Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

LINGKUNGAN ORGANISASI DAN MANAJERIAL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Dasar manajemen dan kepemimpinan
Dosen pengampu : Ibu Poerwaningroem Lestari soerjowati, Dra., M.M

Disusun oleh
Nama : Shavna Putri Salsabilla
Nim : 44220110030

PROGRAM STUDI PUBLIC RELATION


MERCU BUANA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Lingkungan Organisasi Dan Manajerial ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas program studi Public Relation. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang lingkungan organisasi dan manajerial, bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Poerwaningroem Lestari
soerjowati, Dra., M.M selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
 
Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3
2.1 Definisi Strategi Pemasaran......................................................................3
2.2 Definisi Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru).............................4
1. Inovasi Nilai Samudra Biru..........................................................................5
2. Alat Analisis dan Kerangka Kerja................................................................7
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................10
3.1 Profil Perusahaan.....................................................................................10
3.2 Sejarah PT Wings Surya..........................................................................11
3.3 Visi dan Misi Perusahaan........................................................................11
3.4 Pembagian Divisi PT Wings Surya.........................................................11
3.5 Pemaparan Kasus....................................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................15
4.1 Strategi Penerapan Blue Ocean Strategy oleh PT Wings Surya.............15
4.2 Dampak Penerapan Blue Ocean Strategy Pada PT Wings Surya..........18
4.3 Evaluasi Implementasi Blue Ocean Strategy pada PT Wings Surya.....19
BAB V PENUTUP.................................................................................................21
5.1 Kesimpulan..............................................................................................21
5.2 Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka
panjang.Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan,perumusan
strategi,implementasi strategi,dan evalusasi serta pengendalian. Manajemen
strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman
lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Semula
disebut kebijakan bisnis,manajemen strategis meliputi perencanaan dan
strategi jangka panjang.Manajemen strategis sebagai suatu bidang ilmu
menggabungkan kebijakan bisnis dengan lingkungan dan tekanan
strategis.Oleh karena itu,istilah manajemen strategis biasanya menggantikan
istilah kebijakan bisnis sebagai suatu nama bidang ilmu.(Fred R
David,2009,p.5).
Salah satu alat untuk merumuskan strategi bersaing yang telah dibuat
adalah Blue Ocean Strategy. Strategi ini bisa menjadi salah satu alat strategi
bersaing untuk merumuskan strategi jangka panjang sebuah perusahaan. Blue
Ocean Strategy pada dasarnya adalah sebuah strategi untuk menaklukan
pesaing melalui penawaran produk-produk inovatif, yang selama ini justru
tidak banyak dipikirkan dari oleh para pesaing. Fitur produk ini biasanya
berbeda secara radikal dengan yang selama ini sudah ada dan tersedia di
pasar.
Blue Ocean Strategy merupakan upaya bersaing dengan strategi
menawarkan produk yang 'berbeda' dari yang lain, tidak harus selalu dengan
berusaha menciptakan suatu ruang pasar baru. Hal itu bisa dimulai dari value
innovation, atau hanya sekedar memberikan value added pada produk/jasa
yang sudah ada. Salah satu perusahaan yang menerapkan strategi ini yaitu PT.
Wings Surya (Wings Corporation).
Anggapan umum bahwa produk-produk Wings adalah me too products

1
(produk ikut-ikutan) dari produk-produk Unilever. Tetapi jika lebih
diperhatikan, sebenarnya Wings selalu memberikan value added pada produk-
produknya; suatu plus value yang tidak terdapat pada produk-produk Unilever.
Selain unilever perusahaan yang memiliki produk serupa yaitu dari PT. Arta
Boga Cemerlang (Orang Tua Grup).
Dalam memberikan nilai lebih pada sebuah produk caranya bisa
bermacam-macam. Bisa dengan menambah features atau benefits dari produk-
produk yang sudah ada, bisa dengan menawarkan harga yang lebih rendah
untuk benefits yang sama (atau bahkan lebih) dengan produk yang sudah lebih
dulu beredar di pasar (seperti yang selama ini selalu dilakukan oleh Wings.),
bisa juga dengan memberikan service yang lebih superior, atau bisa juga
dengan memberikan experential value terhadap produk tersebut.
Dari latarbelakang tersebut maka dalam penulisan makalah ini penulis
akan membahas mengenai dampak dari strategi bersaing Blue Ocean Strategy
pada PT. Wings Surya (Wings Corporation) pada lingkungan eksternal dan
yang kedua untuk mengevaluasi hasil penerapan Blue Ocean Strategy pada
PT. Wings Surya (Wings Corporation) dalam persaingan dengan perusahaan
lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka dalam penulisan makalah ini penulis
membatasi masalah yang akan dibahas yaitu megenai :
1. Bagaimanakah dampak penerapan strategi Blue Ocean Strategy pada PT.
Wings Surya (Wings Corporation) pada lingkungan eksternal?
2. Bagaimanakah hasil penerapan Blue Ocean Strategy pada PT. Wings
Surya (Wings Corporation) dalam persaingan dengan perusahaan lainnya?

1.3 Tujuan Penulisan


Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dampak penerapan strategi Blue Ocean Strategy pada
PT. Wings Surya (Wings Corporation) pada lingkungan eksternal?

2
2. Untuk mengetahui hasil penerapan Blue Ocean Strategy pada PT. Wings
Surya (Wings Corporation) dalam persaingan dengan perusahaan lainnya

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Strategi Pemasaran


Menurut Rangkuti (2013) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.
Tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat melihat secara objektif
kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat
dibedakan secara jelas fungsi manajemen, konsumen, distributor dan
pesaing. Jadi perencanaan strategi penting untuk memperoleh keunggulan
pesaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen
dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.
Sebuah perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun industri lainnya
akan menggunakan berbagai strategi dalam memasarkan produknya, hal ini
dikarenakan kondisi persaingan saat ini sangat ketat, jika sebuah perusahaan
tidak menggunakan strategi yang tepat, maka perusahan tersebut akan
kalah dalam persaingan merebut pangsa pasar.
Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan
berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang
menguntungkan (Kotler and Armstrong, 2006: 58).
Lamb et al. (2002: 6) menjelaskan bahwa strategi pemasaran terdiri
dari empat langkah proses merancang dan mengelola strategi pemasaran
(analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan manajemen). Pertama, analisis
situasi mempertimbangkan analisis pasar dan pesaing, segmentasi pasar, dan
terus belajar tentang pasar. Kedua, merancang strategi pemasaran yang
memerlukan target pelanggan dan penempatan strategi, strategi pemasaran
hubungan, dan perencanaan untuk produk baru. Ketiga, program
pengembangan pemasaran terdiri dari produk/jasa, distribusi, harga dan
strategi promosi yang dirancang dan diterapkan untuk memenuhi kebutuhan
pembeli yang ditargetkan. Keempat, implementasi strategi dan manajemen
melihat pada desain organisasi dan kontrol pemasaran.

4
Perencanaan strategi merupakan kegiatan perusahaan untuk mencari
keseuaian antara ketentuan-ketentuan internal perusahaan (kekuatan dan
kelemahan) dan ketentuan-ketentuan eksternal perusahaan (peluang dan
ancaman). Peluang yang terjadi saat ini belum tentu akan tetap menjadi
peluang dimasa mendatang bisa saja peluang akan menjadi ancaman dan
ancaman bisa menjadi peluang, Perubahan faktor eksternal dapat
menimbulkan perubahan pada faktor internal sehingga kekuatan dan
kelemahan juga mengalami perubahan.

2.2 Definisi Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru)


Kim dan Mauborgne (2005) dalam bukunya yang berjudul "Blue
Ocean Strategy" mengembangkan sebuah strategi yang menekankan pada
Value Innovation, yaitu; bagaimana kita mengalihkan diri dari persaingan di
Samudra Merah yang sangat kompetitif dan berdarah-darah, menuju pada
Samudra Biru membuat kompetisi jadi tidak relevan lagi. Inovasi nilai tidak
selalu berupa inovasi teknologi, tetapi berupa inovasi untuk peningkatan
keuntungan pelanggan yang disesuaikan dengan harga jual dan biaya. Setiap
strategi selalu mempunyai resiko yang harus diperhitungkan dengan
seksama, sesungguhnya strategi samudra biru juga merupakan bagian dari
dunia bisnis masa lalu dan masa kini.
Strategi samudera biru (Blue Ocean Strategy) merupakan strategi
yang menantang perusahaan untuk keluar dari samudra merah persaingan
berdarah dengan cara menciptakan ruang pasar yang belum ada
pesaingnya, sehingga kata kompetisi pun menjadi tidak relevan.
Bedasarkan atas definisi mengenai blue ocean strategy di atas
sehingga dapat ditarik intisari dari strategi samudra biru strategi ini bukan
strategi untuk memenangkan persaingan akan tetapi strategi untuk keluar
dari dunia persaingan dengan menciptakan ruang pasar yang baru.
Fokus utama samudra biru, menumbuhkan permintaan,
memaksimalkan peluang, dan mengurangi risiko. Sedang persaingan
berdarah-darah atau dikenal dengan red ocean strategy ditandai dengan

5
prioritas utama mengalahkan pesaing, bertempur pada pasar yang sama dan
mengekploitasi pasar yang ada dengan hanya memadukan keseluruhan
sistem kegiatan perusahaan dengan pilihan strategi antara diferensiasi atau
biaya rendah. Berikut adalah perbedaan orientasi pada kedua strategi yaitu
strategi samudera merah dan strategi samudra biru.
1. Inovasi Nilai Samudra Biru
Perusahaan dengan Strategi Samudra Biru adalah perusahaan yang
keluar dari industri strategi samudra merah, yang keluar dari batasan-
batasan industri sejenis yang sudah ada. Penciptaan samudra biru ditandai
dengan pertumbuhan penjualan yang meningkat sehingga menimbulkan
laba bagi perusahaan maupun pelanggan. Samudra Biru menciptakan
pertumbuhan yang menguntungkan bagi perusahaan yang sudah mapan
maupun pemula.
Penciptaan Samudra Biru adalah soal menekan biaya secara
bersamaan meningkatkan nilai bagi pembeli. Nilai pembeli berasal dari
manfaat dan harga yang ditawarkan perusahaan kepada pembeli, karena
nilai bagi perusahaan dihasilkan dari harga dan struktur biaya, maka
inovasi nilai tercapai hanya ketika keseluruhan sistem kegiatan manfaat,
harga dan biaya perusahaan terpadu dengan tepat. Pendekatan keseluruhan
sistem inilah yang menjadikan penciptaan samudra biru. Sedangkan pada
samudra merah adalah memenangkan pada ruang pasar yang sama, dan
pada intinya adalah perusahaan harus dapat memenangkan persaingan
yang ada dengan mengeksploitasi permintaan yang sudah ada.

6
Gambar 2.2
Inovasi Nilai: Batu-pijak Samudra Biru (Kim & Mauborgne, 2005)

Sumber: Kim dan Mauborgne (2005)


Sebaliknya, Porter (2006) menyatakan inovasi seperti inovasi
produksi bisa dilakukan pada level subsistem tanpa mempengaruhi
keseluruhan strategi perusahaan. Sebuah inovasi dalam produksi,
misalnya, bisa menurunkan struktur biaya perusahaan untuk memperkuat
strategi kepemimpinan biaya yang telah ada tanpa mengubah proporsi
manfaat dalam penawarannya. Meskipun inovasi semacam ini bisa
membantu mempertahankan dan bahkan meningkatkan posisi perusahaan
dalam ruang pasar yang ada, pendekatan subsistem yang demikian jarang
menciptakan samudra biru berupa ruang pasar baru.
Dalam pengertian ini, inovasi nilai adalah lebih dari sekedar
inovasi. Inovasi nilai dari samudra biru adalah strategi yang merangkul
seluruh sistem kegiatan perusahaan. Inovasi nilai menuntut perusahaan
untuk mengarahkan seluruh sistem pada tujuan mencapai lompatan dalam
nilai bagi pembeli dan bagi perusahaan itu sendiri. Tanpa pendekatan
integral semacam ini, inovasi akan selalu terpisah dari inti strategi (Kim
& Mauborgne, 2005).

7
Inovasi nilai memberikan penekanan setara pada nilai dan inovasi.
Nilai tanpa inovasi cenderung berfokus pada penciptaan nilai dalam skala
besar, sesuatu yang meningkatkan nilai tapi tidak memadai untuk
membuat unggul secara menonjol di pasar. Inovasi tanpa nilai cenderung
bersifat mengandalkan teknologi, pelopor pasar atau futuristik dan sering
membidik sesuatu yang belum siap diterima dan di konsumsi oleh
pembeli. Gerald dan Peter (2002 dalam Kim & Mauborgne, 2005) dalam
studi selama sepuluh tahun, menemukan bahwa kurang dari 10 persen
yang menjadi pemenang bisnis, sementara lebih dari 90 persen sebagai
perintis pasar lainnya menjadi pecundang. Dalam pengertian ini, penting
untuk membedakan antara inovasi nilai, inovasi teknologi dan usaha
menjadi pelopor pasar. Inovasi nilai dalam penelitian samudra biru hanya
terjadi apabila perusahaan memadukan inovasi dengan manfaat, harga dan
posisi biaya. Kim dan Mauborogne (2005) menekankan pada para inovator
teknologi dan pelopor pasar yang gagal memadukan inovasi dengan
manfaat adalah perusahaan yang hanya memberikan telor yang akan
ditetaskan oleh perusahaan-perusahaan lain.

2. Alat Analisis dan Kerangka Kerja


Keberhasilan dari strategi samudra biru tidak terlepas dari uji
litmus yang bisa dijelaskan dengan mudah terhadap produk atau jasa yang
akan dibawa oleh perusahaan keluar dari persaingan gontok-gontokan atau
samudra merah. Uji litmus dari strategi samudra biru dapat digambar
melalui penggambaran secara grafis yang disebut Kanvas Strategi dan
Kerangka kerja empat langkah, yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Kanvas Strategi
Kanvas strategi adalah kerangka aksi sekaligus diagnosis untuk
membangun strategi samudra biru yang baik. Ia merangkum situasi
terkini dalam ruang pasar yang sudah dikenal. Hal ini memungkinkan
anda untuk memahami di mana kompetisi saat ini sedang tercurah,
memahami faktor-faktor apa yang sedang dijadikan ajang kompetisi

8
dalam produk, jasa, dan pengiriman, serta memahami apa yang didapat
konsumen dari penawaran kompetitif yang ada di pasar.

b. Kerangka Kerja empat langkah


Dalam membentuk Strategi Samudra Biru untuk membuat
kurva nilai baru dapat dilakukan dengan kerangka kerja yang terdiri
dari empat kerangka kerja (Gambar 2.2) yang harus dilakukan,
supaya lepas dari persaingan dan memberi nilai tambah luar biasa.
Proses dari identifikasi terhadap produk atau jasa yang berlaku
dipasar harus dapat di inventarisasi secara keseluruhan oleh seorang
manajer, tanpa mengurangi dari fungsi utama yang ditawarkan,
selanjutnya dilakukan penghapusan faktor-faktor yang sudah diterima
dalam industri atau dihilangkan. Faktor-faktor tertentu yang sudah
berlaku dalam industri juga dapat dikurangi hingga dibawah standar
dan beberapa faktor yang lain dapat ditingkatkan hingga di atas
industri yang berlaku di pasar.
Gambar 2.2
Kerangka Kerja Empat Langkah (Kim & Mauborgne, 2005)

9
Menurut Kim alat ini adalah alat analisis pelengkap bagi kerangka
kerja empat langkah. Skema ini mendorong perusahaan untuk tidak hanya
menanyakan empat pertanyaan dalam kerangka kerja empat langkah, tapi
juga bertindak berdasarkan keempat pertanyaan itu untuk menciptakan
suatu kurva nilai baru. Skema ini memberikan empat manfaat utama
kepada perusahaan:
a. Mendorong perusahaan untuk mengejar diferensiasi dan biaya
murah secara bersamaan untuk mendobrak pertukaran nilai-biaya.
b. Menyerang perusahaan lain yang hanya berfokus pada upaya
meningkatkan dan menciptakan, sehingga menaikkan struktur biaya
mereka, serta menyerang perusahaan lain yang sering memodifikasi
produk dan jasa secara berlebihan.
c. Skema ini dengan mudah dipahami oleh manajer di level apa
pun, sehingga menciptakan tingkat keterlibatan yang tinggi dalam
penerapannya.
d. Karena penuntasan upaya-upaya dalam skema ini merupakan tugas
menantang, skema ini mendorong perusahaan untuk bersemangat
dalam menganalisis setiap faktor industri yang menjadi ajang
kompetisi, sehingga ia menemukan berbagai asumsi implisit yang
mereka buat secara tak sadar dalam berkompetisi.

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Profil Perusahaan


Grup Wings (WINGS Corporation) didirikan pada tahun 1948 di
Surabaya, Indonesia. Setelah lebih dari enam puluh tahun berdiri,
perusahaan yang bermula dari industri rumah/ home industry sekarang
berkembang menjadi pemimpin pasar/market leader dengan
memperkerjakan ribuan tenaga kerja dengan pabrik yang berlokasi di
Jakarta dan Surabaya. Di dalam Grup Wings pun bernaung antara lain PT
Sayap Mas Utama, PT Wings Surya dan PT Lionindo Jaya (patungan
dengan Lion Corp., Jepang).
Sasaran dari Grup Wings adalah memproduksi produk-produk
dengan kualitas internasional tetapi dengan harga yang ekonomis. Produk
pertama dari perusahaan ini adalah memproduksi sabun hijau untuk
mencuci, yang pada akhirnya berhasil menembus pasar pada akhir tahun
1940. Setelah itu diperkenalkan produk baru berupa sabun colek yang
sampai saat ini masih diproduksi dan tetap menguasai pasar Indonesia.
Semakin berkembangnya sayap Wings Corporation maka lahirlah
pabrik kedua yaitu P.T. Sayap Mas Utama, di Jakarta yang memproduksi
sabun mandi, bedak, deterjen, pembersih lantai, pelembut pakaian, dan
pembalut wanita untuk didistribusikan di Indonesia dan Negara-negara
lain. Akhirnya dikembangkan lagi dengan P.T. Lionindo Jaya, yang
didirikan di Jakarta bersama dengan Lion Corporation of Japan untuk
memproduksi merek-merek seperti Emeron, Page One, Ciptadent, dan
Mama Lemon. Produk-produk ini termasuk shampoo, shower gel, produk
perawatan kulit, pasta gigi, dan cairan pencuci piring. Setelah lima tahun
berjalan merek-merek tersebut berhasil membidik marketshare di
Indonesia.

11
3.2 Sejarah Grup Wings
Perusahaan besar bermarkas di Surabaya ini mulanya cuma usaha
kecil berskala home industry, yang didirikan Ferdinand bersama
kerabatnya, Harjo Sutanto, tahun 1948. Diberi nama Fa Wings, mula-mula
membangun pabrik kecil di pinggiran Surabaya, memproduksi sabun cuci
deterjen (sabun colek). Mereknya Wings, yang hingga sekarang masih
diabadikan sebagai corporate brand. Kedua pendiri itu melakukan semua
pekerjaan mulai dari produksi, logistik hingga pemasarannya. Keduanya
terjun langsung menjual sabun colek produksinya secara door-to-door.
Setelah 60 tahun berdiri, Fa Wings berubah total menjadi Grup
Wings yang meraksasa seperti sekarang. Meskipun tetap mempertahankan
bisnis utamanya memproduksi sabun colek (toiletries), Wings kini telah
merambah ke berbagai bidang usaha: mulai dari bidang perbankan,
makanan, perkebunan, bahan bangunan hingga properti.

3.3 Visi dan Misi Perusahaan


Visi dan misi perusahaan PT Wings Surya yaitu
1. Visi Perusahaan :
Berusaha untuk dapat memenuhi KEPUASAN PELANGGAN
2. Misi Perusahaan :
Untuk mencapai Visi perusahaan, kami menerapkan policy dalam:
a. Kualitas Produk
b. Effisiensi Produksi
c. Disiplin Waktu dan Konsistensi dalam Quality

3.4 Pembagian Divisi Grup Wings


Adapun tugas dan tanggung jawab divisi- divisi yang ada pada Grup
Wings adalah sebagai berikut :
1. Divisi Marketing
Tugas utama departemen marketing adalah untuk mengidentifikasi
persyaratan produk mesin diesel PT. YADIN sehingga produk yang

12
dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen, proses produksi yang
efektif dan efisien serta pengiriman yang tepat waktu. Departemen
Marketing membuat sales plan sebagai dasar untuk perencanaan produksi
bulanan.

2. Divisi Logistik
Divisi logistik mempunyai peranan yang sangat vital dalam
pengadaan bahan baku, karena divisi ini berhubungan langsung dengan
suppliers. Departemen logistik di PT. YADIN terdiri dari 4 divisi yang
saling berhubungan satu sama lain, yaitu:
a. LDD (Locaization Development Division)
Divisi ini bertugas mengembangkan produk baru dan
melokalisasi material impor, dan mencari pemasok-pemasok lokal
yang mampu membuat material mesin diesel Yanmar dengan harga
yang kompetitif dan kualitas yang bagus.
b. Purchasing Division
Divisi bertugas membeli komponen-komponen mesin diesel
yang dikerjakan oleh pemasok-pemasok lokal dan mengontrol
kelancaran material- material saat produksi agar dapat berjalan dengan
baik.
c. EXIM (Export Import) Division
Divisi ini bertugas membeli komponen-komponen mesin diesel
CKD (Component Knock Down) dari luar negeri (import) seperti
Thailand, Jepang, Italia dan lainnya, serta mengontrol pengiriman
engine seperti gen set dan spare part ke luar negeri (export).
d. PCD (Planning Control Division)
Divisi ini bertugas mengatur proses produksi yang meliputi
assembling, painting, dan machining, dan mengeluarkan forecast
planning produksi yang menjadi acuan divisi-divisi di logistik untuk
melakukan interaksi dengan pemasok.

13
3. Divisi Manufacturing/Produksi
Divisi ini bertanggung jawab terhadap pelaksanaan produksi yang
telah direncanakan. Adapun standar prosedur pelaksanaan produksi yang
telah diterapkan di PT. YADIN adalah sebagai berikut:
a. Bagian PCD: membuat MRP (kebutuhan material yang harus dibeli),
perencanaan produksi, serta picking list (daftar material untuk proses
produksi).
b. Bagian Pembelian: membuat P/a (Purchase arder) untuk
barang/material keperluan produksi berdasarkan MRP.
c. Bagian Picking Yard: menyiapkan barang/material untuk dikirim ke
line assembling berdasarkan picking list.
d. Bagian Produksi: menyiapkan sarana dan prasarana proses produksi
diantaranya personil yang memenuhi syarat kompetensi, peralatan yang
memadai, instuksi kerja serta informasi yang cukup. Persyaratan/
spesifikasi produk diidentifikasi berdasarkan model mesin yang tercatat
pada production list.
e. Bagian Quality Control menyiapkan sistem pemantauan dan
pengukuran proses dari awal proses hingga pemeriksaan akhir (final
check).
f. Bagian Produksi membuat laporan harian produksi yang berisi rekaman
jumlah produksi dan permasalahan yang signifikan.
4. Divisi Accounting dan Personal General Affair
Divisi ini mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses
segala macam bentuk pembayaran transaksi oleh PT. YADIN dengan
pihak luar (customers maupun suppliers)

3.5 Pemaparan Kasus


Penelitian ini adalah penelitian studi litelature dimana data-data
pendukung peneliti peroleh dari sumber- sumber Artikel, Majalah, journal dari
Group Wings dan bahan bacaan ilmiah lainya yang terkait dengan strategi
Group Wings dalam mengatasi persaingan pasar

14
Untuk menembus pasar luar negeri Grup Wings merangkul
berbagai perusahaan distributor di mancanegara sedangkan untuk distribusi
di dalam negeri dilakukan dengan sendiri karena perusahaan menitik
beratkan berpihak pada konsumen. Guna menekan biaya produksi dan
menghasilkan barang-barang dengan kualitas tinggi dan harga murah,
kandungan komposisi produk menggunakan bahan lokal pada hampir tiap
produk sehingga menekan 66 persen pada biaya produksi sehingga pihak
Grup Wings dapat memberikan harga ekonomi kepada konsumen dengan
kualitas baik.
Merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Hermanto dengan
judul Implementation Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru) At
Group Wings menjelaskan bahwa produk dari Group Wings sudah
melakukan Blue Ocean Strategy untuk menghadapi persaingan pasar yang
memiliki pesaing utama yaitu Unilever. Banyak sekali kemiripan produk
yang dikeluarkan oleh Goup Wings dan Unilever sehingga Group Wings
harus selalu melakukan inovasi salah satunya dengan metode Blue Ocean
Strategy (Strategi Samudra Biru). Impelentasi ini ditunjukkan dengan
mengeluarkan produk baru yaitu sabun colek, diikuti oleh Unilever dengan
produk Omo Biru namun tidak bertahan lama dipasaran Indonesia
sedangkan sabun colek Group Wings masih ada di pasar hingga saat ini.
Dan hingga saat ini produk-produk dari Group Wings seperti produk
toiletries, dan makanan masih bertahan meskipun banyak sekali persaingan
dari perusahan-perusahaan lain dengan memproduksi produk yang serupa.

15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Strategi Penerapan Blue Ocean Strategy oleh Group Wings


Tujuan utama dari Group Wings adalah memproduksi produk-produk
berkualitas internasional dengan harga ekonomis. Produksi pertama Wings
dimulai dengan pembuatan sabun cuci hijau buatan tangan. Dengan produk ini
Wings berhasil menembus pasar kompetitif pada akhir 1940-an. Segera
setelah itu, mereka memperkenalkan sebuah produk baru – krim deterjen yang
sangat membantu kebutuhan toileteries rumah tangga. Seiring dengan
perkembangan Wings yang begitu pesat, maka pabrik kedua P.T. Sayap Mas
Utama, dibangun di Jakarta.
Wings menghasilkan produk antara lain toilet sabun, bedak dan bar
deterjen, floorcleaners, pelembut kain, dan pembalut untuk market di seluruh
Indonesia dan sekitarnya. Sedangkan pabrik ketiga P.T. Lionindo Jaya
dibangun di Jakarta bersama-sama dengan Lion Corporation Jepang untuk
memproduksi merek seperti Emeron, Halaman Satu, Ciptadent, dan Mama.
Produk mereka termasuk shampoo, shower gel, produk perawatan kulit, pasta
gigi, dan pencuci piring cair. Setelah lima tahun, merek ini berhasil
menangkap pangsa pasar yang signifikan di Indonesia. Dengan kekuatan yang
dimilikinya, WINGS mencoba berekspansi dengan mengekspor produk ke
beberapa negara di dunia, dari Nigeria sampai Filipina.
Wings telah berinvestasi baik integrasi hulu dan hilir. Sehingga
memungkinkan bagi mereka menghasilkan secara konsisten produk-produk
berkualitas dengan biaya lebih rendah berupa harga jual yang lebih rendah
dibanding pesaingnya, Keberhasilan Wings ini didukung oleh berbagai aspek
diantaranya karyawan yang berdedikasi tinggi untuk menghasilkan produk
berkualitas dan competitive bagi pelanggan.
Salah satu strategi yang digunakan oleh Group Wings untuk dapat
tetap menguasai pasar yaitu dengan menerapkan metode strategi Blue Ocean.
Dalam membentuk Strategi Samudra Biru dapat dilakukan dengan

16
menerapkan kerangka kerja yang terdiri dari empat kerangka kerja yaitu
menambahkan, mengurangi, menghilangkan dan menciptakan. Hal ini
diimplementasikan oleh PT Wings Surya dengan cara sebagai berikut :
1. Menambahkan Nilai Pada Produk Serupa dari Pesaing
Sebelum PT Wings Grup masuk di Indonesia, pangsa pasar untuk
produk toileters dikuasai oleh Unilever. PT Wings Grup sebagai pesaing
baru memiliki hambatan dengan adanya produk-produk yang sudah ada
lebih dulu. Untuk dapat memasuki pasar PT Wings Grup menciptakan
diferensiasi dari produk pesaing, yang hal tersebut membutuhkan modal
yang besar, biaya untuk berpindah supllier hingga harus membuat
perusahaan baru. Sebagai pesaing baru, PT Wings Grup selalu memonitor
pesaing lama dengan memanfaatkan kelemahan dari produk pesaing,
sehingga pendatang baru dapat berkembang dan merebut pasar. Dengan
menggunakan strategi samudra biru, yaitu menggunakan metode value
innovation yaitu dengan menambahkan nilai dari produk sejenis. Salah
satunya dengan menambahkan nilai value pada produk yang sama dengan
pesaingnya. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan pemutih Detergent Daia
dari Wings yang menggunakan pemutih lebih banyak dibandingkan Rinso
untuk memberikan hasil cuci lebih putih dan bersih.

2. Menurunkan Harga dengan Kualitas Yang sama dengan Pesaing


Pembeli akan selalu berusaha untuk mencari produk yang memiliki
harga lebih murah namun tetap memiliki kualitas produk dan pelayanan
yang tinggi. Hal ini membuat para pesaing saling beradu untuk memenuhi
keinginan konsumen tersebut. Selama ini produk yang dihasilkan oleh PT
Wings Group cenderung lebih rendah dari PT Unilever. Misalnya jenis
shampoo yaitu Emeron yang harganya lebih murah dibandingkan dengan
Sunsilk atau Zinc yang lenbh murah dari Clear. Wings Group
meluncurkan produk yang sesuai dengan kualitas dan harga untuk pasar
yang ingin dituju.

17
3. Menghilangkan Distribusi Bahan Baku Dari Luar Negeri
Kekuatan pemasok akan sangat berpengaruh terhadap proses
produksi sebuah industri. Selain itu bahan baku atau produk substitusi
sangat sedikit serta memiliki biaya berpindah pemasok yang tinggi, dan
penawaran yang terbatas. Oleh karena itu untuk menghindari tingginya
biaya yang dikeluarkan untuk pembelian dan keterbatasan bahan baku dari
pemasok, produsen sebaiknya memiliki industri yang memproduksi bahan
baku (industri hulu) untuk proses produksi. Wings sebagai salah satu
perusahaan yang memproduksi produk deterjen di Indonesia memiliki
pabrik yang memproduksi bahan baku untuk produk deterjen mereka
sehingga mereka tidak memiliki gangguan dalam hal pasokan bahan baku.
Bahkan perusahaan Unilever Indonesia pun memilih Wings untuk
memasok bahan baku produksi deterjen mereka.

4. Menciptakan Produk Baru Sebagai Subtitusi


Dengan adanya produkbaru sebagai produk substitusi merupakan
ancaman yang besar bagi produk lain karena selain mampu menjadi
produk alternatif dari sebuah produk yang ada, dapat juga merebut pasar
dari sebuah produk yang disubstitusikan. Biasanya produk substitusi
memiliki harga yang murah dan menggunakan teknologi yang baru,
sehingga perusahaan harus cermat mengamati perubahan harga produk
substitusi yang menjadi ancaman bagi produk perusahaan tersebut, jika
kemajuan teknologi atau persaingan meningkat di industri substitusi, maka
harga dan laba dalam segmen akan menurun. Dari hasil pengamatan di
pasar menunjukan bahwa produk substitusi dari PT Wings Surya adalah
produk deterjen So klin yang sebenarnya ditujukan untuk mencuci pakaian
secara menual (tanpa menggunakan mesin cuci) tapi tetap digunakan untuk
mencuci dengan menggunakan mesin cuci.

18
4.2 Dampak Penerapan Blue Ocean Strategy Pada PT Wings Surya
Blue Ocean Strategy merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh
suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualanya dengan menambahkan
value pada produk. Dari implementasi Blue Ocean Strategy pada PT Wings
Surya memberikan dampak sebagai berikut .
1. Pertama, Perusahaan dapat mencoba untuk merangsang konsumen agar
mereka meningkatkan pembelianya. Pembelian dapat diuraikan sebagai
fungsi dari frekuensi pembelian dikalikan dengan jumlah pembelian yang
dilakukan. Suatu perusahaan dapat mendorong konsumenya untuk
membelil lebih sering sekaligus untuk membeli lebih banyak setiap
pembelian. Promosi harga dan perluasan jaringan distribusi sangatlah
membantu kegiatan ini. secara lebih mendasar, perusahaan dapat
mempertimbangkan kesempatan-kesempatanuntuk meningkatkan tingkat
konsumsi yang ada, yang merupakan dasar dari tingkat pembelian yang
dihadapi.
2. Kedua, Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarik atau
mempengaruhi konsumen saingan. Dengan adanya produk yang serupa
dengan nilai produk yang lebih baik maka PT Wings Surya dapat menarik
konsumen dari pesaing.
3. Ketiga, Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarik
konsumen yang belum memakai (nonusers) atau calon konsumen yang
berada dalam lingkungan pasarnya. Sarana sebenarnya tidak berbeda
dengan yang digunakan diatas. Perbedaanya terletak pada sasaran atau
target yang hendak dicapai, yaitu para calon konsumen dan yang bukan
pemakai.
Dengan penerapan Blue Ocean Strategy perusahaan dapat berorientasi
untuk menciptakan pasar dengan memahami kebutuhan pelanggan. Karena itu,
PT Wings Surya mempunyai peluang memberi kepuasan pada pelanggan
sama halnya dengan kemampuannya dalam mengenali gerak-gerik
pesaingnya. Perusahaan-perusahaan yang berhasil dalam mengendalikan pasar

19
disebut sebagai market drive firm, yaitu perusahaan yang selalu menempatkan
orientasi pelanggan dan orientasi pesaing secara harmonis, sehingga
menghasilkan kinerja pemasaran yang lebih baik.

4.3 Evaluasi Implementasi Blue Ocean Strategy pada PT Wings Surya


Dari penjabaran diatas diketahui bahwa PT Wings Surya untuk dapat
bersaing dengan yang lain, tidak harus selalu dengan berusaha menciptakan
suatu ruang pasar baru. Hal itu bisa dilakukan dengan menerapkan Strategi
Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang dimulai dari value innovation, atau
hanya sekedar memberikan value added pada produk/jasa yang sudah ada.
Meskipun banyaknya anggapan umum bahwa produk-produk Wings adalah
meniru dari produk-produk Unilever, tetapi jika lebih diperhatikan, sebenarnya
Wings selalu memberikan value added pada produk- produknya; suatu plus
value yang tidak terdapat pada produk-produk Unilever.
Memberikan plus value pada sebuah produk caranya bisa bermacam-
macam. Bisa dengan menambah features atau benefits dari produk-produk
yang sudah ada, bisa dengan menawarkan harga yang lebih rendah untuk
benefits yang sama (atau bahkan lebih) dengan produk yang sudah lebih dulu
beredar di pasar (seperti yang selama ini selalu dilakukan oleh Wings -pen.),
bisa juga dengan memberikan service yang lebih superior, atau bisa juga
dengan memberikan experential value terhadap produk tersebut. Bila ditinjau
dari kaca mata customer, value adalah hasil dari what to 'get' dikurangi dengan
what do 'give'. Pengertian 'get' ini yang bisa bermacam-macam.
Cara lain yang digunakan oleh Wings Grup untuk menjadi berbeda dan
menjadi pemegang pasar tunggal dengan Blue Ocean Strategy, juga bisa
didapat dari pricing-strategy. Dengan mengefesienkan segala macam proses
produksi, otomatis dapat menawarkan harga yang lebih rendah dari pesaing.
Namun patut dipertimbangkan bahwa harga yang murah tetap harus diimbangi
dengan kualitas yang dapat dipertanggung- jawabkan.
Selain memberikan plus value pada produk-produknya dibanding
produk-produk kompetitor, produk-produk Wings, secara rata-rata, harganya

20
selalu berada di bawah harga produk-produk Unilever yang merupakan
kompetitor sejatinya. Hal itu bisa dicapai bukanlah karena Wings
memproduksi produk-produk dengan kualitas yang lebih rendah, namun
adalah penggunaan bahan baku lokal, sehingga biaya produksi dapat lebih
rendah dibandingkan pesaing-pesaing yang ada.
Langkah selanjutnya untuk menjadi berbeda dan kemudian menguasai
pasar dengan Strategi Blue Ocean, yaitu dengan menciptakan suatu ruang
pasar baru dan menciptakan suatu aturan main baru dalam industri yang ada,
sekaligus menciptakan standar baru yang diinginkan oleh konsumen.
Penerapan Blue Ocean Strategi pada PT Wings Surya memiliki
dampak yang signifikan, sebagaimana ditunjukkan oleh kanvas strategi
(kerangka aksi sekaligus diagnosis untuk membangun strategi samudra biru
yang baik). Kurva nilai memiliki tiga kualitas yang saling melengkapi, setiap
yang hebat memiliki fokus dan suatu profil strategi atau kurva nilai perusahaan
harus jelas dengan menunjukan fokus tersebut.

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Strategi pemasaran merupakan logika pemasaran dimana perusahaan
berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang
menguntungkan. Perencanaan strategi merupakan kegiatan perusahaan untuk
mencari keseuaian antara ketentuan-ketentuan internal perusahaan (kekuatan
dan kelemahan) dan ketentuan-ketentuan eksternal perusahaan (peluang dan
ancaman).
Strategi samudrra biru (Blue Ocean Strategy) merupakan strategi
yang menantang perusahaan untuk keluar dari samudra merah persaingan
berdarah dengan cara menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya,
sehingga kata kompetisi pun menjadi tidak relevan. Perusahaan dengan
Strategi Samudra Biru adalah perusahaan yang keluar dari industri strategi
samudra merah, yang keluar dari batasan-batasan industri sejenis yang sudah
ada.
Salah satu strategi yang digunakan oleh Group Wings untuk dapat
tetap menguasai pasar yaitu dengan menerapkan metode strategi Blue Ocean.
Dalam membentuk Strategi Samudra Biru dapat dilakukan dengan
menerapkan kerangka kerja yang terdiri dari empat kerangka kerja yaitu
menambahkan nilai pada produk serupa dari pesaing, menurunkan harga
dengan kualitas yang sama dengan pesaing, menghilangkan distribusi bahan
baku dari luar negeri, dan menciptakan produk baru sebagai subtitusi.
Dari implementasi Blue Ocean Strategy pada PT Wings Surya
memberikan dampak yaitu perusahaan dapat mencoba untuk merangsang
konsumen agar mereka meningkatkan pembelianya, Perusahaan dapat
meningkatkan usahanya dengan menarik atau mempengaruhi konsumen
saingan, dan perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarik
konsumen yang belum memakai (nonusers) atau calon konsumen yang berada
dalam lingkungan pasarnya. Dengan penerapan Blue Ocean Strategy

22
perusahaan dapat berorientasi untuk menciptakan pasar dengan memahami
kebutuhan pelanggan.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan diatas PT Wings Surya perlu
mempertimbangkan hasil dari perancangan strategi dengan Blue Ocean
Strategy untuk menghadapi persaingan dan keluar dari Red Ocean dalam
mengembangkan bisnis. Dalam melakukan penurunan harga harus tetap
memperhatikan kualitas paling tidak memiliki kualitas yang sama dengan
pesaing. Karena hal tersebut sangat mempengaruhi keputusan konsumen
untuk memilih produk dari PT Wings Surya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ismail. 2016. Analisis Perancangan Strategi Dengan Pendekatan Blue


Ocean Strategy Dalam Upaya Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis
(Studi Kasus di CV Anugerah Perkasa Mandiri-Klaten) Skripsi Program
Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta

Alanus Yuraimond P.Gunawan dan Ratih Indriyani. 2016. Perumusan Blue


Ocean Strategy Sebagai Strategi Bersaing Pt.Indosurya Gemilang.
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas
Kristen Petra

Hermanto. Implementation Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru) At


Group Wings Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 4 No. 2 Juni 2011

Kim, W, & Mauborgne, 2005, Blue Ocean Strategy" Menciptakan Ruang Pasar
Tanpa Pesaing dan Biarkan Kompetisi Tak Lagi Relevane Indonesia,
Harvard Business School Publishing Corporation,

Winda Wahyu Widyasari, & Asfl, Manzilati, 2013, Identifikasi Struktir Pasar
dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Harga, Jurnal Ilmlah,
Universitas Brawijaya Malang

Windarto, Cahyanl, 2012, Keselarasan Blue Ocean Strategy dan Inovasi untuk
menciptakan keunggulan kompetitif, Yogyakarta, UGM

24

Anda mungkin juga menyukai