Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Bagi Pasien Yang Mengalami Tindakan Operasi Di RSUD Dr. Djasamen Saragih
Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Bagi Pasien Yang Mengalami Tindakan Operasi Di RSUD Dr. Djasamen Saragih
SKRIPSI
Oleh
141101127
FAKULTAS KEPERAWATAN
2018
ini dengan judul “Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Bagi Pasien
yang Mengalami Tindakan Operasi di RSUD Dr. Djasamen Saragih” dengan baik.
Penelitian ini merupakan salah satu persyaratan untuk mengikuti sidang skripsi
Sumatera Utara.
Selama proses penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari hambatan dan
kesulitan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka skripsi
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai Wakil Dekan I Fakultas
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB sebagai Wakil Dekan
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat sebagai Wakil Dekan III
iv
6. Ibu Rika Endah Nurhidayah S.Kp, M.Pd sebagai Penguji Skripsi yang telah
7. Ibu Diah Arruum, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai Penguji Skripsi yang telah
8. Teristimewa kepada Ayahanda Maren Pasaribu dan Ibunda Roslila Wati Pane
yang senantiasa dengan penuh cinta kasih memberikan dukungan baik doa,
10. Adinda Hairul Aswan Pasaribu dan Ikhsan Husaidi yang selalu memberikan
11. Seluruh Staf Dosen dan Pegawai Administrasi pada Program Studi S-1
12. Direktur, Staf Pegawai, serta Perawat Pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit
13. Direktur, Staf Pegawai, serta Perawat Pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit
dan motivasi;
dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, semoga Allah SWT yang Maha Pengasih selalu mencurahkan berkah dan
karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan
penulis semoga skripsi ini bermanfaat demi kemajuan ilmu pengetahuan khusunya
profesi keperawatan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
ada kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Penulis
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
vii
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SKEMA
ix
x
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
xi
ix
ABSTRAK
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
rumah sakit termasuk di kamar operasi. Mencegah infeksi pada tindakan operasi
pembedahan. Proses pencegahan infeksi yang tidak berjalan dengan baik dapat
terhambat.
Potter & Perry (2006) menyatakan bahwa infeksi luka paska operasi
merupakan salah satu masalah utama dalam praktek pembedahan dan infeksi
dan mortalitas bertambah besar yang menyebabkan lama hari perawatan. Kejadian
sesudah operasi saat pasien dirawat di rumah sakit (Kurnia, Tripriadi & Andrini,
Hal ini terbukti dengan masih tingginya angka luka paska operasi, Survey
luka operasi di dunia berkisar antara 5% sampai 15% (WHO, 2015). Menurut
DEPKES RI tahun 2011 angka kejadian luka paska operasi pada rumah sakit
dkk, 2012). Hasil penelitian Yuwono (2013), menunjukkan angka kejadian luka
56,67% yang terdiri dari luka paska operasi superfisial incision 70,6%, luka paska
operasi deep incision 23,5% dan luka paska operasi organ 5,9%. Insiden infeksi
luka operasi di bangsal kebidanan dan kandungan RSCM pada bulan Agustus-
Angka kejadia luka paska operasi di Sumatera Utara diperoleh dari hasil
Malik dari April sampai September 2010 menyatakan bahwa Pasien luka operasi
kelas bersih yang menderita infeksi nosokomial sejumlah 30 orang dengan angka
prevalensi sebanyak 5,6%. Hasil penelitian yang dilakukan RSUD Dr. Djasamen
kejadian infeksi luka operasi di sebuah ruangan yaitu ruang C1 yang memiliki
tingkat infeksi tertinggi yaitu untuk luka operasi mencapai 8.00% pada bulan Mei
sakit, salah satunya mengurangi angka kejadian luka paska operasi. Menurunkan
kejadian infeksi terkait dengan pencegahan luka paska operasi bisa dilakukan oleh
pelayanan kesehatan.
kesehatan mencakup 10 hal dan salah satu diantaranya adalah angka kejadian
operasi merupakan bentuk kelalaian klinik yang disebabkan oleh mikroba yang
yang harus diperhatikan oleh semua pihak, penerapan teknik dan prosedur yang
benar dari kejadia luka paska operasi erat kaitannya dengan praktik keperawatan
klien yang sakit (Poter & Perry, 1995 dalam, Setiyawati 2008). Universal
precautions harus dilakukan kepada semua klien yang berkaitan dengan tindakan
invasif yang merupakan dasar proses dan praktek keperawatan (Kozier, 1995).
menyuntik yang aman, Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal fungsi.
terinfeksi. Perawat profesional yang bertugas di rumah sakit semakin hari semakin
perilaku perawat dalam setiap tindakan prosedural yang bersifat invasif tersebut
infeksi untuk mencegah terjadinya luka paska operasi diperlukan peran tenaga
taati dan dikerjakan oleh perawat saat melakukan asuhan pada pasien yang
mengalami tindakan operasi karena hal tersebut perawat ditutuntut untuk tahu,
kematian akibat terjadinya infeksi. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan
infeksi.
Manfaat penelitian ini akan memberikan sumber data yang baru bagi
penelitian lain yang ingin melakukan penelitian yang lebih lanjut tentang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
mengurangi resiko penularan agen infeksi dari yang diketahui atau tidak
(IRS) pada pasien atau petugas rumah sakit dan mengamankan lingkungan
manajemen resiko, tata laksana klinik yang baik dan pelaksanaan Kesehatan
pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dan yang paling penting
7
Universitas Sumatera Utara
8
1998).
oleh 6 komponen rantai penularan, apabila satu mata rantai diputus atau
Pada manusia, agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, jamur dan parasit.
infeksi yaitu patogenitas, virulensi dan jumlah (dosis, atau “load”). Makin
bahan organik lainnya. Dapat juga ditemui pada orang sehat, permukaan
kulit, selaput lendir mulut, saluran napas atas, usus dan vagina juga
merupakan reservoir.
metode penularan yaitu (1) kontak langsung dan tidak langsung, (2)
darah) dan (5) melalui vektor (biasanya serangga dan binatang pengerat).
e. Portal of entry (pintu masuk) adalah lokasi agen infeksi memasuki pejamu
yang rentan dapat melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih dan
tubuh menurun sehingga tidak mampu melawan agen infeksi. Faktor yang
penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma, pasca pembedahan dan
jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi, pola hidup, pekerjaan
infeksi terdiri dari 1) Peningkatan daya tahan pejamu. Daya tahan pejamu
dengan metode fisik maupun kimiawi. Contoh metode fisik adalah pemanasan
rantai penularan. Hal ini merupakan cara yang paling mudah untuk mencegah
kesehatan. Hal ini terutama berkaitan dengan pencegahan agen infeksi yang
ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya, yang sering terjadi karena
pelayanan rawat jalan maupun rawat inap untuk melindungi pasien, petugas,
a. Kebersihan Tangan
sehari-hari dan ketika ada kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi
Permenkes RI (2017), cuci tangan secara rutin wajib dilakukan oleh setiap
perawat pada saat melakukan 5 momen, yaitu sebelum kontak dengan pasien;
prosedur atau berisiko terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan
pasien, dan setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien. Ada enam langkah
4)Gosok ruas jari tangan kiri dengan ibu jari tangan kanan, lakukan
sebaliknya. 5) Gosok ibu jari tangan kiri dengan telapak tangan kanan secara
tangan meliputi tangan dan lengan bawah, cuci dengan sabun antiseptik dan
waktu berkisar 3-5 menit. Pembersihan tangan dan lengan bawah: mencuci
khusus atau peralatan yang di pakai petugas untuk memproteksi diri dari
sarung tangan, masker, alat pelindung mata (pelindung wajah dan kaca mata),
topi, gaun, apron, sepatu dan pelindung lainnya. Alat pelindung diri harus
kepada pasien dan yang bekerja dalam situasi di mana mereka mungkin
memiliki kontak dengan cairan darah, tubuh, ekskresi atau sekresi. 2) Staf
mana mereka mungkin memiliki kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi
dalam situasi di mana mereka mungkin memiliki kontak dengan darah, cairan
APD. 2) Lepas dan ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat
digunakan kembali yang sudah rusak atau sobek segera setelah anda
bekas pakai perawatan pasien yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh
Operasional (SPO) sebagai berikut 1) Rendam peralatan bekas pakai dalam air
dan dimusnahkan sesuai prinsip pembuangan sampah dan limbah yang benar.
4) Untuk alat bekas pakai yang akan dipakai ulang, setelah dibersihkan dengan
menggunakan alkohol 70%. 6) Untuk peralatan yang besar seperti USG dan X-
d. Pengendalian Lingkungan
RI, 2017).
medis, non medis dikelola oleh lnstalasi Kesehatan Lingkungan dan Sub-
dengan komite PPI RS, sehingga aman bagi lingkungan. Pengelolaan limbah
limbah padat tajam (ditempatkan dalam wadah tahan tusuk, tidak tembus
basah dan tertutup). Pengelolaan limbah padat non medis ditempatkan dalam
e. Pengelolaan Limbah
diberi symbol biohazard, limbah padat non infeksius, plastik kantong warna
hitam, limbah benda tajam, wadah tahan tusuk dan air /jerigen yang diberi
mudah dibuka, kontainer dalam keadaan bersih, kontainer terbuat dari bahan
yang kuat, ringan dan tidak berkarat. 5) Tempatkan setiap kontainer limbah
pada jarak 10-20 meter, ikat limbah jika sudah terisi 3/4 penuh, kontainer
ikat dengan kuat, beri label pada kantong plastik limbah, setiap hari limbah
limbah harus menggunakan kereta dorong khusus, kereta dorong harus kuat,
mudah dibersihkan, tertutup, tidak boleh ada yang tercecer, sebaiknya lift
pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien, gunakan alat pelindung diri
limbah benda tajam. Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam, jangan
benda tajam ke kontainer yang tersedia tahan tusuk dan tahan air dan tidak
bisa dibuka lagi, selalu buang sendiri oleh si pemakai, tidak menyarungkan
kembali jarum suntik habis pakai, kontainer benda tajam diletakkan dekat
kontainer tahan tusukan beri label. 11) Unit pengelolaan limbah cair.
f. Penatalaksanaan Linen
terkontaminasi adalah linen yang terkena darah atau cairan tubuh lainnya,
rumah tangga, gaun, apron, masker dan sepatu tertutup). 3) Linen dipisahkan
dan petugas yang menangani linen tersebut. Semua linen kotor segera
tidak boleh disortir atau dicuci di lokasi dimana linen dipakai. 5) Linen yang
agar tidak terjadi kebocoran. 6) Buang terlebih dahulu kotoran seperti faeces
kantong kuning. 7) Pastikan alur linen kotor dan linen terkontaminasi sampai
di laundry TERPISAH dengan linen yang sudah bersih. 8) Cuci dan keringkan
linen di ruang laundry. Linen terkontaminasi langsung masuk mesin cuci yang
mencegah terjadinya trauma saat menangani jarum, scalpel dan alat tajam lain
melepas jarum dari spuit. Buang jarum, spuit, pisau, scalpel, dan peralatan
tajam habis pakai lainnya kedalam wadah khusus yang tahan tusukan/tidak
berupa perlukaan seperti tertusuk jarum suntik bekas pasien atau terpercik
bahan infeksius maka perlu pengelolaan yang cermat dan tepat serta efektif
h. Penempatan Pasien
atau bangsal dengan beberapa tempat tidur dari kasus yang belum
jarak antar tempat tidur harus lebih dari 2 meter dan diantara tempat tidur
udara per jam dan sistem pembuangan udara keluar atau menggunakan
sebelum masuk ke sistem sirkulasi udara lain di rumah sakit. 4) Jika tidak
rupa agar aliran udara ke luar gedung melalui jendela. Jendela harus membuka
keluar dan tidak mengarah ke daerah publik. Uji untuk tekanan negatif dapat
dilakukan dengan menempatkan sedikit bedak tabur dibawah pintu dan amati
dalam ruangan dapat meningkatkan aliran udara. 5) Jaga pintu tertutup setiap
APD yang sesuai, masker (bila memungkinkan masker efisiensi tinggi harus
pelindung wajah atau pelindung mata dan sarung tangan. 7) Pakai sarung
tangan bersih, non-steril ketika masuk ruangan. 8) Pakai gaun yang bersih,
non-steril ketika masuk ruangan jika akan berhubungan dengan pasien atau
RI, 2017).
Kebersihan pernafasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk
dan petugas kesehatan harus dianjurkan untuk selalu mematuhi etika batuk
untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis transmisi
cuci tangan seperti wastafel dengan air mengalir, tisu, sabun cair, tempat
langkah sebagai berikut: 1) Menutup hidung dan mulut dengan tisu atau
saputangan atau lengan atas. 2) Tisu dibuang ke tempat sampah infeksius dan
saat menggunakan jarum, pisau bedah dan instrumen atau peralatan tajam
lainnya, 2) Gunakan jarum suntik sekali pakai, pisau bedah dan benda tajam
lainnya, 3) Tempatkan item benda tajam dalam wadah tahan tusukan dengan
tutup yang menutup dan terletak dekat dengan daerah di mana item tersebut
tajam yang dapat digunakan kembali, 6) Benda tajam harus tepat desinfeksi
Pemakaian masker pada insersi cateter atau injeksi suatu obat kedalam
area spinal epidural melalui prosedur lumbal fungsi misalnya saat melakukan
antara 0,2 sampai 83/100.000 prosedur anestesi spinal. Kebersihan tangan dan
merupakan salah satu cara yang penting untuk menekan angka kejadian
pada seluruh kegiatan di unit bedah untuk semua pasien tanpa memandang
cuci tangan secara benar, penerapan teknik aseptic antiseptic, dan penggunaan
melalui darah dan cairan tubuh (Wahyono, 2004). Secara terperinci prosedur
1. Persiapan Petugas
c. Dianjurkan untuk memakai apron plastik atau kedap air untuk dipakai
adanya percikan darah atau cairan tubuh dalam jumlah banyak. Gaun-
bawah wajah. Masker segera diganti apabila tampak ada kotoran atau
lama dipakai.
f. Alat pelindung kaki berupa sepatu yang menutup seluruh ujung dan
troli anestesi.
selanjutnya.
wajah.
chlorine 0,5% dan masukkan kedalam wadah bukan plastik yang tahan
d. Sarung tangan bekas dan gaun bedah yang akan digunakan kembali
2.2.1 Pengertian
(Syamsuhidajat, 2010).
melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat resiko yang
kecil dari tubuh yang mempunyai resiko komplikasi lebih kecil dibandingkan
2.3. Pengetahuan
2.3.1 Pengertian
(Nursalam, 2012).
a. Pendidikan
b. Informasi/media massa
d. Lingkungan
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena
adanya interaksi timnal balik maupun tidak, yan akan direspon sebagai
e. Pengalaman
masa lalu.
f. Usia
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and eror”.
Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup
b. Secara Kebetulan
deduksi.
umum ke khusus.
ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian
methodology).
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
a. Pertanyaan subjektif
sehingga hasil nilai akan berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu.
b. Pertanyaan objektif
betul salah dan pertanyaan menjodohkan dapat dinilai secara pasti oleh
skala Guttman yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas, seperti
Pada skala Guttman, hanya ada dua interval, yaitu setuju dan tidak
setuju. Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda maupun
daftar check list. Untuk jawaban positif seperti benar, ya, tinggi, baik, dan
secara logika dapat dijabarkan untuk jawaban benar skor 1=1x100%, dan
salah diberi skor 0= 0x0% = 0%. Namun hasil pengukuran sering ditemukan
sampai 50%, dan 50% sampai 100% sebagai contoh hasil pengukuran 20%,
maka ditepatkan pada rentang 0% sampai 50%, bila hasil pengukuran 50%
pengetahuan baik jika dapat menjawab soal > 50% dan kurang baik jika
soal > 75% dan kurang baik jika dapat menjawab soal ≤ 75%.
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
terdiri dari 11 (sebelas) item, meliputi Kebersihan tangan, Alat Perlindungan Diri
dikategorikan baik, dan kurang baik. Maka dapat digambarkan sebagai berikut:
33
Universitas Sumatera Utara
34
Skema 3.1
1. Kebersihan tangan
2. Alat Pelindung Diri (APD) Pengetahuan :
3. Dekontaminasi Peralatan perawatan pasien
4. Peraktik menyuntik yang aman 1. Baik
5. Perlindungan kesehatan petugas kesehatan 2. Kurang Baik
6. Etika batuk
7. Penempatan pasien (Budiman & Riyanto, 2013)
8. Prosedur lumbal pungsi
9. Kesehatan lingkungan
10. Pengelolaan limbah
11. Penatalaksanaan linen
Keterangan :
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.2.1. Populasi
ruang bedah dan ruang rawat inap pasien operasi di RSUD Dr. Djasamen
4.2.2 Sample
Sampel pada penelitian ini yaitu perawat yang berada di ruangan bedah
(7 orang perawat), rawat inap bedah umum (25 orang perawat) dan rawat inap
bedah anak (7 orang perawat), sehingga jumlah sample pada penelitian ini
yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.
36
Universitas Sumatera Utara
37
memilih RSUD Dr. Djasamen Saragih karena rumah sakit Dr. Djasamen
Saragih merupkan rumah sakit umum daerah dan menjadi rumah sakit rujukan
utama di kota Siantar selain itu rumah sakit tersebut masih memiliki angka
kejadian infeksi luka operasi yang cukup tinggi, dan pengetahuan perawat
menjadi salah satu upaya untuk melakukan pencegahan infeksi terkait dengan
pada September 2017 selanjutnya sidang proposal pada bulan januari 2018,
hingga laporan penelitian pada bulan Juli 2018. Pengumpulan data dilakukan
peneliti terlebih dahulu memberi penjelasan tentang maksud, tujuan dan manfaat
digantikan dengan inisial atau kode tertentu untuk menjaga kerahasiaan identitas
penelitian.
Instrumen penelitian ini berupa angket dalam bentuk kuisioner yang terdiri
Pasien (penyataan nomor 19, 21, 23), Prosedur lumbal pungsi (pernyataan
Uji validitas yang dilakukan didalam penelitian ini yaitu uji content
Validity (validitas isi), yaitu dengan instrumen dibuat mengacu pada isi yang
infeksi dari rumah sakit H.Adam Malik, Medan. Setelah dilakukan uji
dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian. Hasil ini diperkuat
oleh pernyataan Polit & Beck (2012) adapun nilai standar untuk valid adalah
surat izin ke RSUD Deli serdang, setelah mendapatkan persetujuan, uji reliabilitas
0,78 maka dari itu kuisioner penelitian ini dinyatakan reliable. Hasil ini diperkuat
oleh pernyataan Polit & Beck (2012) Parameter suatu instrument dikatakan
reliabel jika nilainya 0,70-1,00, jika kurang dari 0,70 maka tidak layak digunakan.
a. Editing (memeriksa)
Data diberikan angka-angka atau kode untuk setiap responden pada setiap
sesuai dengan jawaban dari pertanyaan yang telah disusun. Apabila jawaban
responden “benar” maka diberi tanda check (√), apabila jawaban responden
“salah” maka diberi tanda silang (x), hal ini dilakukan untuk menghindari
kesalahan atau menghindari kesalahan dalam pengolahan data dan analisa data.
c. Transfering
Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden pertama
d. Tabulating
Data yang telah disusun dalam bentuk kategori seperti yang telah disebutkan
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengetahuan
Karakteristik Frekuensi Persentase Kurang Baik
(n) (%) Baik
Usia
21-30 tahun 4 10.3 4 0
31-40 tahun 14 35.9 10 4
41-50 tahun 16 41.0 10 6
51-60 tahun 5 12.8 3 2
Total 39 100.0
Jenis Kelamin
Laki-laki 3 7.7 2 1
Perempuan 36 92.3 25 11
Total 39 100.0
Status Karyawan
PNS 30 76.9 20 10
Kontrak 9 23.1 7 2
Total 39 100.0
Pendidikan
Terakhir
D III Keperawatan 25 64.1 20 5
Ners 14 35.9 7 7
Total 39 100.0
Lama Bekerja
<1 Tahun 1 2.6 1 0
1-3 Tahun 6 15.4 5 1
>5 Tahun 32 82.1 21 11
Total 39 100.0
Pelatihan PPI
Ya 15 38.5 9 6
Tidak 24 61.5 18 6
Total 39 100.0
42
Universitas Sumatera Utara
43
responden paling banyak berada pada kelompok usia 41-50 tahun sebanyak
bekerja di Rumah Sakit paling banyak yang bekerja >5 tahun sebanyak 32
infeksi berada dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 27 orang (69,2%).
5.2 Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan di ruang ruang bedah, ruang rawat inap
bedah umum dewasa, dan ruang rawat inap bedah anak, perawat yang menjadi
>75% (Benar 19-24 dari 24 pertanyaan), dan kurang baik jika benar ≤75%
precaution adalah kurang yaitu sebanyak 32 (37.6%). Hasil penelitian ini berbeda
dengan hasil penelitian penelitian Ikhwan & Ika (2012) diperoleh data sebagian
pengetahuan merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan
sesuatu yang diketahui atau dipahami oleh perawat tentang pencegahan infeksi
Salah f(%)
3 2 6 2 0 13 9 4 8 5 0 1 12 5 8
13 (33.3)
Five Moment
1
cuci tangan
Benar f(%)
1 12 10 3 3 23 21 5 17 9 1 5 20 10 16
26 (66.7)
(38,5) dan memiliki pengetahuan yang kurang baik sebanyak 24 orang (61,5).
Pada hasil tersebut perawat yang memiliki pengetahuan kurang baik dan
memiliki nilai yang rendah pada pertanyaan nomor 7 tentang tujuan mencuci
berusia 41-50 tahun, status karyawan PNS, pendidikan Ners, Lama kerja >5
Tahun dan tidak mengikuti pelatihan PPI. Selai itu tidak ada perbedaan yang
kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama terjadinya infeksi
baik dan yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang Alat Perlindungan
Diri (APD) pada pertanyaan nomor 7 namun pada hasil penelitian tersebut
tahun lulusan D-3 keperawatan, dengan masa kerja >5tahun dan mengikuti
untuk jawaban benar dan salah, hal ini terjadi karena sumber informasi tentang
penelitian, dan juga protokol standar Alat Perlindungan Diri (APD) sudah
Salah f(%)
1 2 5 2 1 9 8 2 8 2 1 2 7 7 3
Kegiatan 10 (25.6)
3 sterillisasi pada
peralatan medis Benar f(%)
3 12 11 3 2 27 22 7 17 12 0 4 25 8 21
29 (74.4)
Tahapan
penatalaksanaan Salah f(%)
2 0 4 2 0 8 6 2 6 2 1 4 3 7 1
peralatan bekas 8 (20.5)
pakai perawatan
6
pasien yang
terkontaminasi Benar f(%)
2 14 12 3 3 28 24 7 19 12 0 2 29 8 23
darah atau 31 (79.5)
cairan
Salah f(%)
1 10 5 1 2 15 14 3 10 7 0 1 16 3 14
Proses 17 (43.6)
9
Sterilisasi Benar f(%)
3 4 11 4 1 21 16 6 15 7 1 5 16 12 10
22 (56.4)
BAIK %
PENGETAHUAN 1 3 4 2 0 10 7 3 7 3 0 1 9 3 7
10 (25,6)
Dekontaminasi
Peralatan KURANG
Perawatan Pasien BAIK % 3 11 12 3 3 26 23 6 18 11 1 5 23 12 17
29 (74,4)
dan memiliki pengetahuan yang kurang baik sebanyak 29 orang (74,4). Selain
itu tidak ada perbedaan jawaban yang signifikan terhadap pertanyaan nomor
menjawab salah dan 22 yang menjawab benar, perawat tersebut lulusan D-3
Keperawatan, masa kerja >5 Tahun dan tidak mengikuti pelatihan PPI,
Salah f(%)
0 3 5 0 0 8 6 2 7 1 0 3 5 7 1
Praktik 8 (20.5)
10 menyuntik
yang aman Benar f(%)
4 11 11 5 3 28 24 7 18 13 1 3 27 8 23
31 (79.5)
baik tentang Peraktik menyuntik yang aman sebanyak 10 orang (25,6) dan
bekerja >5 tahun, lulusan D-3 keperawatan dan tidak mengikuti pelatihan
PPI. Selain itu tidak ada perbedaan yang signifikan untuk pertanyaan nomor
dan memiliki pengetahuan yang kurang baik sebanyak 27 orang (69,2). Setiap
poin pertanyaan tidak ada perbedaan yang signifikan untuk jawaban benar
dan jawaban salah, faktor penyebab hal tersebut bisa tejadi karena
Salah f(%)
3 8 4 2 0 17 11 6 15 2 1 0 16 1 16
Etika Batuk 17 (43.6)
12 yang tidak
benar Benar f(%)
1 6 12 3 3 19 19 3 10 12 0 6 16 14 8
22 (56.4)
Salah f(%)
Tujuan dari 0 7 5 1 1 12 11 2 10 3 0 1 13 4 10
13 (33.3)
15 Penerapan
Etika Batuk Benar f(%)
4 7 11 4 2 24 19 7 15 11 0 1 12 11 14
26 (66.7)
Peralatan
yang di Salah f(%)
2 5 7 2 2 14 13 3 10 6 1 5 20 4 9
persiapkan di 17 (43.6)
ruangan
18
pasien yang
terkena Benar f(%)
2 9 9 3 1 22 17 6 15 8 1 6 16 11 15
infeksi saluran 22 (56.4)
pernafasan
BAIK %
1 0 6 3 1 9 8 2 6 4 0 4 6 9 1
PENGETAHUAN 10 (25,6)
Hygiene respirasi/ KURANG
Etika Batuk BAIK % 3 14 10 2 2 27 22 7 19 10 1 2 26 6 23
29 (74,4)
Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk jawaban benar dan salah
pengetahuan perawa, hal ini tentu menjadi permasalahan untuk perawat dan
Salah f(%)
2 3 3 1 0 9 6 3 8 1 1 3 5 4 5
Prinsip 9 (23.1)
19 penempatan
pasien Benar f(%)
2 11 13 4 3 27 24 6 17 13 0 3 27 11 19
30 (76.9)
Salah f(%)
Praktik 2 2 3 2 1 8 7 2 6 3 1 3 5 3 6
9 (23.1)
pembedahan
20
lumbal punksi
yang aman Benar f(%)
2 12 13 3 2 28 23 7 19 11 0 3 27 12 18
30 (76.9)
Salah f(%)
1 7 5 2 0 15 12 3 14 1 1 3 11 6 9
Tindakan 15 (38.5)
22
lumbal pungsi Benar f(%)
3 7 11 3 3 21 18 6 11 13 0 3 21 9 15
24 (61.5)
Tujuan Salah f(%)
penggunaan 1 6 5 1 1 12 10 3 9 4 1 1 11 4 9
13 (33.3)
masker bedah
24
saat prosedur Benar f(%)
pembedahan 3 8 11 4 2 24 20 6 16 10 0 5 21 11 15
26 (66.7)
lumbal punksi
BAIK %
2 5 6 1 1 13 9 5 7 7 0 1 13 5 9
PENGETAHUAN 14 (35,9)
Prosedur Lumbal KURANG
Pungsi BAIK % 2 9 10 4 2 23 21 4 18 7 1 5 19 10 15
25 (64,1)
memiliki pengetahuan kuran baik yaitu perawat yang bekerja >5 tahun,
penidikan terakhir D3-Keperawatan dan berusia 41-50 tahun. Hal ini juga
bisa terjadi karena lebih dari 50% perawat tidak pernah mengikuti pelatihan
maksimal.
menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan seseorang bisa dipengaruhi faktor umur,
bertambahnya usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir
seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh pun semakin baik. Namun terjadi
penurunan daya tangkap pada usia lanjut yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis.
usia produktif adalah usia dewasa pertengahan, pada usia ini perawat akan
tingkat usia rata-rata 20-35 tahun, seseorang memiliki kemampuan yang lebih
untuk mengingat kembali (recall) materi yang telah dipelajari ataupun untuk
dengan hasil data yang diperoleh untuk usia perawat pelaksana yang menjadi
responden paling banyak berada pada kelompok usia 41-50 tahun yang berjumlah
16 orang (41%).
yaitu sebanyak 36 orang (92,3%), hal ini terjadi karena mayoritas di bidang
pengetahuan seseorang maka akan semakin baik pula pengetahuan yang dimiliki
pendidikan seseorang semakin mengerti dan memahami tentang sesuatu ilmu serta
pengetahuan akan semakin luas atau baik, selain itu semakin tinggi pendidikan
(Soekanto, 2007).
responden yang paling banyak memiliki masa waktu bekerja selama > 5 tahun
berpendapat orang yang memiliki lama kerja yang lebih lama kadang-kadang
Status karyawan, hasil analisa penelitian didapatkan bahwa responden yang paling
banyak berstatus PNS yaitu sebanyak 30 orang (76,9%), namun tidak ada
bahwa responden yang paling banyak yaitu perawat yang tidak menikuti
nasokomial.
RSUD Dr. Djasamen Saragih memiliki pengetahuan yang kurang baik. Peneliti
mendalami ilmu tentang pencegahan infeksi melalui pelatihan dan seminar, aktif
mencari informasi dari berbagai sumber informasi seperti internet, buku, televisi
dan radio.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
kurang baik, faktor penyebab hal tesebut karena fasilitas informasi yang
kurang, pelatihan yang jarang dilakukan usia dan tingkat pendidikan. Tujuan
6.2. Saran
mayoritas memiliki pengetahuan dalam kategori kurang baik, dalam hal ini
60
Universitas Sumatera Utara
61
DAFTAR PUSTAKA
Boyce, J.M., & Pittet, D. (2000). Guideline for hand hygiene in health-care
setting. Morbmortal Wkly Rep
Budiman & Riyanto. A. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Ikhwan, M.K., & Ika, D.A. (2012). Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang
Universal Precaution Terhadap Kepatuhan Prinsip-Prinsip Pencegahan
Infeksi. https://www.google.com/url?sa=t&rct
=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj_5
sXS_o_cAhVVb30KHeh3DXIQFgg1MAE&url=http%3A%2F%2Flppm.a
kperpamenang.ac.id%2Fwpcontent%2Fuploads%2F2015%2F05%2F0510.
pdf&usg=AOvVaw0iiMP5NM9nCa04UY-uSZo1 (Diakses 1 Juni 2018)
Kurnia, A., Tripriadi, E.A., & Andrini, F. (2013). Gambaran Penderita ILO pada
Pasien Pasca Operasi Bersih Di RSUD Arifin Achmad Prov. Riau.
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMF DOK/article/viewFile/6448/6146
(Diakses 13 November 2017)
Masloman, A. P., Kandou, G. D., & Tilaar, Ch. R. (2015). Analisis pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi di kamar operasi RSUD Dr Sam
ratulangi Tondano. Journal of Universitas Sam Ratulangi. Vol. 5, No. 2.
Polit, D. F & Beck, C. T. (2012). Nursing research: principle and methods. 7ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
Putra, K.R., & Yuliarini, C.T. (2010). Hubungan Supervisi Kepala Ruangan,
Sikap Perawat dengan Kepatuhan Pelaksanaan Prosedur Tetap
(PROTAP) Pemasangan Infus pada Pasien di Ruang Inap Rumah Sakit
Daerah Balung Jember. Jurnal Ilmu Keperawatan Volume 5, No. 1 Tahun
2010. Jember.
Robbins S.P & Judge. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Siagian,S.P. (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Simamora, R.H. (2018). Buku Ajar Keselamatan Pasien Melalui Timbang Terima
Pasien Berbasis Komunikasi Efektif : SBAR. USU Press
Sjamsuhidajat. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC
Wardoyo, E.H., Tjoa. E., Ocvyanty. D., & Moehario. L.H. (2014). Infeksi luka
operasi (ILO) di bangsal kebidanan dan kandungan RSUP cipto
mangunkusumo (RSCM): laporan serial kasus bulan agustus-oktober
2011.https://www.researchgate.net/publication/306372768_Surgical_Site_
Infection_in_ObstetricsGynecology_Ward_Cipto_Mangunkusumo_Gener
al_Hospital_Case_Series_August-October_2011 (Diakses 20 Desember
2017)
World Health Organization, Regional Office for South East Asia. (2010).
Guidelines on prevention and control of hospital associated infections.
New Delhi: WHO. Document no. SEA-HLM-343.
Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
Proses persetujuan
2
judul
Menyusun Bab 1
3
Pendahuluan
Menyusun Bab 2
4
Tinjauan Pustaka
Menyusun Bab 3
5
Kerangka Penelitian
Menyusun Bab 4
6
Metodologi Penelitian
Menyusun instrumen
7
penelitian
8 Sidang proposal
9 Perbaikan proposal
Uji validitas dan
10
reliabilitas instrument
11 Uji etik penelitian
12 Pengumpulan data
13 Analisa data
14 Penyusunan laporan
15 Sidang akhir penelitian
Perbaikan laporan
16
akhir
Penyerahan laporan
17
dan manuskrip
Medan, 2018
Peneliti
Setelah saya memperoleh penjelasan dari peneliti, dengan ini saya memberikan
bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk
pasien yang mengalami tindakan operasi. Saya mengetahui bahwa tidak ada
resiko yang akan saya alami dan saya beritahukan tentang adanya jaminan
kerahasiaan informasi yang akan diberikan dan saya juga memahami bahwa
Siantar, 2018
Responden
─────────────
KUISIONER PENELITIAN
Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Bagi Pasien Yang
Mengalami Tindakan Operasi di RSUD Dr. Djasamen Saragih
Petunjuk pengisian :
1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda silang (√)
pada tempat yang disediakan.
2. Semua pertanyaan harus dijawab.
3. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban.
4. Bila ada yang kurang mengerti silakan bertanya kepada peneliti.
A. DATA DEMOGRAFI
No . Responden : (di isi oleh peneliti)
Tanggal Pengisian : - -
Identitas perawat
1. Nama Inisial :
2. Umur : .......... Tahun
3. Jenis kelamin :
Laki-laki Perempuan
4. Status karyawan :
PNS Kontrak
5. Pendidikan terakhir :
D-III Keperawatan
Ners
Ners Spesialis
1 D 11 C 21 C
2 B 12 A 22 D
3 A 13 B 23 A
4 A 14 B 24 A
5 A 15 D
6 A 16 C
7 A 17 B
8 D 18 A
9 D 19 B
10 C 20 D
NIM : 141101127
V = ∑ S/n(C-1)
Keterangan:
S = R-L0
L0 = Angka penilaian validitas terendah
C = Angka penilaian validitas tertinggi
R = Angka yang diberikan oleh penilai
n = Jumlah penilai ahli
Skor (R)
Validitas Indeks
Item Validator Validator S = R-L0
V = ∑ S/n(C-1)
1 2
P1 4 3 5 V = 5/2(3) = 0.83
P2 3 3 4 V = 4/2(3) = 0.66
P3 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P4 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P5 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P6 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P7 3 3 4 V = 4/2(3) = 0,66
P8 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P9 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P10 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P11 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P12 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P13 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P14 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P15 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P16 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P17 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P18 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P19 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P20 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P21 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P22 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P23 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
P24 4 4 6 V = 6/2(3) = 1
Total 23,15/24 = 0,96
k 24
Σpq 5.397778
var 21.84
mean 15.6
p kR 21 0.782609
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21-30 4 10.3 10.3 10.3
31-40 14 35.9 35.9 46.2
41-50 16 41.0 41.0 87.2
51-60 5 12.8 12.8 100.0
Total 39 100.0 100.0
JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 3 7.7 7.7 7.7
Perempuan 36 92.3 92.3 100.0
Total 39 100.0 100.0
STATUS KARYAWAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 30 76.9 76.9 76.9
Kontrak 9 23.1 23.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
LAMA BEKERJA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <1 Tahun 1 2.6 2.6 2.6
1-3 Tahun 6 15.4 15.4 17.9
>5 Tahun 32 82.1 82.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
PELATIHAN PPI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 15 38.5 38.5 38.5
Tidak 24 61.5 61.5 100.0
Total 39 100.0 100.0
PENGETAHUAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 27 69.2 69.2 69.2
Baik 12 30.8 30.8 100.0
Total 39 100.0 100.0
P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 9 23.1 23.1 23.1
Benar 30 76.9 76.9 100.0
Total 39 100.0 100.0
P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 10 25.6 25.6 25.6
Benar 29 74.4 74.4 100.0
Total 39 100.0 100.0
P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 8 20.5 20.5 20.5
Benar 31 79.5 79.5 100.0
Total 39 100.0 100.0
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 8 20.5 20.5 20.5
Benar 31 79.5 79.5 100.0
Total 39 100.0 100.0
P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 43.6 43.6 43.6
Benar 22 56.4 56.4 100.0
Total 39 100.0 100.0
P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 9 23.1 23.1 23.1
Benar 30 76.9 76.9 100.0
Total 39 100.0 100.0
P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 8 20.5 20.5 20.5
Benar 31 79.5 79.5 100.0
Total 39 100.0 100.0
P11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 43.6 43.6 43.6
Benar 22 56.4 56.4 100.0
Total 39 100.0 100.0
P12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 43.6 43.6 43.6
Benar 22 56.4 56.4 100.0
Total 39 100.0 100.0
P14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 14 35.9 35.9 35.9
Benar 25 64.1 64.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
P15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 13 33.3 33.3 33.3
Benar 26 66.7 66.7 100.0
Total 39 100.0 100.0
P16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 11 28.2 28.2 28.2
Benar 28 71.8 71.8 100.0
Total 39 100.0 100.0
P18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 43.6 43.6 43.6
Benar 22 56.4 56.4 100.0
Total 39 100.0 100.0
P19
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 9 23.1 23.1 23.1
Benar 30 76.9 76.9 100.0
Total 39 100.0 100.0
P20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 9 23.1 23.1 23.1
Benar 30 76.9 76.9 100.0
Total 39 100.0 100.0
P22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 38.5 38.5 38.5
Benar 24 61.5 61.5 100.0
Total 39 100.0 100.0
P23
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 9 23.1 23.1 23.1
Benar 30 76.9 76.9 100.0
Total 39 100.0 100.0
P24
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 13 33.3 33.3 33.3
Benar 26 66.7 66.7 100.0
Total 39 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 24 61.5 61.5 61.5
Baik 15 38.5 38.5 100.0
Total 39 100.0 100.0
PENGETAHUAN APD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 19 48.7 48.7 48.7
Baik 20 51.3 51.3 100.0
Total 39 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 29 74.4 74.4 74.4
Baik 10 25.6 25.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
RIWAYAT HIDUP
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Email : erlindasari804@gmail.com
Riwayat pendidikan :