Anda di halaman 1dari 24

Nama : Siti Nour Azizah

NIM : 1913016090

Kelas : B umum 2019

Matkul : Sintesis Senyawa Bahan Farmasi

1. ISOPROTENERO
H

Cl 1. H2NCH3 N CH3
2. H2
HO 3. Resolve HO
O OH
HO Chloroketone HO Ephineprine

H CH3 H CH3

N CH CH3 N CH CH3
Cl 1. H2NCH(CH3)2
2. H2 HO H2 HO
HO
O OH
O
HO HO Aminoketone HO Isoproterenol
Chloroketone

Penjelasan :
Epinefrin sering merupakan salah satu obat pertama yang digunakan dalam mengobati
trauma karena tindakan kardiostimulan dan bronkodilatasinya. Bahan dasar yang
digunakan untuk mensintesis senyawa epineprin, salah satunya ialah kloroketon.
Kloroketon sendiri merupakan hasil dari proses asetilasi (penambahan gugus etil) katekol
dengan kloroasetil klorida menggunakan Friedel-Crafts sehingga menghasilkan senyawa
kloroketon. Kloroketon sebagai bahan dasar direaksikan dengan metil amina (H 2NCH3)
sehingga gugus pergi dari kloroketon yakni Klor (Cl) disubstitusikan atau digantikan oleh
NHCH3. Hal tersebut dinamakan sebagai reaksi substitusi. Dalam hal ini amina bertindak
sebagai nukleofil, dikarenakan memiliki pasangan elektron bebas yang tinggi sehingga
dapat tertarik ke suatu kawasan yang bermuatan positif pada molekul atau atom lain, hal
ini juga dikarenakan nukleofil sendiri sudah banyak memiliki elektron sehingga tidak
suka akan elektron, tetapi suka akan nukelus (inti yang kekurangan elektron). Selanjutnya
kloroketon direaksikan dengan halogen atau disebut juga reaksi reduksi, yang mana
gugus keton kehilangan satu tangannya karena diserang oleh atom hidrogen, sehingga
menghasilkan gugus OH. Sehingga dari proses tersebut terbentuklah senyawa epineprin
Kloroketon juga bisa direaksikan dengan amina sekunder yakni dimetil amina, yang
mana terjadi reaksi substitusi antara gugus Cl dengan gugus dimetil amina. Pergantian
halogen dengan ispropilamina menghasilkan aminoketon. Proses selanjutnya ialah
aminoketon direaksikan dengan halogen sehingga terjadi proses hidrogenasi atau reaksi
reduksi, yang mana gugus keton kehilangan satu tangannya karena diserang oleh atom
hidrogen, sehingga menghasilkan gugus OH. Dari proses tersebut menghasilkan senyawa
Isoproterenol

1. Katekol dan kloroasetil klorida jadilah kloroketon


2. H2NCH3 = Metil amina (Amina primer)
3. H2 = Halogen (Reaksi reduksi) / hidrogenasi
4. H2NCH(CH3)2 = Dimetil amina (Amina sekunder)
5. Amina bersifat nukleofil karena memiliki pasangan elektron bebas

2. SOTALOL

Penjelasan :
Pertama-tama para-nitro asetofenon tereduksi menjadi anilin, sesuai dengan metode
khusus untuk gugus nitro seperi besi dan asam hidrolat. Reaksi dengan metanasulfonil
klorida menghasilkan sulfoanilida. Intermediate/perantara ini dibawa oleh sotalol

3. SALBUTAMOL
Bahan dasar/starting material: asetil metil salisilat
Target sintesis: salbutamol
Proses sintesis:

a. Nama reaksi: Reaksi Brominasi


Reagen/pereaksi: bromida (Br2)
Mekanisme: Br2 berikatan dengan CH3 menjadi CH2Br
Alasan : Penggunaan reagen Br2 bertujuan untuk mengubah gugus fungsi CH3
menjadi gugus pergi (Cl, Br, I) sehingga mudah disubstitusikan.
b. Nama reaksi: Reaksi Subtitusi
Reagen/pereaksi: PhCH2NHtBu
Mekanisme: Br dilepaskan dan CH2 berikatan dengan N
Alasan : Pengikatan N terjadi karena atom N bersifat nukleofilik dimana terdapat
sepasang elektron bebas dan dalam posisi amina sekunder.

c. Nama reaksi : Reaksi Reduksi


Reagen/pereaksi: litium aluminium hidrida (LiAlH4 )
Mekanisme: terdapat 2 gugus fungsi yang berubah. Pertama keton menjadi alkohol,
yang kedua ester (CO2CH3) menjadi alkohol (CH2OH)
Alasan : Penggunaan reagen LiAlH4 karena peneliti menginginkan proses sintesis
yang cepat dengan adanya pengubahan 2 gugus fungi dalam sekali reduksi
d. Nama reaksi : Reaksi Reduksi
Reagen/pereaksi: hidrogen (H2 )
Mekanisme: amina berubah posisi dari tersier menjadi sekunder (N-CH2Ph menjadi
NH)
Alasan : Penggunaan reagen H2 karena pada reaksi reduksi hanya mengubah 1 gugus
fungsi.

4. SALMETEROL

Penjelasan :
Sintesis dimulai dari merekasikan senyawa 2-phenylethanol dengan 1,4-dibromobutana
dimana gugus Br akan menyerang gugus OH ikatan C-OH pada senyawa 2-
phenylethanol. Rantai butana akan berperan sebagai linker/penghubung. Br dipilih karena
merupakan gugus yang mudah tersubtitusi. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
subtitusi yang akan mengeluarkan senyawa sampingan berupa HBr dan membentuk
senyawa phenylethanol. Lalu phenylethanol direaksikan dengan senyawa albuterol, gugus
NH2 akan menyerang CH2Br dan menggantikan Br menjadi senyawa salmeterol. Alasan
NH2 dapat menyerang gugus CH2Br adalah karena NH2 ini lebih bersifat nukleofil
dibandingkan dengan gugus OH pada senyawa albuterol.
5. IBUPROFEN

Penjelasan :
Ibuprofen merupakan turunan asam propionat yang memiliki efek antiinflamasi,
analgesik dan antipiretik. Ibuprofen termasuk kedalam obat golongan NSAID (non-
steroid anti inflammatory drug) yang bekerja menghambat siklooksigenase-1 dan
siklooksigenase-2. Ibuprofen mengobati nyeri dan inflamasi pada penyakit rematik dan
penyakit musculoskeletal lainnya. Ibuprofen memiliki efek samping ketidaknyamanan
gastrointestinal, mual, diare, terkadang pendarahan, dan terjadi ulserasi. Pertama 47-1
merupakan ibufenac. Gugus etil ester diujung dmdari gugus ibufenac bereaksi dengan
dietil karbonat dan dikatalis dengan natrium etoksida. Dietil karbonat menyerang C
sehingga menjadi 47-2 (yaitu Karbanion malonat). Setelah itu direaksikan dengan metil
iodida sehingga terjadi reaksi alkilasi dimana yang dimasukkan adalah gugus gugus metil
dimasukkan CH3 menjadi 47-3. Lalu bagian malonat dihidrolisis asam menggunakan
H3O. Dekarboksilat asam malonat bebas di bawah kondisi reaksi menghasilkan
ibuprofen (47-4).
6. RANITIDIN

Penjelasan :
Furfuryl alcohol, bereaksi dengan (CH3)2NH (dimethylamine) dan CH2O, membentuk
2-Aminoethylthiol (4-2) dengan reaksi amino metilasi. Kemudian 4-2, bereaksi dengan
cysteamine (HSCH2CH2NH2), menyerang gugus OH pada 4-2 digantikan oleh senyawa
S dan mengeluarkan H2O, menjadi Thioeter (4-3). Kemudian 4-3 bereaksi dengan
Bisthiomethyl acetal of Niteoacetic acid (4-4), gugus NH2 menyerang gugus CH3S,
kemudian berikatan dengan 4-4 dan melepaskan H menjadi 4-5. Kemudian 4-5
direaksikan dengan CH3NH2 (methlyamine), membuat NH2 menggantikan S menjadi
senyawa ranitidine.
7. TOLMENTINE

Penjelasan :
Pertama, metilindole diaminometilasi menggunakan formaldehida dan dimetilamina
untuk membentuk 2-dimetilaminometil-1-metilindol. Kemudian, dimetilasi oleh metil
iodida untuk menghasilkan garam kuarter yang sesuai. Reaksi senyawa yang terbentuk di
atas dengan natrium sianida menghasilkan 1-metilpirol-2-asetonitril. Produk kemudian
diasilasi pada posisi bebas dari cincin pirol te oleh 4-metilbenzoilklorida dengan adanya
aluminium klorida untuk menghasilkan 1-metil-5-n-toluilpirol-2-asetonitril. Yang
terakhir selanjutnya mengalami hidrolisis basa untuk akhirnya menghasilkan tolmetin.

8. OXAPROZIN
Penjelasan :
Reaksi 1: Derivat benzoin bereaksi dengan asam suksinat dimana NH2 bereaksi dengan
ClCO membentuk ikatan peptida dan mengeluarkan HCl dengsn reaksi alkilasi. Sebab
kenapa Cl yang bereaksi adalah karena Cl merupakan gugus pergi yang baik. Alasan
kenapa yang berikatan adalah NH2 dan bukannya benzena atau gugus karboksil, itu
karena gugus benzena dan elektron bersifat penarik elektron sehingga lebih sulit untuk
membentuk ikatan dibandingkan dengan NH2 dimana N masih memiliki PEB. Senyawa
yang dihasilkan 1,4 dikarbonil.
Reaksi 2: Reaksi siklodehidrasi dengan POCl3 dimana senyawa 1,4 dikarbonil bereaksi
dan membentuk cincin oxazole. Pembentukan diawali dengan perubahan gugus karbonil
menjadi enol dan yang dilanjutkan menjadi enol klorida
Reaksi 3: Gugus ester mengalami safonifikasi dengan basa kuat (NaOH) menjadi –COO-
H + EtNa

9. KETOCONAZOLE
Penjelasan :
Sintesis 2,4-diklorofenasil bromida(56-1) yang di katalis menggunakan gliserol
menghasilkan cis-2-(2,4-diklorofenil)-2-bromoetil-4-hidroksimetil-1,3-dioksolana (56-2).
Mengasilasi gugus hidroksil dari senyawa ini dengan benzoil klorida, dan kemudian
mengalkilasi senyawa yang dihasilkan dengan imidazol memberikan turunan (56-3).
Selanjutnya, hidrolisis basa menghilangkan gugus benzoil, dan reaksi dengan
metanasulfonil klorida menghasilkan mesilat (56-4). Akhirnya, mengalkilasi 1-asetil-4-
(4-hidroksifenil)piperazin (56-5) yang dihasilkan menghasilkan ketoconazole (56-6).

10. SIMETIDINE

Penjelasan :
Karena metiamide menyebabkan efek samping yang sama seperti pendahulunya sehingga
dilakukan pencarian pengganti kelompok tiourea. Fungsi sianoguanidin yang akhirnya
ditemukan cocok adalah bioisosterik dengan tiourea dalam kelompok siano mengurangi
kebasaan guanidin; nitrovinil amidine dalam ranitidine melayani fungsi yang sama.
Reaksi antara metiamide (63-5) dengan senyawa dimethythiocyanoimidocarbonate (64-1)
mengarah pada penggantian salah satu gugus metilthio oleh gugus amino rantai samping
untuk menghasilkan intermediet (64-2). Pengobatan itu dengan methylamine di bawah
kondisi yang agak lebih berat menggantikan kelompok methylthio yang tersisa untuk
membentuk cimetidine (64-3).

11. LABETOLOL

Penjelasan :
Dimasukkan asetilklorida, (gugus OH pengarah orto para, gugus keton amina pengarah
meta) jadi posisi para sama OH, meta sama keton. R di 12-2 harus gugus pergi yang baik
misal Cl, terus Cl lepas dan mengambil 1 H pada NH 2 di 12-4, baru N pada 12-4 jadi
menggantikan posisi Cl pada senyawa 12-5. Setelah itu keton yang berikatan dengan
amina sekunder direduksi dengan H2 (karena H2 adalah reduktor yang lemah maka hanya
1 gugus keton yang tereduksi).

12. KLORAMFENIKOL
Penjelasan :
Garis yang bergelombang pada senyawa 15-1 mempunyai arti bahwa senyawa tersebut
memiliki stereoisomer (bisa R atau S). Langkah untuk sintesis kloramfenikol adalah
pertama, reduksi nitro pada 15-1 menjadi amina. Baru disubstitusi pakai Cl 2CHCOCl
(dalam katalis basa). Dimana OH- akan mengambil 1 H pada NH2 di senyawa 15-2, baru
Cl pada Cl2CHCOCl lepas, N nya nyerang C karbonil jadilah senyawa 15-3. Setelah itu
ditambahkan asetat anhidrat (untuk melindungi gugus OH-sekunder), kalau tidak ditutup
nanti pada saat dinitrasi nitronya akan masuk pada OH-sekunder. Setelah itu, dihidrolisis
dalam basa untuk mengembalikan gugus OAc menjadi OH kembali.

13. SULFANILAMIDE

Penjelasan :
Panah ke kiri : Disubtitusi NH3 menggantikan Cl pada SO2Cl menjadi SO2NH2 baru
dihidrolisis dalam asam. Asetilnya lepas, diganti sama H menjadi NH2.
Panah ke kanan : Disubtitusi RNH2 menggantikan Cl pada SO2Cl menjadi SO2NHR, terus
dihidrolisis dalam asam. Asetilnya lepas, diganti sama H menjadi NH2.

14. SULFASALAZINE DAN OLSALAZINE

Penjelasan :
Sulfasalazine : SM 1 & 2 digabungkan pakai diazotasi, NH 2 pada SO2NH2 di
sulfanilamide menjadi N2+ (terus nanti dia pergi) dan NH 2 pada 2-amino piridin masuk
berikatan dengan SO2, jadi 28-2. Lalu 28-2 juga didiazotasi sehingga NH 2 bebasnya
menjadi N2+. Setelah itu, disubstitusi pakai asam salisilat, dan N 2+ masuk ke posisi para
dengan OH dan meta dengan karboksilat.
Olsalazine : Sulfasalazine direaksikan dengan 28-6, baru di diazotasi membentuk N 2+.
Baru disubstitusi dengan metil salisilat. Setelah itu, dihidrolisis dalam basa, CH 3 pada
metil salisilat tadi lepas, jadi H aja. Jadi deh olsalazine.

15. PHENLYBUTAZONE
Penjelasan :
C6H5NH2 + C6H5R akan melakukan reaksi diazotasi lalu R yang dimiliki akan masuk
dan direduksi oleh N sehingga ikatan rangkapnya jadi NH-NH. Setelah direduksi EtO2C
akan masuk melalui mekanisme pelepasan CH3CH2 yang akan menyisakan ikatan O
rangkap 2, setelahnya C yg nyantol di rangkap 2 (bermuatan positif) akan berikatan
dengan NH dan menjadi produk akhirnya

16. FENTIAZAC

Penjelasan :
Halogen (Br) akan lepas dan posisinya akan digantikan oleh S (sulfur) ketika bereaksi
(reaksi brominasi) NH2 akan bertemu dengan ikatan rangkap O2 yang akan lepas melalui
reaksi dehidrasi dan akan menjadi fentiazac.
17. OXOLAMINE

Penjelasan :
Di gugus OH pertama akan bereaksi dengan dengan gugus O dan Cl dari panah reaksi Cl
yang jauh dari O akan pergi (karena merupakan gugus pergi yang baik) setelah itu akan
bergabung setelah bergabung akan ada reaksi alkilasi oleh Et3N setelah itu gugus Cl yang
ada pada ujung 111.3 akan pergi dan disubstitusi oleh (C2H5)2NH

18. FLUCONAZOLE

Penjelasan :
Bahan awal (114-1) untuk sintesis tersedia dengan asilasi meta-difluorobenzene dengan
kloro aseil klorida. Perpindahan klorin oleh triazol menghasilkan zat antara (114-2).
Kondensasi gugus karbonil dari trimetilsulfonium iodida awalnya mengarah ke produk
tambahan. Anion yang terbentuk pada karbonil oksigen kemudian secara internal
menggantikan dimetil sulfida untuk memberikan hasil oksiran epoksida (114-3). Reaksi
zat antara itu dengan 1,2,4-triazin mengarah ke pembukaan cicin epoksida dengan
penggabungan konsekuen dari heterosiklik kedua bagian. Dengan demikian diperoleh
fluconazole (114-4).

19. THALIDOMIDE

Pnejelasan :
29-1 dan 29-2 terjadi dehidrasi sehingga O dan H keluar dan atom N masuk menjadi 29-
3, kemudian substitusi NH3 sehingga kedua OH pada 29-3 keluar dan N masuk menjadi
29-4.

20. WARFARIN
Penjelasan :
Sintesis singkat warfarin dimulai dengan kondensasi orto-hidroksi-asetofenon (1-2)
dengan etil karbonat untuk menghasilkan b-ketoester (1-3) sebagai perantara yang
ditunjukan dalam bentuk enol. Serangan fenoksida pada pengelompokan ester akan
menyebabkan proses siklisasi dan pembentukan kumarin (1-4). Penambahan konjugasi
anion akan menjadi metil stiril keton (1-5) dan terjadinya michael addition sehingga
terbentuknya warfarin.

21. KLORFENAMID DAN DIKLOFENAMID

Penjelasan :
a. Klorfenamid dan Diklofenamid direaksikan dengan Asam Klorosulfonat (OHSO 2Cl)
OH nya yang digantikan,
b. Cl mengarahkan SO2Cl pada posisi para dan orto. Ketika molnya diperbanyak maka
di posisi orto juga ada SO2Cl,
c. Lalu Cl yang berada di SO2Cl di substitusi dengan NH2 (amonia) sehingga menjadi
SO2NH2.
d. Pada diklofenamid gugus OH dan Cl mengarahkan SO2Cl pada orto dan para, lalu
menggunakan PCl3 untuk mensubstitusi OH dengan Cl,
e. Jika sudah SO2Cl di substitusi juga dengan amonia menjadi SO2NH2.

22. FUROSEMIDE

Penjelasan :
Senyawa 2,4-dichlorobenzoic acid mengalami reaksi electrophilic substitution dengan
HSO3Cl (chlorosulfuric acid). Dimana ion H+ pada 2,4-dichlorobenzoic acid mengalami
substitusi dengan ion Cl- pada chlorosulfuric acid. Hasil nya kemudian direaksikan pula
dengan ammonia (NH3) hingga membentuk senyawa 2,4 dichloro-5-sulfhamoyl benzoic
acid (Gambar 30-2). senyawa 2,4 dichloro-5-sulfhamoyl benzoic acid kemudian bereaksi
dengan furfuryl amine (Gambar 30-3) dan membentuk furosemide (Gambar 30-4)
dengan menggunakan reaksi electrophilic substitution dimana substitusi terjadi pada ion
H+ pada furfuryl amine (Gambar 30-3) dengan ion Cl- pada 2,4 dichloro-5-sulfhamoyl
benzoic acid (gambar 30-2).

23. TALBUTAMIDE
CH3 SO2 + O C N

NH2

Para-toluene sulf onamide Butyl isocyanate

O
CH3 SO2

N N
H H

Tolbutamide

(Ethyl chlorof ormat)


ClCO2Et
CH3 SO2 CH3 SO2

NH2 NHCO2Et
ethyl tosylcarbamate
Para-toluene sulf onamide

NH azepane O

CH3 SO2 CH3 SO2

NHCO2Et N N
H
ethyl tosylcarbamate

Tolazemide

Para-toluene sulfonamide merupakan senyawa turunan dari asam sulfonat (arylsulfonic


acid). Para-toluene sulfonamide yang direaksikan dengan senyawa butyl isocyanate akan
menghasilkan senyawa tolbutamide
a. Gugus NH2 pada senyawa para-toluene sulfonamide akan menyerang atom C pada
senyawa butyl isocyanate sehingga berubah menjadi O (gugus keton).
b. Sedangkan, atom N pada butyl isocyanate memperoleh tambahan atom H akibat
serangan dari NH2 sehingga membentuk ikatan N-H
c. Terbentuk senyawa tolbutamide
Di sisi lain, apabila senyawa para-toluene sulfonamide direaksikan dengan ethyl
chloroformat (senyawa ester dengan leaving group berupa Cl- di ujungnya) akan
membentuk senyawa tolazemide
a. Gugus NH2 pada senyawa para-toluene sulfonamide akan menyerang Leaving group
Cl- pada ethyl chloroformat
b. Leaving group Cl- pada ethyl chloroformat akan tersubstitusi dengan NH
c. Karena sifat ester yang mudah terhidrolisis, maka gugus NHCO2Et pada bagian Oet
digantikan dengan senyawa azepane (7 karbon rantai siklik)
d. Terbentuk senyawa tolazemide

24. GLYBURIDE

Penjelasan :
HNAc H2N
1. HOSO3Cl

2. NH3
3. CH-
SO2NH2
Asetamide Free Phenethylamine

Memasukkan gugus sulfonat menggunakan asam klorosulfonat (HOSO 3Cl), dalam posisi
para (dibuktikan dengan hasilnya yang pada posisi para karena jika dalam posisi orto
akan sterik). Sehingga nanti akan membentuk struktur :
H3COCHN

SO2OH

Tahap kedua ini adalah reaksi substitusi, dimana OH akan disubstitusi oleh NH 3 menjadi
NH2. Tahap ketiga adalah hidrolisis, dimana NHCOCH3 akan dihidrolisis oleh CH-
menjadi NH2
OCH3 OCH3
H2N
Cl COCl
H
N
Cl
SO2NH2 O SO2NH2
Free Phenethylamine

Setelah itu free phenethylamine direaksikan (kl gasalah nama reaksinya asilasi) dengan
benzoil klorida. NH2 yang berikatan dengan dua oksigen memiliki sifat nukelofil yang
rendah karena O merupakan penarik electron sehingga kerapatan elektronnya lebih
sedikit sedangkan NH2 yang tidak berikatan dengan apapun lebih nukelofil, sehingga
lebih mudah menyerang. Pada reaksi diatas, NH2 akan menyerang CO. *Cl selalu jadi
gugus pergi.
Tahap terakhir adalah penambahan cyclohexyl isocyanate, nanti senyawa tersebut akan
bereaksi dengan NH2 yang berikatan dengan SO2 karena, meskipun NH2 nya nukelofilnya
lemah tapi tetap dapat berikatan karena cuma dia yang free. Sehingga terbentuknya
Glyburide.

25. DICLOFENAC

Oxalil klorida diserang oleh nh karena memiliku sifat yang nukleofil kemudian cl dilepas
dan terjadi katalis alcl3 dengan reaksi fridel asilasi.
Asil cocl masuk ke dalamcincin benzen kemudian terikat menjadi cincin lima isatin
.Setelah itu gugus co menjadi ch2 reduksi dengan hidrazin dalam basa (reaksi wolff
kishner)
Setelah terjadi reaksi wolf kishner kemudian terjadi pemutusan nco dengan menggunakan
h3o+ / hidrolisis h2o+ h+.Lalu h berikatan dengan nh dan gugus OH berikatab co2h
sehingga menghasilkan diklofenak .
Untuk kelarutan mau di ubah ke garam,ditambahkan Na sehingga menjadi diklofenak
natrium. Wolff–Kishner adalah suatu reaksi yang digunakan dalam kimia organik untuk
mengubah gugus fungsional karbonil menjadi gugus metilena. Dalam konteks sintesis
molekul kompleks, reaksi ini paling sering digunakan menghilangkan gugus karbonil
setelah mengalami maksud dan tujuan sintetis dari aktivasi zat antara dalam tahapan
sebelumnya. Karena reduksi Wolff–Kishner membutuhkan kondisi yang sangat basa,
reaksi ini tidak cocok bagi substrat yang sensitif terhadap basa.
Asilasi Friedel-Crafts adalah asilasi cincin aromatik dengan asil klorida menggunakan
katalis asam lewis yang kuat. Asilasi adalah proses adisi gugus asil ke sebuah senyawa.
Senyawa yang menyediakan gugus asil disebut sebagai agen pengasil. Asil halida sering
digunakan sebagai agen pengasil karena ia membentuk elektrofil yang kuat ketika
diberikan beberapa logam katalis. Sebagai contoh pada asilasi Friedel-Crafts
menggunakan asetil klorida, CH3COCl, sebagai agen dan aluminium klorida (AlCl3)
sebagai katalis untuk adisi gugus asetil ke benzena. : Mekanisme reaksi ini adalah
substitusi elektrofilik. Asil halida dan anhidrida asam karboksilat juga sering digunakan
sebagai agen pengasil untuk mengasilasi amina menjadi amida atau mengasilasi alkohol
menjadi ester. Dalam hal ini, amina dan alkohol adalah nukleofil; mekanismenya adalah
adisi-eliminasi nukleofilik.

Mekanisme reaksi :
Reaksi disosiasi atom klor menjadi kation asli, kemudian diikut serangan nukelofilik
terhadap gugus asli lalu atom klor bereaksi menjadi hcl dan katalis AlCl3 terbentuk
kembali seperti semula

26. DIAZEPAM

Penjelasan :
Jalur sintesis: turunan amino benzofeno kemudian berikatan dengan kloraasetil klorida
sehingga membentuk gugus COOCL yaitu membentuk struktur cloromethyl amide,
setelah itu terjadinya reaksi substitusi nukleofilik dimana terhjadinya penggantian Gugus
Cl pada cloromethyl amide dengan senyawa NH3 atau Hexamethylene tetramide
sehingga membentuk struktur diazepam
27. AMOXICILLIN, CLOXACILIN, AMPICILIN
Penjelasan :
Diawali Asilasi 6-APA, (2-4) ke kiri terlebih dahulu dengan asam klorida dari Asam 2,6-
dimetoksibenzoat, misalnya, menghasilkan methicillin (3-1) yang dimana H2N berikatan
menjadi NH menghasilkan methicillin (3-1). Selanjutnya untuk reaksi ke kanan dari
asilasi 6-APA dengan turunan aktif dari 2-metil-5-(2-klorofenil) asam karboksilat
isoksazol menghasilkan kloksasilin (3-2) yang dimana H2N pula sama menjadi NH pada
kloksasilin (3-2).
Untuk reaksi kebawah, asilasi 6-APA dengan asam klorida (3-3) dari D-2-
azidofenilasetat AC ID, direduksi katalitik produk (3-4) menghasilkan ampisilin (3-5)
dan skema analog mengarah ke amoksisilin (3-6).

28. PIVAMPICILIN
Penjelasan :
Pertama dari dimulai dengan alkilasi garam dari benzil penisilin (1-1) lalu disubtitusikan
dengan klorometil pivalat (4-1) untuk menghasilkan turunan (4-2). Lalu terjadi 3 kali
reaksi yang bertujuan untuk menghilangkan rantai samping untuk menghasilkan turunan
6-APA, Kemudian 6-APA bereaksi dengan D-fenilglisin untuk menghasilkan antibiotik
pivampicilin (4-4).

29. CEPHALOTHIN

H2N H
S S S N S
COCl
+
N OAc O N OAc

O
O 19-1
CO2H
CO2H
7-aminocephalosporanic acid, 7-ACA 2-thiophenylacetyl chloride 19-2

Penjelasan :
Asilasi 7-Aminocephalosporanic acid, 7-ACA dengan 2-thiophenylaceltyl chloride
mengahasilkan amida yang mengalami reaksi substitusi elektrofilik. Dimana ion H + pada
7-ACA mengalami substitusi elektrofilik dengan ion Cl - pada 2-thiophenylaceltilchloride.
Pada senyawa 7-ACA terdapat 2 H, dimana setelah lakukan reaksi antara senyawa 7-
aminocephalosporenic Acid,7-ACA dan 2-thiophenyl chlorine menghasilkan 1 H tetap
berikatan dengan N, H yang lain lepas oleh terbentuknya ikatan Amina dari senyawa 2-
thiophenyl chlorine yang dimana Cl lepas karena Cl adalah gugus pergi yang baik.
Sehingga terbentuklah senyawa cephalothin yang tersusun dari cicin beta-lactam, cincin
dihydrotiazin serta ikatan amida dari hasil sintesis senyawa 7-ACA dengan 2-
thiophenylaceltyl chloride
Keterangan:
a. OAc (asetat anhidrat) = gugus pelindung
b. COCl (oksalil klorida)
c. NH2 (amina)
cincin
beta
lactam
H
S N S cincin
dihydrotiazin
ikatan
amida
O N OAc

CO2H
19-2
30. CEPHAMANDOLE

Penjelasan :
Senyawa 7-aminocephalosporanic acid atau 7-ACA direaksikan dengan tetrazole thione
dan menghasilkan perpindahan gugus alilik oleh nukleofilik dan pembentukan
intermediate pada 20.2, lalu direaksikan dengan dichloro asetilester dari asam madellic
untuk proses asilasi, untuk menghasilkan amida dimana COCl akan diserang NH, karena
NH bersifat nukleofik jadi NH akan melepasakan Cl dan menyerang CO, dan gugus
pelindung pada rantai samping akan dihilangkan melalui reaksi dengan logam Zn untuk
menghasilkan antibiotic cephamandole.

Anda mungkin juga menyukai