Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI PEMBELAJARAN MINGGU II

INFEKSI DAN ONKOLOGI


MUSKULOSKELETAL

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai penyakit infeksi dan onkologi sistem
muskuloskeletal
2. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi dan pathogenesis berbagai penyakit
infeksi dan onkologi sistem muskuloskeletal
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada
berbagai penyakit infeksi dan onkologi sistem muskuloskeletal sesuai kompetensi
dokter umum
4. Mahasiswa mampu melakukan tatalaksana farmakologis dan nonfarmakologis
penyakit infeksi dan onkologi sistem muskuloskeletal sesuai kompetensi dokter
umum
5. Mahasiswa mampu melakukan ketrampilan klinis manajemen ulkus

SKENARIO 2

“Kakikuuu membesar dan sakiit ….”

Tn. Y, 58 tahun, datang ke praktek dokter pribadi dengan keluhan nyeri, kaku dan
pembengkakan pada tungkai kirinya sejak 7 hari yll. Pasien juga mengeluhkan
adanya demam yang kadang tinggi selama 11 hari. Pasien mengaku tidak ada
trauma atau adanya gigitan serangga di daerah tungkai kiri sebelum rasa nyeri
mulai dirasakan. Rasa nyeri dan kaku pada tungkai tersebut mengganggu aktivitas
harian pasien dan pekerjaannya sebagai petani, dan kadang rasa nyeri dirasakan
sampai mengganggu tidur. Saat ini demamnya sudah turun tetapi nyeri di tungkai
masih belum berkurang dan pasien merasa bengkak semakin besar

1. Apa saja kemungkinan sakit yang dialami pasien ?


2. Apa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus di atas ?
3. Apa diagnosa dan diagnosa banding pada kasus di atas ?
4. Bagaimana tatalaksana holistik dan komprehensif pada pasien ?
5. Apa penyebab dan bagaimana patogenesis penyakit pada kasus di atas ?

KATA KUNCI
Nyeri tungkai kiri
Kaku di persedian
Bengkak tungkai kiri
Patologi Orthopedi & Traumatologi

Demam tinggi
Tidak ada riwayat trauma dan/atau insect bite

KATA SULIT
-

DATA TAMBAHAN
I. Identitas

1. Nama : Tn. Y
2. Umur : 58 tahun
3. Alamat : Malang
4. Status : Menikah
5. Suku : Jawa
6. Bangsa : Indonesia
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : Petani
9. Pendidikan : SMA

Halaman 2
Patologi Orthopedi & Traumatologi

II. Anamnesa
Keluhan utama : Demam naik turun sejak 11 hari yang lalu
Nyeri dan bengkak di tungkai kiri sejak 1 minggu yll
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien demam sejak 11 hari yll, demam tinggi naik-turun tetapi tidak pernah turun sampai
suhu normal. Demam utamanya muncul saat malam tetapi juga muncul saat siang dan sedikit
mereda dengan pemberian paracetamol. Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa lelah atau
lemas
Pasien mulai menyadari adanya pembengkakan di tungkai kiri bawah bagian depan sedikit
dibawah sendi lutut, sejak 7 hari yll. Bengkak awalnya kecil dan makin besar serta
kemerahan sampai saat ini besarnya sudah tidak bertambah lagi.
Pasien mulai merasakan nyeri di tungkai kirinya sejak adanya pembengkakan. Nyeri tumpul,
terus-menerus, dan tingkat nyerinya makin bertambah sampai saat ini. Nyeri bertambah
apabila pasien berdiri lama dan berjalan; nyeri sedikit berkurang apabila pasien
mengistirahatkan kakinya dan dipijat dengan minyak pijat. Angka nyeri di sekitar angka 3/10
(ketika kaki mulai bengkak) dan saat ini 5/10. Pasien dapat menunjuk lokasi nyerinya di
tungkai kiri bawah bagian depan sedikit dibawah sendi lutut
Pasien juga merasa bahwa kaki kirinya menjadi kaku sejak 3-4 hari yang lalu, sehingga
aktivitas sehari-harinya dan pekerjaannya sebagai petani mulai terganggu. Nyeri yang
dirasakan bahkan kadang membuat pasien terbangun dari tidur atau sulit memulai tidur
Pasien mengaku tidak mengalami trauma di tungkai kirinya atau adanya gigitan
serangga/hewan lain sebelum kakinya bengkak. Tidak ada perubahan dalam pola BAB-BAK.
Tidak ada perubahan nafsu makan dan penurunan berat badan. Pasien juga mengaku tidak
ada lagi bagian tubuh lain yang terasa membengkak

Riwayat Penyakit Dahulu: Pada usia 20th pasien pernah nyeri di lokasi yang sama setelah
dipijat di tungkainya (dengan pemberian olesan ramuan tradisional), tetapi sembuh dengan
pengobatan di PKM (diberi antibiotic, anti nyeri dan bed rest selama 2 minggu). Setelah
pengobatan, pasien tidak pernah merasa nyeri lagi di lokasi yang sama, sampai pada usia 50 th
pasien merasa lemah seluruh tubuh dan terdapat nyeri di tungkai kirinya. Setelah dibawa ke
IGD dan diperiksa, pasien didiagnosis menderita DMT2 tanpa komplikasi. Saat ini pasien
mengaku sudah tidak pernah lagi mengkonsumsi OAD sejak 8 bulan yang lalu serta tidak
pernah control untuk sakit DMnya

Riw.Penyakit keluarga : -

Riwayat Pengobatan: Paracetamol

Riwayat Kebiasaan: Pasien jarang olah raga, merokok dan kopi (+), tidak mengkonsumsi
alcohol dan NAPZA

Review of System
Kulit
Perubahan warna kulit – Perubahan kuku – Perubahan rambut –
Gatal-gatal + Rash –

Halaman 3
Patologi Orthopedi & Traumatologi

Ekskoriasi (bekas garukan) + di ekstrimitas atas (area antebrachii anterior kiri kiri) dan
bawah (area tibialis kiri kiri)

Mata
Penglihatan kabur + Merah – Photophobia +
Nyeri –

Telinga dan Hidung


Tuli - Tinnitus – Discharge –
Perdarahan – Obstruksi – Pilek –

Mulut dan Tenggorokan


Gusi berdarah – Sakit tenggorokan – Stomatitis –
Nyeri lidah – Sakit gigi – Sakit / Sukar menelan -
Serak –

Leher
Sakit tengkuk – Kaku – Pembesaran gondok –
Pembesaran kelenjar –

Mammae
Nyeri – Benjolan – Perdarahan –
Discharge – Retraksi –

Pernapasan
Batuk - Riak - Hemoptoe –
Kontak dengan px TB – Sesak nafas - Suara nafas bunyi –

Jantung dan peredaran darah


Berdebar- debar – Nyeri dada saat Istirahat – Ortophnea –
Cyanosis – Edema – PND –

Saluran Pencernaan Makanan


Mual – Muntah–
Kembung – Ructus – Nyeri ulu Hati –
Penggunaan antasida – Mules – Hematemesis –
Melena – Perubahan kebiasaan BAB – Diare –
Konstipasi – Kotoran seperti dempul – Hemorrhoid –
Tinja berdarah – Tinja berlendir –

Saluran Kencing
Dysuria – Polakisuria –
Nocturia + (3x/malam)
Polyuria + ( 8x/hari)
Anuria – Hematuria –
Warna urine kuning gelap - Penyakit kelamin – Sakit pinggang –
Kolik – Ngompol – Inkontinensia –
Discharge – Batu –

Halaman 4
Patologi Orthopedi & Traumatologi

Syaraf
Sakit kepala – Pusing – Kunang-kunang –
Kesemutan + (kadang)
Terasa baal pada kedua telapak tangan dan kaki + (kesemutan dan kadang sampai terasa baal di jari2 tangan
no 1,2,3, terutama pada saat memegang barang berat, atau saat bangun tidur. Telapak kaki sering terasa
kesemutan dan mati rasa juga. Muncul dan menghilang tiba2 tanpa pencetus)
Paralisis – Kejang –
Gangguan pergerakan – Gangguan rasa –

Otot, Tulang dan Sendi


Nyeri sendi – Kejang – Kelemahan -
Atrofi Otot – Nyeri sendi – Pembengkakan Sendi –
Kaku sendi –
Fatigue + (sering merasa tiba-tiba Lelah padahal tidak sedang berakitivitas berat, sejak 1 th terakhir. Hilang
dengan istirahat/tidur)

Endokrin
Polydipsi +
Polyphagi +
Polyuri +
Intoleransi terhadap panas – Intoleransi terhadap dingin –
Perubahan distribusi rambut – Perubahan suara –
Darah
Kepucatan – Epistaxis – Gusi berdarah –
Mudah berdarah – Mudah kebiru-biruan – Pembesaran kelenjar –

Penyakit yang pernah diderita


Difteri – Tifus – Malaria –
Peny.Kuning – TBC – Radang paru-paru –
Demam menahun – Asma – Alergi –
Kejang – Jantung – Bengkak sendi –

Makanan
Nasi + Jagung – Sayur +
Tahu + Tempe + Ikan +
Telor + Susu + Goreng-gorengan (+)
Kualitas : Cukup Kuantitas : CUkup
Kebiasaan
Rokok + 1 batang kalau minum kopi Kopi: + 2x sehari Jamu :-
Alkohol – Olahraga –

Riwayat Keluarga
Istri: hidup
Saudara Hidup 2 orang
Anak: hidup 3 orang
Tidak ada riwayat penyakit yang signifikan

Halaman 5
Patologi Orthopedi & Traumatologi

III. Status Present tanggal: 3 Mei 2021


Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran/GCS : 456
Tampak Sakit : Ringan/sedang/berat
Letak : Aktif/Pasif
Keadaan Kulit : Hangat
Turgor : kesan normal
Gizi : Baik/Cukup/Kurang
Nadi : 90x /menit, regular
Tekanan darah : 130/70 mmHg Akral: hangat
Pernafasan : Frekuensi nafas : 18 x permenit, regular
Suhu axiler : 37.9oC
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : saat ini 60 kg

IV. Status Generalis


Kepala
Bentuk: Oval Rambut: dBN Nyeri tekan/Nyeri ketok : –

Mata
Enophtalmus – Eksophtalmus – Edema Kel.Mata –
Strabismus – Nistagmus –
Pupil Isokor R.cahaya +/+ R. konvergensi +/+
Conjuctiva pucat -/- Kornea: Iris t.a.a Sklera t.a.a

Telinga
Pendengaran – Radang – Sekret –

Hidung
Buntu – Nyeri tekan – Radang – Sekret –
Pernafasan cuping hidung (-)

Mulut
Bibir mukosa normal Lidah t.a.a Gusi t.a.a
Mukosa pipi t.a.a Gigi geligi t.a.a Uvula t.a.a
Pharinxs t.a.a Tonsil t.a.a

Leher
Pulsasi – Getaran – Bendungan vena –
JVP = R + 2H2O Trachea di tengah Kelenjar gondok t.a.a
Tumor – Kelenjar leher t.a.a Kaku kuduk – Spider nevi –

Thorax
Bentuk dada simetris normal Keadaan otot t.a.a Tumor –
Pernafasan: normal, regular Mammae t.a.a Kolateral –
Paru
Inspeksi Kiri Kanan Kiri Kanan
Bentuk S=D S=D
Saat nafas S=D S=D
Pembenjolan -=- -=-

Halaman 6
Patologi Orthopedi & Traumatologi

Penarikan(retraksi dinding dada) - -


Pemipihan -=- -=-
ICS -=- -=-
Palpasi
Waktu nafas S=D S=D
ICS S=D S=D
Stem frem S=D S=D
Perkusi
Suara S S S S
S S S S
S S S S
Batas paru hati ICS V Dextra ICS V Dextra
Auskultasi
Suara nafas v / v di semua lap paru
Rh kasar - / - di semua lap paru
Wheezing - / - di semua lap paru

Jantung
Inspeksi
Pulsasi precordial/episgatrium –
Iktus cordis : tidak terlihat
Palpasi
Iktus Cordis : ICS IV MCL sin, teraba kuat angkat
Perkusi
Batas jantung kiri : MCL sinistra ICS V
Batas jantung kanan : Parasternal Line Dextra ICS IV
Pinggang jantung : Parasternal Line ICS III (+)
Auskultasi
Frek.Denyut jantung : 90 x / menit, regular
Suara jantung I : Tunggal
Suara jantung II : Tunggal
Suara tambahan : Bising – Friction Rub –

Abdomen
Inspeksi
Bentuk : flat Kolateral– Caput medussae – Tumor –
Palpasi
Dinding perut : Soefl Undulasi– Tumor –
Hepar Lien : Tidak teraba
Perkusi
Meteorismus – Shifting dullness –
Auskultasi
Peristaltik usus: 10x/menit Bruitz – Bising gesek –

Columna vertebralis
Skoliosis – Kifosis – Nyeri tekan –
Nyeri ketok ginjal -

Ekstremitas
Kulit kering (+) Turgor kesan normal Akral hangat

Halaman 7
Patologi Orthopedi & Traumatologi

R.Fisiologis +/+ R.Fisiologis +2/+2


R.Patologis - - R.Patologis - -
Jari tabuh - - Jari tabuh - -

Status Lokalis
Regio tibia anterolateral (S):
Look : edema lokal ringan, Ulkus (-) skin intact
Feel : teraba hangat (+), nyeri tekan (+)
Movement: ROM terbatas

Laboratorium
DARAH LENGKAP
• RBC 4,91 x106/mm3 (N: 4,1 – 5,4 x 106/mm3)
• Hemoglobin 15.9 mg/dl (N in male: 13 – 16,5 g/dL
• LED 31 mm/hr (N: 0 -20mm/hr)
• Leucocytes counts 18.900/ µL (N:3500 – 9500/µL)
• Neutrophil 64.7 % (N: 52.0 – 80.0 %)
• Lymphocyte 27.6 % (N: 20.0 – 40.0 %)
• Platelet 30.1 x 104/ µL (N: 130.000 – 400.000/mm3)

KIMIA DARAH
Metabolic Panel
❖ Glucose acak 652 mg/dL (N : < 200mg/dL)
❖ HbA1c : 11.7% (N: 4.9 – 6.0 %)
❖ C-reactive protein: 2.50 (N : < 0.30)
Simpulan: Hiperglikemia (diabetes mellitus) poorly regulated + inflammation

Halaman 8
Patologi Orthopedi & Traumatologi

Fungsi Hepar
❖ Aminotransferase Aspartate(AST/SGOT) 31 U/L (N: 10 – 35 U/L)
❖ Aminotransferase Alanine(ALT/SGPT) 27 U/L (N: 7 – 42 U/L)
Simpulan: Normal

Fungsi Ginjal
❖ Blood Urea Nitrogen 12.3 mg/dL (N: 8 – 22 mg/dL)
❖ Creatinine 0.57 mg/dL (N: 0.60 – 1.10 mg/dL)
Simpulan: Normal

Electrolyte
❖ Sodium 136 mEq/L (N: 137 – 146 mEq/L)
❖ Potassium 4.5 mEq/L (N: 3.6 – 5.0 mEq/L)
❖ Chloride 96 mEq/L (N: 101 – 110 mEq/L)
Simpulan: Normal

RADIOLOGIS
❖ Kesimpulan: Tampak adanya sequestrum di 1/3 proximal tibia (S)

DIAGNOSIS KERJA
DDx:
• Diabetes Mellitus Type II

Halaman 9
Patologi Orthopedi & Traumatologi

• Hiperglikemia non DM

• Gout/pseudogout (arthropati kristal) → penampakan sama spt septik arthritis, pd


pemeriksaan mikroskopis cairan sendi dpt ditemukan kristal urat monosodium (gout)
atau kristal pirofosfat kalsium (pseudogout)
• Septic arthritis → acute pain, swelling, warmth, decreased ROM in a single joint.
Onlky 40-60% will have fever at presentation. Do lab and synovial fluid analysis,
sometimes need to do an arthrocentesis to test joint fluid
• Tumor/Ewing sarcoma → in children, is a common form of bone malignancy.
Clinical symptom: fever, pain, malaise, and swelling
• Osteomyelitis akut
• Osteomyelitis kronis → Chronic osteomyelitis presents 6 weeks or longer after a bone infection, and its
characteristics include bone destruction and formation of sequestra
• Osteomyelitis kronis eksaserbasi akut

Working Dx:
1. Osteomyelitis kronis eksaserbasi akut → no ulcer or injury on the surface
of his skin, but he inflammatory change + sequestrum in his left lower leg
2. Diabetes mellitus type II, poorly regulated

Planning Dx: MRI, bone scan, CT scan

PENATALAKSANAAN
• MRS → untuk perbaikan KU (istirahatkan tungkai, analgetik, antibiotic),
persiapan rujuk untuk sequesterectomi

• Causative:
o Modifikasi gaya hidup
o Metformin 500mg (dc/pc)-0-0
o Antibiotic cephalosporin gen III
(tdk masuk sampai dx tegak), antibiotic diberikan sesuai kultur
o Surgical (untuk membersihkan sequester)

• Simptomatis:
o B12/Bkompleks untuk kesemutan

• Diet:
o TNM (terapi nutrisi medis)
o Komposisi makanan: Karbo 45-65%, Lemak 20-25%, protein 10-
20%
o Konsumsi serat 20-35gr/hari

• Monitoring
Klinis, Lab, radiologis
Tanpa sekuester (akut OM) Antibiotic diberikan 2-6 minggu
Kalau dgn sekuester antibiotic sesuai klinis (sebelum OP, evaluasi klinis
setelah OP, kalau misal bagus, bs distop). Antibiotik sesuai kultur

Untuk Osteomyelitis akut:

Halaman 10
Patologi Orthopedi & Traumatologi

Perbaikan KU (+ gula darah) (bed rest, cairan dan nutrisi, infus + kateter, tungkai harus
istirahat

Medical Therapy: antibiotic treatment should be based on the identification of pathogens


from bone cultres at the time of bone biopsy and debridement. Traditionally, antibiotic
treatment of osteomyelitis consists of a 4- to 6-week course. Animal studies and observations
show that bone revascularization following debridement takes about 4 weeks. However, if all
infected bone is removed, as in forefoot osteomyelitis, antibiotic therapy can be shortened to
10 days. Oral antibiotics that have been proved to be effective include clindamycin, rifampin,
trimethoprim-sulfamethoxazole, and fluoroquinolones

Surgical Therapy
• Adequate drainage
• Extensive debridement of necrotic tissue
• Management of dead space
• Adequate soft-tissue coverage
• Restoration of blood supply

Komplikasi:
Diabetic foot osteomyelitis
Sepsis

LEARNING OBJECTIVE :
TUGAS PRATUTORIAL I
1. Human immunology of infectious disease

TUGAS TUTORIAL II
1. Penyakit infeksi dan onkologi pada sistem musculoskeletal
Buatlah dalam tabel berisi:
a. Definisi, etiologi, dan patofisiologi
b. Tanda dan gejala klinis
c. Proses diagnosis: anamnenis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan radiologis, pemeriksaan patologi anatomi
d. Diagnosis dan diagnosis banding
e. Penatalaksanaan (farmakolgis dan non-farmakologis)
f. Komplikasi penyakit

Daftar penyakit sesuai SKDI


Ulkus pada tungkai (4)
Ulkus decubitus (3A)
Osteomyelitis (3B)
septic arthritis,
Tenosinovitis supuratif (3A)
Spondilitis, spondilodisitis (2)
Tendinitis achilles/ Bursitis (2)
Tumor tulang primer, sekunder (2)
Osteosarkoma(1)
Sarcoma Ewing (1)
Kista ganglion (2)
Teratoma sakrokoksigeal (2)
Rhabdomiosarkoma (1)

Halaman 11
Patologi Orthopedi & Traumatologi

Leiomioma, leiomiosarkoma, liposarcoma (1)


Lipoma (4)
Fibromatosis, fibroma, fibrosarcoma (1)

2. Ketrampilan Klinis
Buat resume mengenai
KETRAMPILAN KLINIS DESKRIPSI
Manajemen ulkus Manajemen ulkus dan ulkus decubitus

3. KONSEP TEORI
a. Peta Kasus (algoritme patofisiologis, penegakan diagnosis dan tatalakasana kasus)

PATOFIS

Halaman 12
Patologi Orthopedi & Traumatologi

Bacteria

• Blood stream
• Direct inoculation
• Spread from adjacent area

INFECTION
on the BONE
LOCAL FACTORS
• Presense of foreign body
• Bone necrosis GENERAL FACTORS
• Heavy contamination • Diabetes
• Peripheral vascular
BACTERIA: slow metabolic rate disease
• Covered in slime • Obesity, smoking, etc
• Hide intracellularly
• Host defense defect caused by implant
• Osteolysis

ACUTE INFECTION Bacterial surface antigens


(LPS, staphylococcal surface proteins, etc)

Ostoeblast infection

Inflammatory mediators synthesis: Persistence in cells:


Cytokines (IL-1, IL-6, TNF, TNF) Lymphocytes, macrophages

Hyperergic reaction Osteoblast cell death:


necrosis & apoptosis Inflammation stimulation

Ionized Ca MMPs increased


level lowering synthesis  osteoclastic activity

 bone tissue quality


Matrix  osteoblast  ossification → bone tissue loss
destruction proliferation rate

Clinical effect:
Beta/-cross- Desoxypyridinol Densitometry difficulties in bone
laps level  ine/creatinin result consolidation
ratio  (urine)

Halaman 13
Patologi Orthopedi & Traumatologi

Pus spreads into vascular channels

 intraosseus pressure

Impairing blood flow Necrotic tissue and sequestra

Chronic ischemic necrosis

Separation of large New bone formation


devascularised fragment (involucrum)
(sequestra) Often the body will try to create new
bone around the area of necrosis

CHRONIC INFECTION

WORKUP (penegakan diagnosis)


Lab:
• lekositosis (in acute OM, normal in chronic state), anemia
•  LED, CRP
Imaging
• Rö: khas ada sequester n involucrum
periostealthickening or elevation,sclerosis, irregularity of the bone, loss of trabecular
architechture, osteolysis, new bone formation
• CT: Computed tomography (CT) is useful for guiding needle biopsies in closed
infections and for preoperative planning to detect osseous abnormalities, foreign
bodies, or necrotic bone and soft tissue. It may assist in the assessment of bony
integrity, cortical disruption, and soft-tissue involvement. It may also reveal edema.
Intraosseous fistula and cortical defects that lead to soft tissue sinus tracts are also
demonstrated on CT.
• MRI: tujuanny untuk melihat bagaimana soft tissue/joint kalau misal ada komplikasi
ke arah situ (unuk melihat perluasan)
Kalau akut: lihat ada bone marrow edem (imaging lain ga klihatan), bisa dideteksi 1-2
hari setelah infeksi
T1: lihat komponen cairan, bagaimana bone marrow edema, destruksidari tulang
cortical
T2: bone marrow edema, komponen cairan
MRI penting untuk melihat kasus2 dgn DD malignancy
Dengan contrast, kita lihat serapan contrast di bone marrow, atau misalnya ada
abscess (untuk lihat ada infeksi). Terus jg bs lihat periosteum dan keterlibatan
jaringan di sekitarnya
MRI shows a localized marrow abnormality in osteomyelitis. T1-weighted images
typically show decreased signal intensity, whereas T2-weighted images produce
increased signal intensity. [4] Increased intensity on T2-weighted images may indicate
sinus tracts, which extend from marrow and bone to skin through soft tissue. A
decreased intensity on T1-weighted images with no change on T2-weighted images
may indicate surgical or posttraumatic scarring of bone marrow.

Halaman 14
Patologi Orthopedi & Traumatologi

• USG:
USG guiding drainage
Terbatas di soft tissue, shg bukan untuk dx osteomyelitis
On ultrasonography (US), the presence of fluid collection adjacent to the bone
without intervening soft tissue usually suggests osteomyelitis. Other findings on US
include elevation and thickening of the periosteum
Biopsy
• Bone biopsy leads to a definitive diagnosis by isolation of pathogens directly from the bone lesion. Bone
biopsy should be performed through uninfected tissue and either before the initiation of antibiotics or
more than 48 hours after discontinuance.
• Open or percutaneous needle bone biopsy with histopathologic examination and culture is the routine for
the diagnosis of osteomyelitis. This procedure may not be necessary if blood cultures are positive with
consistent radiologic findings.
• When clinical suspicion is high but blood cultures and needle biopsy have yielded negative results, a
repeat needle biopsy or an open biopsy should be performed. A bone sample can be collected at the
time of debridement for histopathologic diagnosis in patients with compromised vasculature. To obtain
accurate cultures, bone biopsy must be performed through uninvolved tissue. Cultures of the sinus tract
may be useful if S aureus and Salmonella species are isolated.
• Histologic Findings
• Acute osteomyelitis presents with acute inflammatory cells, edema, vascular congestion, and small-
vessel thrombosis.
• Chronic osteomyelitis presents with pathologic findings of necrotic bone, formation of new bone, and
polymorphonuclear leukocyte exudation, which is joined by large numbers of lymphocytes, histiocytes,
and occasional plasma cells.

TREATMENT
Medical therapy
• Antibiotics parenteral and oral → should be based on the identification of the
pathogens fro bone cultures (from biopsy or debridement)
• Oral antibiotics: clindamycin, rifampin, trimetroprim, sulfamethoxazole, floroquinolones
Surgical therapy:
• Operative treatment consists of the following:
• Adequate drainage
• Extensive debridement of necrotic tissue
• Management of dead space
• Adequate soft-tissue coverage
• Restoration of blood supply
• Wound closure: to arrest infection, it is necessary to provide adequate soft-tissue coverage
• Adjunctive hyperbaric oxygen therapy
Long-term monitoring
• In chronic osteomyelitis, IV therapy for 2-6 weeks, followed by oral antibiotics for a total of 4-8 weeks, may be
required.
• While the patient is on oral antibiotics, blood chemistries and inflammatory markers are checked at 2, 4, 8, and 12
weeks and 6 and 12 months

SOURCE: https://emedicine.medscape.com/article/1348767

b. Peta Konsep (patofisiologi infeksi musculoskeletal berkaitan lengkap dengan tanda


dan gejala klinisnya)
Musculoskeletal infection
1. Infection of skin (cellulitis, subcutaneous layer infection)
2. Infection of skeletal ,uscle (infectious myositis, infectious pyomyositis)
3. Infection of tendon (tendonitis, infectious tenosynovitis)
4. Infection of bursa (bursitis)
5. Septic arthritis

Halaman 15
Patologi Orthopedi & Traumatologi

6. Infection of the bone (osteomyelitis)


Bacterial infection:
1. SKIN → staph aureus, epidermidis, diptheroids
2. Mouth and throat → streptococci, haemophilus, TB
3. Stomach → TB
4. Small intestines → TB, bacteroides
5. Nose → staph, strep, leprosy
6. Colon → enterobactericeae, TB, strep faecalis, bacteroides
Bacteraemia → septicaemia → toxemia
Port d’entry:
1. Direct extension into the vascular channels
2. Following lympatic channels and empthying into the venous system
3. Embolic spread from secondary trombus

c. Peta Konsep (patofisiologi oonkologi musculoskeletal berkaitan lengkap dengan


tanda dan gejala klinisnya, grading dan staging, treatment)
Musculoskeletal Oncology includes bone and soft tissue tumours for all age groups, from
children to adults.

Halaman 16
Patologi Orthopedi & Traumatologi

Halaman 17
Patologi Orthopedi & Traumatologi

REFERENSI
1. Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. 2015. Harrison’s
Principles of Internal Medicine 19 th ed. USA: Mc-Graw-Hill.
2. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. 2010. Robbins & Cotran Pathologic Basis of
Disease 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.
3. Buja LM, Krueger GRF. 2014. Netter’s Illustrated Human Pathology 2 nd ed. Philadelphia:
Saunders Elsevier.
4. Abbas AK et al. 2018. Cellular and Molecular Immunology. Philadelphia: Saunders
Elsevier.
5. Kliegman R. 2018. Nelson Pediatric Symptom-based Diagnosis. Philadelphia: Elsevier.
6. Solomon L, Warwick D, Nayagam S. 2010. Apley's System of Orthopaedics and Fractures,
Ninth Edition. London : Hodder Arnold

---00000---

Halaman 18

Anda mungkin juga menyukai