Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPULAUAN SALOMON

OLEH :

KELOMPOK 1

1. FEBRONIA LODAN (1903040022)

2. YUSUF SAGILIUM SITIO (1903040079)

3. MATILDA ROI MARYANI (1903040076)

4. YANTAMU UMBU KATANGA (1903040098)

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat, bimbingan, dan penyertaannya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Judul makalah ini ialah " Kepulauan
Salomon atau Salomon Island."Makalah ini berisi tentang Karakteristik Kepulauan
Salomon, Sistem Politik Kepulauan Salomon, Sistem Pemerintahan Salomon dan
Hubungan Bilateral antara Indonesi dan Salomon Island . Makalah ini di buat
untuk memenuhi nilai UTS dan nilai tugas mata kuliah Sistem Politik Negara
Kawasan Pasifik Selatan

Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada batasan permasalahan pada


makalah ini, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk
melengkapi makalah ini baik dari segi teori, metode, dan analisis sehingga dapat
menjadi acuan referensi bagi peneliti selanjutnya.

Kupang, Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI
Kover......................................................................................................................

Kata Pengantar......................................................................................................

Daftar isi.................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang................................................................................................

1.2. RumusanMasalah..........................................................................................

1.3. Tujan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Karakteristik Kepulauan Salomon................................................................

2.2. Sistem Adminstratif Kepulauan Salomon...................................................

2.3. Sistem Politik Kepulauan Salomon..............................................................

2.4. Hubungan Bilateral Antara Indonesia dan Kepulauan Salomon................

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan.........................................................................................................

3.2. Saran...............................................................................................................

Daftar Pustaka......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasifik Selatan adalah kawasan yang terdiri dari negara-negara kepulauan


dengan wilayah teritori yang kecil. Negara-negara tersebut sangat rentan terhadap
intervensi asing akibat kondisi geografis mereka yang sangat strategis untuk
melakukan kegiatan dagang dan untuk menaruh pangkalan militer di masa Perang
Dunia. Salah satu negara yang termasuk dalam bagian pasifik Selatan ialah
Kepulauan Salomon atau Solomon Island.

Kepulauan Solomon merupakan sebuah negara di Melanesia yang terletak di


timur Papua Nugini. Negeri ini terdiri dari lebih 990 buah pulau dengan luas total
28.400 kilometer persegi. Ibu negaranya, Honiara, terletak di pulau Guadalcanal.
Jumlah penduduknya 478.000 (tahun 2005).Kepulauan Solomon telah didiami oleh
etnis Melanesia sejak sekitar 30.000 tahun dahulu dan menjadi sebuah negeri
naungan Inggris sejak 1890-an. Beberapa pertempuran sengit Perang Dunia II
terjadi di sini. Kepulauan Solomon diberi hak untuk pemerintahan sendiri pada
tahun 1976 dan kemerdekaan dua tahun kemudian. Negara ini masih menjadi
anggota Persemakmuran (Commonwealth).Pendapatan per kapita GDP di
Kepulauan Solomon adalah US$1.894 dan meletakkannya sebagai salah sebuah
negara yang kurang maju di dunia. Lebih 75% warganya bekerja di bidang
pertanian dan perikanan. Industri wisata, terutamanya menyelam, merupakan bisnis
terpenting di Kepulauan Solomon. Namun pembangunan dalam industri tersebut
terhalang akibat kekurangan infrastruktur dan transportasi.Radio adalah jenis
media paling berpengaruh dalam Kepulauan Solomon disebabkan oleh perbedaan
dalam bahasa dan kadar buta huruf yang tinggi.

Untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di negaranya, Salomon lsland


menjalani kerja sama dengan beberapa negara di kawasan pasifik selatan salah
satunya yaitu, Negara Indonesia. Kerja sama yang dijalani oleh Indonesia dan
Salomon Island ialah bentuk kerja sama bilateral. Kerja sama bilateral antara kedua
negara ini terdapat dibeberapa bidang yaitu, pertama, dibidang ekonomi. Dalam
kerja sama bidang ekonomi tersebut, Indonesia menjadi mitra ekspor Kepulauan
Solomon ke 16 dan mitra impor ke 6. Kedua, dalam bidang politik. Dalam bidang
politik ini Indonesia dan Salomon Island memiliki Nota Kesepahaman (MoU),
yang terdiri dari Agreement on the Framework for Development Cooperation,
Agreement on Visa Excemption for holders of Diplomatic and Service Passports,
MOU on Education and Culture, MOU on Air Service Agreement; dan MOU
Pembentukan Parliamentary Friendship Group antara DPR RI dan Parlemen SI.
Ketiga, kerja sama dibidang sosial budaya. Keempat, dalam bidang perikanan dan
kelautan. Dalam bidang ini indonesia tidak hanya bekerja sama dengan Salomon
Island tetapi juga dengan 2 negara lainnya antaranya, Papua Nugini dan Timor
Leste.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana Karakteristik dari Salomon Island ?

2) Bagaimana sistem pembagian adminstratif Kepulauan Salomon?

3) Bagaimana hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Kepulauan


Salomon?

1.3. Tujuan

1) Menjelaskan karakteristik dari Kepulauan Salomon Menjelaskan sistem


pembagian adminstratif Kepulauan Salomon.

2) Menjelaskan sistem politik Kepulauan Salomo.

3) Menjelaskan hubungan Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Kepulauan


Salomon.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KARAKTERISTIK KEPULAUAN SALOMON


Untuk pertama kalinya Kepulauan Solomon didatangi oleh bangsa Eropa yang
bernama Álvaro de Mendaña seorang penjelajah dari Spanyol pada tahun 1568 dan
memberikan nama pulau tersebut sebagai Islas Salomón. Pemberian nama tersebut
bukan tanpa sebab, mengingat nama Solomon atau Sulaiman adalah tokoh di
dalam agama Samawi dan merupakan raja yang bijaksana, adil serta memiliki
kekayaan yang melimpah. Saat menemukan pulau tersebut Álvaro de Mendaña
berharap dapat menemukan harta karun dari Raja Solomon.

Kepulauan Solomon atau Kepulauan Salomon mempunyai 992 buah pulau


dengan 5 pulau utama serta berada di antara 5o – 13o LS dan 155o – 169o BT.
Sedangkan ibu kotanya berada di kota Honiara yang terletak di pulau Guadalcanal.
Kepulauan Solomon memiliki luas sekitar 28.896 km persegi dengan jumlah
penduduk sekitar 647.581 jiwa pada tahun 2017. Jika dilihat secara geografis,
Kepulauan Solomon berada di dekat garis khatulistiwa sehingga memiliki iklim
tropis yang sama seperti di Indonesia. Iklim Kepulauan Solomon termasuk ke
dalam iklim laut khatulistiwa yang cukup lembab sepanjang tahun dengan suhu
udara rata – rata mencapai 26,5o C. Saat memasuki bulan Juni sampai dengan
Agustus biasanya suhu akan dingin, namun ketika angin yang berasal dari barat
laut berhembus antara bulan November hingga April akan menyebabkan hujan
bahkan badai siklon.

Sama seperti Indonesia, Kepulauan Solomon juga berada di wilayah cincin api
atau The Ring of Fire. Tidak heran jika tanah yang berada di Kepulauan Solomon
banyak mengandung mineral dari gunung berapi yang terdapat di beberapa pulau
besar di Kepulauan Solomon. Selain itu, Kepulauan Solomon cukup sering
mengalami gempa bumi bahkan tsunami yang banyak memakan korban jiwa.

Menurut laporan terbaru dari laporan Kebebasan Beragama Internasional oleh


Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan bahwa ada sekitar 350
orang Muslim di Kepulauan Solomon. Memperkirakan bahwa ada sekitar 70
Muslim di negeri ini, menerima jumlah ini dari perkiraan 1996. Ketika tsunami
Solomon menghancurkan wilayah Gizo dan Provinsi Barat yang membunuh sekitar
53 orang dan menggusur ribuan penduduk desa, organisasi internasional Muslim
Aid cepat mengirim tim medis dan perlengkapan untuk daerah yang terkena
bencana dan penduduk pulau ini memeluk bantuan sebanyak mungkin. Radio
SIBC melaporkan pada bulan Juli 2005 klaim yang dibuat oleh negara-negara
'Menteri Keuangan Peter Boyers, bahwa militan Islam dari Indonesia telah
berusaha merekrut pemuda Kepulauan Solomon untuk kamp-kamp pelatihan di
Indonesia. Menteri Kepulauan Solomon mengatakan bahwa kelompok muslim
terhadap Islam radikal dan menolak permintaan itu, sesuatu yang didukung oleh
Felix Narasia Masyarakat Islam Kepulauan Solomon. Narasia berkata bahwa
Masyarakat Islam mencela setiap perekrutan pemuda Pulau Salomo untuk tujuan
tersebut, mengatakan kontak semacam itu "ilegal" dan di luar Islam Masyarakat
Kepulauan Solomon.

2.2. PEMBAGIAN ADMINSTRATIF

Ibu kota Honiara di Pulau Guadalcanal secara terpisah diatur sebagai Wilayah
Ibu Kota. Berikut daftar 9 provinsi dan 1 wilayah ibu kota Kepulauan Solomon:
Provinsi Tengah, Provinsi Choiseul, Provinsi Guadalcanal, Provinsi Isabel,
Provinsi Makira-Ulawa, Provinsi Malaita, Provinsi Rennell dan Bellona, Provinsi
Temotu, Provinsi Barat, Teritori Ibu Kota.

A Geografis

Letak astronomis negara Kepulauan Solomon adalah di antara 5°LS hingga


13°LS dan 155°BT hingga 169°BT. Jarak antara pulau terbarat dan paling timur
sekitar 1.500 kilometer. Kepulauan Santa Cruz (Tikopia) terletak di utara Vanuatu
dan terisolasi sejauh 200 kilometer dari kepulauan utama. Bougainville secara
geografis bagian dari Kepulauan Solomon tetapi secara politik bagian dari Papua
Nugini. Atol Falkie, yang lebih dekat ke Bougainville daripada ke Choiseul, adalah
bagian dari Kepulauan Solomon.

B. Demografi

Mayoritas etnis di Kepulauan Salomo adalah etnis Melanesia (94,5% populasi).


Polinesia (3%) dan Mikronesia (1,2%) adalah dua kelompok signifikan lainnya.
Ada beberapa ribu orang Tiongkok.

C. Agama

Agama Agama yang dominan di Kepulauan Solomon adalah Kristen (92%


populasi). Denominasi Kristen utama adalah Gereja Anglikan Melanesia 35%,
Katolik Roma 19%, Gereja Evangelis Laut Selatan 17%, Gereja Bersatu Papua
Nugini dan Kepulauan Solomon 11%, dan Advent Hari Ketujuh 10%. Terdapat
pulau jemaat Saksi-Saksi Yehuwa, Gereja Kerasulan Baru (80 gereja), dan
Mormon. 5% lainnya percaya pada keyakinan Aborigin lalu sisanya beragama
Islam dan Baha’i. Menurut laporan terbaru, Islam di Kepulauan Solomon sebanyak
350 orang, termasuk orang Ahmadiyah.

2.3. SISTEM POLITIK YANG ADA DI KEPULAUAN SALOMON

Politik Kepulauan Solomon berlangsung dalam kerangka demokrasi perwakilan


parlementer, monarki konstitusional . Kepulauan Solomon adalah wilayah
Persemakmuran yang independen , di mana kekuasaan eksekutif dijalankan oleh
pemerintah. Kekuasaan legislatif dipegang oleh pemerintah dan parlemen multi-
partai. Kepala negara, Raja atau Ratu Kepulauan Solomon , diwakili oleh
Gubernur Jenderal . The kepala pemerintahan adalah Perdana Menteri .
Pengamanan konstitusional meliputi kebebasan berbicara, pers, beribadah,
bergerak, dan berserikat. The Judiciary independen dari eksekutif dan legislatif.
A. CABANG EKSEKUTIF

Sebagai kepala negara, Ratu Elizabeth II diwakili di Kepulauan Solomon


oleh seorang gubernur jenderal yang bertindak atas saran perdana menteri dan
kabinet. The Gubernur-Jenderal Kepulauan Solomon dipilih oleh parlemen.
Pemerintah Kepulauan Solomon dicirikan oleh partai politik yang lemah dan
koalisi parlemen yang sangat tidak stabil. Mereka sering menjadi sasaran mosi
tidak percaya, dan akibatnya kepemimpinan pemerintah sering berubah. Perubahan
kabinet adalah hal biasa.

Perdana Menteri , dipilih oleh Parlemen , memilih anggota lain dari kabinet .
Setiap kementerian dipimpin oleh seorang anggota kabinet, yang dibantu oleh
seorang sekretaris tetap, seorang pegawai negeri karir, yang memimpin staf
kementerian. Kabinet terdiri dari anggota, termasuk Perdana Menteri dan menteri
departemen eksekutif. Mereka menjawab secara politis ke House of Assembly.

B. SEJARAH POLITIK KEPULAUAN SALMON

Pemerintah Kepulauan Solomon dicirikan oleh partai politik yang lemah dan
koalisi parlemen yang sangat tidak stabil. Mereka sering mengalami mosi tidak
percaya , dan akibatnya kepemimpinan pemerintah sering berubah. Perubahan
kabinet adalah hal biasa. Pemerintah pasca-kemerdekaan pertama dipilih pada
Agustus 1980. Perdana Menteri Peter Kenilorea adalah kepala pemerintahan
sampai September 1981, ketika ia digantikan oleh Solomon Mamaloni sebagai
hasil dari penataan kembali dalam koalisi parlementer. Setelah pemilihan
November 1984, Kenilorea kembali terpilih sebagai Perdana Menteri, yang akan
digantikan pada 1986 oleh mantan wakilnya Yehezkiel Alebua menyusul
pergeseran dalam koalisi parlemen. Pemilihan berikutnya, yang diadakan pada
awal 1989, mengembalikan Solomon Mamaloni sebagai Perdana Menteri. Francis
Billy Hillyterpilih sebagai Perdana Menteri setelah pemilihan nasional pada bulan
Juni 1993, dan memimpin pemerintahan sampai November 1994 ketika empat
Menteri Kabinet diduga disuap oleh perusahaan penebangan kayu asing untuk
mengalihkan loyalitas parlemen mereka dan membawa Solomon Mamaloni
kembali ke tampuk kekuasaan.

Pemilihan nasional 6 Agustus 1997 menghasilkan terpilihnya Bartholomew


Ulufa'alu sebagai Perdana Menteri, memimpin pemerintahan koalisi, yang
membaptis dirinya sendiri sebagai Aliansi untuk Perubahan Kepulauan Solomon .
Pada bulan Juni 2000, pemberontakan yang dilakukan oleh militan dari pulau
Malaita mengakibatkan penahanan singkat Ulufa'alu dan pengunduran dirinya
secara paksa. Sebelumnya Ulufa'alu telah meminta intervensi Australia untuk
menstabilkan situasi yang memburuk di Kepulauan Solomon, yang ditolak.
Manasseh Sogavare , pemimpin Partai Progresif Rakyat , dipilih sebagai Perdana
Menteri oleh koalisi partai yang longgar. Pemilihan baru pada bulan Desember
2001 membawa Sir Allan Kemakezake kursi Perdana Menteri dengan dukungan
koalisi partai. Bartholomew Ulufa'alu adalah Pemimpin Oposisi.

Kemakeza, berusaha untuk mengatasi situasi hukum dan ketertiban yang


memburuk di negara itu, tetapi suasana pelanggaran hukum, pemerasan yang
meluas , dan polisi yang tidak efektif, mendorong permintaan resmi dari
Pemerintah Kepulauan Solomon untuk bantuan dari luar. Pada Juli 2003, polisi dan
tentara Australia dan Pulau Pasifik tiba di Kepulauan Solomon di bawah naungan
Misi Bantuan Regional yang dipimpin Australia untuk Kepulauan Solomon.
(RAMSI). Misi tersebut, yang terdiri dari upaya kepolisian, dukungan militer, dan
komponen pembangunan besar, sebagian besar memulihkan hukum dan ketertiban
di Honiara dan provinsi lain di Kepulauan Solomon. Berbagai upaya sedang
dilakukan untuk mengidentifikasi basis donor dan membangun kembali sistem tata
kelola dan manajemen keuangan yang kredibel.

Dalam pemilihan legislatif 2006 Partai Aliansi Rakyat Kemakeza


mengalami kekalahan besar, kehilangan lebih dari setengah kursinya. Namun
Wakil Perdana Menteri Synder Rini berhasil mendapatkan dukungan yang cukup
dari Anggota Parlemen Independen untuk membentuk pemerintahan. Hal ini
mengakibatkan kerusuhan di ibu kota Honiara. Sebagian besar kekerasan
diarahkan pada pengusaha China yang dituduh mempengaruhi hasil pemilu. Bala
bantuan untuk RAMSI menstabilkan situasi, tetapi tidak sebelum kerusakan serius
terjadi pada ekonomi negara yang sudah rapuh. Rini mengundurkan diri sesaat
sebelum mosi tidak percaya dilakukan, dan digantikan oleh Manasseh Sogavare,
mantan Perdana Menteri. Ketidakmampuan RAMSI untuk mengawasi pemilu yang
damai telah menimbulkan keraguan serius tentang keberhasilan misi tersebut.

2.4. HUBUNGAN BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN KEPULAUAN SALOMON

A. Bidang Politik

Terkait hubungan bilateral RI-SI, sejauh ini belum terdapat satu MOU-pun yang
ditandatangani oleh kedua pihak. Beberapa MOU yang masih pending di pihak SI
adalah:a. Agreement on the Framework for Development Cooperation; b.
Agreement on Visa Excemption for holders of Diplomatic and Service Passports; c.
MOU on Education and Culture;d. MOU on Air Service Agreement; dane. MOU
Pembentukan Parliamentary Friendship Group antara DPR RI dan Parlemen SI.

Prinsip saling menghormati integritas teritorial dan prinsip non-interference


pada urusan dalam negeri masing-masing negara harus selalu di junjung tinggi
dalam menjalankn hubungan bilateral" demikian disampaikan Menlu RI
menanggapi pernyataan Menlu Kepulauan Solomon (Solomon Islands), George
Milner Tozaka, bahwa negara Kepulauan Solomon menghormati integritas
teritorial NKRI dan Piagam PBB mengenai noninterference, pada pertemuan
bilateral kedua Menlu di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-71 di New York,
Amerika Serikat, 20 September 2016. Kedua Menlu sepakat mengenai pentingnya
untuk terus perkuat kerja sama kedua negara tidak saja secara bilateral tetapi
juga di forum MSG, PIF dan PIDF. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap
pembangunan selain di Kepulauan Solomon namun juga di kawasan pasifik secara
keseluruhan. "Indonesia adalah negara besar yang akan memberikan perhatian
bagi negara-negara di Pasifik guna terus mendorong pembangunan kawasan yang
lebih baik

B. Bidang Ekonomi

Pada berbagai pertemuan bilateral sebelumnya, Indonesia dan Kepulauan


Solomon telah sepakat untuk mendorong kerja sama di bidang ekonomi, sosial
budaya, dan kerja sama teknis. Terdapat beberapa potensi kerja sama
perdagangan dan investasi seperti di bidang kelapa sawit, perikanan, produk
makanan dan aluminium. Dari statistik Kementerian Perdagangan Indonesia, pada
Januari–Agustus 2016 nilai total perdagangan RI–SI mencapai US$9.051,600,00
dengan total ekspor Indonesia mencapai US$8.468.600,00 dan impor
US$583.000,00, sehingga pada pertengahan tahun 2016 Indonesia surplus
US$7.885.500,00. Total nilai perdagangan Indonesia pada tahun 2015; 2014; dan
2013masing-masing mencapai surplus US$11.818.100,00; US$16.688.000,00; dan
US$9.911.600,00, sehingga terlihat terjadi fluktuasi neraca perdagangan Indonesia
dengan Solomon Islands. Indonesia adalah mitra ekspor Kepulauan Solomon ke
16 dan mitra impor ke 6. Adapun total nilai perdagangan RI-Kepulauan Solomon
pada 2015 adalah Rp.20,43 juta, dan pada 2014, Rp. 23,98 juta. Ekspor Indonesia
ke Kepulauan Solomon mencapai Rp. 16,12 Juta pada 2015 dan Rp. 20,33 Juta
pada 2014.

C. Bidang Sosial Budaya

Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan RI – Solomon Island. Selain bidang


ekonomi, Indonesia dan Kepulauan Solomon juga terus meningkatkan kerja sama
pembangunan dan teknis. Sejak Oktober 1999 hingga akhir 2015, dari Kepulauan
Solomon telah mengirimkan 95 peserta untuk mengikuti program BSBI,
Darmasiswa, dan peningkatan kapasitas bidang pertanian, peternakan, renewable
energy, navigasi, perikanan, diplomatik, jurnalistik serta UKM. Dalam pertemuan,
Menlu RI mengundang Menlu Kepulauan Solomon untuk hadir pada pertemuan
Bali Democracy Forum di Bali pada awal Desember 2016. Selain itu, Indonesia
dan Kepulauan Solomon juga sedang terus membahas upaya pembentukan
Memorandum of Understanding (MoU) di bidang Kerja sama Pembangunan,
Bebas Visa Paspor Diplomatik dan Dinas, Kerja sama Pendidikan dan Kebudayaan
serta Kerja sama Perhubungan.

D. Bidang Perikanan dan Kelautan

Pemerintah Indonesia bersama Papua Nugini, Solomon Island dan Timor Leste
mengusulkan Sunda Kecil meliputi Bali, NTT, NTB dan Timor Leste (Lesser
Sunda) dan Bismarck Solomon Island yang mencakup wilayah utara Papua dan
Kepulauan Solomon sebagai Bentang Laut Prioritas (Seascape Priority) Coral
Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food security (CTI CFF).

CTI CFF adalah kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 2009 antara 6
negara, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan
Timor Leste, dimana dalam kesepakatan ini, 6 negara ini bersatu untuk menangani
ancaman krusial pada sumber daya pesisir dan laut kawasan Coral Triangle yang
luasnya sekitar 2.3 juta yang mecakup zona ekonomi eksklusif masing-masing
negara.

Selain itu, dalam kerja samanya di bidang Perikanan dan Kelautan, Indonesia
mengrimkan tenaga ahli untuk membantu meningkatkan kapasitas produk
akuakultur di Kepulauan Salomon. Kepulauan Solomon sebagai produsen rumput
laut terbesar di kawasan memiliki potensi besar di sektor ini, namun masi sangat
memerlukan kemampuan dalam pengolahan produknya. Indonesia yang telah
memiliki pengalaman, teknologi dan kapasitas memadai mencoba berbagi praktek
terbaik dalam memberikan nilai tambah dan ekonomis bagi rumput laut sehingga
bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat di
Kepulauan Solomon.Pelatihan ini merupakan keberlanjutan komitmen Indonesia
sebagai pionir dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan untuk membantu
meningkatkan kapasitas sesama negara berkembang, khususnya di Pasifik. Melalui
pelatihan ini, diharapkan petani dan pelaku UKM setempat dapat membangun
kapasitas yang baik dalam menciptakan inovasi dan kreativitas untuk
menghasilkan produk olahan rumput laut serta untuk memahami pasar dan iklim
bisnis terkini. Kepulauan Solomon merupakan salah satu negara mitra kerja sama
Indonesia di kawasan Pasifik, khususnya di bidang pembangunan dan kelautan.
Kepulauan Solomon sebagai produsen rumput laut terbesar di kawasan memiliki
potensi besar di sektor ini, namun masi sangat memerlukan kemampuan dalam
pengolahan poduknya. Indonesia yang telah memiliki pengalaman, teknologi dan
kapasitas memadai mencoba berbagi praktek terbaik dalam memberikan nilai
tambah dan ekonomis bagi rumput laut sehingga bisa berdampak pada peningkatan
kesejahteraan dan perekonomian masyarakat di Kepulauan Solomon.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kepulauan Solomon atau Kepulauan Salomon mempunyai 992 buah pulau


dengan 5 pulau utama serta berada di antara 5o – 13o LS dan 155o – 169o BT.
Sedangkan ibu kotanya berada di kota Honiara yang terletak di pulau Guadalcanal.
Kepulauan Solomon memiliki luas sekitar 28.896 km persegi dengan jumlah
penduduk sekitar 647.581 jiwa pada tahun 2017. Jika dilihat secara geografis,
Kepulauan Solomon berada di dekat garis khatulistiwa sehingga memiliki iklim
tropis yang sama seperti di Indonesia. Iklim Kepulauan Solomon termasuk ke
dalam iklim laut khatulistiwa yang cukup lembab sepanjang tahun dengan suhu
udara rata – rata mencapai 26,5o C. Saat memasuki bulan Juni sampai dengan
Agustus biasanya suhu akan dingin, namun ketika angin yang berasal dari barat
laut berhembus antara bulan November hingga April akan menyebabkan hujan
bahkan badai siklon.

Sistem politik Kepulauan Solomon berlangsung dalam kerangka demokrasi


perwakilan parlementer , monarki konstitusional . Kepulauan Solomon adalah
wilayah Persemakmuran yang independen , di mana kekuasaan eksekutif
dijalankan oleh pemerintah. Kekuasaan legislatif dipegang oleh pemerintah dan
parlemen multi-partai. Kepala negara, Raja atau Ratu Kepulauan Solomon ,
diwakili oleh Gubernur Jenderal . kepala pemerintahan adalah Perdana Menteri.
Pengamanan konstitusional meliputi kebebasan berbicara, pers, beribadah,
bergerak, dan berserikat. The Judiciary independen dari eksekutif dan
legislatif.Pemerintah Kepulauan Solomon dicirikan oleh partai politik yang lemah
dan koalisi parlemen yang sangat tidak stabil. Mereka sering mengalami mosi tidak
percaya , dan akibatnya kepemimpinan pemerintah sering berubah. Perubahan
kabinet adalah hal biasa. Pemerintah pasca-kemerdekaan pertama dipilih pada
Agustus 1980. Perdana Menteri Peter Kenilorea adalah kepala pemerintahan
sampai September 1981, ketika ia digantikan oleh Solomon Mamaloni sebagai
hasil dari penataan kembali dalam koalisi parlementer. Setelah pemilihan
November 1984, Kenilorea kembali terpilih sebagai Perdana Menteri, yang akan
digantikan pada 1986 oleh mantan wakilnya Yehezkiel Alebua menyusul
pergeseran dalam koalisi parlemen. Pemilihan berikutnya, yang diadakan pada
awal 1989, mengembalikan Solomon Mamaloni sebagai Perdana Menteri. Francis
Billy Hillyterpilih sebagai Perdana Menteri setelah pemilihan nasional pada bulan
Juni 1993, dan memimpin pemerintahan sampai November 1994 ketika empat
Menteri Kabinet diduga disuap oleh perusahaan penebangan kayu asing untuk
mengalihkan loyalitas parlemen mereka dan membawa Solomon Mamaloni
kembali ke tampuk kekuasaan.Sementara itu, hubungan bilateral yang dijalankan
oleh indonesia dan Salomon island yaitu dalam bidang politik, ekonomi , sosial
budaya dan perikanan dan kelautan.

3.2. Saran

Berdasarkan analisis yang telah disimpulkan, maka rekomendasi yang dapat


penulis berikan sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat memahami mengenai Karakteristik


Kepulauan Salomon, sistem administratif Kepulauan Salomon,sistem politik dan
hubungan bilateral antara Indonesia dan Kepulauan Salomon.

2. Bagi Pembaca

Berdasarkan analisis, Ketika akan melakukan kerja sama bilateral maka harus
memperhatikan bidang mana yang dapat menguntungkan saat melakukan kerja
sama.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Kepulauan_Solomon

https://maritim.go.id/indonesia-papua-nugini-solomon-island-dan-timor-leste-kerja-sama-
nominasikan-sunda-kecil-dan-bismarck-solomon-sebagai-bentang-laut-prioritas.

https://kemlu.go.id/portal/id/read/762/berita/kirimkan-tenaga-ahli-indonesia-bantu-tingkatkan-
kapasitas-pengolahan-produk-akuakultur-di-kepulauan-solomon

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18442/05.1%20bab%201.pdf.

Anda mungkin juga menyukai