Anda di halaman 1dari 33

INDUKTANSI DAN KAPASITANSI RANGKAIAN AC

Nama : Muhammad Alif Wicaksono


Nim : 03041282025079
Group : II (Dua)
Anggota :
1. Aldhi Yuvi Bahari
2. Febby Adinda Jhoti
3. Lola Afrilianti
4. Muhammad Ridwan Saidi
5. Salman Al Farizi Harahap

Nama Asisten : Javen Jonathan


Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2021
LAPORAN PRAKTIKUM
RANGKAIAN LISTRIK

INDUKTANSI DAN KAPASITANSI


PADA RANGKAIAN AC

Nama : Muhammad Alif Wicaksono


NIM : 03041282025079
Group : II (Dua)
Anggota :
1. Aldhi Yuvi Bahari
2. Febby Adinda Jhoti
3. Lola Afrilianti
4. Muhammad Ridwan Saidi
5. Salman Al Farizi Harahap

Nama Asisten : Javen Jonathan


Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2021

LABORATORIUM DASAR ELEKTRONIKA


DAN RANGKAIAN LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

PERCOBAAN IV
INDUKTANSI DAN KAPASITANSI PADA RANGKAIAN AC

1. TUJUAN PERCOBAAN

 Untuk mengenal sifat impedansi pada jaringan kerja AC

 Untuk mempelajari reaktansi dan induktansi

2. DAFTAR ALAT DAN KOMPONEN

2.1 Modul BEE 421C


2.2 Function Generator
2.3 Power Supply
2.4 Kabel Penghubung (jumper)
2.5 Oscilloscope

3. DASAR TEORI

Impedansi

Impedansi adalah hasil gabungan dari nilai resistor dan reaktansi


(hambatan dan Y) dalam rangkaian AC (alternating current). Nilai reaktansi
berasal dari nilai hambatan yang ada pada kapasitor dan inductor.

Rangkaian R

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 2


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Perhatikan rangkaian AC dengan sebuah hambatan (R), rangkaian
ini dinamakan rangkaian resistif.

Misalkan

Artinya

Dengan menggunakan aturan Kirchhoff, arus pada rangkaian


adalah :

atau

Kaitan antara arus maksimum dengan tegangan maksimum adalah :

Grafik VR(t) dan IR(t)

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 3


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Rangkaian L

Perhatikan rangkaian AC dengan komponen induktor (L),


rangkaian ini dinamakan rangkaian induktif.

Misalkan

Maka,

Dengan menggunakan aturan Kirchhoff

Bila diintegralkan akan diperoleh

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 4


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Besaran wL dinamakan reaktansi induktif (XL) yang menyatakan
resistansi efektif pada rangkaian induktif :

Jadi

Grafik VL(t) dan IL(t) pada induktor

Rangkaian C

Perhatikan rangkaian AC dengan komponen kapasitor (C),


rangkaian ini dinamakan rangkaian kapasitif.

Misalkan

Maka

Dengan menggunakan aturan Kirchhoff

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 5


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Besaran 1/ C dinamakan reaktansi kapasitif (XC) yang


menyatakan resistansi efektif pada rangkaian kapasitif.

Jadi

Grafik VC(t) dan IC(t)

Rangkaian RLC seri

Perhatikan rangkaian AC yang terdiri dari hambatan (R), induktor


(L) dan kapasitor (C) yang tersusun seri.

Impedansi pada rangkaian RLC seri

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 6


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Misalkan tegangan sumber adalah :

sedangkan arus pada rangkaian adalah :

menyatakan beda fasa antara arus dan tegangan. Karena rangkaian seri,
maka arus pada setiap komponen sama dengan arus total, yaitu

Tegangan pada masing-masing komponen

Dengan :

Sehingga

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 7


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Rangkaian RLC paralel

Perhatikan rangkaian AC yang terdiri dari hambatan (R), induktor


(L) dan kapasitor (C) yang tersusun paralel.

Impedansi pada rangkaian RLC paralel

Misalkan tegangan sumber adalah :

sedangkan arus pada rangkaian adalah :

Karena rangkaian paralel, maka tegangan pada setiap komponen


sama dengan tegangan sumber, yaitu

Arus pada masing-masing komponen :

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 8


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

Dengan :

Induktansi

Sebelum kita membahas tentang induktansi , ada baiknya kita


mempelajari tentang konsep fluks. Sebuah toroida dengan N lilitan dialiri
arus I sehingga menimbulkan fluks total 0. Fluks total linkage didefinisikan
sebagai jumlah perkalian dari lilitan dan fluks 0 yang bertautan dengan
masing-masing lilitan.

Sekarang kita definisikan induktansi atau induktansi diri sebagai


hasil bagi fluks total dengan arus I. Arus total I yang mengalir dalam
kumparan N menimbulkan 0 dan pertautan fluks NO, disini kita anggap fluks
bertautan dengan masing-masing lilitan. Induktansi dilambangkan dengan L
dengan satuan Henry.

N
L ...................................(1)
I

Dimana:

 = Jumlah fluks yang menembus setiap permukaan yang kelilingnya


ialah setiap lintasan yang berimpit dengan salah
satu lintasan N.

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 9


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Persamaan (1) dapat dipakai untuk menghitung induktansi
parameter sebuah kabel sesumbu y yang berjari-jari dalam a dan jejari luar b.
Sehingga akan kita dapatkan persamaan sebagai berikut:

uO I d a
 ln
2 b

Dan kita peroleh induktansi untuk panjang d,

uo b
L ln H/m
2 a

(Modul Praktikum Rangkaian Listrik, hal : 23)

1. Induktansi Diri

Merupakan induktansi dimana GGL induksi diri yang terjadi di


dalam suatu penghantar bila kuat arusnya berubah-ubah dengan satuan kuat
arus tiap detik.

Arus induktansi diri yang timbul pada sebuah trafo atau kumparan
yang dapat menimbulkan GGL induksi yang besarnya berbanding lurus
dengan cepat perubahan kuat arusnya.

Hubungan dengan GGL induksi diri dengan laju perubahan kuat


arus dirumuskan Joseph Henry sebagai berikut:

I
  L
t

dimana:

 = GGL induktansi diri (Volt)

I / t  Perubahan kuat arus (Ampere / detik)

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 10


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Gaya Gerak Listrik ialah energi per muatan yang dibutuhkan untuk
mengalirkan arus dalam loop kawat. Dari rumus diatas dapat didefinisikan
sebagai berikut:

Suatu kumparan mempunyai induktansi diri sebesar 1 H bila


perubahan arus listrik sebesar 1 A dalam 1 detik pada kumparan tersebut
menimbulkan GGL induksi sendiri sebesar 1 volt. (Buku Fisiska SMU kelas 2, hal
: 90)

2. Induksi Diri Sebuah Kumparan

Perubahan arus dalam kumparan ditentukan oleh perubahan fluks


magnetik 0 dalam kumparan. Besarnya induksi diri dari suatu kumparan
ialah:

N
L
I

Dimana:

L = Induksi diri kumparan (Hi

I = Arus (A)

N = Jumlah lilitan

 = Fluks magnetik kumparan

3. Induktansi diri Solenoida dan Toroida

Besarnya induktansi solenoida dan toroida dapat kita ketahui


dengan menggunakan persamaan berikut:

u o AN 2
L
l

dimana:

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 11


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
L = induktansi diri (H)

u 0  permeabilitas Vakum (Wb/Am)

A= luas penampang (m2)

l = panjang solenoida (m)

N = jumlah lilitan

4. Induktansi Bersama

Satuan SI dari induktansi bersama dapat dinamakan henry (H),


untuk menghormati fisikawan Amerika Joseph Henry (1797-1878), salah
seorang dari penemu induksi elektromagnetik. Satu henry (1 H) sama
dengan satu weber per amper.

Induktansi bersama dapat merupakan sebuah gangguan dalam


rangkaian listrik karena perubahan arus dalam satu rangkaian dapat
menginduksi tge yang tidak diingikan oleh rangkaian lainnya yang berada
didekatnya. Untuk meminimalkan efek ini, maka sistem rangkaian ganda
harus dirancang dengan M adalah sekecil-kecilnya; misalnya, dua koil akan
ditempatkan jauh terpisah terhadap satu sama lain atau dengan
menempatkan bidang-bidang kedua koil itu tegak lurus satu sama lain.
Dengan gembira, induktansi bersama juga mempunyai banyak pemakaian.
Sebuah transformator, yang dapat digunakan dalam rangkaian arus bolak-
balik yaitu untuk menaikan atau menurunkan tegangan. Sebuah arus bolak-
balik yang berubah terhadap waktu dalam satu koil pada transformator itu
menghasilkan tge arus bolak-balik dalam koil lainnya: nilai M, yang
tergantung pada geometri koil-koil, menetukan amplitude dari tge induksi
dalam koil kedua dan karena itu maka akan menginduksi amplitude
tegangan keluaran tersebut.

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 12


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
Definisi induktansi bersama dapat dilihat dari persamaan berikut:

N 22 N11
M 
I1 I2

dimana:

M = induktansi silang

1 = kumparan primer

2 = kumparan sekunder

N 22 ialah banyaknya tautan fluksi dengan kumparan 2. Jika


bahan feromagnetik tidak ada, maka fluks  2 berbanding langsung dengan
arus i dan induktansi mutualnya konstan, tak bergantung pada i1. (Buku
Rangkaian Listrik, hal : 178)

Jika arus tersebut berubah terhadap waktu, maka:

d2 di
N2  M2 1
dt dt

Ruas kiri persamaan ini adalah harga negatif GGL induksi  2


dalam kumparan 2, sehingga:

di1
 2  M 2
dt

Berdasarkan sudut pandang ini, induktansi mutual dapat dianggap


ggl induksi dalam kumparan 2.

4. PERCOBAAN

4.1 PROSEDUR PERCOBAAN

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 13


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
 Gunakan modul BEE 421C untuk menghubungkan rangkaian seperti pada
gambar 4.1

 Atur fuction generator pada gelombang sinus pada output frekuensi 400
Hz dengan tegangan 5 V peak to peak.

 Sekarang pindahkan channel 2 (Y2) oscilloscope ke titik 1 pada gambar


dan ukur amplitude dari bentuk gelombang Vz.

 Dari besar arus hasil pengukuran saudara, gunakan hukum Ohm untuk
menghitung tegangan pada resistor 1000 ohm.

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 14


Javen Jonathan
03041381924102
Muhammad Alif Wicaksono
03041282025079
Modul Praktikum Rangkaian Listrik

FEEDBACK CAPASITORS AND INDUCTORS BEE 421C


power requirement : +15V at 40mA
-15V at 40mA
POWER connected via rear panel

VARIABLE dc SUPPLY
source

CURRENT
100R
MONITOR
output output

load
zero max

+
1K0 10K 1mF 100nF 220nF 20mH 700mH 1H
_

common

AC

Y1 Y2

Laboratorium Dasar Elektronika dan Rangkaian Listrik 15


Javen Jonathan
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4. PERCOBAAN
4.1 PROSEDUR PERCOBAAN

 Gunakan modul BEE 421C untuk menghubungkan rangkaian seperti pada


gambar 4.1

 Atur fuction generator pada gelombang sinus pada output frekuensi 400 Hz
dengan tegangan 5 V peak to peak.

 Sekarang pindahkan channel 2 (Y2) oscilloscope ke titik 1 pada gambar dan


ukur amplitude dari bentuk gelombang Vz.

 Dari besar arus hasil pengukuran saudara, gunakan hukum Ohm untuk
menghitung tegangan pada resistor 1000 ohm.

FEEDBACK CAPASITORS AND INDUCTORS BEE 421C


power requirement : +15V at 40mA
-15V at 40mA
POWER connected via rear panel

VARIABLE dc SUPPLY
source

CURRENT
100R
MONITOR
output output

load
zero max

+
1K0 10K 1mF 100nF 220nF 20mH 700mH 1H
_

common

AC

Y1 Y2

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4.2 DATA HASIL PERCOBAAN

4.2.1 Rangkaian R-L(Seri)

F R L N M Vm Im 𝜃
(Hz) ( Ω) (H) (𝑢𝑠) (𝑢𝑠) Praktik Praktik
Praktik
(mV) (A)

1500 1200 1 3,788 666,667 1051,46 1,106 2,045°


× 10−4

4.2.2 Rangkaian R-C(seri)

F R C N M Vm Im 𝜃
(Hz) ( Ω) (𝜇𝐹) (𝑢𝑠) (𝑢𝑠) Praktik Praktik(
Praktik
(mV) A)

1500 1200 3 3,788 670,455 34,865 2,904 2,03°


× 10−5

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4.3 PENGOLAHAN DATA

Diketahui :
F = 1500 Hz C = 1𝜇𝐹
R = 1200Ω Vet = 6 V
L = 1H
Rumus yang digunakan :
Vm Teori = Vef × √2
𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
Im Teori = 𝑍
𝑉𝑚 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 𝑉𝑚 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
Im Praktek = 𝑍
= √𝑅2 +𝑋 2
𝑋𝐿
𝜃 Teori = 𝑡𝑎𝑛 −1 = ( 𝑅 )
𝑛
𝜃 Praktek = 𝑚 × 360°
𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑉𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
Presentasi Error v = × 100%
𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐼𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
Presentasi Error 1 = × 100%
𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝜃 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
Presentasi Error 𝜃 = × 100%
𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

4.3.1 Rangkaian Induktif

a) Vm Teori
= Vef × √2
= 2 × √2 = 2√2
= 2,82842 𝑉

Z = √𝑅2 + 𝑋𝐿 2 XL = 2𝜋𝐹𝐿
22
= √12002 + 9428,572 = 2( 7 )(1500)(1)

= √90337932,245 = 9428,57
= 9504,627

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

b) Im Teori

𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
=
𝑍
2,82842
=
9504,627

= 0,000312326 = 3,123 × 10−4 𝐴


c) Im Praktek

𝑉𝑚 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
=
𝑍
1,05146
=
9504,627

= 0,00011062612 = 1,106 × 10−4 𝐴


d) 𝜃 Teori
𝑋𝐿
tan 𝜃 = ( )
𝑅
𝑋𝐿
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
𝑅
9428,57
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
1200
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 (7,86)
𝜃 = 82,75°
e) 𝜃 Praktek
𝑛
= 𝑚 × 360°
3,788
= 666,667 × 360°

= 2,045°
f) Presentasi Error v

𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑉𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
2,82842−1,05146
= × 100%
2,82842

= 62,825 %

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

g) Presentasi Error I

𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐼𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0,000312326−0,00011062612
= × 100%
0,000312326

= 64,579 %

h) Presentasi Error 𝜃

𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝜃 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

82,75°−2,045°
= × 100%
82,75°

= 97,52%

4.3.1 Rangkaian Kapasitif

a) Vm Teori
= Vef × √2
= 2 × √2 = 2√2
= 2,82842 𝑉

1
Z = √𝑅2 − 𝑋𝐶 2 XC = 2𝜋𝐹𝐶
1
= √12002 + 35,352 = 22
2( )(1500)×3×10−6
7

= 1200,52 = 35,35

b) Im Teori

𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
=
𝑍
2 √2
=
1200,52

= 0,002356 = 2,356 × 10−3 𝐴

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

c) Im Praktek

𝑉𝑚 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
=
𝑍
34,865 × 10−3
=
1200,52

= 0,00002904 = 2,904 × 10−5 𝐴


d) 𝜃 Teori
𝑋𝑐
tan 𝜃 = ( )
𝑅
𝑋𝑐
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
𝑅
35,35
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
1200
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 (7,86)
𝜃 = 1,687°
e) 𝜃 Praktek
𝑛
= 𝑚 × 360°
3,788
= 670,455 × 360°

= 2,03°
f) Presentasi Error v

𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑉𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝑉𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

2,82842−0,034865
= × 100%
2√2

= 197,534 %
g) Presentasi Error 1

𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝐼𝑚 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝐼𝑚 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0,002356−0,00002904
= × 100%
0,002356

= 98,76 %

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

h) Presentasi Error 𝜃

𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝜃 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
= × 100%
𝜃 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

1,687°−2,03°
= × 100%
1,687°

=20,33%

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

5. TUGAS DAN JAWABAN

1. Review Materi
2. Jelaskan apa itu Impedansi dan mengapa manusia memiliki impedansi?
3. Jelaskan dan berikan contohnya apa itu kapasitif, induktif, dan resistif
4. Mengapa pada rangakaian bisa terdapat lagging dan leading?
5. Berikanlah contoh soal RL, RC, RLC (jangan sama kel 12 dan 2 dan jg
anggota kelompoknya

JAWABAN :

1. Beban yang terdapat pada rangkaian listrik arus bolak-balik atau yang
biasa disebut dengan AC (Alternating Current) adalah beban induktif,
beban resistif dan beban kapasitif. Pada praktikum kali ini kami
membahas mengenai bagaimana bila beban –beban tersebut diterapakan
ke dalam rangkaian AC. Untuk itu, dibahaslah pengertian dari ketiga
beban tersebut dalam praktikum kali ini. Beban induktif (L) yaitu beban
yang terdiri dari kumparan kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti
coil, transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan
pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini
disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis akan
mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan.
Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif. Sifat beban induktif
Arus beban induktif 900 ketinggalan terhadap tegangannya atau faktor
daya : cos φ = 0. Selanjutnya beban resistif adalah beban yang terdiri dari
komponen tahanan ohm saja (resistance), seperti elemen pemanas
(heating element) dan lampu pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi
beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu Sifat
beban resistif itu adalah arus beban resistif sefasa dengan tegangannya
atau faktor daya atau cos φ = 1. Sedangkan beban kapasitif adalah
kebalikan dari beban induktif. Jika beban induktif menghalangi
terjadinya perubahan nilai arus listrik AC, maka beban kapasitif bersifat

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

menghalangi terjadinya perubahan nilai tegangan listrik. Sifat ini


menunjukkan bahwa kapasitor bersifat seakan-akan menyimpan
tegangan listrik sesaat.
2. Menurut para ahli, impedansi (Z) didefinisikan sebagai hambatan listrik
yang dihasilkan dalam rangkaian listrik ketika arus bolak-balik mencoba
melewatinya. Tidak seperti hambatan dalam arus searah, impedansi
diekspresikan melalui bilangan kompleks, yaitu, dengan bagian nyata
dan bagian imajiner.
Mengapa manusia memiliki impedansi?
Hal tersebut dikarenakan adanya membrane semipermeable yang
membungkus sel dari setiap makhluk hidup. Secara fisik kita ketahui
striuktur dari membrane semipermeable ini berbentuk seperti lapisan
ganda, sehingga menyebabkan secara elektronik membrane ini bersifat
seperti kepin sejajar yang merupakan komponen kapasitor yang memiliki
nilai impedansi dalam bentuk reaktansi kapasitif.
3. Pengertian beban kapasitif, induktif, dan resistif:
 Beban kapasitif beban kapasitif adalah kebalikan dari beban
induktif. Jika beban induktif menghalangi terjadinya perubahan nilai
arus listrik AC, maka beban kapasitif bersifat menghalangi
terjadinya perubahan nilai tegangan listrik. Sifat ini menunjukkan
bahwa kapasitor bersifat seakan-akan menyimpan tegangan listrik
sesaat. Contohnya adalah kapasitor yang digunakan di dalam
berbagai perangkat elektronika seperti televisi.
 Beban induktif adalah Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri
dari kumparan kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti coil,
transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan
pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal
ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis
akan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap
tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif. Sifat

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

beban induktif Arus beban induktif 900 ketinggalan terhadap


tegangannya atau faktor daya : cos φ = 0. Contohnya adalah induktor
yang biasa terdapat di pompa air, trafo, kipas angin, dll.
 adalah beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja
(resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu
pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan
mempunyai faktor daya sama dengan satu Sifat beban resistif itu
adalah arus beban resistif sefasa dengan tegangannya atau faktor
daya atau cos φ = 1. Contohnya resistor yang biasanya terdapat di
rice cooker, setrika, dan lampu pijar.
4. Leading: hal yang menyebabkan terjadinya leading atau ketika arus yang
mendahului tegangan adalah kondisi faktor daya dimana beban atau
peralatan listrik memberikan daya yang reatif dari sistem beban kapasitif
sehingga tegangan tertinggal dari arus.
Lagging: hal yang menyebabkan terjadinya lagging pada rangkaian
adalah kondisi faktor daya dimana beban atau peralatan listrik
memerlukan daya reaktif dari beban induktif sehingga menyebabkan arus
tertinggal dari tegangan.
5. Contoh soal RL
Sebuah rangkaian diberikan tegangan sebesar 24V, pada rangkaian
tersebut terdapat resistor yang memiliki resistansi sebesar 8Ω, impedansi
sebesar 10Ω dan frekuensi sebesar 10Hz. Hitunglah besar sudut fase
rangkaiannya?
Jawab :

𝑍 = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2
102 = 𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2
102 = 82 + (𝑋𝐿 − 0)2
100 = 64 + (𝑋𝐿 )2
100 − 64 = 𝑋𝐿 2
𝑋𝐿 = √36

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

𝑋𝐿 = 6
Sudut fase rangkaian
𝑿𝑳 𝟔
𝒕𝒂𝒏−𝟏 𝜽 = = = 𝟑𝟔, 𝟖𝟔°
𝑹 𝟖

Contoh soal RC
Didalam sebuah rangkaian terdapat R = 12 Ω, kapasitor sebesar 5mF dan
frekuensi sebesar 9Hz. Hitunglah besar 𝑋𝐶 !
Jawab :
𝟏 𝟏 𝟏
𝑿𝑪 = = = = 𝟑, 𝟓𝟑𝟖𝛀
𝝎𝑪 𝟐𝝅𝒇𝑪 𝟐 × 𝟐𝟐/𝟕 × 𝟗 × 𝟓 × 𝟏𝟎−𝟑

Contoh soal RLC


Rangkaian RLC dihubungkan dengan tegangan arus bolak-balik.
Jika induktansi pada rangkaian 10-3 H dan frekuensi resonansinya
1.000 Hz, tentukan kapasitansinya dengan menganggap π2 = 10!
Diketahui:
L = 10-3 H
f = 1.000 Hz
Ditanya: C =…?
Pembahasan:
Untuk mencari kapasitansi, gunakan rumus resonansi.
1
𝑓 =
2𝜋√𝐿𝐶
1
𝑓2 =
4𝜋 2 𝐿𝐶
1
𝐶 = 2 2
4𝜋 𝐿𝑓
1
𝐶 = 𝑖𝑏𝑎𝑟𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝜋 2 ≅ 10
4(10)(10−3 )(1000)2

𝑪 = 𝟎, 𝟐𝟓 𝒙 𝟏𝟎−𝟒 𝑭 = 𝟐𝟓 𝝁𝑭

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

6. ANALISA HASIL PERCOBAAN

Percobaan yang telah kami lakukan kali ini, yaitu praktikum yang
berjudul Induktansi dan Kapasitansi Pada Rangkaian AC memiliki tujuan
utama yakni adalah untuk mengenal sifat impedansi pada rangkaian listrik
AC dan juga untuk mempelajari apa itu reaktansi dan induktansi serta
penerapannya di dalam rangkaian AC. Pada praktikum kali ini kami
menggunakan aplikasi multisim sebagai alat bantu. Praktikum kali ini
dilakukan dengan 2 kali ppercobaan. Percobaan pertama ialah ketika
rangkaian menggunakan R dan L atau sering juga disebut dengan rangkaian
RL serta percobaan kedua dengan rangkaian menggunakan R dan C atau
sering juga disebut dengan rangkaian RC. Percobaan pertama kami
merangkai rangkaian RL dengan menggunakan resistor dengan nilai 1200
Ohm yang kemudian disusun seri dengan sebuah induktor dengan nilai 1
Henry serta frekuensi gelombang sebesar 1500Hz. Lalu untuk percobaan
kedua masih dengan frekuensi yang sama, dibuatlah rangkaian RC dengan
menggunakan resistor dengan nilai 1200 Ohm yang kemudian disusun seri
dengan sebuah kapasitor (C) dengan nilai 3 mikrofarad. Dari percobaan
tersebut kami memperoleh data hasil pengukuran yakni sebagai berikut ini.
Pada rangkaian induktif RL yang disusun secara seri, kami mendapatkan nilai
n sebesar 3,788 us, dan nilai m atau periode satu gelombang sebesar 666,667
us, tak hanya itu kami juga mendapatkan nilai tegangan maksimum (Vmaks)
nya sebesar atau 1,051V serta arus maksimum (Im) sebesar 1,106 × 10−4 𝐴
dan juga sudut sebesar 2,045°. Sedangkan pada percobaan rangkaian
kapasitif RC yang disusun seri. Kami mendapatkan nilai n atau selisih
gelombang yang diperoleh sebesar 3,788 us, dan nilai m atau periode satu
gelombang diperoleh sebesar 670,455us, tak hanya itu kami juga
mendapatkan nilai tegangan maksimum (Vmaks) sebesar 0,034865 V serta
arus maksimum (I maks) sebesar 2,904 × 10−5 𝐴 dan juga didapatkan besar
sudut senilai 2,045°. Berdasarkan hasil yang kami dapat tersebut dapat dilihat
bahwa ada perbedaan mencolok dari hasil pengukuran yang telah dilakukan.

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4.1 Lampiran Gambar


4.1.1 Gambar Rangkaian R-L

4.1.2 Gambar Rangkaian R-C

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4.2 Lampiran Grafik


4.2.1 Grafik Rangkaian R-L
4.2.1.1 Grafik Nilai n

4.2.1.2 Grafik nilai m

4.2.1.3 Grafik Nilai Vmax

JAVEN JONATHAN
03041381924102
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : MUHAMMAD ALIF WICAKSONO
NIM : 03041282025079

4.2.2 Grafik Rangkaian R-C


4.2.2.1 Grafik Nilai n

4.2.2.2 Grafik Nilai m

4.2.2.3 Grafik Nilai Vmax

JAVEN JONATHAN
03041381924102

Anda mungkin juga menyukai