31 - 2D - Tugas1 - Salsabila Taufiq - 05.03.19.1861
31 - 2D - Tugas1 - Salsabila Taufiq - 05.03.19.1861
SALSABILA TAUFIQ
05.03.19.1861
2D
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1
Di Indonesia............................................................................................ 6
A. Kesimpulan ...................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................... 9
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
2. Mengetahui sejarah perkebangan biosekuriti.
3. Mengetahui permasalahan dan bagaimana solusi dalam penerapan
biosekuriti di Indonesia .
2
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Biosekuriti
3
biosekuriti adalah meminimalkan keberadaan penyebab penyakit,
meminimalisir kesempatan agen penyakit berhubungan dengan induk
semang, menekan tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit.
Dalam penerapan biosekuriti ini ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan yaitu :
1. Mencegah kuman tidak masuk
2. Mencegah kuman tidak berkembang
3. Mencegah kuman tidak menyebar
Prinsip diatas Meliputi deteksi, diagnosis, dan mitigasi penyakit
maupun cedera yang merupakan upaya untuk memutuskan respons yang
tepat dan cepat terhadap serangan kuman baik secara biologis ataupun
kimiawi.
Beberapa elemen dalam biosekuriti, yaitu :
1. Isolasi
Isolasi ini merupakan Tindakan, perlakuan serta penanganan
terhadap kotoran hewan, hewan yang sakit, baru masuk, yang sehat, dan
hewan yang mati.
2. Pengawasan pergerakan
Tindakan terhadap lalu lintas kendaraan dan pengunjung,
perlakuan terhadap lalu lintas peralata, perlakuan terhadap lalu lintas
pakan dan tindakan terhadap rodensia, serangga, burung liar, dan hewan
lain.
3. Kebersihan dan desinfeksi
Segala sesuatu yang berkaitan dengan kebersihan ternak, baik
kebersihan petugas, kebersihan kandang, bahkan hewan itu sendiri.
Keberhasilan sistem biosekuriti tergantung dari cara
pelaksanaannya. Wabah penyakit dapat masuk peternakan karena
pelaksanaan biosekuriti yang tidak dilakukan dengan baik.
4
B. Sejarah Perkembangan Biosekuriti
5
putih tersebut. Berdasarkan kasus bioterorisme dan penggunaan bahan
biologi berbahaya pada masa lampau dan sekarang (mungkin juga akan
terjadi pada masa mendatang), konsep biosecurity perlu diterapkan di
Indonesia. Penerapan konsep tersebut dapat dilakukan sebagai upaya
untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan bahan biologi
berbahaya, apalagi mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat
padat dan letak geografis yang strategis.
6
peternak karena akan mengurangi risiko kematian khususnya dari virus flu
burung," kata Ketut. Adapun penerapan Biosecurity 3 Zona adalah praktik
pengelolaan perunggasan yang baik dan berstandar dengan membagi
area peternakan menjadi tiga, yakni zona merah, kuning dan hijau. Zona
merah dikategorikan sebagai area dengan risiko tinggi (high risk) karena
terindikasi adanya pencemaran kuman maupun bakteri.
7
belum memuat biosekuriti, akibatnya tidak ada lembaga khusus
biosekuriti, beberapa lembaga karantina yang menerapkannya belum
terintegrasi satu sama lain. Kurangnya jumlah tenaga lapangan untuk
melayani wilayah Indonesia yang sangat luas menjadi satu permasalahan
yang cukup serius kita memerlukan pengawasan yang ketat, karena
negara kita punya ribuan pelabuhan ilegal, petugas kita minim, perkuat
keamanan dengan regulasi.
8
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara etimologi Biosekuriti berasal dari dua kata yaitu bio (hidup)
dan security (pengamanan atau perlindungan). Sedangkan
terminologi merupakan pengendalian, penanganan, dan
pengamanan terhadap makhluk hidup.
2. Berdasarkan kasus bioterorisme dan penggunaan bahan biologi
berbahaya pada masa lampau dan sekarang (mungkin juga akan
terjadi pada masa mendatang), konsep biosecurity perlu diterapkan
di Indonesia. Penerapan konsep tersebut dapat dilakukan sebagai
upaya untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan bahan
biologi berbahaya, apalagi mengingat jumlah penduduk Indonesia
yang sangat padat dan letak geografis yang strategis.
3. Penerapan biosekuriti di Indonesia ini belum dikelola secara optimal
dan sistematis dikarenakan kurangnya kesadaran dan partisipasi
masyarakat, peternak dan pihak-pihak lainnya mengenai pentingnya
peran biosekuriti dalam kesuksesan produksi ternak itu sendiri.
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10