Anda di halaman 1dari 9

RESUME LANDASAN PSIKOLOGI

CABANG CABANG DALAM ILMU PSIKOLOGI DAN HUBUNGAN ILMU


PSIKOLOGI DENGAN ILMU PSIKOLOGI LAINNYA

DOSEN: DEWI SUPRIHATIN S.Pd M.Pd

DISUSUN OLEH:

Layla Syira Yahsya (-)

Nurul Syifa (0501217825)

Siti Nur Azizah (0501217833)

Viola Saldeta (0503217391)

Vivi Ameria Risky (0503217402)

Yuki Fikry Hambali (0503217380)

Bimbingan dan Konseling

Institut Teknologi Pendidikan Auliya

2021
CABANG CABANG DALAM ILMU PSIKOLOGI DAN HUBUNGAN ILMU
PSIKOLOGI DENGAN ILMU PSIKOLOGI LAINNYA

Hakikat ilmu sebenarnya dari satu sumber, kemudian untuk memperdalam


bahasanya, ilmu-ilmu tersebut dibagi. Namun, pembagian itu tidak boleh dikatakan sebagai
dikotomi antar ilmu pengetahuan, justru untuk menguatkan dan mendukung serta menopang
ilmu-ilmu untuk digunakan kepada kebaikan manusia.

Berikut dijelaskan hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain yang saling lengkap-
melengkapi, tidak sebaliknya, saling dikotomis dan menghancurkan, sebagai berikut :

1. Hubungan psikologi dengan Fisiologi

Fisiologi (ilmu tentang tubuh manusia) dapat dihubungkan dengan ilmu psikologi untuk
memperoleh kejelasan tentang bagaimana sebenarnya proses tingkah laku.

2. Hubungan Psikologi dengan ilmu sosiologi

Untuk dapat mengetahui pola-pola reaksi manusia, sehingga individu menjadi objek
penyelidikan psikologi. Sosiologi adalah ilmu yang berpengaruh pada psikologi Sosial.
Sosiologi adalah suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu,
atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku
sosialnya.

3. Hubungan Psikologi dengan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Keduanya memiliki persamaan metode, yaitu metode induktif. Penyelidikan psikologi


sejalan dengan metodologi riset dalam periode hipotesis dan eksperimen, dimana kebenaran
diperoleh melalui proses pengajuan hipotesis yang dilanjutkan dengan pengujian melalui
eksperimen-eksperimen. Hubungan Psikologi dan Ilmu Alam Pada permulaan abad ke-19
psikologi dalam penelitiannya banyak terpengaruh oleh ilmu alam. Psikologi disusun
berdasarkan hasil eksperimen Objek penelitian psikologi: manusia dan tingkah lakunya yang
selalu hidup dan berkemban Objek penelitian ilmu alam : benda mati.

Ilmu pegetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan


psikologi. Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami
kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu pengetahuan alam menjadi contoh bagi
perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi, khususnya metode ilmu pengetahuan
mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi. Karenanya sebagian ahli
berpendapat, kalau psikologi ingin mendapatkan kemajuan haruslah mengikuti cara kerja
yang ditempuh oleh ilmu pengetahuan alam. Psikologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri
terlepas dari filsafat, walaupun pada akhirnya, metode ilmu pengetahuan alam tidak
seluruhnya digunakan dalam lapangan psikologi.

Oleh karena perbedaan dalam obyeknya. Sebab ilmu pengetahuan alam berobyekkan
pada benda-benda mati. Sedangkan psikologi berobyekan pada manusia hidup, sebagai
makhluk yang dinamik, berkebudayaan, tumbuh, berkembang dan dapat berubah setiap saat.
Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi menyelidiki dan mempelajari manusia
sebagai makhluk dinamis yang bersifat kompleks, maka psikologi harus bekerja sama dengan
ilmu-ilmu lain. Tapi sebaliknya, setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
manusia akan kurang sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan
demikian akan terjadi hubungan timbal balik.

4. Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu keguruan

Mendidik dan mengajar yang berhasil diantaranya harus menyesuaikan diri dengan
keadaan jiwa anak, dan itu semua memerlukan psikologi. Hubungan Psikologi dengan Ilmu
Pendidikan Ilmu Pendidikan: bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir
sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada
psikologi perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi Pendidikan
Fireworks.

5. Hubungan Psikologi dengan ilmu antropologi

Adapun antropologi adalah ilmu yang memfokuskan pada perilaku sosial dalam
suprastruktur budaya tertentu. Psikologi Sosial mempelajari perilaku individu yang
bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang sosialnya. Perbedaan psikologi
sosial dengan sosiologi adalah fokus studinya. Fokus perhatian studi psikologi sosial adalah
perilaku Individu sedangkan sosiologi fokus pada sistem dan struktur sosial yang dapat
berubah atau konstan tanpa bergantung pada individu atau lebih memfokuskan pada
masyarakat dan budaya yang melingkupi individu. Tiga masalah yang menjadi fokus
perhatian antropologi adalah kepribadian bangsa, peranan individu dalam proses perubahan
adat istiadat dan nilai universal. Dalam persoalan ‘kepribadian bangsa’ sesudah perang
Dunia ke-1 menunjukkan bahwa hubungan antar bangsa kian intensif, perhatian penjajah
terhadap kepribadian bangsa jajahan. Fokus studi antropologi awal tahun 1920-an adalah
antropologi tertarik pada lingkungan dan kebudayaan dari bayi dan anak-anak, masa itu
dianggap penting bagi pembentukan kepribadian dewasa yang khas dalam suatu masyarakat.
Hampir semua penelitian yang mendalami “kepribadian bangsa” menyimpulkan bahwa ciri-
ciri kepribadian yang tampak berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara
pengasuhan pada masa kanak-kanak. Misalnya orang jepang yang dewasa menjadi bersifat
memaksakan kehendaknya, karena ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa
kanak-kanak perkembangannya. Saat ini kesimpulan di atas tidak bisa diandalkan lagi.

Dalam perkembangannya, fokus pendekatan psikologis pada keanekaragaman


kebudayaan, berubah. Minat terhadap hubungan pengasuhan semasa anak-anak dan
kepribadian setelah dewasa, tetap dipertahankan, namun beberapa ahli antropologi mulai
meneliti faktor-faktor determinan yang mungkin jadi penyebab dari kebiasaan pengasuhan
anak yang beragam. Kebudayaan tertentu menghasilkan karakteristik psikologi tertentu dan
menimbulkan ciri budaya lainnya. Kesimpulan mengenai pendekatan psikologis dalam
antropologi budaya adalah bahwa dengan menghubungkan variasi dalam pola budaya dengan
masa pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan yang mungkin menjadi
konsekuensi dari faktor psikologis dan prosesnya. Anthropology in mental health,
memfokuskan diri pada aspek sosial budaya yang mempengaruhi kondisi/ gangguan mental
pada diri individu.

6. Hubungan Psikologi dengan llmu Politik

Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang polotik,
“massa psikologi penting bagi politisi untuk menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada
umumnya, golongan tertentu pada khususnya. Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana
sikap dan harapan masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegang
teguh pada tuntutan masyarakat.

7. Hubungan Psikologi dan Ilmu Komunikasi

Banyak disiplin ilmu yang terlibat dalam studi komunikas Dalam perkembangannya ilmu
komunikasi melakukan “perkawinan’ dengan berbagai ilmu lai Subdisiplin : komunikasi
politik, sosiologi komunikasi masa, psikologi komunikas Psikologi komunikasi : ilmu yang
berusaha menguraikan, meramalkan dan mengndalikan peristiwa mental dan behavioral
dalam komunikasi.
8. Hubungan Psikologi dengan Biologi

Mempelajari benda-benda hidup, sedangkan psikologi mempelajari dan meneliti tingkah


laku manusia (benda hidup) dalam hubunganya dengan lingkungan Objek Formal Psikologi :
tingkah laku manusia Biologi : fisik Psikologi ilmu subjektif. Mempelajari penginderaan dan
persepsi manusia,menganggap manusia sebagai subjek (pelaku) Psikologi mempelajari nilai
yang berkembang dari persepsi subjek. Psikologi mempelajari perilaku secara ‘molar’
(perilaku penyesuaian diri secara menyeluruh Biologi ilmu Objektif Mempelajari manusia
sebagai jasad/objek Mempelajari fakta yang diperoleh dari penelitian terhadap jasad manusia
Mempelajari perilaku manusia secara molekular. Mempelajari molekul-molekul dari perilaku
berupa gerakan,refleks, proses ketubuhan..dsb.

Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, semua benda yang hidup
menjadi obyek biologi, dan cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung didalamnya. Baik
psikologi dan biologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing ilmu
tersebut meninjau dari sudut yang berlainan, namun dati segi-segi tertentu kedua ilmu itu ada
titik-titik pertemuan. Biologi maupun psikologi mempelajari perihal proses-proses kejiwaan.
Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa disamping adanya hal yang sama-sama dipelajari
oleh kedua ilmi tersebut, misalnya soal keturunan. Ditinjau dari segi biologi adalah hal yang
berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke
generasi lain. Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang sifat, intelegensi,
dan bakat. Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari
biologi.

9. Hubungan Psikologi dengan Filsafat

Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat segala sesuatu. Karena itu, filsafat
juga mempelajari masalah-masalah hakikat jiwa, hakikat hidup, hubungan antara jiwa dan
Tuhan sebagai penciptanya dan lain sebagainya.Filsafat adalah hasil akal manusia yang
mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamny Dalam penyelidikannya
filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia Ilmu psikologi menolong filsafat dalam
penelitiannya. Kesimpulan filasafat tentang kemanusiaan akan ‘pincang’ dan jauh dari
kebenaran jika tida mempertimbangkan hasil psikolog.

Pada awalnya ilmu psikologi adalah bagian dari ilmu filsafat , tetapi kemudian
memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yg mandiri . Meskipun psikologi
memisahkan diri dari filsafat , namau psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan
filsafat , karena kedua ilmu ini memiliki ilmu obyek yang sama yaitu manusia sebagai
makhluk hidup. Namun berbeda dalam pengkajiannya . Dalam ilmu psikologi , yang
dipelajari dari manusia adalah mengenai jiwa / mental , tetapi tidak dipelajari scr langsung
karena bersifat abstrak dan membatasi pd manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental tsb ,
yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya . Sedangkan dalam ilmu filsafat yang
dibicarakan adl mengenai hakikat dan kodrat manusia serta tujuan hidup manusia . Sehingga
ilmu psikologi dan filsafat terdapat suatu hubungan yang timbal balik dan saling melengkapi
antara keduanya.

Hubungan psikologi sosial dengan ilmu-ilmu sosial lainnya

Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial
adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial
mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan
karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi
sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku
manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan
filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan
berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku
sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana
keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal
secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka
dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis.

Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa ciri khas dari psikologi sosial adalah
memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit. Sementara ahli ilmu sosial yang
lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara
luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan
fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan
mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat). Sementara bidang studi lain dari
psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kerpibadian.
Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara
pendekatan psikologi sosial adalah mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian
besar atau kebanyakan orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu
mempengaruhi respon tersebut.

Dengan memperbandingkan ketiga pendekatan tersebut dan dengan menggunakan


contoh yang spesifik, dapat dilakukan untuk menganalisis terjadinya tindak kekerasan.
Pendekatan kemasyarakatan cenderung menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan
yang tinggi dengan kemiskinan, urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu
masyarakat. Untuk membuktikan kesimpulan ini, pndekatan ini menunjukkan beberapa fakta
tertentu yaitu orang yang miskin lebih sering melakukan kejahatan. Kejahatan lebih banyak
timbul di daerah kumuh ketimbang di lingkungan elit; kriminalitas meningkat pada masa
resesi ekonomi dan menurun di saat kondisi ekonomi membaik.

Sementara pendekatan individual dalam bidang psikologi yang lain (psikologi


kepribadian, perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan kriminalitas berdasarkan
karakteristik dan pengalaman criminal individu yang unik. Pendekatan ini akan mempelajari
perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan tindak criminal, yang
tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama, untuk itu, biasanya mereka
memusatkan pada latar belakang individu, misalnya bagaimana perkembangan orang itu?.
Disiplin apakah yang diterapkan orang tuanya?. Mungkin orang tua yang kasar cenderung
menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar?. Penelitian dapat dilakukan dengan
membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal. Jadi
analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama orang dapat
melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik.

Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang
bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif
yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu
mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan
meningkatkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh,
salah satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang
marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya perilaku agresi. Akibat situasi yang
menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya
kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam
situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan
menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin berduyun-duyun dating ke kota akan
mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidak dapat membeli
apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan
frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal.

Psikologi sosial biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan subyektif yang ditimbulkan


situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam contoh ini situasi
frustasi menimbulkan kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku agresif.
Pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial lainnya, dimana
psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

• Supardan, Dadang. 2009. Cabang Ilmu Psikologi. Jakarta: PT Bumi Aksara


• Ahmad, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Citra

Anda mungkin juga menyukai