Anda di halaman 1dari 5

MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA GRAMATIKAL

DALAM BAHASA INDONESIA


Retno Hartati
Sastra Indonesia / A / 1900025013
Fakultas Sastra, Budaya dan Komunukasi / Universitas Ahmad Dahlan

ABSTRAK

Retno Hartati. 2021. Bahasa merupakan alat komunikasi yang tak dapat lepas dari kehidupan
manusia. Baik komunikasi tertulis maupun komunikasi lisan. Semantik adalah sebuah sistem dan
penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umunya (Kridalaksana, 2001). Makna
merupakan objek kajian pada bidang semantik dengan bermacam-macam jenis makna. Di antara jenis-
jenis makna tersebut terdapat makna leksikal dan makna gramatikal. Verhar (dalam Candra, 1989)
mengatakan bahwa ada dua jenis makna yaitu makna leksikal dan makna gramatikal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui mengenai makna leksikal dan makna gramatikal yang terdapat dalam Bahasa
Indonesia. Adapun contoh makna leksikal di antaranya yaitu kakak, adik, meja, tikus, dan sepatu.
Sedangkan contoh makna gramatikal terdapat pada afiks (penulis dan pelaut), reduplikasi (rumah-rumah
dan sepotong-potong), komposisi (kumis kucing dan meja hijau), dan konversi (cangkul dan gergaji).

Kata kunci: Semantik, Makna, Makna Leksikal, Makna Gramatikal

PENDAHULUAN

Manusia tak dapat lepas dari bahasa untuk berkomunikasi, baik komunikasi secara lisan maupun
tulisan. Kridalaksana (dalam Nur Rahmawati & Didah Nurhamidah, 2005:3) menerangkan bahwa bahasa
merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok
masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa memiliki
dua komponen penting sebagai alat komunikasi, yaitu bentuk dan makna. Susiati menjelaskan bahwa
hubungab antarbentuk dan makna yang dimiliki bahasa bersifat arbitrer.
Dalam semantik, makna merupakan objek yang menjadi kajiannya. Kridalaksana (dalam Candra,
2001) mengatakan bahwa semantik adalah sebuah sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu
bahasa atau bahasa pada umumnya. Leech (1993:8) mengungkapkan bahwa dalam pregmatik, makna
memiliki hubungan yang erat dengan situasi, penutur dan unsur lain. Nur Rahmawati & Didah
Nurhamidah (2018:41) mengatakan bahwa makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan
acuannya.
Makna memiliki banyak varian, di antaranya yaitu makna leksikal dan makna gramatikal. Kearns
(dalam Isda Pramuniati, 2000:3) mengutarakan bahwa makna leksikal sebagai makna dari kata itu sendiri,
(…). Verhaar (1983:9) mengarahkan makna leksikal suatu kata terdapat dalam kata yang berdiri sendiri
sebab makna sebuah kata dapat berubah apabila kata tersebut berada di dalam kalimat. Sedangkan makna
gramatikal adalah makna yang muncul ketika kata tersebut masuk ke dalam struktur kalimat (Mukhtar,
1998)

PEMBAHASAN

Makna dalam semantik memiliki beberapa jenis yaitu, makna leksikal, makna gramatikal, makna
denotasi, makna konotasi, makna literal, makna figuratif, makna referensial, makna nonreferensial, makna
kata, makna istilah, makna konseptual, makna asosiatif, makna primer, dan makna sekunder. Namun
menurut Verhar (dalam Candra, 1989) mengatakan bahwa ada dua jenis makna yaitu makna leksikal dan
makna gramatikal. Pada pembahasan ini difokuskan pada makna leksikal dan makna gramatikal.
Makna leksikal merupakan arti kata sebagai satuan yang bebas (Nur Rahmawati & Didah
Nurhamidah, 2018:41). Contoh makna leksikal yaitu:
- kakak
- adik
- meja
- tikus
- sepatu
Makna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat
(Pateda, 2015). Pada makna gramatikal terdapat pada afiks, reduplikasi, komposisi, maupun konversi
bahasa Indonesia. Contohnya:
 Afiks
- penulis : pe- + tulis
- pelaut : pe- + laut
 Reduplikasi
- rumah-rumah : (mengalami reduplikasi/pengulangan)
- sepotong-sepotong : (mengalami reduplikasi/pengulangan)
 Komposisi
- kumis kucing : kumis + kucing
- meja hijau : meja + hijau
 Konversi
- cangkul
- gergaji

A. Makna Leksikal
Makna leksikal merupakan makna kata sebagai lambang benda, peristiwa, atau yang lainnya.
Makna leksikal mewakili sebuah kata yang memiliki unsur bahasa lepas dari konteksnya. Siti
Nurhidayah Abdullah & Jais Sahok (2019:36) menyebutkan bahwa makna leksikal terdiri daripada
makna langsung dan makna kiasan. Pateda (dalam Isda Pramuniati, 2001:74) mengatakan dalam
kajian semantik, semantik leksikal cenderung lebih memfokuskan pada pembahasan sistem makna
yang terdapat dalam kata. Muchtar (dalam Candra Gunawan, 1998) menyebutkan bahwa makna
leksikal adalah makna dasar dari kata itu sendiri atau juga disebut dengan makna yang terdapat dalam
ma’jam (kamus).
Contoh makna leksikal yaitu:
Makna
Arti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Leksikal

1 saudara tua; 2 panggilan kepada orang (laki-laki atau perempuan) yang dianggap
- kakak
lebih tua;

- adik 1 saudara kandung yang lebih muda;

1 perkakas (perabot) rumah yang mempunyai bidang datar sebagai bidang datar
- meja sebagai daun mejanya dan berkaki sebagai penyangganya (bermacam-macam bentuk
dan gunanya)
1 binatang pengerat, termasuk suku Muridae, merupakan hama yang mendatangkan
- tikus kerugian, baik di rumah maupun di sawah, berbulu, berekor panjang, paa rahangnya
terdapat sepasang gigi seri berbentuk pahat,…
1 lapik atau pembungkus kaki yang biasanya dibuat dari kulit (karet dan sebagainya),
- sepatu
bagian telapak dan tumitnya tebal dan keras

B. Makna Gramatikal
Makna gramatikal yaitu arti yang timbul setelah mengalami proses gramatikal atau
ketatabahasaan. Menurut Mukhtar (dalam Candra, 1998), makna gramatikal adalah makna yang
muncul ketika kata tersebut masuk ke dalam struktur kalimat. Beberapa makna gramatikal, terdapat
pada afiks, reduplikasi, komposisi, dan konversi. Chaer (dalam Candra Gunawan, 2012) menyebutkan
bahwa makna gramatikal baru ada kalau terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi,
komposisi atau kalimatisasi.

1. Afiks
Afiks merupakan salah satu bentuk yang terdapat pada makna gramatikal. Kata berafiks
adalah kata yang sudah mengalami afiksasi atau mendapat tambahan afiks berupa prefiks
(awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), konfiksa (imbuhan terbelah), dan simulfiks (imbuhan
gabung) (Retno Hartati, 2020:1).

Contoh makna pada kata berafiks:


- Penulis
 Alvi Syahrin adalah salah satu penulis buku idolaku.
Penulis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (versi daring) orange yang menulis. Penulis
di sini merupakan pelaku. Kata penulis merupakan bentuk gramatilkalisasi dari kata „tulis‟
dengan pemberian imbuhan atau afiksasi berupa imbuhan pe-. Pada contoh kalimat di atas
berarti „aku‟ mengidolakan sosok Alvi Syahrin sebagai penulis buku.
Bentuk gramatikalnya yaitu:
Pe- + tulis => penulis
- Pelaut
 Pak Toni adalah seorang pelaut yang hebat.
Pelaut jika dilihat pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang
pekerjaannya di laut. Kata „pelaut‟ berasal dari afiks pe- + laut. „Laut‟ menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia artinya kumpulan air asin (dalam jumlah yang banyak dan luas) yang
menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. „Pelaut‟ menandakan sebuah
profesi atau pekerjaan, sedangkan „laut menandakan sebuah benda mati.
Pe- + laut => pelaut

2. Reduplikasi
Proses reduplikasi adalah pengulangan yang disertai dengan imbuhan atau afiks atau disebut
dengan dengan pengulangan dasar berafiks (Nur Rahmawati & Didah Nurhamidah, 2018:48).
Verhaar (dalam Wati Kurniawati, 2001) mengatakan bahwa reduplikasi adalah morfemis yang
mengulangi bentuk dasar atau sebagian dari bentuk dasar tersebut. Reduplikasi semantis hadala
pengulangan makna yang sama dari buah kata yang bersinonim, seperti ilmu pengetahuan (kata
ilmu dan pengetahuan memiliki makna yang sama) (Chaer, 2008:179). Kridalaksana (dalam Wati
Kurniawati, 2010:90) mengatakan bahwa makna reduplikasi dapat dilihat dari sudut pandang
semantis yang dibedakan berdasarkan redplikasi morfemis yang bersifat non-idiomatis dan
idiomatis.

Contoh makna pada kata reduplikasi:


- rumah-rumah
 Rumah-rumah warga banyak yang rusak akibat banjir bandang tiga hari yang lalu.
„Rumah-rumah‟ memiliki makna ganda dari „rumah‟. „Rumah-rumah‟ pada kalimat di atas
berarti memiliki kuantitas lebih dari satu.
Bentuk gramatikalnya yaitu:
rumah

mengalami reduplikasi/pengulangan
menjadi rumah-rumah
- sepotong-sepotong
 Ibu memberikan kuenya untuk Tika dan Rani sepotong-sepotong.
Kata „sepotong‟ merupakan bentuk awalan se- dengan kata „potong‟. Pada contoh tersebut,
kata „sepotong‟ mengalami proses reduplikasi atau pengulangan. Istilah „sepotong-sepotong‟
pada kalimat di atas memiliki makna menyatakan bagian dari kue.
Bentuk gramatikalnya yaitu:

se- + potong => sepotong

mengalami reduplikasi/pengulangan
menjadi sepotong-sepotong
3. Komposisi
Komposisi merupakan proses penggabungan dasar dengan dasar (biasanya berupa akar
maupun bentuk imbuhan) untuk mewadahi suatu “konsep” yang belum tertampung sepenuhnya
dalam sebuah kata (Abdul Chaer, 2008:209).

Contoh makna pada kata komposisi:


- kumis kucing
 Tanaman kumis kucing itu tumbuh dengan subur di pekarangan rumah.
Kata „kumis kucing‟ merupakan bentuk penggabungan atau komposisi dari kata dasar „kumis‟
dan „kucing‟.
„Kumis‟ memiliki arti yang berbeda dengan „kucing‟. „Kumis‟ menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah bulu (rambut) yang tumbuh di atas bibir atas, biasanya hanya terdapat pada
laki-laki. Sedangkan „kucing‟ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti binatang yang
rupanya seperti harimau kecil, biasa dipiara orang . Jadi s
Bentuk gramatikalnya yaitu:

kumis + kucing => kumis kucing

- meja hijau
 Tersangka kasus korupsi uang bansos itu akhirnya dibawa ke meja hijau.
Kata „meja hijau‟ memiliki makna „pengadilan‟. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pengadilan adalah dewan atau majelis yang mengadili perkara; mahkamah. Arti meja menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesi adalah perkakas (perabot) rumah yang mempunyai bidang datar
sebagai daun mejanya dan berkaki sebagai penyangganya (bermacam-macam bentuk dan
gunanya). Sedangkan hijau merupakan warna dasar yang serupa dengan daun. Dalam hal ini,
sudah jelas makna „meja‟ dan „hijau‟ dengan „meja hijau‟ memiliki makna yang berbeda.
Bentuk gramatikal dari „meja hijau‟ yaitu:

meja + hijau => meja hijau

4. Konversi
Konversi lazim juga disebut derivasi zero, transmutasi, transposisi adalah proses pembentukan
kata dari sebuah dasar berkategori tertentu menjadi kata berkategori lain, tanpa mengubah bentuk
fisik dari dasar itu (Abdul Chaer, 2008:235).

Contoh makna pada kalimat konversi:


- cangkul
 Cangkul dulu tanah itu sebelum ditanami pohon cabe!
„Cangkul‟ merupakan sebuah alat yang digunakan untuk kegiatan menyangkul, umumnya di
sawah. Contohnya : Petani itu membawa cangkul di sawah. Dalam hal ini, „cangkul‟
merupakan sebuah benda. Namun „cangkul‟ pada kalimat “Cangkul dulu tanah itu sebelum
ditanami pohon cabe!” bermakna suatu pekerjaan yang berupa perintah untuk menyangkul.
- gergaji
 Tolong gergaji batang pohon yang mengganggu jalan itu!
Fungsi „gergaji‟ selain untuk memotong, bisa juga untuk membelah kayu. Pada kalimat
tersebut, „gergaji‟ merupakan kata kerja berupa perintah, bukan lagi sebuah benda. Contoh
penggunaan kata „gergaji‟ sebagai kata benda yaitu: “Tukang kayu itu menggunakan gergaji
untuk memotong kayu.”.

SIMPULAN

Makna merupakan objek kajian pada bidang semantik dengan bermacam-macam jenis makna.
Makna memiliki banyak jenis, dan di antaranya adalah makna leksikal dan makna gramatikal. Contoh
makna leksikal terdapat pada sebuah kata dasar , sedangkan contoh maka gramatikal terdapat pada afiks,
reduplikasi, komposisi, dan konversi.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Candra. 2018. “Tesis : Analisis Makna Leksikal dan Gramatikal Harf Jar dalam Al’Qur’an
Surah Al-Furqon”. Medan: Sumatera Utara.
Rahmawati, Nur. dkk. 2018. “Makna Leksikal dan Gramatikal pada Judul Berita Surat Kabar Pos Kota
(Kajian Semantik). Pamulang: Universitas Pamulang.
Kurniawati, Wati. 2014. “Reduplikasi Nomina dalam Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis dan Semantik).
Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (n.d.). Retrieved May 6, 2021, from https://kbbi.web.id/

Anda mungkin juga menyukai