DISUSUN OLEH:
2021
CABANG CABANG DALAM ILMU PSIKOLOGI DAN HUBUNGAN ILMU
PSIKOLOGI DENGAN ILMU PSIKOLOGI LAINNYA
Berikut dijelaskan hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain yang saling lengkap-
melengkapi, tidak sebaliknya, saling dikotomis dan menghancurkan, sebagai berikut :
Fisiologi (ilmu tentang tubuh manusia) dapat dihubungkan dengan ilmu psikologi untuk
memperoleh kejelasan tentang bagaimana sebenarnya proses tingkah laku.
Untuk dapat mengetahui pola-pola reaksi manusia, sehingga individu menjadi objek
penyelidikan psikologi. Sosiologi adalah ilmu yang berpengaruh pada psikologi Sosial.
Sosiologi adalah suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu,
atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku
sosialnya.
Oleh karena perbedaan dalam obyeknya. Sebab ilmu pengetahuan alam berobyekkan
pada benda-benda mati. Sedangkan psikologi berobyekan pada manusia hidup, sebagai
makhluk yang dinamik, berkebudayaan, tumbuh, berkembang dan dapat berubah setiap saat.
Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi menyelidiki dan mempelajari manusia
sebagai makhluk dinamis yang bersifat kompleks, maka psikologi harus bekerja sama dengan
ilmu-ilmu lain. Tapi sebaliknya, setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
manusia akan kurang sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan
demikian akan terjadi hubungan timbal balik.
Mendidik dan mengajar yang berhasil diantaranya harus menyesuaikan diri dengan
keadaan jiwa anak, dan itu semua memerlukan psikologi. Hubungan Psikologi dengan Ilmu
Pendidikan Ilmu Pendidikan: bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir
sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada
psikologi perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi Pendidikan
Fireworks.
Adapun antropologi adalah ilmu yang memfokuskan pada perilaku sosial dalam
suprastruktur budaya tertentu. Psikologi Sosial mempelajari perilaku individu yang
bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang sosialnya. Perbedaan psikologi
sosial dengan sosiologi adalah fokus studinya. Fokus perhatian studi psikologi sosial adalah
perilaku Individu sedangkan sosiologi fokus pada sistem dan struktur sosial yang dapat
berubah atau konstan tanpa bergantung pada individu atau lebih memfokuskan pada
masyarakat dan budaya yang melingkupi individu. Tiga masalah yang menjadi fokus
perhatian antropologi adalah kepribadian bangsa, peranan individu dalam proses perubahan
adat istiadat dan nilai universal. Dalam persoalan ‘kepribadian bangsa’ sesudah perang
Dunia ke-1 menunjukkan bahwa hubungan antar bangsa kian intensif, perhatian penjajah
terhadap kepribadian bangsa jajahan. Fokus studi antropologi awal tahun 1920-an adalah
antropologi tertarik pada lingkungan dan kebudayaan dari bayi dan anak-anak, masa itu
dianggap penting bagi pembentukan kepribadian dewasa yang khas dalam suatu masyarakat.
Hampir semua penelitian yang mendalami “kepribadian bangsa” menyimpulkan bahwa ciri-
ciri kepribadian yang tampak berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara
pengasuhan pada masa kanak-kanak. Misalnya orang jepang yang dewasa menjadi bersifat
memaksakan kehendaknya, karena ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa
kanak-kanak perkembangannya. Saat ini kesimpulan di atas tidak bisa diandalkan lagi.
Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang polotik,
“massa psikologi penting bagi politisi untuk menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada
umumnya, golongan tertentu pada khususnya. Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana
sikap dan harapan masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegang
teguh pada tuntutan masyarakat.
Banyak disiplin ilmu yang terlibat dalam studi komunikas Dalam perkembangannya ilmu
komunikasi melakukan “perkawinan’ dengan berbagai ilmu lai Subdisiplin : komunikasi
politik, sosiologi komunikasi masa, psikologi komunikas Psikologi komunikasi : ilmu yang
berusaha menguraikan, meramalkan dan mengndalikan peristiwa mental dan behavioral
dalam komunikasi.
8. Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, semua benda yang hidup
menjadi obyek biologi, dan cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung didalamnya. Baik
psikologi dan biologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing ilmu
tersebut meninjau dari sudut yang berlainan, namun dati segi-segi tertentu kedua ilmu itu ada
titik-titik pertemuan. Biologi maupun psikologi mempelajari perihal proses-proses kejiwaan.
Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa disamping adanya hal yang sama-sama dipelajari
oleh kedua ilmi tersebut, misalnya soal keturunan. Ditinjau dari segi biologi adalah hal yang
berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke
generasi lain. Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang sifat, intelegensi,
dan bakat. Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari
biologi.
Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat segala sesuatu. Karena itu, filsafat
juga mempelajari masalah-masalah hakikat jiwa, hakikat hidup, hubungan antara jiwa dan
Tuhan sebagai penciptanya dan lain sebagainya.Filsafat adalah hasil akal manusia yang
mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamny Dalam penyelidikannya
filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia Ilmu psikologi menolong filsafat dalam
penelitiannya. Kesimpulan filasafat tentang kemanusiaan akan ‘pincang’ dan jauh dari
kebenaran jika tida mempertimbangkan hasil psikolog.
Pada awalnya ilmu psikologi adalah bagian dari ilmu filsafat , tetapi kemudian
memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yg mandiri . Meskipun psikologi
memisahkan diri dari filsafat , namau psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan
filsafat , karena kedua ilmu ini memiliki ilmu obyek yang sama yaitu manusia sebagai
makhluk hidup. Namun berbeda dalam pengkajiannya . Dalam ilmu psikologi , yang
dipelajari dari manusia adalah mengenai jiwa / mental , tetapi tidak dipelajari scr langsung
karena bersifat abstrak dan membatasi pd manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tsb ,
yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya . Sedangkan dalam ilmu filsafat yang
dibicarakan adl mengenai hakikat dan kodrat manusia serta tujuan hidup manusia . Sehingga
ilmu psikologi dan filsafat terdapat suatu hubungan yang timbal balik dan saling melengkapi
antara keduanya.
Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial
adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial
mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan
karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi
sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku
manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan
filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan
berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku
sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana
keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal
secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka
dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa ciri khas dari psikologi sosial adalah
memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit. Sementara ahli ilmu sosial yang
lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara
luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan
fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan
mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat). Sementara bidang studi lain dari
psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kerpibadian.
Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara
pendekatan psikologi sosial adalah mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian
besar atau kebanyakan orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu
mempengaruhi respon tersebut.
Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang
bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif
yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu
mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan
meningkatkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh,
salah satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang
marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya perilaku agresi. Akibat situasi yang
menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya
kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam
situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan
menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin berduyun-duyun dating ke kota akan
mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidak dapat membeli
apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan
frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal.