Anda di halaman 1dari 19

MATERI AJAR

PEMROGRAMAN DASAR
STRUKTUR KONTROL PERCABANGAN
Oleh: Eko Zulkaryanto, S.Komp

0
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

MATERI AJAR PEMROGRAMAN DASAR

STRUKTUR KONTROL PERCABANGAN


Oleh:
EKO ZULKARYANTO, S.Komp

SMK TRI SUKSES NATAR LAMPUNG SELATAN


TAHUN 2021
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

KATA PENGANTAR

Kami ucapkan Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala yang telah memberkati kita sehingga materi ajar ini bisa kami selesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Materi ajar ini didesain untuk digunakan oleh peserta didik Kelas X
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Materi ajar ini berisikan materi Perangkat Lunak Pengolah Angka. Harapan kami
peserta didik dapat sungguh menguasai materi ajar ini sehingga nantinya dapat membantu
peserta didik SMK menguasai materi Pemrograman Dasar yang dipelajari dengan baik dan
benar.

Semoga materi ajar ini dapat membantu kemajuan peserta didik di Indonesia dan
akhirnya Pelajaran Pemrograman Dasar menjadi salah satu pelajaran favorit di Indonesia.

Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya penyusunan materi ajar ini. Kepada para dosen dan teman –
teman sesama Pejuang PPG Teknik Komputer dan Informatika Angkatan 4 Universitas Negeri
Malang (UM) Malang kami haturkan terima kasih. Semoga berkat dan karunia Allah
menyertai Anda semua.

Lampung Selatan, Oktober 2021


Penyusun,

Eko Zulkaryanto

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................................................. 1
A. Kompetensi Dasar ............................................................................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembelajaran ......................................................................................................................................................... 1
D. Pokok-Pokok Materi ........................................................................................................................................................... 1
E. Peta Konsep ............................................................................................................................................................................ 2
BAB II URAIAN MATERI.............................................................................................................................................................. 3
A. Struktur Kontrol Percabangan ................................................................................................................................. 3
B. Percabangan Satu............................................................................................................................................................ 3
C. Percabangan Dua........................................................................................................................................................ 4
D. Percabangan Lebih dari Dua ................................................................................................................................. 6
E. Percabangan Switch Case ............................................................................................................................................ 9
F. Rangkuman ..................................................................................................................................................................... 11
G. Tes Formatif............................................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................................................... 15

iii
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

BAB I PENDAHULUAN

A. Kompetensi Dasar
3.6 Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
4.6 Membuat kode program struktur kontrol percabangan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6.1 Menjelaskan struktur kontrol percabangan sederhana dalam bahasa


pemrograman
3.6.2 Menerapkan struktur kontrol percabangan sederhana dalam bahasa
pemrograman
4.5.1 Menerapkan kode program struktur kontrol percabangan sederhana
4.5.2 Menunjukkan alur kode program struktur kontrol percabangan sederhana

C. Tujuan Pembelajaran
1) Melalui tayangan slide presentasi dan tanya jawab peserta didik dapat
menjelaskan struktur kontrol percabangan sederhana dalam bahasa
pemrograman dengan teliti (C2)
2) Melalui tayangan slide presentasi dan tanya jawab peserta didik dapat
menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
dengan teliti (C3)
3) Melalui kegiatan praktik penyelesaian studi kasus peserta didik dapat
menerapkan struktur kontrol percabangan sederhana dengan mandiri
(P2)
4) Melalui kegiatan praktik penyelesaian studi kasus peserta didik
menunjukkan alur kode program struktur kontrol percabangan dengan
aktif dan antusias (P3)

D. Pokok-Pokok Materi
1) Percabangan Satu

1
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

2) Percabangan Dua
3) Percabangan Lebih dari Dua
4) Perbacangan Switch Case

E. Peta Konsep

Percabangan Satu Kondisi

Percabangan Dua Kondisi


Struktur
Kontrol
Percabangan
Percabangan Lebih dari Dua Kondisi

Percabangan Switch Case

2
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

BAB II URAIAN MATERI

A. Struktur Kontrol Percabangan


Struktur Kontrol Pecabangan merupakan suatu algoritma program memiliki
suatu kondisi yang menentukan perintah-perintah akan dijalankan oleh suatu
program. Perintah dalam suatu kondisi akan dijalankan ketika kondisi tersebut
bernilai benar, dan sebaliknya apabila kondisi bernilai salah maka perintah di
dalamnya tidak akan dijalankan[1].
Struktur Kontrol Percabangan dalam Bahasa Pemrograman dapat dibagi
menjadi empat macam, yaitu:
1) Percabangan Satu
2) Percabangan Dua
3) Percabangan Lebih dari Dua
4) Percabangan Switch Case
Dalam percabangan yang akan kita pelajari lebih lanjut, kalian harus
memahami tentang konsep nilai logika dan operator logika yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya. Sebuah Kondisi atau Pernyataan dalam percabangan
harus memiliki nilai logika, benar (true) atau (false).

B. Percabangan Satu
Pada percabangan satu hanya terdapat satu kondisi saja, jika kondisi terebut
terpenuhi (bernilai benar) maka program akan menjalankan instruksi di dalamnya,
namun jika tidak terpenuhi maka program tidak mengerjakan apapun dan langsung
keluar dari program percabangan tersebut.

Ya
Kondisi Instruksi

Tidak

Selesai

.Gambar 1 Diagram Alir Percabangan Satu

3
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

Struktur Percabangan Satu dalam Bahasa C adalah sebagai berikut:


if(kondisi){
instruksi;
}
Contoh penerapannya:
Cek di inbox email kalian, atau di kotak masuk SMS, jika pesan belum dibaca maka
akan ada penanda khusus, misalnya subjek atau teks dituliskan tebal.

Gambar 2 Email Belum Dibaca di Inbox Email

C. Percabangan Dua
Pada percabangan dua terdiri dari dua buah percabangan, yaitu yang pertama
jika kondisi terpenuhi bernilai benar (true) dan selainnya jika kondisi salah (false).
Jika kondisi pertama terpenuhi (true) maka pernyataan pertama akan dikerjakan
dan jika tidak dipenuhi maka pernyataan dua akan dikerjakan.
Perhatikan diagram alir di bawah ini untuk lebih memahami percabangan
dua:

Ya
Kondisi Instruksi1

Tidak

Instruksi2

Selesai

Gambar 3 Diagram Alir Percabangan Dua

4
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

Struktur Percabangan Dua dalam Bahasa C adalah sebagai berikut:


if(kondisi){
instruksi1;
}else{
Instruksi2;
}
Contoh penerapannya:
Di ujian sekolah biasanya diterapkan tuntas dan tidak tuntas untuk nilai siswa. Nilai
siswa tuntas jika di atas KKM dan tidak tuntas jika di bawah KKM. Perhatikan
diagram alir di bawah ini:

Mulai

Nilai

Ya
Nilai>=KKM? Tuntas

Tidak

Tidak Tuntas

Selesai

Gambar 4 Diagram Alir Percabangan Tuntas dan Tidak Tuntas

Dari diagram alir tersebut diketahui bahwa ada percabangan jika nilai >= kkm
jika “ya” maka TUNTAS, jika “tidak” maka TIDAK TUNTAS.

5
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

Contoh Penerapan Percabangan Dua dalam pemrograman Bahasa C adalah


sebagai berikut:

#include<stdio.h>

int main(){
float nilai = 80.2;
float kkm = 75;

if(nilai>=kkm){
printf(“TUNTAS”);
}else{
printf(“TUNTAS TUNTAS”);
}

return 0;
}

Dari kode di atas diketahui bahwa nilai = 80.2 dan kkm = 75, dan pada
percabangan disebutkan bahwa jika nilai lebih besar sama dengan 75 bernilai benar
(true) maka cetak TUNTAS jika bernilai salah (false) maka cetak TIDAK TUNTAS.
Diketahui bahwa nilai ternyata lebih besar dari kkm, sehingga dapat kita simpulkan
bahwa output dari program di atas adalah TUNTAS.

D. Percabangan Lebih dari Dua


Pada percabangan lebih dari dua, memungkinkan pengecekan kondisi
berikutnya jika kondisi pertama tidak dipenuhi dan seterusnya.
Pengecekan tetap berurutan dari pengecekan kondisi pertama (IF pertama),
jika tidak memenuhi maka dilakukan ke pengecekan pada kondisi kedua (ELSE IF),
jika tidak memenuhi maka akan ke pengecekan kondisi berikutnya (ELSE IF), dan
pengecekan berakhir pada ELSE.

6
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

Perhatikan diagram alir di bawah ini:

Ya
Kondisi1 Pernyataan1

Tidak

Ya
Kondisi2 Pernyataan2

Tidak

Ya
Kondisi3 Pernyataan3

Tidak

Pernyataan4

Selesai

Gambar 5 Diagram Alir Percabangan Lebih dari Dua

7
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

Dalam Bahasa C format penulisan percabangan lebih dari dua, kurang lebih
adalah sebagai berikut:

if(kondisi1){
pernyataan1;
}else if(kondisi2){
pernyataan2;
}else if(kondisi3){
pernyataan3;
}else{
pernyataan4;
}

Pada format kode di atas terdiri dari empat percabangan, dengan tiga kali
pengecekan kondisi.
Contoh penerapannya yaitu:
Pada penerapan konversi nilai angka ke nilai huruf, terdapat ketentuan:
A jika Nilai >= 80, B jika 70 <= Nilai < 80, C Jika 60 <= Nilai < 70, dan selainnya adalah
D.
Maka penerapannya dalam pemrograman Bahasa C adalah sebagai berikut:
#include<stdio.h>
int main(){
float N = 76;
if(N>=80){
printf(“A”);
}else if(N>=70){
printf(“B”);
}else if(N>=60){
printf(“C”);
}else{
printf(“D”);
}
return 0;
}

8
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

Pada kode di atas hasil keluarannya adalah B, karena N = 76 maka hasil


pengecekan kondisinya masuk di percabangan ke dua, sehingga dijalankan perintah
cetak huruf B.

E. Percabangan Switch Case


Pada percabangan IF ELSE terkadang tidak ringkas untuk kasus percabangan
yang lebih banyak. Jika lebih dari lima percabangan akan lebih ringkas jika
menggunakan percabangan SWITCH CASE.
Pada prosesnya, SWITCH akan menampung sebuah variabel sebagai
kondisinya, dan bagian CASE berisi nilai-nilai yang mungkin dari variabel tersebut
dan berisi instruksi di dalamnya.
Berikut format penulisan kode program SWITCH CASE:

switch(variabel){
case 1 : pernyataan1; break;
case 2 : pernyataan2; break;
.
.
default : pernyataann; break;
}

Pada kode di atas variabel adalah bilangan bulat yang dimulai dari 1 sampai
banyaknya percabangan. Struktur percabangan switch case bila divisualisasikan
dengan diagram alir akan sangat panjang.

Contoh penerapan percabangan switch case adalah sebagai berikut:


Contoh mengkonversi angka ke dalam nama huruf dengan ketentuan seperti
di bawah ini:
1 = “Satu”,
2 = “Dua”,
3 = “Tiga”,
4 = “Empat”,
5 = “Lima”,
6 = “Emam”,
7 = “Tujuh”, dan
8 = “Delapan”.

9
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

Kemudian akan dibuat sebuah program dengan ketentuan: jika diinputkan


angka 1 sampai 8 maka akan keluar nama angka tersebut.
Berikut kode Program Bahasa C untuk kasus di atas:

#include<stdio.h>

int main(){

int angka = 0;

printf(“Masukkan angka 1 s/d 8 : ”);


scanf(“%d”, &angka);

switch(angka){
case 1 : printf(“Satu”); break;
case 2 : printf(“Dua”); break;
case 3 : printf(“Tiga”); break;
case 4 : printf(“Empat”); break;
case 5 : printf(“Lima”); break;
case 6 : printf(“Enam”); break;
case 7 : printf(“Tujuh”); break;
case 8 : printf(“Delapan”); break;
default : printf(“Tidak ada”); break;
}

return 0;
}

Output dari program di atas setelah diberi input “3” adalah seperti di bawah
ini:

Gambar 6 Keluaran Program Switch Case

10
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

F. Rangkuman
Struktur kontrol percabangan yang kita pelajari pada modul ini yaitu percabangan
satu, percabangan dua, percabangan lebih dari dua, dan percabangan switch case.
Percabangan satu terdiri dari satu kondisi dan satu pernyataan, apabila kondisi
terpenuhi maka pernyataan akan dikerjakan namun jika tidak terpenuhi maka tidak
mengerjakan apapun.
Percabangan dua kondisi terdiri dari satu kondisi dan dua pernyataan, apabila
terpenuhi maka pernyatan pertama akan dikerjakan dan apabila tidak terpenuhi maka akan
dikerjakan pernyataan kedua.
Percabangan lebih dari dua terdiri dari dua kondisi atau lebih, jika kondisi terdapat
tiga buah maka pernyataan terdapat empat buah. Cara kerja percabangan lebih dari dua
sama seperti pada percabangan dua, jika kondisi-kondisi tidak terpenuhi maka akan terus
mengecek ke kondisi berikutnya.
Percabangan switch case sebaiknya digunakan jika percabangan sangat banyak
sehingga panjang. Untuk lebih ringkas dapat diimplementasikan percabangan switch
case, sehingga lebi ringkas.

G. Tes Formatif

1) Budi melihat pesan baru di inbox-nya. Budi melihat perbedaan antara pesan
baru dengan pesan yang sudah dibaca dengan jelas. Pesan yang telah dibaca
akan terlihat biasa sedangkan pesan yang baru atau belum dibaca akan
tercetak tebal. Algoritma yang sesuai dengan pernyataan tersebut adalah
seperti di bawah ini:
if(belum_dibaca == 1){
setTebalkanJudulPesan();
}
Kode tersebut termasuk dalam …
a. Percabangan satu
b. Percabangan dua
c. Percabangan tiga
d. Percabangan lebih dari dua
e. Percabangan switch case

11
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

2) Banu ternyata tidak lolos ke tingkat selanjutnya pada sebuah seleksi


perlombaan karena nilai pretest-nya tidak mencapai 60, yaitu nilai dia hanya
55. Satu soal bernilai 5 poin jika jawaban benar, dan 0 jika salah. Berarti Banu
hanya kurang 1 soal saja yang seharusnya dia kerjakan benar untuk lolos ke
seleksi tingkat berikutnya.
Algortima percabangan yang menyatakan lolos atau tidak lolos adalah …
a. Percabangan satu.
b. Percabangan dua
c. Percabangan tiga
d. Percabangan lebih dari dua
e. Percabangan switch case

3) Banu ternyata tidak lolos ke tingkat selanjutnya pada sebuah seleksi


perlombaan karena nilai pretest-nya tidak mencapai 60, yaitu nilai dia hanya
55. Satu soal bernilai 5 poin jika jawaban benar, dan 0 jika salah. Berarti Banu
hanya kurang 1 soal saja yang seharusnya dia kerjakan benar untuk lolos ke
seleksi tingkat berikutnya.
Maka algoritma yang tepat untuk kondisi tersebut adalah …
a. if(nilai == 60){
printf(“Lolos”);
}else{
printf(“Tidak Lolos”);
}
b. if(nilai != 60){
printf(“Lolos”);
}else{
printf(“Tidak Lolos”);
}
c. if(nilai > 60){
printf(“Lolos”);
}else{
printf(“Tidak Lolos”);
}

12
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

d. if(nilai >= 60){


printf(“Lolos”);
}else{
printf(“Tidak Lolos”);
}
e. if(nilai => 60){
printf(“Lolos”);
}else{
printf(“Tidak Lolos”);
}

4) Bani diminta untuk membuat sebuah kode program untuk mengkonversi list
data berikut:
XX001 Flashdrive
XX002 SD Card
XX003 Mouse Logitech M100
XX004 Mouse Logitect M120
XX005 Mouse + Keyboard MK100
XX006 Mouse + Keyboard MK120
XX007 Mouse Pad
Ketika di-input-kan salah satu kode di atas pada program tersebut maka
akan keluar nama barang sesuai dengan kode tersebut. Maka model
percabangan yang paling cocok dan ringkas untuk kode program di atas
adalah …
a. Percabangan satu
b. Percabangan dua
c. Percabangan tiga
d. Percabangan lebih dari dua
e. Percabangan switch case

5) Berikut ini adalah ketentuan Kelas dalam pertandingan pencak silat usia dini:
Kelas A 26 kg s/d 28 kg.
Kelas B di atas 28 kg s/d 30 kg.

13
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

Kelas C di atas 30 kg s/d 32 kg.


Kelas D di atas 32 kg s/d 34 kg.
Kelas E di atas 34 kg s/d 36 kg.
Kelas F di atas 36 kg s/d 38 kg.
Kelas G di atas 38 kg s/d 40 kg.
Kelas H di atas 40 kg s/d 42 kg.
Untuk membuat kode program konversi kelas berdasarkan data di atas yang
paling cocok adalah menggunakan percabangan …
a. satu
b. dua
c. tiga
d. lebih dari dua
e. switch case

14
Pemrograman Dasar – Struktur Kontrol Percabangan

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://w_khafa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/41327/Struktur+Kontrol+Pe
rcabangan.docx [Diakses pada 29 September 2021]

15

Anda mungkin juga menyukai