Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4 (P2) :

1. Idham Ilyas Budhi Mahendra (F4401201029)


2. Mariska Halmaidah Sa’adilla Putri (F4401201031)
3. Putri Nadia Teja Sukmana (F4401201032)
4. Shahia Awliya Wijayanto (F4401201035)
5. Muhammad Afif Aminudien (F4401201045)
6. Fikry Muhammad Zulfikar (F4401201047)

PENGARUH VARIASI VOLUME KONSENTRASI BAKTERI BACILLUS SUBTILIS


TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

1. Kelebihan beton : Material beton yang mudah didapat, mudah dalam pengerjaan, mudah
dalam dibentuk menggunakan bekisting, biaya pemeliharaan rendah, tahan terhadap
kebakaran dan sebagainya.
2. SHC (Self Healing Concrete) merupakan sebuah inovasi pada beton yang dapat
memulihkan keretakan pada beton secara mandiri. Bakteri Bacillus dijadikan sebagai
media untuk mengatasi keretakan pada beton. Bakteri Bacillus dimasukkan kedalam
campuran ketika pengadukan beton sehingga ketika terjadi keretakan, bakteri mulai
bekerja dan menghasilkan kapur sehingga mengisi keretakan yang terjadi pada beton
tersebut.
3. Bakteri Bacillus subtilis dapat tetap hidup didalam beton dan dapat memperbaiki
keretakan pada beton karena bakteri ini merupakan jenis kelompok bakteri termofilik
yang dapat tumbuh pada kisaran suhu 45 - 55 °C dan mempunyai pertumbuhan suhu
optimal 60 - 80 °C.
4. Bakteri yang digunakan adalah bakteri yang sudah dilakukan pengenceran dengan
konsentrasi 105 cell/20 ml, 105 cells/25 ml, 105 cells/30 ml.
5. Beton yang mengalami keretakan dapat disembuhkan dan menutup dalam 28 hari dengan
menggunakan 30 ml bakteri Bacillus subtilis.
6. Kuat tekan beton bakteri konsentrasi 105 cells/ 20 ml memiliki kuat tekan tertinggi dan
meningkat 28,70% (22,07 MPa) pada umur perawatan 28 hari serta 34,50% (28,76 MPa)
pada umur perawatan 56 hari terhadap beton normal.
7. Kuat lentur beton bakteri konsentrasi 105 cells/ 20 ml memiliki kuat lentur tertinggi dan
meningkat 19,90% (5,05 MPa) pada umur perawatan 28 hari serta 12,87% (5,17 MPa)
pada umur perawatan 56 hari terhadap beton normal.
8. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa beton SHC dengan campuran bakteri
Bacillus subtilis dengan konsentrasi sebesar 105 cells/ 20 ml memiliki kuat tekan dan kuat
lentur yang paling optimal dibandingkan dengan konsentrasi campuran lainnya.
9. Beton yang ditambahkan bakteri Bacillus subtilis dengan konsentrasi 105 cells / 20 ml
memiliki kuat lentur tertinggi dengan nilai 5,10 MPa dengan lama perawatan 56 hari
setelah uji retak dengan beban sebesar 25 kN pada waktu 28 hari. Kuat lentur beton
bakteri konsentrasi 105 cells/ 20 ml meningkat 19,68% terhadap beton normal.
10. Bakteri yang berbentuk miskroskopis mampu mengisi poros yang ada didalm beton,
sehingga kuat tekan dan kuat lentur beton dengan campuran bakteri mengalami kenaikan
terhadap beton normal.
STUDI ANALISIS BETON MUTU TINGGI SCC (SELF COMPACTING CONCRETE)
MENGGUNAKAN CAMPURAN LIMBAH MARMER DAN SUPERPLASTICIZER

1. Peningkatan jumlah tulangan yang dipakai membuat campuran beton standar semakin
sulit untuk melewati sela-sela tulangan sehingga beton tidak dapat mengalami pemadatan
yang sempurna.
2. Adanya penambahan superplasticizer dan campuran limbah marmer dapat meningkatkan
proses pengerjaan (workability).
3. Self Compacting Concrete (SCC) merupakan beton yang mampu mengisi ruang secara
padat atau bisa membedakan dengan sendirinya tanpa menggunakan alat vibrator.
4. Self Compacting Concrete (SCC) memiliki perbedaan dengan beton konvensional, yaitu
adanya tambahan suatu admixture kimiawi berupa viscocrete dan bahan pozzolan.
5. Campuran limbah marmer digunakan sebagai pengganti agregat halus dan agregat kasar,
memiliki banyak keuntungan seperti menurunkan Porositas, menambah workability,
keahlian untuk mengikat dan peningkatan kekuatan umur awal. Penggunaan kalsium
karbonat pada campuran beton juga dapat meningkatkan kuat tekan dan meningkatkan
sifat kohesi.
6. Campuran limbah marmer yang digunakan sebagai pengganti agregat halus dan agregat
kasar juga memiliki kerugian seperti mengurangi keawetan karena pengenceran C2S dan
C3S.
7. Pembuatan SCC diperlukan zat adiktif yang bernama superplasticizer khususnya tipe
Viscocrete-1003 yang mengoptimalkan kohesi dan bersifat memadatkan karena mampu
mengurangi faktor air semen hingga 30%
8. Slump flow untuk pengujian beton SCC mirip dengan pengujian slump standar seperti
biasa yaitu (ASTM C143/C143M). Akan tetapi slump flow ini mengukur rata-rata
diameter yang diambil dari dua arah.
9. Beton normal tanpa tambahan superplasticizer dan limbah marmer menghasilkan kuat
tekan sebesar 36,542 MPa, sedangkan beton dengan tambahan superplasticizer
menghasilkan kuat tekan sebesar 36,898 MPa. dari hal ini dapat dibuktikan bahwa
penambahan superplasticizer memiliki pengaruh yang cukup besar.
10. Variansi limbah marmer sebesar 20% dan superplasticizer menghasilkan 40,692 Mpa,
selanjutnya beton dengan variansi limbah marmer 30% sebesar 41,270 Mpa, dan beton
variansi 40% dengan superplasticizer sebesar 41,948 Mpa, sehingga beton yang paling
optimal menghasilkan kuat beton pada variansi limbah marmer 40%
11. Pengaruh dari beton mutu tinggi yang diberi campuran limbah marmer menyebabkan
kuat tekan beton semakin tinggi karena limbah marmer dapat mengisi porositas sehingga
beton menjadi semakin padat seiring dengan bertambahnya persentase limbah marmer.
12. Pengaruh superplasticizer terhadap beton mutu tinggi menyebabkan nilai slump semakin
besar, jika semakin banyak campuran superplasticizer maka nilai fas (faktor air semen)
akan semakin kecil sehingga kuat tekan beton semakin besar.
Tabel 1 Perbedaan Self Healing Concrete (SHC) dan Self Compacting Concrete (SCC)

NO KATEGORI SHC SCC

1. Pengertian Beton yang memiliki Campuran beton yang mampu


kemampuan untuk memadat dengan sendirinya
memperbaiki diri sendiri
yang disebabkan oleh adanya
retakan.

2. Bahan Bakteri Bacillus subtillis Limbah marmer dan


superplasticizer

3. Keuntungan Kuat tekan dan kuat lentur Tanpa menggunakan alat


yang tinggi vibrator, meningkatkan
workability, mampu mengisi
ruang, mengoptimalkan
kohesi, dan pemadatan beton
bertulang.

4. Kelemahan Hanya bisa melakukan Biaya pembuatan lebih tinggi


pemulihan di dalam beton dibandingkan beton pada
karena bakteri akan mati jika umumnya
terkena sinar matahari

5. Proses/Cara Bakteri bekerja sebagai Beton dapat memadat secara


Kerja katalisator memungkinkan mandiri tanpa menggunakan
pemulihan/penyembuhan vibrator hal ini dikarenakan
dan berbagai peristiwa adanya penggunaan
keretakan. superplasticizer yang
mengurangi faktor air semen
sebesar 30%

Anda mungkin juga menyukai