, penghitungan
nadi dan SpO2, pengukuran pernapasan). Sehingga bisa dikatakan bahwa
antara teori dan praktik yang dilakukan di UPT Puskesmas Sigerongan tidak
ada kesenjangan/perbedaan.
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan keterampilan dasar klinik kebidanan, penyusun telah
mampu menerapkan perasat dengan benar, meliputi:
1. Pengkajian data dasar pada Ny.”B” yaitu ibu nifas 4 hari yang datang untuk
mengontrol kondisi kesehatannya dengan melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital baik.
2. Persiapan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny “B”
baik, meliputi (spygnomanometer digital, thermometer axila digital, oxymeter,
alcohol swab, handscoon, jam tangan berdetik)
3. Pelaksanaan pemeriksaan TTV pada Ny “B” meliputi pengukuran tekanan
darah, pengukuran suhu, penghitungan nadi dan SpO2, pengukuran
pernapasan.
4. Evaluasi hasil pemeriksaan TTV pada Ny “B” yaitu ibu nifas 4 hari yang datang
untuk kontrol kondisi kesehatannya meliputi pemeriksaan tekanan darah, suhu,
denyut nadi dan respirasi. Tindakan tersebut telah dilakukan pada tanggal 29
April 2021 dengan hasil pemeriksaannya meliputi TD : 122/84 mmHg, S :
36,5°C, N : 84x/menit, SpO2 : 96, R : 21x/menit. Berdasarkan pemeriksaan
tanda-tanda vital yang dilakukan, ibu nifas dalam keadaan normal dan kondisi
kesehatannya baik.
5.2 Saran
26
mampu menerapkan ilmu pendidikan yang diperoleh mahasiswa di bangku
kuliah sehingga dapat menjadi bahan analisa untuk pendidikan praktik klinik
kebidanan yang akan datang.
3. Untuk Penulis
4. Untuk Masyarakat
27
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/39/1/290999-pemeriksaan-tanda-
tanda-vital-bf801e8f.pdf
https://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-
content/uploads/2016/11/PEMERIKSAAN-VITAL-SIGN.pdf
https://www.suara.com/health/2021/01/29/114900/oximeter-pengertian-dan-
cara-bacanya
28