Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ISLAM DAN TASAWUF

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Fatchullah Zarkasi

Oleh :

Melinda Nur Cahyani (11221149)

Mochammad Rais (11221182)

Muhammad Abdan Ryando (11221226)

Muhammad Dani (11221256)

KELAS 1EA17
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA 2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb. Syukur Allhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia–Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah agama islam, dengan judul :
“ Islam dan Tasawuf”.

Penulis menyampaikan terimaksih kepada bapak Fatchullah Zarkasi selaku dosen mata
kulish pendidikan agama islam. Berkat tugas yang diberikn ini dapat menambah wawasan
saya beserta kelompok berkaitan dengan topik yang diberikan.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah masih melakukan
kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami perlukan dari dosen dan
rekan-rekan sekalian. Saya dan kelompok meminta maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang dosen dan rekan-rekan temukan dalam makalah ini terimakasih.
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1........Latar Blakang

1.2........Rumusan masalah

1.3........Tujuan Penulisan

1.4........Manfaat Mempelajari Tasawuf

BAB II PEMBAHASAN

2.1........Pengertian islam

2.2........Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

2.3........Pengertian Tasawuf

2.4........Sejarah perkembangan tasawuf

2.5........Dalil-Dalil Al-Quran dan Hadits yang Berkenaan tentang Perlunya TasawuF

2.6........Istilah-Istilah dalam Tasawuf

BAB III PENUTUPAN

3.1........Kesimpulqn

3.2........Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia termasuk salah satu wilayah di belahan dunia yang memiliki beberapa
kepercayaan dan agama yang dianut oleh warga negaranya salah satunya agama yang
diyakini oleh mayoritas masyarakatnya yaitu agama Islam. Islam adalah agama yang
diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.
Ajaran islam memiliki tiga pilar : iman, islam, dan ihsan, kemudian berkembang
menjadi akidah, syari’ah dan akhlak atau tawhid, fikih, dan tasawuf . Ihsan merupakan
esensi tasawuf dan sebaliknya. Kedua nya merupakan pilar utama untuk membangun
pribadi muslim yang sholeh, yaitu pribadi yang tercermin pada diri dan perilaku Nabi
Muhammad SAW sebagai Al-Qur’ an hidup.
Al-Qur`an dan hadis bukanlah sebuah aturan-aturan kaku yang membatasi ruang
gerak manusia. Al-Qur`an dan hadis adalah panduan hidup yang menggiring manusia
menuju ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan. Kebahagiaan yang sempurna adalah
kebahagiaan yang meliputi dua kehidupan, yaitu kehidupan didunia dan kehidupan
diakhirat. Kebahagiaan di dunia dapat dirasakan dengan jiwa yang tentram.
Kebahagiaan akhirat adalah kebahagiaan bertemu dan berkomunikasi dengan Allah.
Manusia pada dasarnya adalah suci, maka kegiatan yang dilakukan oleh sebagian
manusia untuk mensucikan diri merupakan naluri manusia. Usaha yang mengarah
kepada pensucian jiwa terdapat di dalam kehidupan tasawuf. Tasawuf merupakan suatu
ajaran untuk mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Allah bahkan kalau bisa
menyatu dengan Allah melalui jalan dan cara, yaitu maqamat dan ahwal. Untuk lebih
jelasnya, dalam makalah ini saya akan mencoba memaparkan beberapa persoalan yang
berhubungan dengan tasawuf, yaitu pengertian tasawuf, sejarah perkembangan
tasawuf, dalil Al-Quran dan Hadits tentang perlunya tasawuf, manfaat tasawuf, serta
istilah-istilah dalam tasawuf.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Islam?
2. Sejarah masuknya agama islam ke Indonesia
3. Apa itu pengertian tasawuf?
4. Sejarah perkembangan tasawuf
5. Apa saja dalil Al-Qur’an dan hadist yang berkenaan tentang perkunya tasawuf?
6. Istilah istilah dalam tasawuf
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian islam
2. Mengetahui sejarah islam
3. Mengetahui pengertian tasawuf
4. Mengetahui sejarah tasawuf
1.4 Manfaat Mempelajari Tasawuf
Tasawuf memiliki banyak manfaat dalam kehidupan, di bawah ini adalah beberapa manfaat
tasawuf yaitu:
1. bidang kecerdasan emosional
Apabila dapat mengamalkan tasawuf dengan baik maka dapat mengendalikan
emosionalnya dengan baik pula

2. Dalam bidang kecerdasan spiritual


T mengingatkan manusia tentang kemaitian, agar umat manusia selalu beribadah, beramal
shaleh, serta menjauhi perbuatan maksiat dan kejahatan.

3. Dalam bidang Agama


Tasawuf diperlukan untuk mengamalkan Islam secara kaffah serta untuk mengembangkan
kerukunan hidup beragama dan integrasi sosial

4. Dalam bidang etos kerja


Tasawuf dapat memperkuat etos kerja karena dalam ajaran Islam bekerja itu wajib untuk
memenuhi keperluan diri sendiri, keluarga dan umat.

5. Dalam bidang Pendidikan


Tasawuf merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu diajarkan di Madrasah dan mata
kuliah di Perguruan Islam untuk mengembangkan kehidupan agama yang komprehensif
dan utuh serta untuk mengembangkan masyarakat dan bangsa yang bersih, sehat dan
maju.

6. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan


Tasawuf mendidik anggota masyarakat untuk mengambil keputusan yang bijaksana dan
rasional serta mendidik untuk memiliki tanggung jawab sosial.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Islam Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti. Dalam bahasa Arab,
Islam merupakan mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang artinya taat,
tunduk, patuh, berserah diri kepada Allah. Sedangkan jika dilihat dari asal katanya
maka Islam berasal dari kata assalmu, aslama, istaslama, saliim, dan salaam.
Pengertian lengkapnya sebagai berikut
- Assalmu artinya damai, perdamaian. Islam adalah agama yang damai dan setiap
muslim hendaknya menjaga perdamaian.
- Aslama artinya taat, berserah diri. Seorang muslim hendaknya berserah diri pada
Allah dan mengikuti ajaran Islam dengan taat.
- Istaslama artinya berserah diri.
- Saliim artinya bersih dan suci. Ini merupakan gambaran dari hati seorang muslim
yang bersih, suci, jauh dari sifat syirik atau menyekutukan Allah.
- Salaam artinya selamat, keselamatan. Islam adalah agama yang penuh keselamatan.
Jika seorang muslim menjalankan ajaran Islam dengan baik, maka Allah akan
senantiasa menyelamatkannya baik di dunia maupun akhirat.
Menurut istilah, Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan
pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing
umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.’
Secara istilah juga, Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan utusan Allah (Rasulullah) terakhir untuk umat
manusia, berlaku sepanjang zaman, bersumberkan Al-Quran dan As-Sunnah serta
Ijma' Ulama.
2.2 Sejarah Masuknya Agama Islam ke Indonesia
Ada beberapa teori masuknya isalam ke Indonesia yaitu ;
1. Teori Gujarat
Teori ini dipelopori oleh ahli sejarah Snouck Hurgronje, menurutnya agama Islam
masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13 masehi.
2. Teori Persia
P.A Husein Hidayat mempelopori teori ini, menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh
pedagang Persia (Iran), hal ini berdasarkan kesamaan antara kebudayaan islam di Indonesia
dengan Persia.

3. Teori Mekkah
Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dibawa para pedagah
Mekkah, teori ini berlandaskan sebuah berita dari China yang menyatakan jika pada abad
ke-7 sudah terdapat perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.

Masuknya islam di Indonesia berlangsung secara damai dan menyesuaikan dengan


adat serta istiadat penduduk lokal. Ajaran islam yang tidak mengenal perbedaan kasta
membuat ajaran ini sangat diterima penduduk lokal. Proses masuknya islam ke indoneisa
yaitu,
1. perdagangan
letak Indonesia yang sangat strategis di jalur perdagangan di masa itu membuat banayak
disinggahi oleh pedagang dunia termasuk pedagang muslim. tak jarang mereka juga sering
mendatangkan para ulama dari negeri asal mereka untuk berdakwah. Hal inilah yang diduga
memiliki peran penting dalam penyebaran ajaran Islam di nusantara.
2. Perkawinan
Penduduk lokal beranggapan bahwa para pedagang muslim ini adalah kalangan yang
terpandang, sehingga banyak penguasa pribumi yang menikahkan anak mereka dengan para
pedagang muslim. Sebagai sayarat sang gadis harus memeluk islam terlebih dahilu, hal inilah
yang diduga memperlancar penyebaran ajaran islam.
3. Pendidikan
Setelah perkampungan islam terbentuk, mereka mulai mendirikan fasilitas pendidikan
berupa pondok pesantren yang dipimpin langsung oleh guru agama dan para ulama. Para
lulusan pesantren akan pulang ke kampung halaman dan menyebarkan ajaran islam di
daerah masing-masing.
4. Kesenian
Wayang merupakan warisan budaya yang masih terjagan hingga saat ini, dalam penyebaran
ajaran islam wayang memiliki perang yang sangat konkrit. Contohnya sunan kalijaga yang
merupakan salah satu tokoh islam menggunakan pementasan wayang untuk berdakwah.
2.3 Pengertian Tasawuf
Terdapat beragam pendapat mengenai akar kata tasawuf . Ada yang mengatakan
bahwa kata tasawuf berasal dari kata shufah (kain dari bulu), karena kepasrahan seorang
sufi kepada Allah ibarat kain wol yang dibentangkan. Ada yang berpendapat shifah (sifat)
sebab, seorang sufi adalah orang yang menghiasi diri dengan segala sifat terpuji dan
meninggalkan setiap sifat tercela. Pendapat lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari
kata shuffah (sufah) sebab, seorang sufi mengikuti ahli sufah dalam sifat yang telah
ditetapkan Allah bagi mereka. Al-Qusyari berpendapat bahwa tasawuf berasal dari shafwah
(orang pilihan atau suci). shaf (saf), seolah para sufi berada di saf pertama dalam
menghadapkan diri kepada Allah dan berlomba-lomba untuk melakukan ketaatan.
Sebagian kalangan mengatakan, kata tasawuf dinisbatkan pada kain wol yang kasar
(shuf khasyin). Sebab, para sufi gemar memakainya sebagai simbol zuhud dan kehidupan
yang keras.
Jadi Tasawuf adalah usaha untuk membersihkan jiwa, memperbaiki akhlak dan
mencapai maqam ihsan. Dengan kata lain yaitu usaha menaklukan dimensi jasmani manusia
agar tunduk dimensi rohani.
Tasawuf oleh kaum orientalis disebut dengan sufisme. Sufisme dipakai untuk
mistisisme Islam dan tidak dipakai untuk mistisisme agama-agama lain. Orang yang pertama
kali memakai kata sufi adalah Abu Hasyim al-kufi di Irak (150 H).

2.4 Sejarah Perkembangan Tasawuf

Fase-fase dalam perkembangan tasawuf:


1. Pada masa awal era Islam dakwah kepada tasawuf itu belum diperlukan, karena pada era
itu, semua orang adalah ahli takwa, waraa dan ahli ibadah. Mereka semua berlomba
mengikuti dan meneladani Rasulullah dalam setiap aspek. Oleh karena itu, mereka belum
membutuhkan tasawuf karena segala sesuatunya didasarkan pada perkataan, perbuatan
dan ketetapan Rasulullah.
2. Pada masa sahabat dan tabi’in sudah menggunakan tasawuf, tetapi belum mengggunakan
istilah tasawuf, karena para sahabat dan tabiin merupakan sufi yang sesungguhnya. Tasawuf
merupakan sifat-sifat umum yang terdapat pada hampir seluruh sahabat Nabi tanpa
terkecuali dan adanya perasaan takut dan cintanya mereka kepada Allah dan Rasulullah
melebihi dirinya sendiri.
3. Setelah masa Sahabat dan Tabiin beragam bangsa mulai memeluk Islam. Bidang ilmu
pengetahuan semakin meluas dan terspesialisasi, muncullah ilmu fiqih, ilmu tauhid, ilmu
hadits, ilmu ushul fiqih, ilmu faraid dan ilmu-ilmu lainnya.
4. Setelah fase tersebut pengaruh spiritual Islam sedikit demi sedikit melemah. Manusia mulai
lupa akan kewajibannya kepada Allah, sehingga ahli uhud terdorong untuk
mengkodifikasikan ilmu tasawuf serta menerangkan kemuliaan dan keutamaannya diantara
ilmu-ilmu lainnya. Mulai dari fase inilah ilmu tasawuf berkembang.
2.5 Dalil-Dalil Al-Quran dan Hadits yang Berkenaan tentang Perlunya TasawuF
Ayat-ayat Al-Quran yang menjadi sumber ajaran tasawuf dan sebagai pendorong untuk
mengikatkan dan mendekatkan diri kepada Allah, di antaranya adalah sebagai berikut

‫ان‬ ِ ‫ك ِعبَا ِديْ َعنِّ ْي فَاِنِّ ْي قَ ِريْبٌ ۗ اُ ِجيْبُ َد ْع َوةَ ال َّد‬


ِ ۙ ‫اع اِ َذا َد َع‬ َ َ‫َواِ َذا َساَل‬
‫فَ ْليَ ْستَ ِج ْيب ُْوا لِ ْي َو ْلي ُْؤ ِمنُ ْوا بِ ْي لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ُش ُد ْو َن‬
Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. (Al-Baqarah: 186).

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ُ ‫َوهّٰلِل ِ ْال َم ْش ِر‬


ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِربُ فَا َ ْينَ َما تُ َولُّ ْوا فَثَ َّم َوجْ هُ ِ ۗ اِ َّن َ َو‬
‫اس ٌع َعلِ ْي ٌم‬

Artinya: Dan kepunyaan Allah lah Timur dan Barat; maka ke mana pun kamu
menghadap, di-sanapun ada wajah Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha Luas
lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 115).

‫ف يَأْتِى هّٰللا ُ بِقَ ْو ٍم ي ُِّحبُّهُ ْم‬


َ ‫ْن ٰا َمنُ ْوا َم ْن يَّرْ تَ َّد ِم ْن ُك ْم َع ْن ِد ْينِ ٖه فَ َس ْو‬Iَ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي‬
‫َوي ُِحب ُّْونَهٗ ٓ ۙاَ ِذلَّ ٍة َعلَى ْال ُم ْؤ ِمنِي َْن اَ ِع َّز ٍة َعلَى ْال ٰكفِ ِري ۖ َْن ي َُجا ِه ُد ْو َن فِ ْي َسبِي ِْل هّٰللا ِ َواَل‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫اس ٌع َعلِ ْي ٌم‬ ِ ‫ك فَضْ ُل ِ ي ُْؤتِ ْي ِه َم ْن يَّ َش ۤا ۗ ُء َو ُ َو‬ Iَ ِ‫ ٍم ٰۗذل‬Iِ‫يَ َخافُ ْو َن لَ ْو َمةَ اَل ۤ ِٕٕى‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang
Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. (QS: Al-Maidah Ayat:
54)

Hadits
1. “Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku mendekatinya sehasta, jika
dia mendekat sehasta, maka Aku mendekat sedepa, jika dia datang kepada-Ku dengan
berjalan maka Aku datang kepadanya berlari (H.R.Bukhari)”.
2. “Senantiasa hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan amal nawafil sehingga Aku
mencintainya, apabila Aku mencintainya jadilah Aku pendengarannya yang ia gunakan
untuk mendengar, matanya yang dipergunakan untuk melihat, lidahnya yang digunakan
untuk berbicara, tangannya yang digunakan untuk menggenggam, kakinya yang digunakan
untuk berjalan, dengan Aku dia mendengar, berpikir, menggengam, dan berjalan (H.R.
Bukhari)”.
Hadits juga menggambarkan Tuhan itu dekat. Nabi itu sudah dekat dengan Tuhan, dan
praktek Sufi juga tergambar dalam sunah nabi.
Jadi terlepas dari kemungkinan adanya atau tidak adanya pengaruh dari luar, ayat-
ayat serta hadits-hadits di atas dapat membawa kepada timbulnya aliran sufisme atau
tasawuf dalam Islam, yaitu ajaran-ajaran tentang berada sedekat mungkin pada Tuhan.

2.6 Istilah-Istilah dalam Tasawuf


1. Fana: hilangnya sifat-sifat buruk (maksiat lahir dan maksiat batin). Bahwa fana itu ialah
lenyapnya segala-galanya.
2. Itihad: satu tingkatan dalam tasawuf dimana seorang sufi telah merasa dirinya bersatu
dengan Tuhan. Yaitu pertukaran peranan antara yang mencintai dan yang dicintai telah
menjadi satu atau tegasnya antara sufi dengan Tuhan.
3. Baqa: kekal, tetap, terus hidup.
4. Hulul: Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya,
setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada di dalam tubuh itu dilenyapkan.
5. Maqamat: Pada Istilah Maqam atau arti jamak adalah maqamat , sebagaimana juga ahwal,
yang dipahami berbeda menurut para sufi. Namun semuanya sepakat dalam memahami
maqamat yang berarti kedudukan seorang pejalan spiritual atau sufi di hadapan Allah yang
diperoleh melalui kerja keras dalam beribadah kepadaNya, bersungguh-sungguh melawan
hawa nafsu (mujahadah), serta latihan-latihan keruhanian budi-pekerti (adab) yang dapat
membuatnya memiliki syarat - syarat dalam melakukan usaha - usaha untuk menjalankan
berbagai kewajiban dengan baik dan mendekati sempurna.
6. Ahwal: hal atau arti jamak adalah ahwal adalah suasana atau keadaan yang menyelimuti
kalbu, yang diciptakan sebagai hak prerogatif pada Allah dalam hati setiap hambanNya,
tidak ada sufi yang mampu merubah keadaan tersebut apabila datang saatnya, atau
memperhatikannya apabila pergi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tasawuf bukanlah sesuatu yang baru dalam Islam. Prinsip-prinsip ajaran Tasawuf
telah ada dalam Islam semenjak Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul, bahkan kehidupan
rohani Rasul dan para sahabat menjadi salah satu panutan di dalam melakukan amalan-
malannya. Ini merupakan sangkalan terhadap pendapat yang mengatakan bahwa Tasawuf
merupakan produk asing yang dianut oleh umat Islam. Inti dari ajaran tasawuf ialah
mendekatkan diri kepada Allah dengan melalui tahapan-tahapan (ajaran)Nya yaitu
maqamat dan ahwal. Ajaran-ajaran tasawuf ini bersumber dari al-Qur’an, Hadits dan
perbuatan-perbuatan sahabat. Banyak kita temui ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan
dengan ajaran-ajaran tasawuf. Mulai dari ajaran dasar tasawuf, maupun tingkatan tingkatan
yang harus ditempuh oleh seorang sufi yang kita kenal dengan nama maqamat dan ahwal.
Tujuan tertinggi dari seorang sufi adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah atau kalau
bisa menunggal dengan Allah.

3.2 Saran

Agar kita dapat mengetahui dan mengenal Allah lebih dekat lagi, maka sangat
diperlukan ilmu yang mempelajari hal tersebut yang dikenal dengan Tasawuf.

Dosen: semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang telah diberikan kepada saya.

Mahasiswa: Semoga makalah ini dapat membantu dalam memahami permasalah tentang
Tasawuf

Masyarakat: semoga dapat menambah dan mempertajam pengertian dan pembahasan


Tasawuf di kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Isa, Syaikh ‘Abdul Qadir. (2011). Hakekat Tasawuf. Jakarta: Qisthi Press, cetakan ke-13.

Nasution, Harun. (1973). Falsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Rahiem, Husni. (1986). Orientasi Pengembangan Ilmu Agama Islam. Proyek Pembinaan
Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama / IAIN. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI.

Tebba, Sudirman . (2008). Tasawuf Positif: Manfaat Tasawuf dalam Kehidupan Sehari-hari.
Tangerang: Pustaka irVan.

Zahri, Mustafa. (1976). Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai