Disusun Oleh
1. KAROLUS OKTAVIANUS KEWA
2. RIKARDUS MANA
3. ENGELBERTUS DAPA
4. LEONTINUS TAKU WONGA
5. MARIA INYES OJA
6. KRISTINA YORDANIA MOWA SELO
TAHUN 20222
LEMBARAN PENGESAHAN
Hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Puskeswan Pota, Kecamatan Sambi
Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, dilaksanakan pada tanggal 13 Juni sampai
dengan 13 Agustus 2022, telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.
Pembimbing I Pembimbing II
Pembimbing Eksternal
Mengetahui
Kepala SMK – PP St. Isidorus Boawae
Penulis
DAFTAR ISI
A. BAGIAN AWAL ........................................................................................... I
1. Halaman Judul .......................................................................................
2. Lembaran Pengesahan .........................................................................
3. Moto dan Persembahan ........................................................................
4. Biodata Peserta Praktik Kerja Lapangan ..............................................
5. Kata pengantar ......................................................................................
6. Daftar Isi ................................................................................................
7. Daftar Gambar .......................................................................................
B. BAGIAN INTI ...............................................................................................
1. BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
1.1. Latar Belakang ....................................................................
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ..........................................
1.3. Manfaat PKL ........................................................................
2. BAB II GAMBARAN KANTOR ..............................................................
2.1. Sejarah Berdirinya Kantor Puskeswan Pota .......................
2.2. Struktur Organisasi Kantor Puskeswan Pota ......................
2.3. Letak Geografis Kantor Puskeswan Pota ...........................
2.4. Prosedur Pekerjaan Kantor Puskeswan Pota .....................
3. BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ....................
3.1.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan ll ..........................................................................
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................
4.1. Hasil .....................................................................................
4.2. Pembahasan .......................................................................
5. BAB V PENUTUP ..................................................................................
5.1. Kesimpulan ..........................................................................
5.2. Saran ..................................................................................
C. BAGIAN AKHIR ...........................................................................................
1. Daftar Pustaka .......................................................................................
2. Lampiran Jurnal ( Foto-foto ) .................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
4.1. Hasil
4.1.1. IB (Inseminasi Buatan)
4.1.2. PKB (Pemeriksaan Kebuntingan)
4.1.3. Vaksinasi Rabies
4.1.4. Kastrasi
4.1.5. Kaki Pincang Karena Trauma
4.1.6. Scabies
4.1.7. Vulnus
4.1.8. Bali Ziekte
4.1.9. infestasi Kutu
4.1.10. Anemia
4. 1.11. Cacingan
4.1.12. Bloat
4.1.13. Cacing Mata
4.1.14. Kaskado
4.1.15. Distochia
4.2.Pembahasan
4.2.1. IB (Inseminasi Buatan)
A. Pengertian IB(Inseminasi Buatan)
Merupakan teknik memasukan semen kedalam alat reproduksi ternak
betina sehat, untuk dapat membuahi sel telur dengan mengunakan alat
inseminasi buatan dengan tujuan agar ternak betina menjadi bunting. Inseminasi
buatan biasanya dilakukan pada ternak sapi,, atau kerbau dan proses ini harus
dilakukan pada ternak birahi.
B. Tujuan dan Manfaat Melakukan Inseminasi Buatan
1. Meningkatkan mutu ternak local (sapi ,atau kerbau)
2. Meningkatkan populasi ternak
3. Menghemat penggunaan pejantan
4. Mencegah adanya penularan penyakit kelamin pada ternak seperti;
Brucellosis,Leptospirosis, Bovine Trichomoniasis.
5. Perkawinan silang antara berbagai bangsa, ras ,dapat dilakukan.
6. Meningkatkan angka kelahiran dengan tepat dan teratur.
7. Mengoptimalkan bibit pejantan unggul secara lebih luas dengan jangka waktu
yang lebih lama.
8. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawah ketempat yang
dibutuhkan sehingga mengurangi biaya.
C. Keuntungan Inseminasi Buatan
1. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan
2. Dapat mengatur kelahiran ternak dengan baik
3. Mencegah perkawinan sedarah (Inbriding) pada ternak betina.
4. Pertumbuhan berat badan anak lebih cepat
5. Berat lahir lebih baik dari pada kawin alam
D. Kerugian Inseminasi Buatan
1. Akan terjadi kesulitan dalam melahirkan anak atau distokia karena
menggunakan semen pejantan unggul yang berukuran besar.
2. Identifikasi birahi (Estrus) dalam waktu pelaksanaan inseminasi buatan tidak
tepat akan mengakibatkan tidak terjadinya kebuntingan.
3. Bisa terjadi kawin sedarah apabila menggunakan semen beku dari pejantan
yang sama dalam jangka waktu yang lama.
E. Langkah Langkah Inseminasi Buatan
1. Tejadi pada sapi betina yang pernah beranak, dan tidak terjadi pada sapi
betina darah (belum pernah beranak).
2. Ambil sperma sapi pejantan (strow), dan disimpan di dalam container Depo
agar strow tidak mati dan bertahan lama.
3. Pastikan terlebih dahulu ternak betina birahi.
4. Setelah siapkan alat dan bahan kita berangkat ke lokasi yang akan kita
inesminasi buatan ternaknya.
5. Kita pastikan dulu bahwa si peternak sudah menyiapkan kandang jepit.
6. Setelah itu si peternak mulai masukan sapi yang akan di inseminasi buatan
kedalam kandang jepit.
7. Setelah dimasukan sapi dengan baik, agar petugas melakukan inseminasi
buatan.
8. Masukan salah satu tangan untuk palpasi melalui lubang rektum
9. Cari bagian serviks urteri
F. Alat dan Bahan:
Gun , digunakan untuk memasukan semen beku kedalam saluran
reproduksi betina.
Gunting, digunakan untuk menggunting ujung strow setelah strow
dimasukan kedalam gun.
Pinset, digunakan untuk mengambil strow di dalam canister yang ada
dalam kontener depo.
Termos lapangan, digunakan untuk menyimpan strow pada saat
kegiatan inseminasi buatan di lapangan.
Plastic glove (sarung tangan polastik), digunakan untuk melindungi
tangan pada saat palpasi lewat rektum.
Plastik seet, digunakan untuk pelindung inseminasi gun setelah diisi
gun sehingga pada saat dimasukan kedalam saluran reproduksi betina
tidak melukai.
Air hangat dan ember, digunakan untuk melakukan towing semen beku.
Sabun, digunakan untuk pelican plastic glove pada saat masuk rectal.
Tissue, digunakan untuk membersikan strow dan vulva yang kotor.
4.2.2. Pemeriksaan Kebuntingan (PKB)
A. Pengertian pemeriksaan kebuntingan (PKB)
Pemeriksaan kebuntingan merupakan salah satu tindakan yang penting
dilakukan untuk mengetahui bunting atau tidak suatu ternak sapi atau kerbau
untuk mengetahui normal atau tidaknya saluran reproduksi ternak tersebut.
Pemeriksaan Kebuntingan ini juga memonitor dan membuktikan hasil
Inseminasi Buatan secara cepat dan layak. Pemeriksaan Kebuntingan
sebaiknya dilakukan setelah 60 hari pasca Inseminasi Buatan.
Teknik pemeriksaan kebuntingan
Dapat di diagnose melalui palpasi rektal dan penentuan kadal
progesterone dalam sarum darah.
Penjelasan tentang kebuntingan
Kebuntingan adalah periode dimana sapi mengandung janin yang sedang
berkembang .
Lama sapi minta kawin setelah melahirkan
Sapi dengan kondisi yang baik akan mengalami estrus kembali dalam
jangka waktu tidak lebih dari 40 hari setelah beranak.
Ciri ciri penyakit yang menyebabkan abortus pada sapi yang berumur 5
– 8 bulan adalah brucelosiis merupakan penyakit reproduksi yang menular
dan disebabkan oleh mikroorganisme brucella sp.
Waktu induk sapi yang baik dalam melahirkan anak.
Keberhasilan pemeliharaan sapi betina ditentukan oleh baiknya proses
reproduksi (perkembangan ) sapi induk. Sapi dapat beranak satu kali
dalam setahun.
Waktu masa birahi sapi betina
Rata rata siklus birahi sapi adalah 21 hari birahi. Suatu keadaan sapi
betina menginginkan untuk kawin
dimaksudkan dengan palpasi
Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh organ bagian
dalam ternak. Palpasi dilakukan dengan telapak tangan jari di
ujung jari tujuannya untuk pengambatan , kekuatan, masa, suh,
posisi, ukuran, dan kecepatan.