Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja I

Dosen : Dr.Ir. Ruslan Kalla, ST., MT., IPM

MAKALAH

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS MACCINI SAWAH

OLEH :

AYU WULANDARI PERTIWI HAMID

00150142020

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................2

C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Profil Puskesmas......................................................................................................3

B. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.........................................................3

C. Keselamatan Kerja...................................................................................................4

D. Kesehatan Kerja.......................................................................................................5

E. Tujuan dan Sasaran Penerapan K3...........................................................................6

F. Indikator Pelaksana SMK3 di Puskesmas................................................................6

BAB III PENUTUP.......................................................................................................11

A. Kesimpulan............................................................................................................11

B. Kritik dan Saran.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................12

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Maccini
Sawah.

Tidak lupa pula shalawat dan salam atas junjungan nabi Muhammad
SAW sebagai suri tauladan bagi sekalian Ummat dalam segala aspek dalam
kehidupan, sehingga menjadi motivasi kami dalam menuntut ilmu dalam bangku
perkuliahan.
Makalah ini berisikan tentang bagaimana penerapan sistem managemen K3
di Puskesmas Maccini Sawah. Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan masih terdapat banyak kesalahan baik dalam kata-kata.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Apabila banyak kesalahan dalam
kata ataupun penulisan, mohon maaf dan kepada Allah kami mohon ampun.
Semoga Allah swt senantiasa meridhoi segala urusan kita.Aamiin.

Makassar, 29 Oktober 2021

(Ayu Wulandari Pertiwi Hamid)

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah
dan bisnis sejak lama.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
bagian dari aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat
pekerja dan masyarakat di lingkungannya. K3 bertujuan untuk
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya, baik fisik, mental
dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan
atau organisasi melalui usaha- usaha preventif, promotif, dan kuratif
terhadap gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungannya.
Budaya keselamatan dan kesehatan kerja dibentuk oleh komitmen
manajemen, peraturan dan prosedur, komunikasi, keterlibatan pekerja,
kompetensi, dan lingkungan pekerja yang dapat dilihat dari persepsi
pekerja. Selain itu, Selain itu, budaya kesehatan dan keselamatan kerja
yang baik dapat membentuk perilaku pekerja terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja yang diwujudkan melalui perilaku aman dalam
melakukan pekerjaan (Cooper,2000).
Sumber bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja selalu ada pada setiap tempat kerja. Hampir tidak ada tempat
kerja yang sama sekali terbebas dari sumber bahaya (ILO 2011). Salah
satu tempat kerja yang berpotensi dapat menjadi penyebaran penyakit
yaitu Puskesmas.Budaya kesehatan dan keselamatan kerja memegang
peranan penting dalam membentuk perilaku K3 pada pelayanan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada bidan di Kabupaten
Lampung Timur, bidan yang melakukan pencegahan infeksi saat
melakukan pertolongan persalinan hanya sebesar 32,2% dan sebagian dari
mereka hanya melaksanakan beberapa prosedur dalam pencegahan infeksi,
terutama mereka mengatakan tidak nyaman, merasa repot dan perlu waktu
lama jika harus melakukan prosedur pencegahan infeksi dengan lengkap
saat menolong persalinan.

1
Puskesmas memiliki potensi bahaya yang berpengaruh kepada
petugas, pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar.Potensi bahaya
meliputi fisik, kimia, biologi, ergonomik dan psikososial.Potensi bahaya
biologis merupakan bahaya paling sering yang menyebabkan gangguan
kesehatan di puskesmas (Fitria, 2020).Puskesmas Maccini Sawah
merupakan puskesmas yang berada dibawah naungan Dinas Kesehatan
Kota Makassar dengan tipe non rawat inap.Pelayanan yang aman dapat
meningkatkan kepuasan pasien sehingga memberikan pengaruh yang baik
terhadap citra dari sebuah fasilitas pelayanan kesehatan di puskesmas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil observasi tidak ditemukan peraturan dan prosedur
kesehatan dan keselamatan kerja dan tidak ditemukannya kebijakan
khusus mengatur kesehatan dan keselamatan kerja sebagai komponen
komitmen manajemen dalam budaya kesehatan dan keselamatan kerja di
Puskesmas Maccini Sawah Kota Makassar dan perilaku keselamatan dan
kesehatan kerja.
C. Tujuan
Mengetahui perbedaan kondisi sebelum dan setelah penerapan
system managemen keselamatan dan kesehatan kerja di Maccini Sawah
Kota Makassar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Puskesmas
Puskesmas maccini sawah sebagai pusat pembangunan kesehatan
yang berada di wilayah kecamatan Makassar, Kota Makassar berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan
masyarakat melalui kegiatan-kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu.
Kegiatan pokok Puskesmas Maccini Sawah ditujukan untuk mencapai
dan meningkatkan derajat kesehatan bagi seluruh warga kota Makassar pada
umumnya dan masyarakat yang berada pada wilayah kerja Puskesmas
Maccini Sawah pada khususnya.
Puskesmas Maccini Sawah terletak di Jalan Maccini
No.38.Merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kecamatan Makassar,
Kota Makassar, dengan Luas wilayah kerja 69 Ha. Wilayah kerja
Puskesmas Maccini Sawah terdapat tiga Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Maccini
2. Kelurahan Maccini Parang
3. Kelurahan Maccini Gusung
Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas Maccini Sawah pada
tahun 2019 sebanyak 20.516 jiwa dengan perincian : Laki-laki 10.393 dan
Perempuan 10.123
B. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja difilosofikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan
proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan
setelah Indonesiamerdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan

3
intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan
di lingkungan kerja.Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan
yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka
ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu,
perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah
UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang
selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan. Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa
setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.Untuk
mengantisipasi permasalahan tersebut
C. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan
selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan
terjadinya kecelakaan.Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis,
bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Adapun unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai
berikut :
a) Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja sebagai berikut :
1. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah
dijelaskan   diatas
2. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan
kerja
3. Teliti dalam bekerja
4. Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan
keamanan dan kesehatan kerja
b) Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang
disebabkan oleh :

4
1. Mesin
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau
mengubah energi untuk melakukan atau membantu
pelaksanaan tugas manusia.
2. Alat Angkutan
Alat angkutan adalah perpindahan manusia atau barang dari
satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan
sebuah kendaraan yang digerakkan oleh
manusia atau mesin. Alat angkutan digunakan untuk
memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Bahan Kimia
Bahan kimia merupakan bahan berbahaya yang terdiri
dari semua materidengan komposisi kimia tertentu. Sebagai
contoh, suatu cuplikan air memiliki sifat yang sama dan
rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama baik jika cuplikan
tersebut diambil dari sungai maupun dibuat di laboratorium.
Suatu zat murni tidak dapat dipisahkan menjadi zat lain
dengan proses mekanis apapun.
4. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik
dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam
melaksanakan tugasnya.
5. Penyebab yang lain
Merupakan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh
hal hal lain yang tidak di inginkan.
D. Kesehatan kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan
dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. Kesehatan dalam ruang
lingkup kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja tidak hanya diartikan

5
sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit.Menurut Undang – Undang
Pokok Kesehatan RI No.9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat
diartikan sebagai kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan
kemasyarakatan.
E. Tujuan dan Sasaran Penerapan SMK3
Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 diharapakan mampu membentuk
suatu Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja melalui
integrasi dengan berbagai unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan
lingkungan kerja dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Menciptakan tempat kerja yang aman dari
kejadian kebakaran, peledakan dan kerusakan yang pada akhirnya akan
melindungi investasi perusahaan serta menciptakan kondisi tempat kerja
yang sehat. Selain itu, pelaksanaan SMK3 juga diharapkan meningkatkan
efisisensi dan produtivitas kerja.Hal tersebut dapat terwujud sebab
perusahaan dapat menghemat biaya kompensasi akibat sakit atau kecelakaan
kerja (Menaker RI, 1996).
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu
sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
produktif.
Indikator Keberhasilan K3 yang diatur didalam Pedoman K3
Puskesmas Kementerian Kesehatan RI tahun 2011 merupakan pedoman
dalam melaksanakan K3 di Puskesmas.
F. Indikator Pelaksanaan SMK3 di Puskesmas
Didalamnya terdapat 10 Indikator dalam melaksanakan K3 di
Puskesmas yaitu:
a) Komitmen dan Kebijakan Kepala Puskesmas
b) Adanya SK Kepala Puskesmas Pelaksanaan K3 Puskesmas
c) Dokumen Tertulis Rencana K3 Dalam Bentuk Rencana Kerja
Tahunan

6
d) Adanya Dukungan Sumber Daya
e) Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan K3
f) Pembudayaan K3 melalui pemanfaatan SOP
Dalam pelaksanaannya di Puskesmas Maccini Sawah telah
menerapkan indikator tersebut akan tetapi terdapat beberapa indikator
yang belum diterapkan.
1. Indikator pertama Komitmen dan Kebijakan Kepala Puskesmas,
Komitmen pelaksanaan K3 di Puskesmas diwujudkan dalam bentuk
penanadatanganan kesepakatan oleh seluruh pegawai Puskesmas setelah
dilakukannya sosialisasi oleh Kepala Puskesmas. Dalam pelaksanaan K3
di Fasyankes harus ada komitmen dari pimpinan tertinggi Fasyankes
yang dituangkan dalam kebijakan tertulis dan ditandatangani oleh
pimpinan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam menyatakan bahwa
komitmen sudah dibuktikan dengan adanya SK TIM Pelaksanaan K3
meskipun belum adanya penandatanganan bahwa puskesmas telah
berkomitmen dalam pelaksaaan K3di Puskesmas Maccini Sawah.
Hal tersebut juga sesuai dengan tidak adanya tanda tangan
komitmen terhadap K3 melainkan komitmen terhadap keselamatan
pasien, mutu dan kinerja dan tidak ditemukan adanya kebijakan
K3.Belum sesuainya komitmen dan kebijakan K3 dengan
peraturan Peraturan Menteri Kesehatan No 52 Tahun 2018
Tentang K3 di Fasilitas Kesehatan.
2. SK Kepala Puskesmas tentang Pelaksanaan K3 Puskesmas
Surat Keputusan Kepala Puskesmas yang dibuat tentang
Pelaksanaan K3 Puskesmas, Tim Pelaksana K3 dan Tugas dan
Fungsi Tim. Tim K3 di Fasyankes ditetapkan dengan Surat
Keputusan Pimpinan Fasyankes yang memuat susunan organisasi,
uraian tugas, dan tanggung jawab
Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu responden
menyatakan bahwa SK Tim Pelaksanaan K3 Puskesmas sudah
ada. Didalam SK sudah tercantum nama anggota yang menjadi
Tim K3 yang berjumlah 3 orang jadi, hal tersebut sudah sesuai

7
dengan peraturan Peraturan Menteri Kesehatan No 52 Tahun 2018
Tentang K3 di Fasilitas Kesehatan.
3. Dokumen Tertulis Rencana K3 Dalam Bentuk Rencana Kerja
Tahunan
Fasyankes harus membuat perencanaan K3 di Fasyankes
yang efektif agar tercapai keberhasilanpenyelenggaraan K3 di
Fasyankes dengan sasaran yang jelas dan terukur.Penyusunan
perencanaan harus memperhatikan peraturan perundangundangan,
kondisi yang ada, dan berdasarkan hasil identifikasi risiko.
Berdasarkan hasil wawancara menyatakan bahwa sudah
adanya rencana kerja Tim K3 yang disusun berdasarkan kebutuhan
dan rencana kerja.Rencana kerja K3 yang disusun tidak
berdasarkan risiko yang ada atau hasil dari identifikasi resiko
melainkan berdasar kegiatan wajib dan hanya rencana kerja
tambahan apabila dibutuhkan.
4. Dukungan Sumber Daya
Sumber daya menunjang atas keberhasilan implementasi
K3 yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan yaitu suatu
keterampilan dan keahlian khusus yang harus dimiliki oleh tenaga
kerja guna bisa melaksanakan pekerjaannya dengan baik.Sumber
daya manusia harus memiliki keterampilan dan keahlian khusus
perlu dilakukannya pelatihan atau peningkatan kompetensi di
bidang K3 agar mampu meningkatkan keterampilan tentang
pelaksanaan K3 di Puskesmas. Terdapat hal terpenting lainnya
adalah sumber dana yang tersedia dalam menjalankan program
K3.
Berdasarkan hasil wawancara menyatakan bahwa sudah
adanya SDM yang berkompeten dibidang K3. Sudah
dilaksanakannya pelatihan terkait workshop manajemen risiko,
insiden keselamatan pasien, tetapi dalam pelaksanaan programnya
tidak terlaksana seperti yang diketahui sudah terdapat tim dari
pelaksana K3 itu sendiri tetapi tidak melaksanakan seluruh

8
kegiatan atau program yang dilakukan seperti pemantauan APAR
yang dilakukan setiap bulan.
5. Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan K3
Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan
SOP di Fasilitas Pelayanan. SOP dilaksanakan melalui penerapan
prinsip kewaspadaan standar. Prinsip utama standard
precaution/kewaspadaan antara lain yaitu cuci tangan, pemakaian
apd, pengelolaan jarum dan benda tajam, pengelolaan limbah
medis dan non medis.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terkait SOP
standard precaution belum adanya SOP dalam kepatuhan
mengelolah limbah-limbah medis dan non medis, disana terdapat
tempat sampah yang sudah disiapkan dan sudah memilki masing-
masing tempat khusus dalam pembuangannya seperti sampah
medis dan non medis, tetapi ternyata masih ada kebiasaan yang
mencampur/membuang sampah medis yang tidak semestinya.
6. Pembudayaan K3 melalui pemanfaatan SOP
Sosialisasi penting untuk dilakukan secara berkala agar
pemahaman petugas kesehatan meningkat sehingga penerapan
SOP dapat berjalan. Beberapa program untuk mengkomunikasikan
K3 yang telah dilakukan diantaranya adalah dengan adanya safety
talk pada saat akan bekerja dan pergantian shift, adanya poster-
poster K3, pertemuan bulanan P2K3, sosialisasi SOP K3, banner
K3, buku saku patient safety.
Berdasarkan hasil wawancara menyatakan bahwa
sosialisasi SOP dilakukan pada saat rapat dan belum adanya
jadwal yang terstruktur terkait sosialisasi. belum adanya bentuk
sosialisasi berupa poster promosi K3 dan poster penggunaan APD,
hanya terdapat beberapa poster promosi kesehatan
Banyak program-program diPuskesmas yang sudah berhasil
untuk menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna
meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas yaitu seperti

9
penyuluhan atau pengadaan penkes tentang gangguan kesehatan
ditempat kerja yang dilakukan oleh beberapa tenaga kerja seperti
perawat dari puskesmas terhadap pekerja informal.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan K3 dipuskesmas sangatlah penting bagi para pekerja
karena penerapan K3 tersebut dapat meningkatkan kualitas pekerja
tersebut dan dapat membuat peningkatan mutu bagi pasien dan pekerja
.Puskesmas Maccini Sawah merupakan tempat pelayanan kesehatan yang
sudah memiliki komitmen K3 yang dibuktikan dengan ketersediaan SK
Kepala Puskesmas tentang pelaksanaan K3 puskesmas serta SK Tim
Pelaksanaan K3, tersedia sumber daya manusia tetapi tidak menerapkan
seluruh program yang ada, tingkat kepatuhan pelaksana K3 yang belum
maksimal dan Pembudayaan K3 melalui pemanfaatan SOP berupa poster
promosi K3 dan poster penggunaan APD yang belum di terapkan.
B. Kritik dan Saran
Penerapan K3 Dipuskesmas masih sangat kurang dikarenakan
tidak adanya dukungan dari instans-instansi pemerintah atau dinas
kesehaatan. Sehingga penerapan K3 dipuskesmas masih sangat kurang dan
minim.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wijayanti R, et al. Identification, risk assesment and determining control in Gambirsari


public health center Surakarta. Indones J Med Sci. 2017;4(2):150–6.

Bangun, Wilson. 2013. ”Manajemen Sumber Daya Manusia”. Jakarta : Erlangga

Sari, Reny Yulita, dkk. Pengaruh Sosialisasi Sop Apd Dengan Perilaku Perawat Dalam
Penggunaan Apd (Handscoon, Masker, Gown) Di Rsud Dr. H. Soewondo. Jurnal
Keperawatan dan Kebidanan (JIKK). 2014.

Januar, D, P., Hanifa, M, D., & Suroto. (2019). Analisis Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Puskesmas di Kabupaten Semarang Menggunakan Re-Aim
Framework. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati. Vol. 4.

Suhadi, Rais MK. Perencanaan Puskesmas. Jakarta Timur: Buku Kesehatan; 2015.

12

Anda mungkin juga menyukai