Modul X
Modul X
MODUL PERKULIAHAN
W322100009 –
Pengauditan I
Pentingnya Pemahaman
Kewajiban Hukum yang Terkait
Dengan Tugas Auditor
10
Afly Yessie., SE., MSi., Ak., CA., CPA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Pemahaman Lingkup Hukum KAP
Tanggung Jawab Auditor
Dalam hal terjadinya pelangaran yang dilakukan oleh seorang Akuntan Publik
dalam memberikan jasanya, baik atas temuan-temuan bukti pelanggaran apapun
yang bersifat pelanggaran ringan hingga yang bersifat pelanggaran berat,
berdasarkan PMK No. 17/PMK.01/2008 hanya dikenakan sanksi administratif,
berupa: sanksi peringatan, sanksi pembekuan ijin dan sanksi pencabutan ijin seperti
yang diatur antara lain dalam pasal 62, pasal 63, pasal 64 dan pasal 65.
Penghukuman dalam pemberian sanksi hingga pencabutan izin baru dilakukan
dalam hal seorang Akuntan Publik tersebut telah melanggar ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam SPAP dan termasuk juga pelanggaran kode etik yang ditetapkan
oleh IAPI, serta juga melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang berhubungan dengan bidang jasa yang diberikan, atau juga akibat dari
pelanggaran yang terus dilakukan walaupun telah mendapatkan sanksi pembekuan
izin sebelumya, ataupun tindakan-tindakan yang menentang langkah pemeriksaan
sehubungan dengan adanya dugaan pelanggaran profesionalisme akuntan publik.
Akan tetapi, hukuman yang bersifat administratif tersebut walaupun diakui
merupakan suatu hukuman yang cukup berat bagi eksistensi dan masa depan dari
seorang Akuntan Publik ataupun KAP, ternyata masih belum menjawab
penyelesaian permasalahan ataupun resiko kerugian yang telah diderita oleh
anggota masyarakat, sebagai akibat dari penggunaan hasil audit dari Akuntan
Publik tersebut.
2021 Pengauditan I
2 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. Tindakan pelanggaran hukum oleh klien
1. Tanggungjawab untuk mendeteksi pelanggaran hukum yang dilakukan
oleh klien. Auditor bertanggungjawab atas salah saji yang berasal dari
tindakan melanggar hukum yang memiliki pengaruh langsung dan
material pada penentuan jumlah laporan keuangan. Untuk itu auditor
harus merencanakan suatu audit untuk mendeteksi adanya tindakan
melanggar hukum serta mengimplementasikan rencana tersebut dengan
kemahiran yang cermat dan seksama.
2. Tanggungjawab untuk melaporkan tindakan melanggar hukum. Apabila
suatu tindakan melanggar hukum berpengaruh material terhadap
laporan keuangan, auditor harus mendesak manajemen untuk
melakukan revisi atas laporan keuangan tersebut. Apabila revisi atas
laporan keuangan tersebut kurang tepat, auditor bertanggungjawab
untuk menginformasikannya kepada para pengguna laporan keuangan
melalui suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar bahwa laporan keuangan disajikan tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
Lebih jauh Soedarjono dalam Sarsiti (2003) mengungkapkan bahwa auditor memiliki
beberapa tanggung jawab yaitu pertama, tanggung jawab terhadap opini yang diberikan.
Tanggung jawab ini hanya sebatas opini yang diberikan, sedangkan laporan keuangan
merupakan tanggung jawab manajemen. Hal ini disebabkan pengetahuan auditor terbatas
pada apa yang diperolehnya melalui audit. Oleh karena itu penyajian yang wajar posisi
keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
umum, menyiratkan bagian terpadu tanggung jawab manajemen.
Kedua adalah tanggung jawab terhadap profesi. Tanggung jawab ini mengenai mematuhi
standar/ketentuan yang telah disepakati IAI, termasuk mematuhi prinsip akuntansi yang
berlaku, standar auditing dan kode etik akuntan Indonesia.
Kelima adalah tanngung jawab terhadap pihak ketiga, seperti investor, pemberi kredit dan
2021 Pengauditan I
3 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
sebagainya. Contoh dari tanggung jawab ini adalah tanggung jawab atas kelalaiannya
yang bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar, seperti pendapat yang tidak didasari
dengan dasar yang cukup.
Dan yang keenam adalah tanggung jawab terhadap pihak ketiga atas kecurangan yang
tidak ditemukan. Dengan melihat lebih jauh penyebabnya, jika kecurangan karena
prosedur auditnya tidak cukup, maka auditor harus bertanggung jawab.
a. Pentingya melindungi reputasi profesi yang dilihat mempunyai etika tinggi dan
menegaskan konsekuensi yang dihadapi oleh para akuntan, ketika yang lain
yakin bahwa mereka telah gagal untuk memenuhi standar etikanya
b. Kemampuan hukum bagi KAP, baik secara konsep maupun tuntutan hukum
terhadap para Akuntan Publik dan tindakan yang tersedia bagi para
profesional dan praktisi individual
• Kesalahan Usaha
àTerjadi bila usaha tersebut tidak dapat mengembalikan kepada para
peminjam atau tidak dapat memenuhi harapan pemegang saham karena
keadaan ekonomi atau keadaaan usaha
• Kesalahan Audit
Terjadi ketika auditor mengeluarkan pendapat audit yang salah karena
tidak memenuhi syarat yang tercantum pada “standar audit yang dapat
diterima/PABU)
2021 Pengauditan I
4 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Resiko Audit
à Memperlihatkan resiko yang dihadapi auditor yang menyatakan bahwa
laporan keuangan tersebut sudah benar sehingga pendapat auditor yang tidak
bermutu sudah diterbitkan, tetapi pada kenyataanya laporan tersebut ternyata
tidak benar dan tingkat materialitasnya tinggi
2021 Pengauditan I
5 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Kegagalan audit :kegagalan yang terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat audit
yang salah karena gagal dalam memenuhi persyaratan-persyaratan standar
auditing yang berlaku umum.
3. Risiko audit :adalah risiko dimana auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan
disajikan dengan wajar tanpa pengecualian, sedangkan dalam kenyataannya
laporan tersebut disajikan salah secara material.
Bila di dalam melaksanakan audit, akuntan publik telah gagal mematuhi standar
profesinya, maka besar kemungkinannya bahwa business failure juga dibarengi oleh audit
failure. Dalam hal yang terakhir ini, akuntan publik harus bertanggung jawab.
Sementara, dalam menjalankan tugasnya, akuntan publik tidak luput dari kesalahan.
Kegagalan audit yang dilakukan dapat dikelompokkam menjadi ordinary negligence,
gross negligence, dan fraud (Toruan,2001,h.28). Ordinary negligence merupakan kesalah
yang dilakukan akuntan publik, ketika menjalankan tugas audit, dia tidak mengikuti pikiran
sehat (reasonable care). Dengan kata lain setelah mematuhi standar yang berlaku ada
kalanya auditor menghadapi situasi yang belum diatur standar. Dalam hal ini auditor
harus menggunakan “common sense” dan mengambil keputusan yang sama seperti
seorang (typical) akuntan publik bertindak. Sedangkan gross negligence merupakan
kegagalan akuntan publik mematuhi standar profesional dan standar etika. Standar ini
minimal yang harus dipenuhi. Bila akuntan publik gagal mematuhi standar minimal (gross
negligence) dan pikiran sehat dalam situasi tertentu (ordinary negligence), yang dilakukan
dengan sengaja demi motif tertentu maka akuntan publik dianggap telah melakukan fraud
yang mengakibatkan akuntan publik dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana.
Sebagian besar profesional akuntan setuju bahwa bila suatu audit gagal mengungkapkan
kesalahan yang material dan oleh karenanya dikeluarkan jenis pendapat yang salah,
maka kantor akuntan publik yang bersangkutan harus diminta mempertahankan kualitas
auditnya. Jika auditor gagal menggunakan keahliannya dalam pelaksanaan auditnya,
berarti terjadi kegagalan audit, dan kantor akuntan publik tersebut atau perusahaan
asuransinya harus membayar kepada mereka yang menderita kerugian akibat kelalaian
auditor tersebut. Kesulitan timbul bila terjadi kegagalan bisnis, tetapi bukan kegagalan
audit. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan bangkrut, atau tidak dapat membayar
hutangnya, maka umumnya pemakai laporan keuangan akan mengklaim bahwa telah
terjadi kegagalan audit, khususnya bila laporan audit paling akhir menunjukkan bahwa
laporan itu dinyatakan secara wajar. Lebih buruk jika terdapat kegagalan bisnis dan
laporan keuangan yang kemudian diterbitkan salah saji, para pemakai akan mengklaim
2021 Pengauditan I
6 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
auditor telah lalai sekalipun telah melaksanakannya sesuai dengan standar auditing yang
berlaku umum.
Akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya, termasuk audit, pajak,
konsultasi manajemen, dan pelayanan akuntansi, sehingga jika benar-benar terjadi
kesalahan yang diakibatkan oleh pihak akuntan publik dapat diminta pertanggung
jawabannya secara hukum. Beberapa faktor utama yang menimbulkan kewajiban hukum
bagi profesi audit diantaranya adalah (Loebbecke dan Arens,1999,h.786):
Suatu pemahaman yang baik terhadap hukum akan membawa profesi akuntan publik
minimal ke dalam praktek-praktek yang sehat, yang dapat meningkatkan performance
dan kredibilitas publik yang lebih baik. Sebaliknya apabila akuntan publik kurang
memahaminya pada iklim keterbukaan di era reformasi seperti sekarang ini maka akan
dapat membawa perkembangan fenomena ke dalam konteks yang lebih luas pada publik
yang sudah mulai berani melakukan tuntutan hukum terhadap berbagai profesi termasuk
profesi akuntan publik.
2021 Pengauditan I
7 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
- kesalahan menyelesaikan kontrak karena tidak sesuai dengan
tanggal yang disepakati
- pembatalan proses audit yang tidak bertanggungjawab
- kegagalan menemukan kecurangan (pencurian harta perusahaan)
- melanggar syarat audit yang kerahasiaanya harus dijaga
Pembelaan auditor terhadap klien
- Tidak adanya kewajiban melaksanakan jasa pelayanan
à Sebuah KAP mungkin berkewajiban kepada pihak jika terjadi pada pihak
penggugat karena mengandalkan laporan keuangan yang menyesatkan
- Credit Alliance
- Restatement od Torts
2021 Pengauditan I
8 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Securitas exchange act of 1934 (Perubahan Hukum Sekuritas – tahun
1934)
• Pasal 10b-5 dari securitas exchange act of 1934
• Auditor defenses -1934 act (Pembelaan Auditor -1034)
• Sangai SEC
• Racketeer influenced and corrupt organization act
• Foreign corrupt practises act tah 1977
G. Kewajiban Kriminal
àmemaksa praktisi untuk sangat peduli dan menggunakan itikas baik dalam
kegiatannya
• Kasus US vs Simon
• Menipu orang lain dengan sadar
• terlibat dalam laporan keuangan yang palsu
2021 Pengauditan I
9 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
I. Kewajiban Hukum Bagi Auditor
Auditor secara umum sama dengan profesi lainnya merupakan subjek hukum dan
peraturan lainnya. Auditor akan terkena sanksi atas kelalaiannya, seperti kegagalan
untuk mematuhi standar profesional di dalam kinerjanya. Profesi ini sangat rentan
terhadap penuntutan perkara (lawsuits) atas kelalaiannya yang digambarkan
sebagai sebuah krisis (Huakanala dan Shinneke,2003,h.69). Lebih lanjut Palmrose
dalam Huanakala dan Shinneka menjelaskan bahwa litigasi terhadap kantor
akuntan publik dapat merusak citra atau reputasi bagi kualitas dari jasa-jasa yang
disediakan kantor akuntan publik tersebut.
Menurut Rachmad Saleh AS dan Saiful Anuar Syahdan (Media akuntansi, 2003)
tanggung jawab profesi akuntan publik di Indonesia terhadap kepercayaan yang
diberikan publik seharusnya akuntan publik dapat memberikan kualitas jasa yang
dapat dipertanggung jawabkan dengan mengedepankan kepentingan publik yaitu
selalu bersifat obyektif dan independen dalam setiap melakukan analisa serta
berkompeten dalam teknis pekerjaannya. Terlebih-lebih tanggung jawab yang
dimaksud mengandung kewajiban hukum terhadap kliennya.
2. Kewajiban kepada pihak ketiga menurut Common Law (Liabilities to Third party)
Kewajiban akuntan publik kepada pihak ketiga jika terjadi kerugian pada pihak
penggugat karena mengandalkan laporan keuangan yang menyesatkam
2021 Pengauditan I
10 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
ketat.
4. Kewajiban kriminal (Crime Liabilities) Kewajiban hukum yang timbul sebagai akibat
kemungkinan akuntan publik disalahkan karena tindakan kriminal menurut undang-
undang.
Sedangkan kewajiban hukum yang mengatur akuntan publik di Indonesia secara eksplisit
memang belum ada, akan tetapi secara implisit hal tersebut sudah ada seperti tertuang
dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Standar Akuntansi Keuangan (SAK),
Peraturan-Peraturan mengenai Pasar Modal atau Bapepam, UU Perpajakan dan lain
sebagainya yang berkenaan dengan kewajiban hukum akuntan (Rachmad Saleh AS dan
Saiful Anuar Syahdan,2003).
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kewajiban hukum bagi seorang akuntan
publik adalah bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya sehingga jika memang
terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak auditor, maka akuntan publik
dapat dimintai pertanggung jawaban secara hukum sebagai bentuk kewajiban hukum
auditor
Lingkungan Hukum
KECENDERUNGAN LITIGASI DI AMERIKA SERIKAT
Kecenderungan penting dimulai pada tahun 1980-an, berlanjut dalam tahun 1990-an, dan
sampai pada lahirnya Private Securities Litigation Reform Act pada tahun 1995.
Kegagalan tersebut tidak mesti berasal dari kegagalan audit, tapi bisa juga karena adanya
gugatan oleh para penggugat dan para penasehat hukumnya yang mencoba memangsa
para auditor tanpa mengindahkan tingkat kesalahannya.
1. Kewajiban pada klien dimana auditor harus merahasiakan hasil pemeriksaanya pada
pihak yang tidak berkepentingan, bagaimana jika perusahaan sedang menghadapi
sengketa hukum apakah auditor bisa mengungkapnya ? jelaskan dan berikan contoh
kasus
KEWAJIBAN MENURUT COMMON LAW
2021 Pengauditan I
11 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Common Law adalah hukum yang tidak tertulis. Hukum ini berdasarkan atas keputusan
pengadilan dan bukan atas hukum yang dibuat dan disahkan oleh pihak legislatif.
Common law berasal dari prinsip-prinsip yang berdasarkan keadilan, alas an, dan hal-hal
yang masuk akal, dan bukannya hukum hukum yang absolute, tetap, dan kaku. Prinsip-
prinsip common law ditentukan oleh kebutuhan sosial masyarakat. Menurut common law,
kewajiban hukum para CPA berkaitan luas dengan 2 pihak, yaitu para klien dan pihak
ketiga.
KEWAJIBAN KEPADA KLIEN
Seorang CPA berada dalam hubungan kontraktual langsung dengan klien. Dengan
menyetujui untuk melaksanakan jasa bagi klien, CPA berperan sebagai kontraktor
independen. Seorang akuntan bertanggung jawab kepada klien sesuai dengan hukum
kontrak atau tort law (hukum yang mengatur tentang tuntutan ganti rugi).
2021 Pengauditan I
12 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
menyembunyikan, atau tidak mengungkapkan fakta yang material, sehingga dapat
merugikan pihak lain.
• Konsep kewajiban telah berubah secara lambat namun signifikan untuk mewajibkan
perlindungan pelanggan dari kesalahan pabrikan (kewajiban produk) dan dari
kesalahan profesional (kewajiban jasa).
• Perusahaan bisnis dan kantor-kantor akuntan telah bertumbuh dalam ukuran yang
memungkinkan mereka memikul dengan lebih baik bentuk tanggung jawab yang
baru.
• Jumlah individu dan kelompok yang mengandalkan laporan keuangan yang telah
diaudit telah bertumbuh dengan mantap.
Putusan-putusan pengadilan telah mengakui adanya 2 kategori pihak ketiga lain sebagai
pemegang hak sebagai berikut:
2021 Pengauditan I
13 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya (foreseeable parties)
Perorangan atau entitas yang diketahui ataupun yang akan diketahui auditor akan
mengandalkan laporan audit dalam membuat keputusan bisnis dan investasi digolongkan
sebagai pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya. Pihak yang dapat diketahui
sebelumnya meliputi para kreditor, pemegang saham, dan investor yang ada sekarang
maupun yang akan datang.
2021 Pengauditan I
14 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Penggugat
• Setiap orang yang membeli atau mengakuisisi sekuritas seperti yang diuraikan dalam
laporan pendaftaran, tanpa memandang apakah ia merupakan klien auditor atau
tidak.
• Harus mendasarkan gugatannya pada dugaan pemalsuan yang material atau laporan
keuangan yang menyesatkan yang ada dalam laporan pendaftaran.
• Apabila pembelian sekuritas dilakukan sebelum penerbitan laporan laba-rugi yang
meliputi periode setidaknya 12 bulan setelah tanggal efektif laporan pendaftaran,
penggugat tidak harus membuktikan adanya ketergantungan pada keandalan
laporan yang tidak benar atau yang menyesatkan atau bahwa kerugian yang
diderita diperkirakan sebagai akibat laporan keuangan tersebut.
• Tidak harus membuktikan bahwa auditor telah melakukan kelalaian atau kecurangan
dalam mengesahkan laporan keuangan terkait.
Tergugat
• Memiliki beban untuk menegakkan kebebasan dari kelalaian dengan cara membuktikan
bahwa ia telah melakukan investigasi yang memadai dan sesuai dengan itu
memiliki dasar yang memadai untuk percaya, dan memang percaya bahwa
laporan keuangna yang disahkan adalah benar pada tanggal laporan tersebut
serta pada saat laporan pendaftaran menjadi efektif, atau
• Melalui pembelaan harus menunjukkan bahwa kerugian penggugat secara keseluruhan
atau sebagian disebabkan oleh hal lain di luar laporan yang dianggap tidak benar
atau menyesatkan tersebut.
1. Undang-Undang Sekuritas tahun 1934 (Securities Exchange Act)
Mewajibkan perusahaan publik dengan nilai aktiva di atas $5 juta dan memiliki lebih dari
500 pemegang saham untuk mengarsipkan laporan tahunannya berikut laporan keuangan
yang telah diaudit pada SEC.
Terdapat kesamaan dan perbedaan dalam pengaruh dari pasal 10 dan 18 pada pihak-
pihak yang terlibat. Menurut kedua pasal tersebut, penggugat :
1. Dapat terdiri dari setiap orang yang membeli atau menjual sekuritas,
2. Harus membuktikan adanya pernyataan yang secara material tidak benar atau
menyesatkan,
3. Harus membuktikan ketergantungan untuk mengandalkan laporan terebut serta
kerugian yang timbul karena mengandalkan laporan tgersebut.
Namun tanggung jawab penggugat berbeda menurut kedua pasal tersebut dalam hal
2021 Pengauditan I
15 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
membuktikan kecurangan auditor. Menurut pasal 18, penggugat tidak harus membuktikan
bahwa auditor telah berlaku curang, namun dalam pasal 10, Peraturan 10b-5,
menyatakan bahwa bukti tersebut diperlukan. Tergugat dalam gugatan pasal 18 harus
membuktikan bahwa ia :
1. Telah bertindak dengan jujur.
2. Tidak mengetahui tentang pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan.
Hal ini berarti bahwa dasar minimum untuk kewajiban kelalaian kotor. Sesuai dengan itu,
posisi auditor menurut pasal 18 sama seperti pada doktrin Ultramares menurut common
law, dimana ia dianggap bertanggung jawab kepada pihak ketiga atas kelalaian kotor.
Menurut pasal 18, seorang tergugat yang menderita kerugian, diperkenankan untuk
menerima ganti rugi “out-of-pocket”, yang nilainya ditetapkan sebesar selisih antara harga
kontrak dengan nilai riil pada tanggal transaksi. Apabila terdapat salah saji atau
pengabaian, maka pada umumnya nilai riil pada tanggal transaksi akan digantikan
dengan harga pasar.
Kewajiban Proporsional
Reform Act ini memperkenalkan dan memulai suatu sistem kewajiban proporsional
2021 Pengauditan I
16 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dimana seorang tergugat yang tidak “mengetahui tindak pelanggaran” atas hukum
sekuritas tetap bertanggung jawab berdasarkan suatu persentase tanggung jawab. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi tekanan paksa bagi para pihak yang tidak bersalah untuk
menyelesaikan gugatan yang tidak terlampau berat di luar pengadilan daripada
memepertaruhkan risiko bagi diri sendiri dengan kewajiban yang tidak proporsional atas
kerugian dalam kasus tersebut. Tergugat yang “mengetahui tindak pelanggran” tetap
betanggung jawab secara sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk semua kerugian yang
dapat dinilai.
2021 Pengauditan I
17 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
yang lebih ketat yang harus dipenuhi oleh penggugat.
• Perubahan tata cara bagaimana pengadilan menunjuk wakil penggugat dalam suatu
class action untuk kepentingan para investor institusional yang pada umumnya
memiliki kepetingan keuangan terbesar dalam ganti rugi tersebut serta untuk
mengurangi adanya “perlombaan menuju ruang pengadilan oleh para penggugat
profesional” yang pada umumnya hanya memiliki kepentingan yang paling sedikit.
Pertimbangan Lain
RICO memuat ketentuan perdata yang memperbolehkan semua orang ynag secara
pribadi menjadi korban “pola kegiatan pemerasan” untuk menuntut rugi 3x lipat ditambah
dengan penggantian imbalan untuk kuasa hukum. Bagaimanapun juga, para auditor akan
tetap dinyatakan bersalah menurut RICO apabila pengadilan menyimpulkan bahwa
hubungan antara auditor dengan klien telah melampaui batas peran tradisional auditing.
• Auditor memiliki kewajiban yang jauh melampaui batas GAAP dan GAAS yang spesifik
atau kebiasaan profesional untuk berkomunikasi secara efektif tentang informasi
yang material.
• Apabila GAAP dan GAAS ternyata memiliki kekurangan, maka SEC tidak ragu-ragu
meminta badan yan berwenang untuk menetapkan standar kinerja yang berarti
tanpa memperhatikan kesaksian pakar pada standar profesional.
2021 Pengauditan I
18 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dari hasil analisis atas berbagai kasus pengadilan yang melibatkan apara CPA,
direomendasikan sejumlah tindak pencegahan ynag perlu diambil oleh seorang CPA
untuk meminimalkan risiko terjerat dalam litigasi :
• Menggunakan surat perikatan untuk semua jenis jasa profesional.
• Melakukan investigasi yang menyeluruh atas klien prospektif.
• Lebih menekankan mutu jasa daripada pertumbuhan.
• Mematuhi sepenuhnya ketentuan profesional.
• Mengakui keterbatasn ketentuan profesional.
• Menetapkan dan menjaga standar yang tinggi ats pengendalian mutu.
• Memperhatikan tindak pencegahan dalam perikatan tentang keterlibatan klien dalam
kesulita keuangan.
Mewaspadai risiko audit.
Daftar Pustaka
2021 Pengauditan I
19 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2021 Pengauditan I
20 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/