SKENARIO 2
Tn. Y, 58 tahun, datang ke praktek dokter pribadi dengan keluhan nyeri, kaku dan
pembengkakan pada tungkai kirinya sejak 7 hari yll. Pasien juga mengeluhkan
adanya demam yang kadang tinggi selama 11 hari. Pasien mengaku tidak ada
trauma atau adanya gigitan serangga di daerah tungkai kiri sebelum rasa nyeri
mulai dirasakan. Rasa nyeri dan kaku pada tungkai tersebut mengganggu aktivitas
harian pasien dan pekerjaannya sebagai petani, dan kadang rasa nyeri dirasakan
sampai mengganggu tidur. Saat ini demamnya sudah turun tetapi nyeri di tungkai
masih belum berkurang dan pasien merasa bengkak semakin besar
KATA KUNCI
Nyeri tungkai kiri
Kaku di persedian
Bengkak tungkai kiri
Patologi Orthopedi & Traumatologi
Demam tinggi
Tidak ada riwayat trauma dan/atau insect bite
KATA SULIT
-
DATA TAMBAHAN
I. Identitas
1. Nama : Tn. Y
2. Umur : 58 tahun
3. Alamat : Malang
4. Status : Menikah
5. Suku : Jawa
6. Bangsa : Indonesia
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : Petani
9. Pendidikan : SMA
Halaman 2
Patologi Orthopedi & Traumatologi
II. Anamnesa
Keluhan utama : Demam naik turun sejak 11 hari yang lalu
Nyeri dan bengkak di tungkai kiri sejak 1 minggu yll
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien demam sejak 11 hari yll, demam tinggi naik-turun tetapi tidak pernah turun sampai
suhu normal. Demam utamanya muncul saat malam tetapi juga muncul saat siang dan sedikit
mereda dengan pemberian paracetamol. Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa lelah atau
lemas
Pasien mulai menyadari adanya pembengkakan di tungkai kiri bawah bagian depan sedikit
dibawah sendi lutut, sejak 7 hari yll. Bengkak awalnya kecil dan makin besar serta
kemerahan sampai saat ini besarnya sudah tidak bertambah lagi.
Pasien mulai merasakan nyeri di tungkai kirinya sejak adanya pembengkakan. Nyeri tumpul,
terus-menerus, dan tingkat nyerinya makin bertambah sampai saat ini. Nyeri bertambah
apabila pasien berdiri lama dan berjalan; nyeri sedikit berkurang apabila pasien
mengistirahatkan kakinya dan dipijat dengan minyak pijat. Angka nyeri di sekitar angka 3/10
(ketika kaki mulai bengkak) dan saat ini 5/10. Pasien dapat menunjuk lokasi nyerinya di
tungkai kiri bawah bagian depan sedikit dibawah sendi lutut
Pasien juga merasa bahwa kaki kirinya menjadi kaku sejak 3-4 hari yang lalu, sehingga
aktivitas sehari-harinya dan pekerjaannya sebagai petani mulai terganggu. Nyeri yang
dirasakan bahkan kadang membuat pasien terbangun dari tidur atau sulit memulai tidur
Pasien mengaku tidak mengalami trauma di tungkai kirinya atau adanya gigitan
serangga/hewan lain sebelum kakinya bengkak. Tidak ada perubahan dalam pola BAB-BAK.
Tidak ada perubahan nafsu makan dan penurunan berat badan. Pasien juga mengaku tidak
ada lagi bagian tubuh lain yang terasa membengkak
Riwayat Penyakit Dahulu: Pada usia 20th pasien pernah nyeri di lokasi yang sama setelah
dipijat di tungkainya (dengan pemberian olesan ramuan tradisional), tetapi sembuh dengan
pengobatan di PKM (diberi antibiotic, anti nyeri dan bed rest selama 2 minggu). Setelah
pengobatan, pasien tidak pernah merasa nyeri lagi di lokasi yang sama, sampai pada usia 50 th
pasien merasa lemah seluruh tubuh dan terdapat nyeri di tungkai kirinya. Setelah dibawa ke
IGD dan diperiksa, pasien didiagnosis menderita DMT2 tanpa komplikasi. Saat ini pasien
mengaku sudah tidak pernah lagi mengkonsumsi OAD sejak 8 bulan yang lalu serta tidak
pernah control untuk sakit DMnya
Riw.Penyakit keluarga : -
Riwayat Kebiasaan: Pasien jarang olah raga, merokok dan kopi (+), tidak mengkonsumsi
alcohol dan NAPZA
Review of System
Kulit
Perubahan warna kulit – Perubahan kuku – Perubahan rambut –
Gatal-gatal + Rash –
Halaman 3
Patologi Orthopedi & Traumatologi
Ekskoriasi (bekas garukan) + di ekstrimitas atas (area antebrachii anterior kiri kiri) dan
bawah (area tibialis kiri kiri)
Mata
Penglihatan kabur + Merah – Photophobia +
Nyeri –
Leher
Sakit tengkuk – Kaku – Pembesaran gondok –
Pembesaran kelenjar –
Mammae
Nyeri – Benjolan – Perdarahan –
Discharge – Retraksi –
Pernapasan
Batuk - Riak - Hemoptoe –
Kontak dengan px TB – Sesak nafas - Suara nafas bunyi –
Saluran Kencing
Dysuria – Polakisuria –
Nocturia + (3x/malam)
Polyuria + ( 8x/hari)
Anuria – Hematuria –
Warna urine kuning gelap - Penyakit kelamin – Sakit pinggang –
Kolik – Ngompol – Inkontinensia –
Discharge – Batu –
Halaman 4
Patologi Orthopedi & Traumatologi
Syaraf
Sakit kepala – Pusing – Kunang-kunang –
Kesemutan + (kadang)
Terasa baal pada kedua telapak tangan dan kaki + (kesemutan dan kadang sampai terasa baal di jari2 tangan
no 1,2,3, terutama pada saat memegang barang berat, atau saat bangun tidur. Telapak kaki sering terasa
kesemutan dan mati rasa juga. Muncul dan menghilang tiba2 tanpa pencetus)
Paralisis – Kejang –
Gangguan pergerakan – Gangguan rasa –
Endokrin
Polydipsi +
Polyphagi +
Polyuri +
Intoleransi terhadap panas – Intoleransi terhadap dingin –
Perubahan distribusi rambut – Perubahan suara –
Darah
Kepucatan – Epistaxis – Gusi berdarah –
Mudah berdarah – Mudah kebiru-biruan – Pembesaran kelenjar –
Makanan
Nasi + Jagung – Sayur +
Tahu + Tempe + Ikan +
Telor + Susu + Goreng-gorengan (+)
Kualitas : Cukup Kuantitas : CUkup
Kebiasaan
Rokok + 1 batang kalau minum kopi Kopi: + 2x sehari Jamu :-
Alkohol – Olahraga –
Riwayat Keluarga
Istri: hidup
Saudara Hidup 2 orang
Anak: hidup 3 orang
Tidak ada riwayat penyakit yang signifikan
Halaman 5
Patologi Orthopedi & Traumatologi
Mata
Enophtalmus – Eksophtalmus – Edema Kel.Mata –
Strabismus – Nistagmus –
Pupil Isokor R.cahaya +/+ R. konvergensi +/+
Conjuctiva pucat -/- Kornea: Iris t.a.a Sklera t.a.a
Telinga
Pendengaran – Radang – Sekret –
Hidung
Buntu – Nyeri tekan – Radang – Sekret –
Pernafasan cuping hidung (-)
Mulut
Bibir mukosa normal Lidah t.a.a Gusi t.a.a
Mukosa pipi t.a.a Gigi geligi t.a.a Uvula t.a.a
Pharinxs t.a.a Tonsil t.a.a
Leher
Pulsasi – Getaran – Bendungan vena –
JVP = R + 2H2O Trachea di tengah Kelenjar gondok t.a.a
Tumor – Kelenjar leher t.a.a Kaku kuduk – Spider nevi –
Thorax
Bentuk dada simetris normal Keadaan otot t.a.a Tumor –
Pernafasan: normal, regular Mammae t.a.a Kolateral –
Paru
Inspeksi Kiri Kanan Kiri Kanan
Bentuk S=D S=D
Saat nafas S=D S=D
Pembenjolan -=- -=-
Halaman 6
Patologi Orthopedi & Traumatologi
Jantung
Inspeksi
Pulsasi precordial/episgatrium –
Iktus cordis : tidak terlihat
Palpasi
Iktus Cordis : ICS IV MCL sin, teraba kuat angkat
Perkusi
Batas jantung kiri : MCL sinistra ICS V
Batas jantung kanan : Parasternal Line Dextra ICS IV
Pinggang jantung : Parasternal Line ICS III (+)
Auskultasi
Frek.Denyut jantung : 90 x / menit, regular
Suara jantung I : Tunggal
Suara jantung II : Tunggal
Suara tambahan : Bising – Friction Rub –
Abdomen
Inspeksi
Bentuk : flat Kolateral– Caput medussae – Tumor –
Palpasi
Dinding perut : Soefl Undulasi– Tumor –
Hepar Lien : Tidak teraba
Perkusi
Meteorismus – Shifting dullness –
Auskultasi
Peristaltik usus: 10x/menit Bruitz – Bising gesek –
Columna vertebralis
Skoliosis – Kifosis – Nyeri tekan –
Nyeri ketok ginjal -
Ekstremitas
Kulit kering (+) Turgor kesan normal Akral hangat
Halaman 7
Patologi Orthopedi & Traumatologi
Status Lokalis
Regio tibia anterolateral (S):
Look : edema lokal ringan, Ulkus (-) skin intact
Feel : teraba hangat (+), nyeri tekan (+)
Movement: ROM terbatas
Laboratorium
DARAH LENGKAP
• RBC 4,91 x106/mm3 (N: 4,1 – 5,4 x 106/mm3)
• Hemoglobin 15.9 mg/dl (N in male: 13 – 16,5 g/dL
• LED 31 mm/hr (N: 0 -20mm/hr)
• Leucocytes counts 18.900/ µL (N:3500 – 9500/µL)
• Neutrophil 64.7 % (N: 52.0 – 80.0 %)
• Lymphocyte 27.6 % (N: 20.0 – 40.0 %)
• Platelet 30.1 x 104/ µL (N: 130.000 – 400.000/mm3)
KIMIA DARAH
Metabolic Panel
❖ Glucose acak 652 mg/dL (N : < 200mg/dL)
❖ HbA1c : 11.7% (N: 4.9 – 6.0 %)
❖ C-reactive protein: 2.50 (N : < 0.30)
Simpulan: Hiperglikemia (diabetes mellitus) poorly regulated + inflammation
Halaman 8
Patologi Orthopedi & Traumatologi
Fungsi Hepar
❖ Aminotransferase Aspartate(AST/SGOT) 31 U/L (N: 10 – 35 U/L)
❖ Aminotransferase Alanine(ALT/SGPT) 27 U/L (N: 7 – 42 U/L)
Simpulan: Normal
Fungsi Ginjal
❖ Blood Urea Nitrogen 12.3 mg/dL (N: 8 – 22 mg/dL)
❖ Creatinine 0.57 mg/dL (N: 0.60 – 1.10 mg/dL)
Simpulan: Normal
Electrolyte
❖ Sodium 136 mEq/L (N: 137 – 146 mEq/L)
❖ Potassium 4.5 mEq/L (N: 3.6 – 5.0 mEq/L)
❖ Chloride 96 mEq/L (N: 101 – 110 mEq/L)
Simpulan: Normal
RADIOLOGIS
❖ Kesimpulan: Tampak adanya sequestrum di 1/3 proximal tibia (S)
DIAGNOSIS KERJA
DDx:
• Diabetes Mellitus Type II
Halaman 9
Patologi Orthopedi & Traumatologi
• Hiperglikemia non DM
Working Dx:
1. Osteomyelitis kronis eksaserbasi akut → no ulcer or injury on the surface
of his skin, but he inflammatory change + sequestrum in his left lower leg
2. Diabetes mellitus type II, poorly regulated
PENATALAKSANAAN
• MRS → untuk perbaikan KU (istirahatkan tungkai, analgetik, antibiotic),
persiapan rujuk untuk sequesterectomi
• Causative:
o Modifikasi gaya hidup
o Metformin 500mg (dc/pc)-0-0
o Antibiotic cephalosporin gen III
(tdk masuk sampai dx tegak), antibiotic diberikan sesuai kultur
o Surgical (untuk membersihkan sequester)
• Simptomatis:
o B12/Bkompleks untuk kesemutan
• Diet:
o TNM (terapi nutrisi medis)
o Komposisi makanan: Karbo 45-65%, Lemak 20-25%, protein 10-
20%
o Konsumsi serat 20-35gr/hari
• Monitoring
Klinis, Lab, radiologis
Tanpa sekuester (akut OM) Antibiotic diberikan 2-6 minggu
Kalau dgn sekuester antibiotic sesuai klinis (sebelum OP, evaluasi klinis
setelah OP, kalau misal bagus, bs distop). Antibiotik sesuai kultur
Halaman 10
Patologi Orthopedi & Traumatologi
Perbaikan KU (+ gula darah) (bed rest, cairan dan nutrisi, infus + kateter, tungkai harus
istirahat
Surgical Therapy
• Adequate drainage
• Extensive debridement of necrotic tissue
• Management of dead space
• Adequate soft-tissue coverage
• Restoration of blood supply
Komplikasi:
Diabetic foot osteomyelitis
Sepsis
LEARNING OBJECTIVE :
TUGAS PRATUTORIAL I
1. Human immunology of infectious disease
TUGAS TUTORIAL II
1. Penyakit infeksi dan onkologi pada sistem musculoskeletal
Buatlah dalam tabel berisi:
a. Definisi, etiologi, dan patofisiologi
b. Tanda dan gejala klinis
c. Proses diagnosis: anamnenis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan radiologis, pemeriksaan patologi anatomi
d. Diagnosis dan diagnosis banding
e. Penatalaksanaan (farmakolgis dan non-farmakologis)
f. Komplikasi penyakit
Halaman 11
Patologi Orthopedi & Traumatologi
2. Ketrampilan Klinis
Buat resume mengenai
KETRAMPILAN KLINIS DESKRIPSI
Manajemen ulkus Manajemen ulkus dan ulkus decubitus
3. KONSEP TEORI
a. Peta Kasus (algoritme patofisiologis, penegakan diagnosis dan tatalakasana kasus)
PATOFIS
Halaman 12
Patologi Orthopedi & Traumatologi
Bacteria
• Blood stream
• Direct inoculation
• Spread from adjacent area
INFECTION
on the BONE
LOCAL FACTORS
• Presense of foreign body
• Bone necrosis GENERAL FACTORS
• Heavy contamination • Diabetes
• Peripheral vascular
BACTERIA: slow metabolic rate disease
• Covered in slime • Obesity, smoking, etc
• Hide intracellularly
• Host defense defect caused by implant
• Osteolysis
Ostoeblast infection
Clinical effect:
Beta/-cross- Desoxypyridinol Densitometry difficulties in bone
laps level ine/creatinin result consolidation
ratio (urine)
Halaman 13
Patologi Orthopedi & Traumatologi
intraosseus pressure
CHRONIC INFECTION
Halaman 14
Patologi Orthopedi & Traumatologi
• USG:
USG guiding drainage
Terbatas di soft tissue, shg bukan untuk dx osteomyelitis
On ultrasonography (US), the presence of fluid collection adjacent to the bone
without intervening soft tissue usually suggests osteomyelitis. Other findings on US
include elevation and thickening of the periosteum
Biopsy
• Bone biopsy leads to a definitive diagnosis by isolation of pathogens directly from the bone lesion. Bone
biopsy should be performed through uninfected tissue and either before the initiation of antibiotics or
more than 48 hours after discontinuance.
• Open or percutaneous needle bone biopsy with histopathologic examination and culture is the routine for
the diagnosis of osteomyelitis. This procedure may not be necessary if blood cultures are positive with
consistent radiologic findings.
• When clinical suspicion is high but blood cultures and needle biopsy have yielded negative results, a
repeat needle biopsy or an open biopsy should be performed. A bone sample can be collected at the
time of debridement for histopathologic diagnosis in patients with compromised vasculature. To obtain
accurate cultures, bone biopsy must be performed through uninvolved tissue. Cultures of the sinus tract
may be useful if S aureus and Salmonella species are isolated.
• Histologic Findings
• Acute osteomyelitis presents with acute inflammatory cells, edema, vascular congestion, and small-
vessel thrombosis.
• Chronic osteomyelitis presents with pathologic findings of necrotic bone, formation of new bone, and
polymorphonuclear leukocyte exudation, which is joined by large numbers of lymphocytes, histiocytes,
and occasional plasma cells.
TREATMENT
Medical therapy
• Antibiotics parenteral and oral → should be based on the identification of the
pathogens fro bone cultures (from biopsy or debridement)
• Oral antibiotics: clindamycin, rifampin, trimetroprim, sulfamethoxazole, floroquinolones
Surgical therapy:
• Operative treatment consists of the following:
• Adequate drainage
• Extensive debridement of necrotic tissue
• Management of dead space
• Adequate soft-tissue coverage
• Restoration of blood supply
• Wound closure: to arrest infection, it is necessary to provide adequate soft-tissue coverage
• Adjunctive hyperbaric oxygen therapy
Long-term monitoring
• In chronic osteomyelitis, IV therapy for 2-6 weeks, followed by oral antibiotics for a total of 4-8 weeks, may be
required.
• While the patient is on oral antibiotics, blood chemistries and inflammatory markers are checked at 2, 4, 8, and 12
weeks and 6 and 12 months
SOURCE: https://emedicine.medscape.com/article/1348767
Halaman 15
Patologi Orthopedi & Traumatologi
Halaman 16
Patologi Orthopedi & Traumatologi
Halaman 17
Patologi Orthopedi & Traumatologi
REFERENSI
1. Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. 2015. Harrison’s
Principles of Internal Medicine 19 th ed. USA: Mc-Graw-Hill.
2. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. 2010. Robbins & Cotran Pathologic Basis of
Disease 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.
3. Buja LM, Krueger GRF. 2014. Netter’s Illustrated Human Pathology 2 nd ed. Philadelphia:
Saunders Elsevier.
4. Abbas AK et al. 2018. Cellular and Molecular Immunology. Philadelphia: Saunders
Elsevier.
5. Kliegman R. 2018. Nelson Pediatric Symptom-based Diagnosis. Philadelphia: Elsevier.
6. Solomon L, Warwick D, Nayagam S. 2010. Apley's System of Orthopaedics and Fractures,
Ninth Edition. London : Hodder Arnold
---00000---
Halaman 18