Anda di halaman 1dari 5

LATAR BELAKANG MASALAH 03

Ners H merawat seorang pasien “W” dengan kanker stadium lanjut yang menjalani
kemoterapi dan radiasi. Keluarga pasien menanyakan tentang kondisi pasien W yang
tampak pucat, lemah dan penurunan kondisi setelah menjalani kemoterapi. Ners H
memberikan pendidikan dan menjelaskan kondisi pasien kepada keluarga dengan
sejelas-jelasnya, Ners H juga melayani segala bentuk keluhan yang dihadapi pasien dan
keluarganya. Ners H mengkoordinasikan terhadap tim yang lain dalam merawatnya. Ners H
secara mandiri merawat pasien dan juga bekerja sama dengan dokter juga Ners yang lain
dalam merawat pasien. Ada beberapa hal juga Ners merawat pasien atas instruksi Dokter,
misalnya memberikan kemoterapi dan radiasi.

TUGAS MAHASISWA
Membuat sebanyak mungkin daftar pertanyaan yang muncul setelah membaca kasus
diatas.

1. Apakah Ners H menjalankan fungsi kolaboratifnya dengan baik?


2. Apakah jabatan Ners H diruangan tempatnya bekerja?
3. Apakah keluarga pasien W sudah memahami kondisi pasien setelah diberikan
edukasi sejelas-jelasnya oleh Ners H?
4. Adakah efek samping yang dirasakan pasien W setelah menjalani kemoterapi?
5. Apakah pasien W masih memiliki semangat hidup untuk berjuang melawan kanker
yang dideritanya?
6. Apakah selama dirawat pasien W merasakan diberi perhatian (caring) yang tinggi
terhadap dirinya?
7. Apakah Ners H dan Ners lainnya dapat menjalin komunikasi yang baik dan dapat
membina hubungan saling percaya dengan pasien W dan keluarganya?
8.
PERTANYAAN TEORITIS DAN ALTERNATIF JAWABAN
1. Apakah Ners H menjalankan fungsi kolaboratifnya dengan baik?
Hubungan perawat-dokter adalah salah satu bentuk hubungan interaksi yang telah
cukup lama dikenal ketika merawat pasien. Dalam prakteknya muncul
hambatan-hambatan teknik dalam proses kolaborasi. Hambatan kolaborasi antara
dokter dan perawat sering dijumpai pada tingkat profesional dan intuisional. Perawat
bekerja memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan instruksi medis,
sementara dokumentasi yang meliputi asuhan keperawatan tidak ada. Selain itu ada
muncul pandangan yang menganggap bahwa perawat merupakan tenaga
vokasional, perawat sebagai asisten dokter. Pandangan tersebut dapat menghambat
upaya pengembangan keperawatan sebagai profesi.
Dalam hal ini, Ners H dapat menjalankan fungsi kolaboratifnya dengan baik. Dalam
memberikan asuhan keperawatan selain berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian kemoterapi dan radiasi, Ners H juga bisa bekerja sama dengan Ners
yang lainnya tidak hanya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien saja,
tapi memberikan edukasi pada keluarga pasien W juga.

2. Apakah jabatan/posisi Ners H diruangan tempatnya bekerja?


Metode tim merupakan pemberian asuhan keperawatan yaitu seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.
Namun pada metode ini, kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal
sehingga para pakar mengembangkan metode keperawatan primer.
Tujuan metode tim dalam asuhan keperawatan adalah untuk memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa
puas. Selain itu metode tim dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat
dalam melaksanakan tugas.
Dalam hal ini Ners H memiliki posisi sebagai seorang perawat profesional/ketua tim
dari Ners-Ners yang lain. Namun, alangkah baiknya bila Ners H dan timnya dalam
memberikan asuhan keperawatan tidak hanya secara objektif saja. Pemberian
asuhan keperawatan secara subjektif juga diperlukan karena pasien dengan penyakit
kanker memerlukan caring yang tinggi sehingga pasien merasa sangat diperhatikan
dan pasien bisa bersemangat dalam melawan penyakit dan menjalani terapi yang
diberikan.

3. Apakah keluarga pasien W sudah memahami kondisi pasien setelah diberikan


edukasi sejelas-jelasnya oleh Ners H?
Perawatan paliatif bertujuan untuk mencapai kualitas hidup maksimal pasien dan
keluarga. Oleh karena itu, pasien dan keluarga selalu dilibatkan baik dalam
pengobatan dan pengambilan keputusan, serta selalu menjalin komunikasi antara
pasien, perawat, dan keluarga.
Keluarga menanyakan perihal kondisi pasien W yang pucat, lemah, dan menurun
kondisinya setelah menjalani kemoterapi. Ners H sudah memberikan edukasi
dengan sejelas-jelasnya kepada keluarga pasien W. Dalam hal ini keluarga perlu
lebih banyak dilibatkan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien W,
sehingga keluarga memiliki pengalaman dan mendapatkan informasi yang dapat
mendukung dan menambah pengetahuan keluarga terkait dengan penyakit pasien
W.

4. Adakah efek samping yang dirasakan pasien W setelah menjalani kemoterapi?


Efek samping kemoterapi mencakup osteoporosis, gagal jantung kongestif,
amenorea pada wanita, kemandulan pada pria dan wanita, masalah gastrointestinal
seperti mual dan muntah, gangguan fungsi hati, fungsi imunitas terganggu,
parastesia, kehilangan pendengaran, masalah ingatan dan pemikiran, rasa nyeri dan
neuropati.
Setelah menjalani kemoterapi dan radiasi, pasien W terlihat sangat pucat, dan
menurun kondisinya. Dalam hal ini perawat harus menunjukan sikap caringnya.
Penyakit kanker membutuhkan waktu yang lama dalam pengobatannya. Persepsi diri
pasien W dan keluarganya perlu dimengerti agar perawat dapat mengetahui
intervensi untuk memotivasi pasien W dan keluarganya.

5. Apakah pasien W masih memiliki semangat hidup untuk berjuang melawan kanker
yang dideritanya?
Menurut National Cancer Institute (2004), bahwa seseorang yang mengidap kanker
mulai dari didiagnosis, dapat mengubah hidupnya. Pasien kanker merasa sangat
cemas, harga diri rendah, takut, dan stres.
Ners H sudah memberikan edukasi sejelas-jelasnya kepada keluarga.
Memperbanyak keluarga pasien terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan
dapat menambah pengetahuan dan informasi kesehatan pada keluarga. Sehingga
keluarga dapat memotivasi pasien agar bersemangat dan menerima diri menjalani
pengobatannya.

6. Apakah selama dirawat pasien W merasakan diberi perhatian (caring) yang tinggi
terhadap dirinya?
Caring merupakan responsive antara perawat dan pasien. Untuk berhubungan
dengan pasien seorang perawat harus memiliki sikap caring yang tinggi. Contohnya
dengan memperhatikan kondisi pasien kanker dengan seksama, meningkatkan
kepekaan terhadap rasa nyeri pasien kanker, dan juga menanyakan bagaimana
kondisi atau perasaan pasien setelah menjalani kemoterapi.
Dengan demikian perawat dapat mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan pasien
sehingga perawat dapat memikirkan apa tindakan selanjutnya yang akan dilakukan
tanpa pasien harus mengeluh terlebih dahulu. Hal ini dapat meningkatkan rasa
nyaman seorang pasien dan merasa diperhatikan lebih oleh perawat.
Dalam hal ini Ners H dan Ners lainnya harus melakukan asuhan keperawatan baik
secara objektif maupun subjektif. Sehingga pasien W tidak hanya terpenuhi
kebutuhannya dalam hal pengobatan penyakitnya tetapi pasien W juga merasa
perasaan dan keinginannya dapat dimengerti Ners H dan Ners lainnya.

7. Apakah Ners H dan Ners lainnya dapat menjalin komunikasi yang baik dan dapat
membina hubungan saling percaya dengan pasien W dan keluarganya?
Komunikasi terapeutik merupakan suatu keterampilan atau kemampuan seorang
perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres dan gangguan psikologis.
Pasien kanker merupakan pasien yang memiliki tingkat kesembuhan relative kecil.
Hal tersebut membuat pasien kanker merasa sangat cemas, harga diri rendah, takut,
dan stres.
Seorang perawat yang berpikir kritis akan memiliki sikap percaya diri, berpikir
independen, disiplin, kreatif, dan rendah diri.
Disini Ners H dan Ners lainnya harus bisa menjadi helper yang mempunyai
hubungan terapeutik, memiliki pengetahuan, keterampilan komunikasi yang cukup,
serta mampu mendalami kondisi pasien secara mendalam. Hal ini bertujuan agar
pasien untuk mengarahkan pasien W ke arah positif dan menerima diri sendiri apa
adanya.
8. ……………………………………………………………………………………………..……
………………………………………………………………………………………..…………
……………………………………………………………………………………..……………
…………………………………………………………………………………..………………
………………………………………………………………………………..…………………
……………………………………………………………………………..……………………
…………………………………………………………………………..………………………
………………………………………………………………………..…………………………
……………………………………………………………………..……………………………
…………………………………………………………………..………………………………
………………………………………………………………..…………………………………
……………………………………………………………..……………………………………
…………………………………………………………..………………………………………
………………………………………………………..…………………………………………
……………………………………………………..……………………………………………
…………………………………………………..………………………………………………
………………………………………………..…………………………………………………
……………………………………………..……………………………………………………
…………………………………………..………………………………………………………
………………………………………..…………………………………………………………
……………………………………..……………………………………………………………
…………………………………..………………………………………………………………
………………………………..…………………………………………………………………
……………………………..……………………………………………………………………
…………………………..………………………………………………………………………
………………………..…………………………………………………………………………
……………………..……………………………………………………………………………
…………………..………………………………………………………………………………
………………..…………………………………………………………………………………
……………..……………………………………………………………………………………
…………..………………………………………………………………………………………
………..…………………………………………………………………………………………
……..……………………………………………………………………………………………
…..………………………………………………………………………………………………
..………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..…
……………………………………………………………………………………………..……
…………………………………………………………………………………………..………
………………………………………………………………………………………..

CARA BELAJAR
1. Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar dan
pertanyaan praktek
2. Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumber belajar dan
alternatif jawaban.

SUMBER BELAJAR
• Bandman, E.L. Critical Thinking in Nursing. Appleton and lange. California. 1998
• Chaslea, N.L. The Nursing Profession Views Through. The Mist-Mc Graw Hill Book
Comp. 1978.
• Doheny-Cook-Stoper- The Disciplin Of Nursing An Introduction. A prentice – hall
publishing and communication company.1982.
• Kozier, B; Erb. G. Concepth and Issues – in Nursing Practice. Addison –Wesley
Publishing Comp. health Science Div. 1998.
• Ma’rifin Husin. Keperawatan sebagai profesi. Konsorsium ilmu kesehatan direktorat
jenderal pendidikan tinggi departemen pendidikan dan kebudayaan – Aceh 1992.
• Potter Patricia; Perry A.G. Fundamental Of Nursing, Concepts, Process And
Practice. The C.V Mosby Company. St. Louis, 1989.

Anda mungkin juga menyukai