Anda di halaman 1dari 4

Research Brief

Research Brief JULI 2020

GANGGUAN KESEHATAN MENTAL MENINGKAT TAJAM :


SEBUAH PANGGILAN MELUASKAN LAYANAN KESEHATAN JIWA
Wayan Surias ni, Bondan Sikoki dan Lis ono

Pengantar Metode Pengumpulan Data


UN mencatat sebelum pandemi COVID-19 keadaan Tingkat kecemasan dan depresi diukur dengan
kesehatan mental warga dunia sudah mengkhawa rkan. Generalized Anxiety Disorder (GAD)—Gangguan
Jumlah penduduk dunia yang mengalami depresi Kecemasan Umum dan Pa ent Depression Ques onnaire
mencapai 264 juta jiwa. Orang dengan kesehatan mental (PHQ-9). Guna melihat korelasi ngkat kegelisahan/
yang berat, meninggal lebih dulu 10-20 tahun. Global kekhawa ran dan depresi dengan perubahan status
ekonomi kehilangan satu milyar USD per tahun karena pekerjaan dan pendapatan, umur dari responden dibatasi
kecemasan dan depresi. Secara global kurang dari satu 20-55 tahun.
tenaga kesehatan mental profesional per 10.000
Pengumpulan data dilakukan secara online dengan
penduduk.1
mempos ng instrumen di website SurveyMETER, account
COVID-19 memberikan mul ple stressors pada kehidupan media sosial SurveyMETER dan group WA pada tanggal 21
masyarakat. Mulai dari kekhawa ran akan tertular COVID- – 31 Mei 2020. Sebanyak 3.533 orang mengisi survey
19, khawa r akan meninggal dan kehilangan anggota online yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia.
keluarga serta teman. Stres akibat terkena PHK dan Berdasarkan jenis kelamin, persentase perempuan yang
mengalami penurunan pendapatan. Kementrian mengisi kuesioner 52.73% dan laki-laki 47.27%. Komposisi
Ketenagakerjaan Republik Indonesia pada tanggal 27 Mei umur responden, 35.38% berumur 20-34 tahun, 34.27%
2020 menyebutkan sebanyak 3.066.567 pekerja telah berumur 31-40 tahun, sebanyak 30.35% berumur 41-55.
terdampak Covid-19 di-PHK maupun dirumahkan.2 Laporan
media yang berulang-ulang tentang keadaan yang sakit Hasil
dan meninggal menambah rasa takut dan stres. Hal ini Gangguan Kecemasan
semua yang menyebabkan masyarakat yang dak Skor gangguan kecemasan umum dikategorikan oleh
3
mengalami kekhawa ran atau depresi sebelum pandemi Spizer et al (2006) menjadi empat kategori yaitu minimal
menjadi memiliki kekhawa ran yang berlebihan dan (skor 0-4), ringan (skor 5-9), sedang (skor 10-14) dan berat
depresi pada saat pademi. (skor 15-21). Dalam research ini mendefinisikan gangguan
kecemasan umum apabila mengalami gangguan
SurveyMETER melakukan sebuah survey online diakhir
kecemasan ringan, sedang dan berat. Menggunakan
Bulan Mei 2020 untuk mengetahui ngkat kecemasan dan
definisi ini sebanyak 55% responden mengalami gangguan
depresi dan korelasinya dengan perubahan status bekerja
kecemasan (ringan, sedang dan berat).
serta perubahan pendapatan selama pandemi COVID-19.

1
Research Brief
Research Brief JULI 2020

Paling rendah responden yang mengatakan masih bekerja


atau Work from Home (WFH) sebanyak 50%. Di antara
keduanya adalah responden yang mengatakan mengurus
rumah tangga atau sekolah sebesar 57%. Dari sisi
pendapatan, responden yang mengalami penurunan
pendapatan, yang melaporkan paling banyak mengalami
kecemasan yatu sebesar 60%. Sementara yang
pendapatannya tetap, yang melaporkan mengalami
kecemasan sebanyak 46%.

Responden yang berdomisili di provinsi dengan jumlah


kasus COVID-19 lima ter nggi sebelum survey dilakukan
yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Sulawesi Selatan, melaporkan mengalami kecemasan
sedikit lebih nggi dibandingkan dengan provinsi lainnya.
Kecemasan di provinsi dengan jumlah kasus lima terbesar
sebelum COVID-19 sebesar 57%. Sedangkan di provinsi
lainnya 54%.
Tabel 1 menggambarkan variasi ngkat kecemasan
berdasarkan keadaan demografi, geografi, sosial dan
Depresi
ekonomi.
Beberapa peneli an menunjukkan bahwa instrument
Perempuan mengalami ngkat kecemasan sedikit lebih PHQ-9 memiliki spesifikasi yang baik dalam mendeteksi
45
nggi dari pada laki-laki. Data studi ini menunjukkan gejala depresi. PHQ-9 mengkategorikan score yang
sebanyak 57% perempuan melaporkan kecemasan, diperoleh menjadi enam kategori yaitu dak ada
sedangkan laki-laki hanya 53%. Tingkat kecemasan gangguan depresi (skor 0), minimal (skor 1-4), depresi
responden yang berumur 31-40 tahun paling nggi yaitu ringan (skor 5-9), depresi sedang( 10-14), depresi cukup
58%. Responden yang berumur 41-55 tahun melaporkan berat (skor 15-19) dan depresi berat( skor 20-27). Research
kecemasan paling rendah, yaitu 51%. Kelompok umur ini mendefiniskan mengalami depresi melipu yang
muda, yaitu mereka yang berumur 20-30 yang melaporkan mengalami gangguan depresi ringan, sedang, cuku berat
kecemasan 56%. dan berat (skor 5-27).

Kecemasan berbanding terbalik dengan pendidikan Seper ditunjukkan dalam Tabel 2, data depresi
responden. Makin nggi ngkat pendidikan responden m e n g ga m b a r ka n p o l a ya n g s a m a s e p e r ya n g
makin rendah ngkat kecemasannya. Responden dengan digambarkan oleh data gangguan kecemasan umum
pendidikan kurang dari SMA yang mengalami kecemasan (GAD). Korelasi antara gangguan kecemasan umum dan
64% sebaliknya yang mengenyam pendidikan universitas depresi, nggi dan signifikan yaitu 0.76.
hanya 52%.
Sebanyak 58% responden melaporkan depresi. Sama
Status pekerjaan, responden yang terkena halnya dengan gangguan kecemasan, perempuan lebih
PHK/dirumahkan/mengangur mengalami kecemasan banyak yang mengalami depresi dibandingkan dengan
paling nggi sebesar 68%. laki-laki.

2
Research Brief
Research Brief JULI 2020

Perempuan yang depresi 61%, sedangkan laki-laki


sebanyak 55%.
Depresi di provinsi dengan jumlah kasus lima terbesar
sebelum COVID-19 sebesar 61% di provinsi lainnya 54%.

Pola depresi dari segi kelompok umur sedikit berbeda


dengan pola gangguan kecemasan. Kelompok usia 20-30
tahun yang paling banyak melaporkan depresi (65%), N

kelompok berikutnya baru yang berumur 31-40 tahun


sebanyak 56%. Sama seper gangguan kecemasan,
kelompok umur 41-55 tahun yang paling sedikit
mengalami gangguan depresi. Kelompok ini yang
melaporkan depresi sebanyak 52%.

Demikian juga pola depresi berdasarkan pendidikan


berbeda dengan pola gangguan kecemasan. Reponden
yang berpendidikan SMA melaporkan depresi paling nggi
yaitu 61%, setelah itu responden yang berpendidikan
kurang dari SMA sedikit lebih rendah, ngkat depresi
mereka 60%. Sama dengan pola gangguan kecemasan,
reponden yang berpendidikan universitas yang paling
sedikit yang mengalami depresi. Tingkat depresi
responden yang berpendidikan universitas sebesar 56%.

Depresi dibedakan berdasarkan perubahan status


pekerjaan dan pendapatan, tampak memiliki pola yang
sama dengan pola gangguan kecemasan. Responden yang
terkena PHK/dirumahkan/menganggur ngkat depresinya
Diskusi
1.5 kali dari yang masih bekerja/WFH. Tingkat depresi yang
terkena PHK/dirumahkan/menganggur 74% sedangkan Perbandingan dengan studi lain di Indonesia.
yang bekerja/WFH 50%. Diantara keduanya adalah mereka Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia
yang mengurus rumah tangga/mahasiswa memiliki ( P D S K J I ) – I n d o n e s i a n P sy c h i a t r i c A s s o c i a o n
ngkat depresi 62%. Responden yang mengalami menyediakan layanan swaperiksa keadaan kesehatan
penurunan pendapatan mengalami ngkat depresi 64% mental di websitenya. PDSKJI menggunakan ga istrumen,
sedangkan yang memiki pendapatan tetap 48%. dua diantaranya adalah instrumen yang digunakan dalam
studi ini yaitu GAD dan PHQ-9. Hasil analisis data 2.364
Secara geografi, sama seper pola kecemasan tetapi orang pada tanggal 14 Mei 2020 menyebutkan 68%
dengan gap yang lebih lebar. Responden yang berdomisili mengalami gangguan kecemasan dan sebanyak 67%
di provinsi dengan jumlah kasus COVID-19 lima ter nggi 6
mengalami depresi. Lebih ngginya level kecemasan dan
sebelum survey yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa juga depresi yang diperoleh oleh PDSKJI dibanding dengan
Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan yang hasil study ini karena beberap hal. Pertama waktu
melaporkan mengalami depresi 7% lebih nggi pelaksanaannya dak sama, PDSKJI melakukannya jauh
dibandingkan dengan provinsi lainnya. sebelum studi SuveyMETER ini.

3
Research Brief
Research Brief JULI 2020

Data yang terkumpul di website PDSKJI terjadi pada saat Rekomendasi


kondisi awal pandemi dimana masyarakat sedang
Kementerian terkait, tampak telah membuatkan
mengalami proses adaptasi sehingga lebih banyak yang
pedoman, hotline service untuk konsultasi, poster dan
cemas dan depresi. Kedua data yang dianalisis merupakan
flyer tentang masalah kesehatan mental dan cara
data orang yang menggunakan layanan swaperiksa di
menanggulanginya. Menyebut beberapa diantaranya
website PDSKJI. Orang yang menggunakan layanan ini
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
cenderung telah memiliki gejala dan masalah terkait
Perlindungan Anak membuat program SEJIWA (sehat
dengan kecemasan dan depresi. Menggunakan fasilitas
jiwa). Merupakan layanan Toll free, layanan konseling
layanan swakelola untuk konfirmasi.
psychology untuk perempuan dan anak yang mengalami
Perbandingan dengan ngkat depresi sebelum pandemi. stres, depresi dan kekerasan dalam rumah tangga. Jika
Menggunakan instrumen depresi yang berbeda yaitu data diperlukan mereka juga menyediakan layanan konseling
instrumen depresi Center for Epidemiologic Studies offline. Kementerian Kesehatan membuat guideline untuk
Depression Scale Revised (CESD-R-10) yang ada di IFLS mendukung kesehatan mental dan psikososial pada masa
2014, Surias ni et al. (2017) mendokumentasi ngkat pandemi COVID-19. Upaya-upaya ini perlu digerakkan
depresi kurang dari setengah dari level depresi sekarang. untuk diimplementasikan di ngkat paling bawah dengan
Tingkat depresi pada tahun 2014 paling nggi ditemukan dukungan dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Kader
pada responden umur 15-24 tahun. Tingkat depresi PKK, Kader Posyandu, BLK, LKS, pendamping desa dan
7
kelompok umur 25-59 adalah 18% -24%. sektor swasta serta komponen masyarakat lainnya. Tidak
kalah pen ngnya juga adalah upaya mendorong dan
mendukung masyarakat melakukan pemberdayaan diri
guna menjaga kesehatan mentalnya seper yang
Kesimpulan
diisyarakatkan oleh Kementerian Kesehatan diantaranya
Tingkat kecemasan dan depresi penduduk Indonesia pada mengurangi membaca/mendengarkan/menonton berita
masa pandemi COVID-19 di akhir Mei 2020 nggi yaitu tentang COVID-19 yang menstreskan, melakukan olah
55% mengalami gangguan kecemasan dan 58% raga, makan gizi yang seimbang dan la han relaksasi/
mengalami gangguan depresi. Penduduk yang rentan yoga/meditasi.
akan kecemasan dan depresi adalah perempuan,
penduduk usia muda (20-30 tahun), penduduk dengan
pendidikan rendah, SMA atau kurang, penduduk yang
mengalami PHK/dirumahkan/menganggur dan atau
penurunan pendapatan dan penduduk yang berlokasi di
wilayah dengan kasus COVID-19 nggi.

@surveymeter

Anda mungkin juga menyukai