Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1. Tabel Hasil Pengamatan
Mencit Ke-
1 2
Rata
Perlakuan Parameter X x1 x́ x x1 x́
-Rata
Diuresis 5 7 6 12 3 7,5 6,75
Defekasi - 1 0,5 - - - 0,25
Na. cmc
Grooming 4 2 3 2 1 1,5 2,25
Diuresis - - - - - - -
Defekasi - 1 0,5 - - - 0,25
Pilokarpin
Grooming - 4 2 - - - 1
Diuresis - - - - - - -
Defekasi - - - - - - -
Atropin
Grooming 1 - 0,5 - - - 0,25
Diuresis 1 - 0,5 - - - 0,25
Defekasi - - - - 1 0,5 0,25
Salbutamol
Grooming 8 1 4,5 11 7 9 6,75
Diuresis 1 - 0,5 1 - 0,5 0,5
Defekasi 2 - 1 1 - 0,5 0,75
Propanolol
Grooming 7 - 3,5 1 - 0,5 2

IV.2. Pembahasan
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan
bersambungan serta terdiri dari jaringan saraf. Sistem saraf terbagi
menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat
(Central nervous system) terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Sementara sistem saraf tepi (peripheral nervous sistem) terdiri dari
semua jaringan saraf dalam tubuh, kecuali otak dan sumsum tulang
belakang. Komunikasi antara sistem saraf pusat dan seluruh tubuh
lainnya dilakukan melalui sistem saraf tepi. Sistem saraf tepi dibagi
menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf
somatik memiliki divisi afferent dan efferent untuk menerima dan
memproses masukan penginderaan dari kulit, otot rangka, tendon,
sendi, mata, lidah, hidung, dan telinga. Sistem saraf otonom dibagi
menjadi tiga bagian yaitu sistem saraf simpatik, parasimpatik dan
sistem saraf enterik. Sistem saraf simpatik dan parasimpatik biasanya
melakukan tindakan yang berlawanan. Misalnya, sementara sistem
saraf simpatik mengendalikan reaksi “lawan atau lari” yang
meningkatkan detak jantung akibat stres, sistem saraf parasimpatik
akan memperlambat detak jantung. Sistem saraf enterik terdiri dari dari
sel-sel saraf dalam saluran gastrointestinal.
Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat, dan
antara keduanya dihubungkan oleh urat-urat saraf aferen dan eferen.
Juga memiliki sifat-sifat seolah-olah sebagai bagian sitem saraf pusat
yang telah bermigrasi dari saraf pusat guna mencapai kelenjar,
pembuluh darah, jantung, paru-paru, dan usus. Oleh karena itu sisem
saraf otonom itu terutama berkenan dengan pengendalian organ-organ
dalam secara tidak sadar atau disebut susunan saraf tidak sadar.
Dalam suatu penghantaran impuls, diperlukan adanya suatu sinyal
yang akan disampaikan. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu
neurotransmitter yang akan membawa sinyal tersebut. Selain itu, dalam
penghantaran sinyal juga diperlukan adanya reseptor dimana reseptor
inilah yang akan mengenali neurotransmitter.
Nerotransmitter adalah senyawa kimia yang dikeluarkan oleh sel
neuron, sehingga impuls akan diteruskan dari sel neuron, ke neuron
lainnya, otot, organ dan lain sebagainya. Adapun neurotransimetter dari
saraf simpatik antara lain; Nor adrenalin, adrenalin, nor epinefrin dan
epinefrin. sedangkan pada saraf parasimpatik yaitu asetilkolin. Reseptor
adalah satu atau sekelompok sel lainnya yang berfungsi mengenali
rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dalam tubuh. Untuk
reseptor dari saraf parasimpatik yaitu muskarinik, nikotinik dan pada
saraf simpatik yaitu terdiri dari à(alfa) dan ß(beta).
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap obat-obat
yang mempengaruhi sistem saraf otonom pada hewan coba Mencit
(Mus musculus) untuk melihat perbandingan yang diberikan oleh
golongan obat yang menghambat atau merangsang kerja sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis yang merupakan sistem saraf
yang bekerja dibawah sistem saraf otonom.
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap obat-obat
yang mempengaruhi sistem saraf otonom pada hewan coba Mencit
(Mus musculus) untuk melihat perbandingan yang diberikan oleh
golongan obat yang menghambat atau merangsang kerja sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis yang merupakan sistem saraf
yang bekerja dibawah sistem saraf otonom.
Propanolol adalah suatu obat penghambat beta-adrenoseptor
yang terutama digunakan untuk terapi aritmia dan antiangina.
Propanolol memiliki khasiat menghambat kecepatan konduksi impuls
dan mendepresi pembentukan fokus ektopik (efek hantaran yang
menyebabkan denyut abnormal). Obat ini mempunyai efek yang sangat
kecil yang tak perlu dikhawatirkan pada reseptor dan muskarinik, tetapi
ia dapat menyekat beberapa reseptor serotonin didalam otak, meskipun
kepentingan klinisnya tidak jelas. Obat ini tidak memiliki kerja agonis
parsial yang lebih dideteksi pada reseptor. Pada praktikum kali ini
propanolol diberikan secara injeksi kepada hewan coba mencit (Mus
musculus). Setelah beberapa menit pemberian obat dilakukan
pengamatan diketahui bahwa pada mencit betina (Mus musculus) yang
disuntikkan propanolol akan memberikan efek miosis, vasokontriksi,
bronkodilatasi, diuresis, grooming, dan diare. Dengan demikian
diketahui bahwa propanolol merupakan salah satu golongan
simpatolitik.

Anda mungkin juga menyukai