Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

HISTOLOGI

I Made Anta Wirya Adi Nugraha


018.06.0064
Kelas B
Kelompok 1

LABORATORIUM TERPADU I
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan hasil
Laporan Praktikum Histologi ini.
Dalam penyusunan Laporan Praktikum Histologi ini, saya menyadari sepenuhnya
banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki. Saya menyadari bahwa tanpa adanya
bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidaklah mungkin hasil Laporan Praktikum
Histologi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
laporan dengan baik
2. Ibu Rusmiatik, S.Si. M.Biomed. Selaku dosen pembimbing praktikum Histologi,atas
segala masukkan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi keterbatasan saya dan
teman-teman.
3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukkan dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata, semoga segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada saya dan
teman-teman, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta Laporan Praktikum
Histologi system Reproduksi 1 ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 26 Oktober 2021

Penulis
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Histologi adalah bidang ilmu yang mempelajari struktur jaringan secara
mendetail dengan menggunakan mikroskopis. Jaringan adalah sekumpulan sel yang
memiliki bentuk dan fungsi yang sama sehingga membentuk suatu kesatuan struktural
dan fungsional yang nantinya akan membentuk suatu organ.Pada tubuh manusia terdapat
lima macam alat indera, sering disebut dengan panca indera antara lain yaitu, mata
sebagai indera penglihatan, telinga sebagai indera pedengaran, kulit sebagai indera
peraba atau perasa, hidung sebagai indera penciuma, dan lidah sebagai indera
pengecapan. (Tortora,2019) Oftalmologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
mata dan gangguannya. Sedangkan Otorinolaringologi merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari telinga, hidung, tenggorok , dan laring. Mata , Telinga, Hidung, dan
Tenggorokan merupakan organ yang memiliki peranan penting bagi tubuh. Dalam
menjalankan fungsinya, mata di tunjang oleh berbagai struktur tambahan lainnya ,
meliputi kelopak mata, bulu mata, alis mata, apparatus lacrimalis (menghasilkan air
mata), dan otot motor ekstrinsik. Sedangkan Telinga, Hidung, Tenggorokan juga
merupakan serangkaian organ penting karena berhubungan dengan sistem pendengaran
dan pernafasan. Untuk itu pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai histologi dari
Mata dan THT , agar mahasiswa dapat mengetahui jaringan penyusun masing masing
organ yang tersebut(Tarigan,2018).
TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1) Mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi ciri-ciri dari masing-masing komponen


penyusun Mata dan THT.
2) Mahasiswa mampu untuk mengindentifikasi struktur histologi berbagai jenis sel dan
jaringan dari sistem Mata dan THT .

1
3) Mahasiswa dapat mengetahui letak jaringan pada sistem Mata dan THT 1.3

MANFAAT

Adapun manfaat dari percobaan ini adalah:

1) Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri dari masing-masing komponen penyusun Mata


dan THT.
2) Mahasiswa dapat mengidentifikasi struktur histologi berbagai jenis sel dan jaringan dari
sistem Mata dan THT .
4) Mahasiswa dapat mengetahui letak jaringan dari sistem Mata dan THT

TINJAUAN PUSTAKA
Dalam menjalankan fungsinya, mata di tunjang oleh berbagai struktur tambahan
lainnya , meliputi kelopak mata, bulu mata, alis mata, apparatus lacrimalis (menghasilkan air
mata), dan otot motor ekstrinsik. Kelopak mata (palpebrae) terdiri atas kelopak mata atas
dan bawah. Kelopak mata berfungsi untuk menutup mata selama tidur, melindungi mata dari
sinar berlebih dan benda asing, dan menyebarkan sekresi pelumas ke seluruh bola mata.
Palpebra atas (superior) lebih dapat digerakkan dibandingkan dengan palpebral memiliki
musculus levator palpebral superior dalam regio superiornya. Commissura lateralis
palpebrarum ,merupakan suatu sudut yang lebih sempit dan dekat dengan os temporale dan
commissura medialis palpebrarum, yang lebih lebar dan lebih dekat dengan os nasal. Pada
commissura medialis palpebrarum terdapat sudut kecil, kemerahan, yang disebut caruncula
lacrimalis. Pada lamina tarsalis yaitu lipatan tebal jaringan ikat yang membentuk dan
menopang palpebral, terdapat glandula sebasea yang memanjang yaitu glandula tarsalis dan
glandula meibom yang menyekresi cairan yang menjaga palpebral agar tidak melekat satu
sama lain (Tortora,2019).
Konjungtiva adalah membrane mukosa tipis , protektif yang terdiri dari epitel
skuamosa bertingkat tak berkeratin dengan banyak sel goblet yang ditunjang oleh jaringan
ikat areolar. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet yang
berfungsi membasahi bola mata terutama kornea. Umumnya konjungtiva terdiri atas 3
bagian , yaitu konjungtiva palpebralis, konjungtiva bulbaris, dan konjungtiva forniks.
Konjungtiva palpebralis adalah konjungtiva yang yang melapisi bagian dalam (permukaan
posterior) kelopak mata. Konjungtiva bulbaris adalah konjungtiva yang membungkus
permukaan anterior sklera. Sedangkan konjungtiva forniks merupakan daerah transisi antara
konjungtiva palpebralis dan konjungtiva bulbaris (Tortora, 2019).

3
Bulu mata adalah struktur luar mata yang berproyeksi dari tepi setiap palpebral , dan
alis mata yang melengkung terbalik diatas palpebral superior, yang membantu melindungi
bola mata dari benda asing , keringat , dan sinar matahari langsung. Glandula sebasea yang
terletak pada dasar folikel rambut bulu mata, yang disebut glandula ciliaris sebasea,
melepaskan cairan pelumas ke dalam folikel (Tortora, 2019).
Apparatus lacrimalis adalah sekelompok struktur yang menghasilkan dan
mengalirkan cairan lakrimalis atau air mata. Glandula lacrimalis , memiliki bentuk kira-kira
seperti almond yang berfungsi dalam menyekresi cairan lakrimalis yang mengalir ke ductus
lacrimalis ekskretoriusy yang mengeluarkan air mata ke permukaan konjungtiva palpebra
superior . Dari sini, air mata berjalan ke medial pada permukaan anterior bola mata untuk
masuk ke dua lubang kecil yang disebut punctum lacrimale. Air mata kemudian berjalan ke
dalam dua duktus, canalis lacrimalis , yang masuk ke dalam saccus lacrimalis kemudian ke
dalam ductus nasolacrimalis. Ductus ini membawa cairan lakrimalis ke dalam cavitas nasi
tepat di inferior concha nasalis inferior (Tortora, 2019).
Bola mata pada orang dewasa memiliki ukuran sekitar 2,5 cm. Dari luas permukaan
totalnya, hanya seperenam anterior yang terpajan, yang lain tersembunyi dan dilindungi oleh
orbita, yang pas di alamnya. Secara anatomis , dinding bola mata terdiri dari tiga lapisan,
yaitu tunica fibrosa, tunica vascular, dan retina. unica fibrosa adalah lapisan superfisial bola
mata dan terdiri dari cornea anterior dan sclera posterior. Cornea adalah lapisan transparan
yang menutup iris berwarna. Karena melengkung, cornea membantu memfokuskan sinar ke
dalam retina. Permukaan luar kornea terdiri dari epitel skuamosa bertingkat tak berkeratin.
Sclera adalah bagian "putih" mata, yang merupakan lapisan jaringan ikat padat yang
sebagian besar tersusun atas serat kolagen dan fibroblast. Sclera merupakan suatu struktur
yang menutup seluruh bola mata kecuali cornea,memberi bentuk pada bola mata,
membuatnya lebih kaku, mélindungibagian dalamnya, dan berperan sebagai tempat
pelekatan otot mata ekstrinsik (Tortora, 2019).

4
Tunica vascular atau uvea merupakan lapisan tengah bola mata. Tunica vascular
tersusun atas tiga bagian, yaitu choroid, corpus ciliare, dan iris. Choroid memiliki banyak
pembuluh darah, merupakan bagian posterior tunica vascular dan melapisi sebagian bear
permukaan internal sclera. Pembuluh darahnya yang banyak memberi zat makanan ke
permukaan posterior retina. Choroid juga mengandung melanosit yang menghasilkan
pigmen melanin, yang menyebabkan lapisan ini tampak berwarna cokelat gelap. Di bagian
anterior tunica vascular, choroid menjadi corpus ciliare. Corpus ini memanjang dari ora
serrata, pinggir anterior retina yang bergerigi, ke titik tepat di posterior taut sclera dan
cornea. Seperti choroid, corpus ciliare tampak berwarna coklat gelap karena mengandung
melanosit yang menghasilkan melanin. Sedangkan iris merupakan bagian bola mata yang
berwarna , berbentuk seperti bola pipih. Iris terdiri dari melanosit dan serta otot polos
sirkular dan radial. Jumlah melanin dalam iris menentukan wana mata. Fungsi utama iris
adalah mengatur jumlah cahaya yang masuk bola mata melalui pupil (Tortora,2019).
Lapisan ketiga dan yang merupakan lapisan dalam bola mata yaitu retina. Struktur
ini melapisi tiga perempat posterior bola mata dan merupakan awal jaras visual. Permukaan
retina adalah satu-satunya area dalam tubuh tempat pembuluh darah dapat dilihat dan
diperiksa secara langsung untuk melihat adakah perubahan patologis. Setiap retina memiliki
sekitar 6 juta sel kerucut dan 120 juta sel batang. Sel batang memungkinkan kita melihat
dalam cahaya yang redup, seperti sinar bulan. Cahaya yang lebih terang merangsang sel
kerucut , yang menghasilkan penglihatan warna. Tiga jenis sel kerucut terdapat dalam retina
yaitu sel kerucut biru yang sensitive terhadap cahaya biru, sel kerucut hijau yang sensitive
terhadap cahaya hijau , dan sel kerucut merah yang stimulasi berbagai kombinasi tiga jenis
sel kerucut tersebut (Tortora,2019).
Telinga merupakan alat penerima gelombang suara atau gelombang udara, kemudian
gelombang tersebut akan diubah menjadi impuls listrik dan diteruskan ke korteks
pendengaran melalui saraf pendengaran (Gabriel,2018). Secara anatomi dan fungsional ,
telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga

5
tengah , dan telinga dalam. Telinga luar terdiri dari daun telinga , liang telinga luar, dan
membrane tympani. Membran Tympani membentuk batas antara telinga luar dan telinga
tengah. Membran ini berwarna kelabu, berkilap seperti kulit mutiara, berbentuk elips, dan
mempunyai garis tengah dengan panjang kurang lebih 9 mm. Pada 1/3 bagian luar kulit
liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen. Serumen merupakan hasil produksi kelenjar
sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan debu (Soraya,2018).
Pada telinga tengah , terdiri atas cavitas tympani, yang diisi oleh 3 tulang
pendengaran dan berhubungan dengan nasopharynx melalui tuba Eustahii. 3 tulang
pendengaran tersebut meliputi , maleus, incus, dan stapes. Getaran suara yang diterima oleh
gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Setiap tulang pendengaran akan
menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang stapes yang merupakan tulang terkecil
di tubuh meneruskan getaran ke koklea. tuba Eustachius menghubungkan ruangan pada
telinga tengah ke kerongkongan. Dalam keadaan biasa, hubungan tuba Eustachius dan
telinga tegah tertutup, dan akan terbuka ketika mengunyah dan menguap (Soraya,2018).
Telinga dalam terletak di pars petrosa atau pars piramida tulang temporal dan terdiri
dari koklea, vestibulum dan tiga buah kanalis semisirkularis. Koklea merupakan bagian
telinga dalam yang terdapat pada pars petrosa tulang temporalis. Sel-sel sensoris khusus
pada koklea, dikenal dengan sel-sel rambut, mendeteksi getaran dan mengonversikannya
menjadi sinyalsinyal listrik. Selanjutnya, sinyal-sinyal listrik ini dikirim melalui syaraf
pendengaran menuju ke otak yang kemudian diterjemahkan menjadi suara yang kita kenali
dan pahami(NIDCD, 2008).
Secara fisologi hidung berfungsi sebagai jalan nafas, alat pengatur kondisi udara,
penyaring udara, indera penciuman, resonansi udara, membantu proses bicara dan reflek
nasal. Rangka hidung sendiri tersusun atas bagian tulang dan tulang rawan. Kavum nasi atau
yang sering disebut rongga hidung memiliki bentuk seperti terowongan yang dipisahkan
oleh septum nasi pada baian tengahnya sehingga akan menjadi kavum nasi kanan dan kiri.
Setiap kavum nasi

6
mempunyai 4 buah dinding yaitu dinding lateral, medial ,superior dan inferior.Secara
histologis, Bagian paling depan rongga hidung yang merupakan vestibulum dilapisi oleh
epitel berlapis gepeng berkeratin. Di dalam vestibulum, terdapat kelenjar keringat, kelenjar
sebasea, dan bulu-bulu hidung yang disebut vibrisa. Vibrisa ini berperan dalam penyaringan
pertikel-partikel yang berukuran besar pada udara inspirasi. Rongga hidung dilapisi oleh
mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas mukosa pernapasan (mukosa
respiratori) dan mukosa penghidu (mukosa olfaktorius). Mukosa pernapasan terdapat pada
sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu
yang mempunyai silia dan di antaranya terdapat sel-sel goblet. Mukosa penghidu terdapat
pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga atas septum. Mukosa dilapisi oleh
epitel torak berlapis semu tidak bersilia. Epitelnya dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel
penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. Daerah mukosa penghidu berwarna coklat
kekuningan. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang-
kadang terjadi metaplasia, menjadi sel epitel skuamosa. Epitel pada vestibulum berubah
menjadi epitel bertingkat silindris bersilia atau sering disebut epitel respiratorik pada limen
nasi. Epitel respiratorik ini melapisi hampir seluruh kavum nasi selain konka nasalis
superior. Konka nasalis superior dilapisi oleh epitel penghidu khusus yang berperan dalam
fungsi menghidu(Soraya,2018).
Tenggorokan merupakan bagian dari leher depan dan kolumna vertebra, terdiri dari
faring dan laring. Bagian terpenting dari tenggorok adalah epiglottis, yang dimana akan
menutup jika ada makanan dan minuman yang lewat dan menuju esophagus. Histologi
dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis,
tunica adventitia. Permukaan lumen dilapisi tunica mucosa, dengan epitel batang berlapis
semu dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal. Tunica muscularis sendiri
sangat tipis dan tidak terlihat dengan jelas. Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas,
dan berintegrasi dengan jaringan penunjang yang terdiri dari tulang rawan dibawahnya
(Soraya,2018).
METODE PENELITIAN

WAKTU & TEMPAT

Hari/Tanggal : Jumat, 15 Oktober 2021

Waktu : 15.10 – 16.20 WITA

Tempat : Laboratorium Terpadu 1 Fakultas Kedokteran UNIZAR 3.2 ALAT DAN

BAHAN

1) Mikroskop Cahaya
2) Preparat Mata
3) Preparat Cochlea
4) Preparat Conjungtiva
5) Preparat Lacrimal Gland
6) Preparat Dinding Cavum Nasi
7) Preparat Epiglotis
8) Preparat Trachea
9) Preparat Palpebra

CARA KERJA

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2) Mengamati preparat yang telah di sediakan satu-persatu dibawah mikroskop dengan
perbesaran 10x dan 40x
3) Menggambar hasil pengamatan dan diwarnai serta memberi keterangan bagian-bagian
yang terlihat dari mikroskop .

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL PENGAMATAN
No. Gambar Nama Preparat

1. Preparat Mata (Eye)

P = 4 x 10

2. Preparat Cochlea

P = 4 x10

3. Preparat Conjungtiva
P = 4 x 10

9
4. Preparat Lacrimal Gland
P = 4 x 10

5. Preparat Nose Cavity


P = 4 x 10

6. Preparat Epiglotis
P = 4 x 10

10
7. Preparat Trachea
P = 4 x10

8. Preparat Palpebra
P = 4 x 10

PEMBAHASAN
- Preparat Mata (Eye)
Mata terletak dalam rongga terlindung di dalam tengkorak yang bernama
orbita. Masing-masing mata memiliki suatu penutup pelindung untuk
mempertahankan bentuknya, lensa untuk memfokuskan cahaya, sel fotosensitif yang
berespon terhadap rangsangan cahaya, dan berbagai sel yang memproses informasi
visual. Masing-masing bola mata terbungkus oleh tiga lapisan berbeda. Lapisan
fibrosa luar terdiri dari kornea dan sklera , di tengah adalah lapisan vascular, dan
lapisan dalam adalah retina. Di seperenam anterior bola mata, sklera yang fibrosa
mengalami modifikasi menjadi kornea yang transparan, pintu masuk berkas cahaya
ke mata. Lima perenam posterior sklera adalah lapisan opak jaringan ikat padat yang
terbentang dari kornea ke saraf optic.Lapisan dalam sklera terletak bersebelahan
dengan khoroid, yang mengandung berbagai jenis

11
serat jringn ikat dan sel jaringan ikat, termasuk makrofag dan melanosit. Di sebelah
dalam sklera terdapat lapisan tengah atau lapisan vascular (uvea). Lapisan ini terdiri
dari tiga lapisan, lapisan berpigmen padat yang disebut koroid, badan siliaris, dan
iris. Di koroid terdapat banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi kepada sel
fotoreseptor di retina dan struktur-struktur bola mata. Lapisan terdalam kamera
posterior mata adalah retina yang menempel pada koroid yang mengandung banyak
pembuluh darah. Bagian ini terdiri dari sel batang, sel kerucut, dan berbagai
interneuron (Eroschenko,2015).
- Preparat Cochlea
Cochlea adalah suatu organ khusus untuk menerima dan menyalurkan suara
(pendengaran) yang terdapat di telinga dalam . Cochela adalah suatu saluran tulang
berbentuk spiral yang mirip dengan cangkang keong. Koklea membentuk tiga
putaran mengelilingi sebuah pilar ditengah yang disebut modiolus. Di bagian interior
, koklea terbagi menjadi tiga saluran , yaitu duktus vestibularis (skala vestibule),
duktus timpanikus (skala timpani), dan duktus koklearis (skala media). Dinding luar
duktus koklearis dibentuk oleh daerah vascular yang bernama stria vaskularis. Epitel
berlapis yang menutupi stria vaskularis mengandung anyaman kapiler intraepitel
yang dibentuk oleh pembuluh-pembuluh darah yang mendarahi jaringan ikat di
ligament spiral. .membran basilar adalah jaringan ikat vaskular yang membentuk
dinding bawah duktus koklearis. Organum spirale terletak di atas serat-serat
membran basilar dan terdiri dari sel rambut luar (cocheocytus externus) senroik , sel
penunjang, terowongan spiral dalam , dan terowongan dalam (cuniculus internus)
(Eroschenko,2015).
- Preparat Conjungtiva
Konjungtiva adalah membrane mukosa tipis dan transparan yang menutupi
bagian anterior sklera dan berlanjut sebagai lapisan permukaan dalam kelopak mata.
Konjungtiva terdiri atas epitel berlapis kolumnar dengan banyak sel kecil yang
menyerupai sel goblet yang ditunjang oleh

12
sel selapis tipis lamina propria jaringan ikat longgar. Sekresi mucus dari sel epitel
konjungtiva ditambahkan ke lapisan air mata yang melapisi epitel ini dan kornea
(Meshcer,2017).
Pada lapisan interior kelopak mata terdapat suatu membrane mukosa yang
disebut konjungtiva palpebral. Lapisan ini berada di samping bola mata. Epitel
berlapis konjungtiva palpebral adalah epitel kolumnar rendah berlapis degan sedikit
sel goblet. Epitel skuamosa berlapis di kulit tipis berlanjut di atas batas/ tepi kelopak
mata dan kemudian menyatu dengan epitel kolumnar berlapis konjungtiva palpebral.
Lamina propria tipis di konjungtiva palpebral mengandung serat elastic dan kolagen.
(Eroschenko,2015).
- Preparat Lacrimal Gland
Kelenjar lakrimal terdiri dari beberapa lobus yang dipisahkan menjadi
lobulus-lobulus oleh septum jaringan ikat yang mengandung saraf, sel adiposa, dan
pembuluh darah. Kelenjar lakrimal adalah kelenjar campuran serosa yang mirip
dengan kelenjar liur dalam struktur lobulus dan asini tubuloalveolar yang bervariasi
bentuk dan ukurannya. Sel mioepitel (myoepitheliocytus) yang berkembang baik
mengelilingi masing-masing asini sekretorik kelenjar. Duktus ekskretorius
intralobularis kecil, dilapisi oleh epitel selapis kuboid atau silindris, terletak di antara
asini tubuloalveolar. Duktus ekskretorius interlobularis yang lebih besar dilapisi oleh
dua lapisan sel kolumnar rendah atau epitel bertingkat semu.
Kelenjar lakrimal menghasilkan cairan secara kontinu untuk lapisan air mata
yag melembapkan dan melumasi kornea dan konjungtiva serta menyuplai oksigen ke
sel epitel kornea. Cairan air mata juga mengandung berbagai metabolit, elektrolit,
dan protein , termasuk lisozim , suatu enzim yang menghidrolisis dinding spesies
bakteri tertentu , yang mempermudah penghancurannya. Kelenjar lakrimal utama
berada di bagian temporal atas orbita dan memiliki sejumah lobus yang bermuara
secara terpisah melalui duktus ekskretorius ke dalam fornix superior, recessus
berlapis konjungtiva di antara kelopa mata dan mata. Setelah
13
bergerak melalui permukaan mata, cairan yang disekresikan kelenjar tersebut
berkumpul di bagian lain apparatus lacrimalis bilateral, aliran ke dalam dua muara
kecil ke kanalikuli di tepi medial kelopk mata atas dan bawah kemudian masuk ke
dalam saccus lacrimalis dan akhirnya bermuara ke dalam rongga hidung melalui
ductus nasolacrimalis. Kanalikuli di lapisi oleh epitel skuamosa berlapis, tetapi
saccus dan ductus yang lebih distal dilapisi oleh epitel silia bertingkat seperti epitel
rongga hidung (Meshcer,2017).
Kelenjar lakrimal memiliki asini tubuloalveolar yang terdiri atas sel serosa
tinggi dengan inti basal dan granula sekretoris yang terpulas ringan, yang secara
histologis meyerupai sel asinar kelenjar parotis. Setiap asinus dikelilingi oleh sel
mioepitel yang berkembang baik dan suatu lamina basal serta bermuara ke dalam
suatu sistem duktus yang berujung pada duktus ekskretorius (Meshcer,2017).
- Preparat Dinding Cavum Nasi
Ketika akan masuk ke paru, udara lebih dahulu melewati mulut atau rongga
hidung. Di bagian superior dan lateral atap hidung, terdapat rak hidung bertulang
yang disebut konka. Bagian ini dilapisi oleh epitel berlapis semu yang sangat khusus
dan disebut epitel olfaktorius, yang mendeteksi dan menyalurkan bau ke otak. Epitel
in terdiri dari tiga jenis sel: penunjang(sustentakular), basal, dan olfaktorik
(sensorik). Di bawah epitel di dalam jaringan ikat, terdapat kelenjar olfaktori serosa
(Bowman). Berbeda dari epitei pernapasan yang terletak di dekat epitel olfaktori,
epitel olfaktori berlapis semu berbeda karena tidak ada sel goblet atau ada silia yang
dapat bergerak di permukaan selnya (Eroschenko,2015).
Sel olfaktori adalah neuron bipolar sensorik yang tersebar di antara sel-sel
penyokong apikal dan sel-sel basal epitel olfaktori. Sel olfaktori terbentang di
seluruh ketebalan epitel olfaktori dan berakhir di permukaan epitel olfaktori sebagai
bulbus bulat kecil yang dinamai vesikel olfaktori. Dari setiap vesikel olfaktori, silia
olfaktorius non-motil yang panjang memancar sejajar dengan permukaan epitel. Silia
in tidak dapat bergerak dan berfungsi sebagai reseptor bau. Bagian dasar sel olfaktori
berubah menjadi akson yang meninggalkan epitel dengan menembus membran basal,
menyatu di jaringan ikat di bawah epitel untuk membentuk berkas
14
serat saraf yang berjalan melalui tulang etmoidale tengkorak dan bersinaps di bulbus
olfaktorius otak (saraf kranialis I atau olfaktorius). Di jaringan ikat tepat di bawah
epitel olfaktori, terdapat saraf olfaktori, kelenjar olfaktori (Bowman), pembuluh
darah, pembuluh limfe, dan komponen sel jaringan ikat lainnya. Kelenjar olfaktori
(Bowman) menghasilkan cairan serosa yang terus-menerus membasahi silia
olfaktori(Eroschenko,2015).

- Preparat Epiglotis
Epiglotis adalah bagan sebelah atas laring yang menonjol ke atas dari dinding
anterior laring. Struktur ini memiliki permukaan lingual dan laringeal. Tulang rawan
elastik di tengah epiglottis membentuk kerangkanya. Mukosa lingualis (sisi anterior)
dilapisi oleh epitel skuamosa berlapis tak-berkeratin. Lamina propria di bawahnya
menyatu dengan jaringan ikat perikondrium tulang rawan elastik epiglottis. Mukosa
linguals dengan epitel skuamosa berlapisnya menutupi apeks epiglottis dan sekitar
separuh mukosa laringealis (sisi posterior). Ke arah pangkal epiglotis di permukaan
laryngeal, lapisan epitel skuamosa berlapis berubah menjadi epitel kolumnar berlapis
semu bersilia. Di bawah epitel di dalam lamina propria sisi laringeal epiglotis,
terdapat kelenjar seromukosa tubuloasinus. Selain di lidah, kuncup kecap dan
nodulus limfatik soliter dapat ditemukan di epitel lingualis atau epitel laringealis
(Eroschenko,2015).
- Preparat Trachea
Trakea merupakan saluran kaku yang menghubungkan laring dengan bronkus
pada paru-paru. inding trakea terdiri dari mukosa, submukosa, tulang rawan hialin,
dan adventisia. Trakea dijaga agar tetap terbuka (paten) oleh cincin tulang rawan
hialin berbentuk huruf C. Tulang rawan hialin dikeliling oleh jaringan ilkat padat
perikondrium, yang menyatu dengan submukosa di satu sisi dan adventisia di sisi
lain. Pada adventisia terdapat banyak saraf , pembuluh darah , dan jaringan adiposa
(Eroschenko,2015).
Lumen trakea dilapisi oleh epitel kolumnar berlapis semua bersilia dengan
sel-sel goblet. Lamina propria di bawahnya mengandung serat jaringan ikat halus,
jaringan limfe difus, dan kadang nodulus limfatik
15
soliter. Terletak lebih dalam di di lamina propria adalah membran elastik longitudinal
yang dibentuk oleh serat-serat elastik. Membran elastic memisahkan lamina propria
dari submukosa, yang mengandung jaringan ikat longgar serupa dengan yang
terdapat di lamina propria. Disubmukosa, terdapat kelenjar seromukosa trakea
tubuloasinus yang
duktus ekskretoriusnya berjalan melewati lamina propria ke lumen trakea. Mukosa
memperlihatkan lipatan mukosa di sepanjang dinding posterior trakea tempat yang
tidak ada tulang rawan hialin Kelenjar seromukosa trakea yang ada di submukosa
dapat melas dan terlihat di adventisia (Eroschenko,2015).
- Preparat Palpebra
Lapisan eksterior kelopak mata terdiri dari kulit tipis (sisi kiri). Epidermis
terdiri dari epitel skuamosa berlapis dengan papilla. Di dermis terdapat folikel
rambut, dengan kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Ujung bebas kelopak
mengandung bulu mata yang tumbuh dari folikel panjang dan besar. Bulu mata
memiliki kelenjar sebasea kecil. Di antara folikel rambut bulu mata , terdapat
kelenjar keringat (Moll). Kelopak mata mengandung tiga rangkaian otot, otot rangka
bagian palpebra , yag disebut orbicularis okuli, otot rangka siliaris (Riolan) di region
folikel rambut, bulu mata , dan kelenjar tarsus, otot polos yang dinamai otot tarsus
superior (Muller) di kelopak mata atas. Jaringan ikat kelopak mata mengandung sel
adipose, pembuluh darah, dan jaringan limfe (Eroschenko,2015).
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hasil pemeriksaan Preparat Mata dan THT, saya dapat mengambil kesimpulan
Setiap bola mata dikelilingi oleh 3 lapisan yang berbeda meliputi; Sklera, Lapisan Vaskular
(Uvea) dan Retina. Mata juga terdiri atas 3 ruangan yaitu; Camera anterior, Camera
posterior dan Camera vitrea (Vitreous Chamber). Sedangkan sistem pendengaran terdiri atas
3 bagian utama meliputi; Telinga luar, Telinga tengah dan Telinga dalam. Telinga luar
terdiri atas dau telingan yang berfungsi atau auricula auris externae menangkap gelombang
suara dan mengarahkannya melalui liang telinga luar (meatus acusticus externus) ke dalam
gendang telinga atau membran timpani (membrana tympanica). Telinga tengah merupakan
rongga kecil berisi udara yang disebut Cavitas timpani. Selain itu, telinga tengah pun
tersusun atas tulang-tulang pendengaran yaitu; Malleus, Inkus dan Stapes. Telinga dalam
terdiri atas Kanalis Semisirkularis, Vestibulum dan Koklea.

DAFTAR PUSTAKA

Eroschenko, Victor P. 2012. Atlas Histologi Difiore Dengan Korelasi Fungsional Edisi 11.
Penerbit Buku Kedokteran EG.
Mescher, Anthony L. 2012. Histologi Dasar Junqueira Edisi 12. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sherwood, Lauralee. 2017. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 8. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Tortora, GJ., Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy and Physiology 12th Ed.
Hoboken: John Wiley & Sons, Inc

Anda mungkin juga menyukai