Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Diagnostik dan Assesment
Dosen pengampu : Drs. Maryono, M.Psi, Psikolog & Ilimah, M.Psi, Psikolog
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan karunia-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ PCQ-24 untuk mengukur
Psychologycal Capital”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Pengantar Diagnostik dan Assesment di Fakultas Psikologi di Universitas Medan
Area.
Dalam Penulisan makalah ini kami mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang disajikan, mengingat
akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Aamiin yaa
Rabbal’alaamiin.
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1. Latar Belakang................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
3. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
1. PCQ-24............................................................................................................................5
2. Defenisi Variabel............................................................................................................5
3. Definisi Operasional Masing Masing Dimensi/Aspek Variabel.....................................7
4. Item Alat Tes...................................................................................................................8
5. Test Kit Items..................................................................................................................9
6. Cara Pengerjaan PCQ-24................................................................................................9
7. How To Do PCQ-24........................................................................................................9
8. Cara Skoring PCQ-24...................................................................................................10
9. How To Score...............................................................................................................10
10. Ulasan Uji Validitas Modal Psikologis.....................................................................11
11. Ulasan Uji Realibiilitas..............................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................12
1. Kesimpulan...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Test diagnostik adalah sebuah cara (alat) untuk menentukan apakah seseorang
menderita penyakit atau tidak, berdasar adanya tanda dan gejala pada orang tersebut.
Psychological Capital (PsyCap) adalah keadaan perkembangan psikologi individu yang
positif, yang dicirikan oleh: (1) adanya kepercayaan diri (self-efficacy) melakukan tindakan
yang perlu untuk mencapai sukses dalam tugas-tugas yang menantang; (2) atribusi yang
positif (optimism) tentang sukses masa sekarang dan yang akan datang; (3) persistensi dalam
mencapai tujuan, dengan kemampuan mendefinisikan kembali jalur untuk mencapai tujuan
jika diperlukan (hope) untuk mencapai kesuksesan; dan (4) ketika menghadapi masalah dan
kesulitan, mampu bertahan dan terus maju (resiliency) untuk mencapai sukses (Luthans,
Youssef & Avolio, 2007). Dari definisi di atas, ada empat faset yang penting untuk
dipelajari baik secara terpisah maupun secara bersama-sama: self-efficacy, optimism, hope
dan resiliency. Para ahli PsyCap berpendapat bahwa keempat faset ini tidak hanya bersifat
additively (sum of its parts) tetapi juga synergistically (greater than sum of its parts).
Misalnya, a hopeful person yang memiliki cara dan jalur untuk mencapai tujuannya akan
lebih termotivasi dan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, yang pada
gilirannya akan meningkatkan resiliency-nya. Confident person mampu mentransfer dan
mengaplikasikan hope, optimism, dan resiliency-nya pada tugas-tugas spesifik yang mampu
dilakukannya. Resilient person akan mahir memanfaatkan mekanisme adaptasinya untuk
menyesuaikan optimismenya.
Sederhananya, Psycap anda mendefinisikan “siapa anda”, “Apa yang anda yakini
dapat anda lakukan”, “apa yang anda sudah lakukan dan anda dapat menjadi apa”.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
1. PCQ-24
2. Defenisi Variabel
Menurut Luthans dan para koleganya dalam bukunya yang berjudul “Psychological
Capital: Developing the Human Competitive Edge” bahwa modal psikologis merupakan
suatu kapasitas pskilogis yang dapat diukur, dapat meningkatkan kinerja dan juga dapat
dikembangkan. Dalam POB, Luthans, et al. (2007) mengidentifikasi konstruk konstruk positif
dari self efficacy, hope, optimism, dan resiliency sebagai modal psikologis yang berperan
besar dalam menentukan keberhasilan individu didunia kerjanya, tujuan menggabungkan
empat komponen ini adalah karena keempat komponen inilah yang mendasari sumber daya
psikologis yang memungkinkan individu memiliki tingkat kapasitas yang lebih tinggi untuk
tampil konsisten daripada hanya satu komponen saja.
Luthans et al, mendefinisikan konsep PsyCap sebagai kekuatan energi positif individu
yang ditandai dengan: (1) tekun berharap (hope) untuk berhasil, (2) percaya diri (self-
efficacy/confidence) untuk menyelesaikan pekerjaan, (3) tabah/pantang menyerah (resiliency)
dalam menghadapi masalah hingga mencapai sukses, dan (4) optimis/memiliki pengharapan
positif (optimism) tentang keberhasilan masa sekarang dan mendatang (Avolio & Luthans,
2007).
a. Konsep Hope (Harapan)
Snyder et al, 2002 (dalam Luthans, 2005:277), mendefinisikan Hope (Harapan)
sebagai suatu motivasi positif yang didasarkan pada suatu perasaan keberhasilan dari :
(1) agensi (energi yang terarah pada tujuan), dan (2) pathways (rencana mencapai
tujuan). Secara sederhana konsep harapan mencakup willpower dan waypower
(pathways). Willpower adalah suatu dimensi karena dapat memicu motivasi dan menjadi
energi untuk mencapai tujuan, sedangkan Waypower adalah rencana alternatif hasil
pemikiran seseorang untuk mencapai tujuan.
Studi awal ini mengindikasikan bahwa harapan memiliki dampak positif yang
kuat di tempat kerja (manajer dengan tingkat harapan tinggi memiliki unit kerja yang
kinerjanya lebih tinggi, tingkat retensi lebih baik, dan karyawan yang lebih puas serta
berkomitmen tinggi), (Curry, Snyder, Cook, Ruby, & Rehm, 1997 ; Snyder, 2000;
Snyder et al, 2002; Luthans, 2005). Dalam manajemen sumber daya manusia, harapan
memainkan peranan penting dalam proses seleksi terutama untuk jenis pekerjaan
tertentu. Dan karena dipelajari dan dapat berubah, harapan dapat ditingkatkan dengan
pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan kinerja dan retensi karyawan yang
berharga bagi perusahaan.
b. Konsep Self-Efficacy (Percaya Diri)
Stajkovic dan Luthans (dalam Luthans 2006:338) percaya diri mengacu pada
keyakinan individu (atau konfidensi) mengenai kemampuannya untuk memobilisasi
motivasi, sumber daya kognitif, dan tindakan yang diperlukan agar berhasil
melaksanakan tugas dalam konteks tertentu.
Secara singkat percaya diri dalam hal ini bersifat karakter karena itu ia ditujukan
untuk tugas spesifik dan dapat dilatih dan dikembangkan. Percaya diri yang rendah,
dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan pengembangan, dan percaya diri yang makin
meningkat akan menghasilkan kinerja yang meningkat pula.
Proses dan Dampak Percaya Diri
Proses percaya diri memengaruhi fungsi manusia bukan hanya secara langsung,
namun juga secara tidak langsung. Secara langsung, proses percaya diri dimulai sebelum
individu memilih pilihan mereka untuk mengawali usaha. Pertama, individu cenderung
mempertimbangkan, mengevaluasi, dan mengintegrasikan informasi mengenai
kapabilitas yang dirasakan. Langkah awal dari proses rasa percaya diri adalah bagaimana
mereka menilai atau meyakini bahwa mereka dapat menggunakan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas. Selanjutnya, persepsi / evaluasi menghasilkan harapan atas percaya
diri individu yang akan menentukan : (a) keputusan untuk menampilkan tugas tertentu ;
(b) sejumlah usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan tugas ; (c) tingkat daya tahan.
Percaya diri secara langsung memengaruhi : (1) pemilihan perilaku ; (2) usaha motivasi ;
(3) daya tahan ; (4) pola pemikiran fasilitatif ; (5) daya tahan terhadap stress. Bandura
(dalam Luthans, 2006: 340) mengatakan bahwa percaya diri juga memainkan peranan
penting dalam menentukan kinerja manusia seperti aspirasi tujuan, insentif hasil, dan
kesempatan.
Sumber Percaya Diri
Sumber Percaya diri menurut kepentingannya, terdapat empat sumber. Individu
harus memilih, memproses secara kognitif, dan merefleksikan diri untuk
mengintegrasikan serta menggunakan informasi tersebut untuk membuat penilaian
persepsi dan membentuk keyakinan. Berikut adalah sumber percaya diri : Pengalaman
Penguasaan atau Pencapaian Kinerja, Pengalaman Pribadi dan Pemodelan, Persuasi
Sosial, Peningkatan Fisik dan Psikologis.
c. Konsep Resiliensi
Resiliensi didefinisikan sebagai “fenomena yang ditandai dengan pola-pola
adaptasi positif dalam konteks kesukaran, atau risiko”. Resiliensi dipandang sebagai
kapasitas untuk memikul kesukaran, konflik, kegagalan, atau bahkan kejadianpositif,
kemajuan, dan tanggung jawab yang meningkat (Luthans 2002a, p.702, dalam Luthans
2005). Resiliensi adalah perjalanan yang panjang, proses rumit di mana kompetensi
dikembangkan setiap kali berinteraksi dengan lingkungan sehari- hari yang ditandai
dengan perubahan dan ketidakpastian yang terus menerus. Resiliensi dipandang bukan
hanya sebagai karakteristik manusia yang umumnya diinginkan, tetapi juga sebagai
atribut penting dari karyawan, manajer, dan organisasi.
Manfaat resiliensi dalam dunia kerja adalah mengubah ancaman berupa (risiko,
ketidakpastian yang berhubungan dengan sumber global, perubahan teknologi,
penyusutan tenaga kerja, keletihan fisik dan emosi karena stress menjadi kesempatan
untuk bertumbuh, berkembang, dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi demi
perubahan yang lebih baik.
d. Konsep Optimsm (Optimisme)
Optimisme didefinisikan sebagai kekuatan berpikir positif (Norman Vincet dan
Dale Carnegie, Tony Robbins, dan Steven Covey dan tokoh lainnya). Dampak positif
daripada optimisme memengaruhi kesehatan fisik dan psikologis, karakteristik
ketekunan, prestasi, dan motivasi yang menyebabkan keberhasilan di bidang akademik,
olahraga, politik, dan pekerjaan lainnya. (Luthans 2005:316). Banyak pakar yang belum
mengetahui bahwa optimisme juga dapat menyebabkan kerugian.
Kinerja
Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kinerja,
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja / penampilan kerja (L.A.N, 1992:3,
dalam Sedarmayanti 2009:50). Menurut August Smith 1982:393, kinerja adalah hasil
atau keluaran dari suatu proses. Mitchell (1978:343) kinerja meliputi beberapa aspek
yaitu : (1) Quality of work; (2) Promptness; (3) Initiative; (4) Capability; dan (5)
Communication.
a. Self Efficacy.
Albert Bandura (1997) mendifinisikan Self efficacy sebagai: ”Keyakinan atau rasa
percaya diri seseorang tentang kemampuannya untuk mengerahkan motifasinya,
kemampuan kognitifnya, serta tindakan yang diperlukan untuk melakukan dengan sukses
dengan tugas tertentu dalam konteks tertentu” (Stajkovic & Luthans, 1998).
Meskipun Bandura (1997) menggunakan istilah Self-efficacy dan kepercayaan diri secara
berdampingan. Kebanyakan teori efficacy meletakkan konsep kepercayaan diri di bawah
Self efficacy. Pada Psikologi positif, kedua istilah dapat digunakan secara bergantian
(Maddux, 2002). Terlebih lagi apabila, kepercayaan diri diterapkan pada bidang yang
lebih aplikatif pada bidang olahraga atau performa bisnis. Pada modal psikologis atau
psycap, kedua istilah tersebut didapat saling menggantikan untuk merefleksikan
kekayaan teori dan basis penelitian Self-efficacy (Bandura,1997).
b. Hope.
Hope digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari.Namun, sebagai
kekuatan psikologis, terjadi banyak salah persepsi tentang hope itu sebenarnya dan apa
karakteristik dari individu, kelompok atau organisasi yang memiliki hope. Banyak yang
mencampur adukkan istilah hope dan wishfull thingking. C. Rick Snyder (dalam Snyder,
Irving & Anderson 1991) mendefinisikan hope sebagai keadaan psikologis positif
yang didasarkan pada kesadaran yang saling mempengaruhi antara: agency (energi untuk
mencapai tujuan), path ways (perencanaan untuk mencapai tujuan).
c. Optimsm
Suatu explanatory style yang memberikan atribusi peristiwa-peristiwa positif pada
sebab-sebab yang personal, permanent, serta pervasive dan menginterpretasikan
peristiwaperistiwa negatif pada faktor-faktor yang eksternal, sementara, serta situasional.
Sebaliknya, explanatory style yang pesimistis akan menginterpretasikan peristiwa positif
dengan atribusi-atribusi yang eksternal, Sementara, serta situasional dan mengatribusi
peristiwa negatif pada penyebab yang personal, permanent dan pervasive (Seligman,
1998).
d. Resilliency
Masten dan Reed (2002) mendefinisikan resiliency sebagai kumpulan fenomena
yang dikarakteristikkan oleh pola adaptasi positif pada kontek keterpurukan. Dalam
pendekatan psychological capital definisi ini diperluas, tidak hanya kemampuan untuk
kembali dari situasi keterpurukan namun juga kegiatan-kegiatan yang positif dan
menantang, misalnya target penjualan, dan kemauan untuk berusaha melebihi normal
atau melebihi keseimbangan. Resiliency adalah kemampuan individu dalam mengatasi
tantangan hidup serta mempertahankan energi yang baik sehingga dapat melanjutkan
hidup secara sehat.
7. How To Do PCQ-24
Psychological capital or psychological capital is measured using the Psychological
Capital Questionnaire (PCQ) developed by Luthans (2007). This can be done with the self-
report method which is an assessment method when the client provides information about the
frequency of certain behaviors and can also be done by filling out a questionnaire which will
later be given to the client to indicate the level of agreement. or disagreement with each
statement item describing a possible feeling. clients about themselves. The PCQ takes
between 10-15 minutes to complete and can be administered to individuals or groups. PCQ is
protected by copyright laws and published by Mind Garden, Inc.
Skala terdiri dari 24 item yang dikelompokkan ke dalam empat sub skala yang
menggambarkan dimensi dimensi modal psikologis, yaitu efficacy, optimism, hope dan
resilience. Masing masing sub skala berisikan 6 item. Skala meminta subjek penelitian untuk
menunjukkaan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap masing masing pernyataan
item yang menguraikan kemungkinan perasaan subjek tentang dirinya. Item disusun dalam
pernyataan yang bersifat Favorable dan selebihnya bersifat unfavorable.
Dengan menggunakan skala likert 5 poin 50% pernyataan yang favorable diskor 1
(satu) untuk pilihan sangat tidak setuju, 2 (dua) untuk pilihan tidak setuju, 3 (tiga) untuk
pilihan netral, 4 (empat) untuk pilihan setuju, 5 (lima) untuk pilihan sangat setuju.
Sebaliknya, untuk pernyataan yang unfavorable diskor 1 (satu) untuk pilihan sangat setuju, 2
(dua) untuk pilihan setuju, 3 (tiga) untuk pilihan netral, 4 (empat) untuk pilihan tidak setuju, 5
(lima) untuk pilihan sangat tidak setuju.
Skor modal psikologis yang tinggi menggambarkan bahwa subjek memiliki sumber
daya (modal) psikologis yang tinggi, sebaliknya skor modal psikologis yang rendah
menggambarkan bahwa subjek memiliki sumber daya (modal) psikologis yang rendah pula.
9. How To Score
A favorable statement is scored 1 (one) for a very bad choice agree, 2 (two) for
disagree, 3 (three) for neutral, 4 (four) for the agree option, 5 (five) for the strongly agree
option. On the other hand, for Unfavorable statements are scored 1 (one) for strongly agree, 2
(two) for the agree option, 3 (three) for the neutral choice, 4 (four) for the no choice agree, 5
(five) for the option strongly disagree. The following is a blueprint that presents the
distribution of scale items on the Psychological Capital scale.
Table 5. Distribution of Psychological Capital Scale Items Before Trial
Dari jurnal yang telah kami baca dan telaah, kami mendapatkan sebuah data bahwa
hasil uji validitas PCQ-24 selalu signifikan seperti dari konstruk item efikasi diri, harapan,
optimism dan resiliensi. Beberapa uji validitas menggunakan CFA (Confirmatory Factor
Analyzis) untuk menguji validitas instrument modal psikologis. Dari Skripsi yang
berjudulkan Pengaruh Modal Psikologis dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja yang
ditulis oleh Sarah Agustira mempaparkan bahwa ke enam item modal psikologis terus
signifikan.
Untuk uji validitas konstruk item modal psikologis, keenam item signifikan dengan
RMSEA<0.05 yang artinya hanya menguji konstruk item modal psikologis dari empat
komponen, dan mendapat signifikansi t>1,96. Dan simpulkan bahwa seluruh item dari empat
komponen signifikan dalam penilitian..
Realibilitas artinya tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Dari jurnal skripsi
yang berjudulkan Pengaruh Modal Psikologis dan Kecerdasan Emosional Terhadap kinerja
yang telah dibaca, kami mendapatkan kesimpulan bahwa hasil yang ditunjukkan dari ujir
realibilitas kepada skala modal psikolosi memiliki nilai realibilitas sebesar 0.970 dan nilai
Alpha Crobrach skala memiliki nilai realibilitas diatas 0,8, kemudian dibandingkan dengan
nilai r table pada distribusi nilai r table signifikansi 5% yaitu sebesar 0.159. Kesimpulan dari
nilai Alpha Cronbrach skala lebih besar dari rtabel=0.159, hal ini menunjukan bahwa skala
cukup reliable digunkan dalam penelitian.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan