Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI SEDIAAN STERIL

“Obat Salep Mata Cloramfenikol”

Disusun Oleh:

Rizki Kamaludin

S1 Semester VI

STIKes Muhammadiyah Kuningan


Jln.Raya Pangeran Adipati No.D4 Kel.Cipari Kec.Cigugur
Kuningan
Praktikum Pembuatan Salep Mata Cloramfenikol

1.1 Tujuan Praktikum


 Untuk mengetahui pembuatan sediaan steril semisolida.
 Untuk mengevaluasi sediaan steril

1.2 Dasar Teori


Pendahuluan Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian
topikal pada kulit atau selaput lendir. (literatur : Farmakope Indonesia Edisi IV
1995) Salep adalah sediaan berupa massa lembek, mudah dioleskan, umumnya
berlemak dan mengandung obat, digunakan sebagai obat luar untuk melindungi
atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik. (literatur : Formularium Nasional
Edisi II 1978) Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata.
Pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari
bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang memenuhi syarat uji
sterilitas. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai
untuk mencegah mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah
dibuka pada waktu penggunaan. Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi
mata, memungkinkan difusi obat dalam cairan mata dan tetap mempertahankan
aktifitas obat dalam jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan pertama.
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok : dasar
salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci
dengan air, dasar salep larut dalam air.
Dasar salep hidrokarbon Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak
antara lain vaselin putih dan salep putih. Salep ini dimaksudkan untuk
memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut
penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolient dan sukar
dicuci. Tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama. Dasar salep
serap Dasar salep serap ini dapat dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama
terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air
dalam minyak (paraffin hidofilik dan lanolin anhidrat), dan kelompok kedua
terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah
larutan air tambahan (lanolin). Dasar salep serap juga berfungsi sebagai emolient.
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air Adalah emulsi minyak dalam air antara
lain salep hidrofilik dan lebih tepat disebut “krim” dasar salep ini dinyatakan juga
“dapat dicuci dengan air” karena mudah dicuci dan dilap basah, sehingga lebih
dapat diterima untuk dasar kosmetik. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah
dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada
kelainan dermatologik.
Dasar salep larut dalam air Disebut juga “dasar salep tak belemak” dan terdiri
dari konstituen larut air. Dasar salep ini memberikan banyak keuntungan seperti
dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut
dalam air seperti paraffin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat
disebut “gel”. Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti
khasiat yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati,
stabilitas dan ketahanan sediaan jadi.
Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk
mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat
terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon daripada dasar salep yang
mengandung air, meskipun obat tersebut lebih efektif dalam dasar mengandung
air. (Ansel hal 502-505). Salep dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
misalnya salep untuk mata. Infeksi mata superfisial dapat diobati secara topical.
Hampir semua kasus infeksi konjungtiva akut dapat sembuh dengan
sendirinya. Namun antibakteri tetes mata atau salep mata digunakan bila
diperlukan pengobatan. Salah satunya adalah salep mata kloramfenikol, yang
memiliki spectrum aktivitas yang luas dan merupakan obat pilihan untuk infeksi
mata superfisial. Contoh nama dagang salep mata chloramfenikol yang telah
beredar dipasaran antara lain: Kloramixin, Reco, Colme Eye, Colsancetine,
Colain, Cendo Mycetin, Cendo Fenicol. (IONI hal 732-737)
1.3 Formula yang Dibuat

R / Kloramfenikol 0,1 gr (Zat Aktif)


Adeps lanae 0,99 gr Basis lemak
Vaselin plavum 8, 19 gr Basis hidrokarbon
Paraffin cair 0,89 gr emulsivier
1.4. Perhitungan
a. Perhitungan Penimbangan
Perhitungan
1. Clorampenikol = 0.01 g x 15 g
= 0,15 g
= 150 mg + 5 %
= 157,5 mg
= ~ 160 mg
2. Oculentum simplex ad 1 g = 1g x 15 g
= 15 g = 15000 mg
= 15000 mg – 160 mg
= 14840 mg + 50 %
= 22260 mg = 22,2 g
3. cetyl alkohol = 2,5 g x 22,2/100
= 0,555 g
= 560 mg
4. adeps lanae = 6 g x 22,2/100
5 parafin liquid = 1,338 g
= 1340 mg
= 40 g x 22,2/100
= 8,88 g
= 8880 mg~ 8900 mg
6. vaselin flav = 22,2 g - ( 560 mg+ 1340 mg + 8900 mg )
= 22,2 g – 10,8 g
= 11,4 g

Penimbangan
1. Clorampenicol = 160 mg
2. Cetyl alcohol = 560 mg
3. Adeps lanae = 1340 mg
4. Parafin liq = 8900 mg
5. Vaselin flavum= 11,4 g
1.5. Alat dan Bahan

ALAT Cara sterilisasi & waktu


 Erlenmeyer
 Beaker Glass  Oven Suhu 170o C (30 Menit)
 Batang Pengaduk  Oven Suhu 170o C (30 Menit)
 Oven Suhu 170o C (30 Menit)
 Kaca Arloji
 Oven Suhu 170o C (30 Menit)
 Pipet Tetes  Oven Suhu 170o C (30 Menit)
 Timbangan Analitik  Oven Suhu 170o C (30 Menit)
 Corong  Oven Suhu 170o C (30 Menit)
 Karet pipet  Oven Suhu 170o C (30 Menit)
Bahan
 Kloramfenikol
 Adeps lanae
 Vaselin Plavum
 Parafin

1.6. Prosedur Kerja


1. Kalibrasi beaker dan buat aqua pi
2. Sterilkan alat dan bahan Basis krim oven. Timbang zat aktif obat + zat tambahan
3. Sterilkan lumpang dan alu dengan tuang alkohol qs lalu bakar
4. Basis crem yang sudah disterilkan tuang ke lumpang dan alu steril lalu gerus sambil
tuang air panas sedidkit demi sedikit gerus hingga terbentuk cream.
5. Dilumpang yang berbeda gerus zat aktif dengan tambahan di gerus
6. Lalu campurkan dengan basis yang telah menjadi krim gerus hingga homogen
7. Timbang krem lalu bagi tiga
8. Masukkan ke plastik yang telah disterilkan lali gulung dengan bantuan pinset steril,
kemudian masukkan ke dalam tube steril.
9. Timbang masing-masing tube.

1.7. Hasil dan Pembahasan


A. Hasil Evaluasi

No Evaluasi Sediaan Hasil

1 Uji pH 6
2 Uji kejernihan dan warna 
3 Uji Kebocoran 
B. Pembahasan
Salep mata ini mengandung kloramfenikol yang berkhasiat sebagai antibiotik.
Salep mata ini dibuat dengan pembawa berupa basis salep yang disterilisasikan
dengan teknik aseptis karena zat aktif yang digunakan yaitu kloramfenikol tidak tahan
panas dan sediaannya disterilisasikan pada tahap awal pembuatan dan semua alat
yang digunakan harus sesuai cara sterilisasinya. Setiap basis salep mata harus disaring
karena terdapat partikel-partikel yang besar yang dapat mengiritasikan mata. Basis
yang akan digunakan dilebihkan 50% dari seluruh bahan yang seharusnya untuk
antisipasi kekurangan jumlah basis akibat tertinggal pada kasa dan sebagainya. Basis
yang digunakan adalah vaselin flavum bukan vaselin album karena vaselin album
telah mengalami proses pemutihan yang dikhawatirkan masih mengandung bahan
pemutih yang tertinggal dalam massa vaselin tersebut, sehingga vaselin flavum lebih
aman untuk mata yang merupakan organ yang sangat sensitive. Paraffin liquid
digunakan untuk memperbaiki konsistensi basis sehingga lebih lunak dan
memudahkan penggunaan. Adeps lanae digunakan untuk mempertahankan obat agar
bekerja lebih lama karena merupakan basis tipe w/o yang sulit untuk dicuci karena
sifatnya seperti lemak, sehingga obat akan tetap terdispersi sempurna. Salep mata
termasuk dosis ganda dan salep mata tidak perlu pengawet karena pada basis salep
pembawanya bukan air/aqua. Basis yang pembawanya air/aqua perlu pengawet karena
air merupakan media tempat tumbuhnya bakteri, jadi perlu antifungi. Wadah yang
digunakan adalah tube yang disterilkan terlebih dahulu dalam oven dengan suhu 150ºc
selama 1 jam. Tube yang digunakan terbuat dari logam, biasanya untuk zat aktif yang
tidak tersatukan dengan logam maka kertas perkamen dibiarkan tertinggal dalam tube
sebagai perintang antara zat aktif dengan tube, namun karena tidak ada data bahwa
kloramfenikol tidak tersatukan dengan logam maka saat pemasukan sediaan, kertas
perkamen dicabut dari tube.
1.8. Kesimpulan
1. Kloramfenikol berkhasiat sebagai antibiotik yang memiliki spectrum aktivitas
yang luas
2. Salep mata kloramfenikol merupakan obat pilihan pertama untuk infeksi mata
superfisial
3. Zat aktif disterilkan dengan cara sterilisasi D (Metode panas kering)
4. Salep mata kloramfenikol menggunakan basis yang sesuai, yang dalam proses
pembuatannya dilebihkan 50% untuk mencegah kehilangan bobot
5. Merupakan sediaan dosis ganda yang tidak memerlukan pengawet
DAFTAR PUSTAKA

Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. 1979. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik


Indonesia.
Farmakope Indonesia Edisi Keempat. 1995. Jakarta:Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Martindale The Extra Pharmacopoeia Edisi 28 Wattimena Jr. Dasar- Dasar Pembuatan Dan
Resep – Resep Obat Suntik. 1968. Bandung: Penerbit Ternate.
Ansel, Howard C, Ph.D. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. 2008. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Anonim. 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim. 2008. IONI (Infomatorium Obat Nasional Indonesia). Jakarta: Sagung Seto Salep
Mata Chloramphenicol
LAMPIRAN
- Dokumentasi saat Praktikum

Anda mungkin juga menyukai