Anda di halaman 1dari 22

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

TUGAS TUTORIAL II

Hari, tanggal : Jum’at, 12 November 2021


Kode Mata Kuliah : PDGK 4502
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD
SKS : 4 SKS
Nama Tutor : Anisa, M.Pd
Nama : Farhan Amymie
Nim : 857460507
Kelas :B
Pokjar : Centeh Bandung

1. Jelaskan landasan yang mendorong dikembangkannya dan diberlakukannya KTSP!

Jawab:

Landasan yang mendorong perkembangan dan berlakunya KTSP yaitu sesuai dengan:

a. Tujuan satuan pendidikan


b. Potensi daerah/karakteristik daerah
c. Sosial budaya masyarakat
d. Peserta didik dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departement agama
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah (UU No. 20
Tahun 2003).

Satuan pendidikan dan komite sekolah merasa belum siap mengembangkan dan menerapkan
KTSP mulai tahun 2006, dapat dimulai paling lambat 2009. Kecuali satuan pendidikan dapat
mengadaptasi atau mengadopsi model-model kurikulum yang disusun oleh pusat kurikulum bersama
direktorat terkait. Namun, setelah masa transisi, semua satuan pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan sendiri KTSP. Satuan pendidikan diberikan kewenangan untuk menyusun sendiri
kurikulumnya, hal ini merupakan perwujudan dari kebijakan otonomi pendidikan dalam rangka
School Based Management. Namun, kebijakan ini ada yang menganggap merupakan langkah yang
terlalu berani mengingat menurut sejarah pendidikan di Indonesia sejak zaman kolonial, belum
sekalipun satuan pendidikan diberikan kewenangan menyusun sendiri kurikulumnya. Karena tuntutan
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

peraturan perundangan menghendaki demikian, cepat atau lambat, suka atau tidak suka satuan
pendidikan harus menyusun sendiri kurikulumnya dan dapat melaksanakan mulai tahun 2006/2007
dan paling lambat tahun 2009/2010. Namun, satuan pendidikan yang merasa belum mampu
menyusun sendiri KTSP dapat mengadaptasi atau mengadopsi model KTSP yang dikembangkan oleh
Balitbang DepDiknas.

Suatu kurikulum disusun mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum, ada empat teori
pendidikan yang dipandang mendasari pengembangan model kurikulum dan pelaksanaan pendidikan
klasik, pribadi, internasional, dan teknologi pendidikan (Lapp, el.al., 1975), sebagai berikut:

a. Pendidikan Klasik

Pendidikan klasik dapat dipandang sebagai konsep pendidikan tertua, karena konsep ini
bertolak belakang dari asumsi seluruh warisan budaya yaitu pengetahuan, konsep, atau ide dan nilai-
nilai yang telah ditemukan oleh para pemikir dahulu. Pendidikan berfungsi memelihara,
mengawetkan, dan meneruskan semua warisan budaya tersebut ke generasi selanjutnya. Teori
pendidikan menurut Seller & Miller, 1984 lebih menekankan peranan isi dari pada proses atau
bagaimana mengajarkannya. Isi pendidikan materi diambil dari khasanah ilmu pengetahuan berupa
disiplin ilmu yang telah dikembangkan dulu. Dan disusun secara logis, sistematis, dan struktur dengan
berpusat pada segiintelektual dan sedikit sekali memperlihatkan dalam segi social atau psikologis
peserta didik.

b. Pendidikan Pribadi

Teori pendidikan pribadi lebih mengutamakan peranan peserta didik, dan konsep ini bertolak
belakang dari anggapan dasar bahwa sejak lahir anak telah memiliki potensi baik dalam berfikir,
berbuat maupun belajar dan berkembang sendiri. Pendidikan berfungsi menciptakan lingkungan yang
menunjang dan terhindar dari hama-hama. Teori pendidikan ini lebih menekankan pada proses
pengembangan potensi peserta didik. Tak ada kurikulum estándar melainkan kurikulum minimal
yang dalam implementasinya dikembangkan bersama peserta didik. Isi dan proses selalu berubah
sesuai dengan minat dan kebutuhan.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

c. Pendidikan Internasional

Teori ini bertolak belakang dari pemikiran manusia sebagai makhluk social. Dalam kehidupan
manusia selalu membutuhkan orang lain, selalu hidup bersama, berinteraksi dan bekerjasama.
Pendidikan ini belajar lebih dari hanya sekedar mempelajari fakta-fakta. Peserta didik mengadakan
pemahaman eksperimental dari fakta tersebut, serta memberikan interpretasi yang bersifat
menyeluruh serta memahami dalam konteks kehidupan. Pada kurikulum ini menekankan pada proses
yang berisi problema-problem nyata yang aktual dalam kehidupan. Proses pendidikan terbentuk
dalam kegiatan belajar kelompok yang mengutamakan kerjasama, jadi pendidikan ini berpusat pada
interaksi masalah atau rekontruksi sosial.

d. Teknologi Pendidikan

Teori ini ada kesamaan dengan teori pendidikan klasik dalam transmisi informasi. Perbedaan
dalam pembentukan dan penguasaan kompetensi bukan pengawetan dan memelihara budaya lama.
Teknologi pendidikan lebih berorientasi kemasa sekarang dan yang akan datang tidak seperti klasik
yang lebih melihat kebelakang. Teknologi telah masuk dalam segi kehidupan termasuk dalam
pendidikan. Lebih menekankan kompetensi atau kemampuan praktis. Materi disiplin ilmu dipelajari
dan termasuk dalam kurikulum. Pengembangan kurikulum dilakukan oleh para ahli yang mempunyai
kemampuan mengembangkan kurikulum. Perangkat ini lebih lengkap mulai dari struktur dan sebaran
mata pelajaran sampai dengan rincian bahan ajar yang dipelajari peserta didik yang tersusun dalam
satuan-satuan bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran dll. Kurikulum ini dikategorikan sebagai
kurikulum berbasis teknologi atau berbasis kompetensi.

Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dua dari delapan standar pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetisi Lulusan
(SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. UU
20/2003 tentang Sisdiknas dan Peraturan PP 19/2005 tentang SNP mengamanatkan: Kurikulum pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada SI
dan SKL, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP. Selain itu, penyusunan KTSP
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
KTSP dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar isi dan kompetensi
lulusan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan sesuai panduan penyusunan
kurikulum yang dibuat BSNP. Prinsip-prinsip pengembangan KTSP meliputi: berpusat pada potensi
perkembangan serta kebutuhan peserta didik dan lingkungan, beragam dan terpadu, tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, relevan dengan kebutuhan, menyeluruh dan
berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan global nasional, dan lokal.
KTSP sebagai revisi dan pengembangan dari beberapa kurikulum yang pernah ada dan telah
diterapkan di Indonesia, tentunya mempunyai perbedaan yang jelas. Untuk lebih jelasnya akan
dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel Perubahan Paradigma Kurikulum

Aspek Kurikulum Lama KTSP


Siswa Pasif Aktif-aktif Produktif
Kurikulum Subject Base Copentency Base
Guru Instruktur Fasilitatif
Sarana Prasarana Weaknesses Adequate
Pembelajaran Pasif Learning Aktif Learning
Evaluasi Subject Oriented Competency
Manajement Sentralistik Desentralistik (MBS)
Supervise Model Tagihan Model Bimbingan
Pengawasan Lingkunga Cenderung Pasif Kondusif (Peduli)
Sumber : Kunandar, 2007

Model Pengembangan KTSP

Salah satu model pengembangan yang sering digunakan adalah model 4-D, model ini
disarankan untuk pengembangan oleh Thiagarajan, Smmel, dan Semmel (Trianto, 2009:188). Model
ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate. Model ini
diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendifinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran:

a. Tahap Pendifinisian (Define)

Tahap ini bertujuan menetapkan dan mendifinisikan syarat-syarat yang diperlukan dalam
pengembangan KTSP. Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan tinjauan proses penyusunan KTSP
meliputi: pembentukan tim penyusun KTSP, kordinasi dengan dinas pendidikan, analisis konteks,
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi draf, finalisasi dan pemberlakuan KTSP. Tim
penyusun KTSP melibatkan: kepala sekolah, guru kelas/bidang studi, konselor sekolah, komite
sekolah, ahli pendidikan/nara sumber, dan dinas pendidikan. Kordinasi dengan dinas pendidikan
meminta bantuan sebagai nara sumber dalam kegiatan menyusun KTSP. Kegiatan mengawali
penyusunan KTSP, dilakukan melalui rapat kerja/lokakarya yang diikuti oleh tim penyusun KTSP.
Kegiatan analisis konteks meliputi: analisis potensi dan kekuatan/kelemahan yang ada di sekolah,
analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar, mengidentifikasi
standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan.

b. Tahap Perancangan (Design)

Tujuan tahap ini adalah merancang pengembangan KTSP, sehingga diperoleh contoh model
pengembangan yang sesuai dengan pedoman pengembangan KTSP yang dikeluarkan BSNP.
Kegiatan pada tahap ini adalah penyiapan draf dan penyusunan draf KTSP. Awal kegiatan penyusun
KTSP menyiapkan dan menyusun draf yang didasarkan analisis konteks. Kegiatan ini dilakukan
dalam rapat kerja/lokakarya yang dihadiri oleh tim penyusun KTSP. Draf KTSP dikembangkan
menjadi kelompok: (1) dasar pemikiran, landasan, dan profil sekolah, (2) standar kompetensi, (3)
struktur kurikulum dan pengaturan beban belajar, (4) sistem evaluasi dan ketuntasan belajar.

c. Tahap Pengembangan (Develop)

Tujuan tahap ini untuk menghasilkan draf model pengembangan kurikulum yang telah
direvisi berdasarkan masukan para pakar dan data yang diperoleh dari lapangan. Kegiatan pada tahap
ini meliputi validasi model kurikulum oleh pakar/ahli diikuti dengan revisi. Validasi ahli bertujuan
untuk memperoleh saran dan masukan untuk merevisi model pengembangan KTSP (draf I), sehingga
dihasilkan draf II, yang tepat dan layak digunakan.

d. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Tahap ini merupakan tahapan penggunaan model pengembangan yang telah dikembangkan
sesuai dengan pedoman pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP, baik di sekolah tempat
peneliti mengadakan penelitian atau di sekolah lain. Namun dalam penelitian ini tahap penyebaran
(disseminate) belum dilakukan. Kurikulum pendidikan dasar (termasuk sekolah dasar didalamnya)
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional ini sudah
dirumuskan dalam UU No.2 Tahun 1989, yaitu bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuham Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain berlandaskan tujuan pendidikan nasional
tersebut, kurikulum sekolah dasar harus didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: (1) Tahap
perkembangan siswa, baik dari segi isi maupun cara penyampaiannya, (2) Kesesuaian dengan
lingkungan, (3) Kesesuaian dengan kebutuhan pembangunan, (4) Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, (5) Kurikulum sekolah dasar menekankan kemmpuan dan keterampilan dasar “Baca –
Tulis – Hitung” yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan kebijakan departement pendidikan nasional tentang pemberlakuan KTSP telah


sesuai dengan : (1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (3) Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, (4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Lulusan Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, (5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kebijakan departement pendidikan nasional (1) Ditinjau
dari model kurikulum sebagai penerapan model berbasis kompetensi yang didasarkan pada teknologi
pendidikan, (2) Ditinjau dari pengelolaan pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan dan dari
model implementasi kurikulum dalam penerapan gabungan model kurikulum mutual adaptive dan
enachment.

2. Jelaskan apa saja yang termasuk produk dari kegiatan pengembangan kurikulum!

Jawab:

Berikut ini beberapa produk pengembangan kurikulum Sekolah Dasar itu dalam bentuk
landasan, tujuan, dan program pengajaran (GBPP) dan pediman pelaksanaan:
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

a. Landasan

Pada hakikatnya landasan-landasan tersebut adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan pada waktu mengembangkan kurikulum lembaga pendidikan. Aspek pokok yang
mendasari pengembangan kurikulum, diantaranya: landasan filosofis, psikologis, sosial budaya dan
perkembangan ilmu pengetahuan / teknologi. Kurikulum pendidikan dasar disusun dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan ini dirumuskan dalam UU No.2 Tahun 1989 yaitu :
Bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.

1) Tahap perkembangan siswa, baik dari segi isi maupun cara penyampaiannya
2) Kesesuaian dengan lingkungan
3) Kesesuaian dengan kebutuhan pembangunan
4) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5) Kurikulum sekolah dasar menekankan kemmpuan dan keterampilan dasar “Baca – Tulis –
Hitung” yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
b. Tujuan dan Program

Pada pengembangan kurikulum peran tujuan dan program itu sangat menentukan kaitannya
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pusat kurikulum (2002) mengemukakan bahwa
tujuan penyelenggaraan SD adalah menghasilkan lulusan yang mempunyai dasar-dasar karakter,
kecakapan, keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk mengembangkan potensi dirinya
secara optimal sehingga memiliki ketahanan dan keberhasilan dalam pendidikan lanjutan dalam
kehidupan yang selalu berubah yang sesuai zaman. Dengan demikian penyelenggaraan SD ditujukan
untuk :

1) Menambahkan dasar-dasar perilaku berbudi pekerti dan berakhlak mulia


2) Menumbuhkan dasar-dasar kemahiran membaca, menulis dan menghitung
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan berfikir logis, kritis dan kreatif
4) Menumbuhkan sikap toleransi, tanggung jawab, kemandirian dan kecakapan emosional
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

5) Memberikan dasar keterampilan hidup, kewirausahaan dan etos kerja f. Membentuk rasa cinta
terhadap bangsa dan tanah air Indonesia
c. Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)

Garis-Garis Besar Program dan Pengajaran (GBPP) memuat semua komponen minimal
kurikulum sebagai rencana tertulis secara umum dalam GBPP terdapat tujuan yang ingin dicapai
(tujuan mata pelajaran dan tujuan instruksional) umum, materi atau pokok bahasan yang harus
disajikan, proses atau strategi pembelajaran yang digunakan, alat evaluasi untuk mengukur
ketercapaian tujuan, bahkan terdapat juga distribusi materi dalam catur wulan atau semester kelas.
GBPP ini menjadi produk utama dalam pengembangan kurikulum.

d. Pedoman Pelaksanaan dan Penilaian

Pedoman pelaksanaan dan Penilaian merupakan acuan dalam melaksanakan kurikulum dan
mengadakan penilaian di sekolah dasar yang mencakup ketentuan mengenai: waktu belajar, system
guru, perencanaan kegiatan pembelajaran, bahasa pengantar, system pembelajaran, bimbingan belajar
dan bimbingan karier serta penilaian.

3. Jelaskan, aspek apa saja yang harus dipertimbangkan atau diperhatikan ketika kita akan
merancang sebuah kegiatan pembelajaran!

Jawab:

Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan,


dengan bimbingan guru dan bantuan pendidik lainnya. Apa yang hendak dicapai dan dikuasai oleh
siswa dituangkan dalam tujuan belajar, dipersiapkan bahan apa yang harus dipelajari, dipersiapkan
juga metode pembelajaran, yaitu sesuai dengan cara siswa mempelajarinya, dan pada akhirnya
dilakukan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Penjelasan ini memberi gambaran
bahwa kegiatan belajar yang dilaksanakan secara sengaja dipersiapkan dalam bentuk perencanaan
pembelajaran. Persiapan atau perencanaan pembelajaran ini sebagai kegiatan integral dari proses
pembelajaran di sekolah. Penyusunan program pembelajaran dapat dibedakan menjadi program
tahunan, program semester, program mingguan dan program harian. Program tahunan merupakan
rencana pembelajaran yang disusun untuk setiap mata pelajaran yang berlangsung selama satu tahun
ajaran pada setiap mata pelajaran dan kelas tertentu yang disusun menjadi bahan ajar.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

Untuk mencapai target dan tujuan yang ditetapkan, maka secara teknis dan operasional
dijabarkan dalam program mingguan dan juga harian. Pembelajaran berkenaan dengan kegiatan
bagaimana guru melaksanakan pembelajaran serta bagaimana siswa belajar. Kegiatan pembelajaran
ini merupakan suatu kegiatan yang disadari dan direncanakan. Suatu kegiatan yang direncanakan atau
kegiatan berencana menyangkut tiga hal, yaitu perencanaan, pelaksanaan dari perencanaan dan
evaluasi. Demikian juga halnya dengan pembelajaran. Setiap guru semestinya melakukan persiapan
pembelajaran sebelum memasuki suatu proses pembelajaran. Persiapan pembelajaran pada
hakekatnya merupakan perencanaan pembelajaran jangka pendek untuk memperkirakan atau
memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan. Dengan demikian, perencanaan pembelajaran
merupakan upaya untuk memperkirakan dan memproyeksikan tindakan yang akan dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran.

Berikut contoh perencanaan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat dijabarkan, yaitu:

1) Kegiatan Pendahuluan
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan
materi yang akan dipelajari
c. Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk
mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau kd yang akan dicapai
d. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas
2) Kegiatan Inti

Setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur,
teliti, kerjasama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum
dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang
dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya.
Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

Prinsip mengaplikasikan kegiatan belajar yaitu:

a. Mengamati

Kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik
untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

b. Menanya

Kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk
bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing
peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek
yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain
yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih
memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik
mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan.
Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam
bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk
mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang
ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

c. Mengumpulkan dan Mengasosiasikan

Kemudian tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih
banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.
Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan
berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan
informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

d. Mengkomunikasikan Hasil

Kemudian kegiatan selanjutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan
di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

4. Coba uraikan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu perencanaan


pembelajaran dan jelaskan keterkaitan diantara komponen-komponen tersebut!

Jawab:

Mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan


sesuai dengan perkembangan IPTEK. Pembelajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar.
Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa.
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan
satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media
dan evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran,
sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran / pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya
dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai
operasionalisasi dari sebuah kurikulum.

Pembelajaran kontestual merupakan salah satu model pembelajaran yang diterapkan oleh guru
dalam proses belajar-mengajar, yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
melibatkan enam komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism),
bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item
yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar.
Adapun macam-macam komponen pembelajaran yaitu:

1) Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum ( curriculum ) berasal dari bahasa Yunani, curir yang artinya
“pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu” yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari
dari garis start sampai garis finish. Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah
pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu
tingkatan atau ijazah. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau bidang
studi dan kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga segala sesuatu yang berpengaruh terhadap
pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya fasilitas
kampus, lingkungan yang aman, suasana keakraban dalam proses belajar mengajar, media dan
sumber-sumber belajar yang memadai. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai
kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya
peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam
penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.

2) Guru

Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi arti harfiahnya
adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai
yang paling maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-
pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar
(penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

3) Siswa

Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program
pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa
guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti
bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek
belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan
yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan
dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu
perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.

4) Metode

Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses
belajarmengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode tersebut antara lain:

a. Metode Ceramah

Sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.

b. Metode Tanya Jawab

Suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid
menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan
peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang
bersifat problematis.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

d. Metode Demonstrasi

Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

e. Metode Eksperimen

Metode atau cara di mana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau
percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.

5) Materi

Merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi
yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah:

a. Adanya teks yang menarik


b. Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa
c. Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah
mereka miliki
d. Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.

Dalam kegiatan belajar, materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk
mencapai tujuan dengan memperhatikan komponen-komponen yang lain, terutama komponen anak
didik yang merupakan sentral. Pemilihan materi harus benar-benar dapat memberikan kecakapan
dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

6) Alat Pembelajaran ( Media )

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran adalah perangkat lunak (soft ware) atau
perangkat keras (hard ware) yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

7) Evaluasi

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Wand dan Brown, evaluasi
adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Ada pendapat lain
yang mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-
dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil
belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

Keterkaitan Antara Komponen Pembelajaran:

Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang lain memiliki
hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat
menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai
pelaksana kurikulum, guru juga sebagai pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum
merupakan suatu hal yang mutlak.

Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu desain
pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa (entering behavior), tujuan yang
hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran, karakteristik bahan yang akan diajarkan, metode dan
media atau sumber belajar yang akan digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah
desain dibuat, kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama,
yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya implementasi pembelajaran itu akan
menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini akan memberikan dampak bagi guru dan siswa.

Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik. Dengan
pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan
kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar. Siswa juga akan
memperoleh hasil belajar yang efektif dan mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika
ada salah satu komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat
berjalan baik.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

5. Jelaskan perbedaan model pengembangan rencana pembelajaran menurut Banathy, Kemp,


PPSI, dan Gerlach & Ely!

Jawab:

Berikut ini perbedaan model pembelajaran menurut PPSI, Kemp, Banathy, Gerlach & Ely.

1) Model Pembelajaran menurut PPSI

Pada model pembelajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)


mengembangkan pengajaran sebagai suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan yang terorganisir, yang
membuat sejumlah unsur antara lain tujuan, materi, metode, alat bantu dan evaluasi pembelajaran.
PPSI adalah langkah-langkah pengembangan sistem instruksional yang mendasari efektivitas praktek
pengajaran. Fungsi PPSI adalah untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program
pengajaran secara sistemik dan sistematis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam
melaksanakan proses belajar-mengajar.

PPSI digunakan sebagai pendekatan penyampaian pada kurikulum 1975 untuk tingkat SD,
SMP, dan SMA, dan kurikulum 1976 untuk sekolah lanjutan. PPSI menggunakan pendekatan sistem
yang mengutamakan adanya tujuan yang jelas, sehingga dapat dikatakan bahwa PPSI merujuk pada
pengertian sebagai suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan terorganisasi yang terdiri atas sejumlah
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan. PPSI merupakan model pembelajaran yang menerapkan suatu sistem untuk mencaai
tujuan secara efektif dan efisien.

Langkah-langkah model pembelajaran PPSI sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran


b. Mengembangkan alat evaluasi
c. Menentukan kegiatan belajar-mengajar
d. Merencanakan program KBM
e. Pelaksanaan (mengadakan pretest, menyiapkan materi, dan posttest)
2) Model Pembelajaran menurut Kemp
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

Model pembelajaran kemp mengembangkan model desain intruksional yang paling awal bagi
pendidikan. Model Kemp memberikan bimbingan kepada siswanya untuk berpikir tentang
masalahmasalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran.

➢ Kelebihan

Dalam model pembelajaran Kemp ini, di setiap melakukan langkah terdapat revisi terlebih
dahulu guna menuju ke tahap berikutnya. Tujuannya ialah terdapat kekurangan di tahap tersebut,
dapat dilakukan perbaikan sebelum melangkah ke tahap selanjutnya.

➢ Kekurangan

Model pembelajaran Kemp condong ke pembelajaran klasikal atau pembelajaran di kelas.


Oleh karena itu, peran guru sangat berpengaruh besar, karena mereka dituntut dalam rangka program
pengajaran, instrument evaluasi, dan stategi pengajaran.

Langkah-langkah model pembelajaran menurut Kemp:

a. Menentukan Tujuan Pembelajaran Umum atau Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, yaitu
tujuan yang ingin dicapai dalam setiap pembelajaran.
b. Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini untuk mengetahui apakah latar
belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti program, serta
langkah-langkah apa yang perlu diambil.
c. Menentukan tujuan pembelajaran khusus atau indikator, yaitu tujuan yang spesifik, operasional,
dan terukur. Dengan demikian, siswa dapat mengetahui apa yang harus dipelajari, bagaimana cara
mengerjakan, dan apa ukurannya bahwa siswa telah berhasil. Dari segi guru, rumusan itu berguna
dalam menyusun tes kemampuan dan pemilihan bahan yang sesuai.
d. Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.
e. Menentukan penjajagan awal (preassessment) atau pretest, yaitu untuk mengetahui sejauh mana
siswa telah memnuhi persyaratan belajar. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang
dibutuhkan dan diperlukan tanpa harus menyajikan materi yang tidak perlu dan siswa tidak cepat
bosan.
f. Menentukan stategi belajar-mengajar dan sumber belajar yang sesuai. Kriteria umumnya yaitu:
efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan melalui suatu analisis alternative.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

g. Koordinasi sarana penunjang yang diperlukan, meliputi biaya, fasilitas, peralatan, waktu, dan
tenaga.
h. Mengadakan evaluasi, yaitu mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara keseluruhan
yaitu siswa, program pembelajaran,instrument evaluasi, dan metode yang digunakan.
3) Model Pembelajaran menurut Banathy

Pengembangan sistem pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran. Langkah-


langkah pengembangan sistem pembelajaran terdiri dari 6 jenis kegiatan. Model desain ini bertitik
tolak dari pendekatan sistem (system approach), yang mencakup keenam komponen (langkah) yang
saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pada langkah terakhir para pengembang diharapkan dapat melakukan perubahan dan
perbaikan sehingga tercipta suatu desain yang diinginkan. Model ini tampaknya hanya diperuntukan
bagi guru-guru di sekolah, mereka cukup dengan merumuskan tujuan pembelajaran khusus dengan
mengacu pada tujuan pembelajaran umum yang telah disiapkan dalam sistem. Komponen-komponen
tersebut menjadi dan merupakan acuan dalam menetapkan langkah-langkah pengembangan, sebagai
berikut:

a. Merumuskan tujuan
b. Mengembangkan test
c. Menganalisis kegiatan belajar
d. Medesign system instruksional
e. Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil
f. Mengadakan perbaikan
4) Model Pembelajaran menurut Gerlach dan Ely

Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode perencanaan pengajaran yang
sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena
dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak
menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan
antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat
dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai pedoman
perencanaan mengajar. Pengembangan sistem instruksional menurut model ini melibatkan sepuluh
unsur seperti terlihat dalam flow chart di halaman berikut:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran (Specification of Object)

Tujuan instruksional harus dirumuskan dalam kemampuan apa yang harus dimiliki pada
tingkat jenjang belajar tertentu. Tujuan pembelajaran harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak
terlalu luas) dan operasional agar mudah diukur dan dinilai.

b. Menentukan isi materi (Specification of Content)

Bahan atau materi pada dasarnya adalah isi dari kurikulum yakni berupa mata pelajaran atau
bidang studi, topic/sub topic dan rinciannya. Isi materi berbeda-beda menurut bidang studi, sekolah,
tingkatan dan kelasnya, namun isi materi harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapainya.
Pemilihan materi haruslah spesifik agar lebih mudah membatasi ruang lingkupnya dan dapat lebih
jelas dan mudah dibandingkan dan dipisahkan dengan kelompok lainnya.

c. Menurut kemampuan awal/penilaian kemampuan awal siswa (Assesment of Entering Behaviors)

Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal. Pengetahuan tentang
kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat;
tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Pengetahuan tentang kemampuan awal juga berguna
untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, misalnya apakah perlu persiapan remedial.

d. Menentukan teknik dan strategi (Determination of Strategy)

Menurut Gerlach dan Ely, strategi merupakan pendekatan yang dipakai pengajar dalam
memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan tugas/peranan siswa dalam
kegiatan belajar-mengajar. Dengan perkataan lain, pada tahap ini pengajar harus menentukan cara
untuk dapat mencapai tujuan instruksional dengan sebaik-baiknya. Dua bentuk umum tentang
pendekatan ini adalah bentuk eksopose (espository) yang lazim dipergunakan dalam kuliah-kuliah
tradisional, biasanya lebih bersifat komunikasi satu arah, dan bentuk penggalian (inquiry) yang lebih
mengutamakan partisipasi siswa dalam proses belajar-mengajar. Dalam pengertian instruksional yang
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

sempit, metode ini merupakan rencana yang sistematis untuk menyajikan pesan atau informasi
instruksional.

e. Pengelompokan belajar (Organization of Groups)

Setelah menentukan pendekatan dan metode, pengajar harus mulai merencanakan bagaimana
kelompok belajar akan diatur. Pendekatan yang menghendaki kegiatan belajar secara mandiri dan
bebas (independent study) memerlukan pengorganisasian yang berbeda dengan pendekatan yang
memerlukan banyak diskusi dan partisipasi aktif siswa dalam ruang yang kecil, atau untuk
mendengarkan ceramah dalam ruang yang luas.

f. Menentukan pembagian waktu (Allocation of Times)

Pemilihan strategi dan teknik untuk ukuran kelompok yang berbeda-beda tersebut mau tidak
mau akan memaksa pengajar memikirkan penggunaan waktunya, yaitu apakah sebagian besar
waktunya harus dialokasikan untuk presentasi atau pemberian informasi, untuk pekerjaan
laboratorium secara individual, atau untuk diskusi. Mungkin keterbatasan ruangan akan menuntut
pengaturan yang berbeda pula karena harus dipecah ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

g. Menentukan ruang (Allocation of Space)

Sesuai dengan tiga alternative pengelompokan belajar seperti pada No 5, alokasi ruang
ditentukan dengan menjawab apakah tujuan belajar dapat dipakai secara lebih efektif dengan belajar
secara mandiri dan bebas, berinteraksi antarsiswa, atau mendegarkan penjelasan dan bertatap muka
dengan pengajar.

h. Memilih media instruksional yang sesuai (Allocation of Resources)

Pemilihan media ditentukan menurut tanggapan siswa yang disepakati. Jadi tidak sekadar
yang dapat memberikan stimulus rangsangan belajar. Gerlach dan Ely mambagi media sebagai
sumber belajar ini ke dalam lima katergori, yaitu: (a) manusia dan benda nyata, (b) media visual
proyeksi, (c) media audio, (d) media cetak, dna (e) media display.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

i. Mengevaluasi hasil belajar (Evaluation of Performance)

Kegiatan belajar adalah interaksi antara pengajar dan siswa, interaksi antara siswa dan media
instruksional. Hakiakat belajar adalah perubahan tingkah laku belajar pada akhir kegiatan
instruksional. Semua usaha kegiatan pengembangan instruksional di atas dapat dikatakan berhasil
atau tidak setelah tingkah laku akhir belajar tersebut dievaluasi. Instrumen evaluasi dikembangkan
atas dasar rumusan tujuan dan harus dapat mengukur keberhasilan secara benar dan objektif. Oleh
sebab itu, tujuan instruksional harus dirumuskan dalam tingkah laku belajar siswa yang terukur dan
dapat diamati. Gerlach dan Ely membagi media sebagai sumber belajar menjadi 5 kategori: (a)
Manusia dan benda nyata, (b) Media visual proyeksi, (c) Media audio, (d) Media cetak, € Media
display.

j. Menganalisis umpan balik (Analisys of Feedback)

Analisis umpan balik merupakan tahap terakhir dari pengembangan sistem instruksional ini.
Data umpan balik yang diperoleh dari evaluasi, tes, observasi, maupun tanggapan-tanggapan tentang
usaha-usaha instruksional ini menentukan, apakah sistem, metode, maupun media yang dipakai dalam
kegiatan instruksional tersebut sudah sesuai untuk tujuan yang ingin dicapai atau masih perlu
disempurnakan.

Model pembelajaran Gerlach dan Ely (1971) merupakan suatu metode perencanaan
pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan
pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik,
sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga
diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola
urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.

Gerlach dan Ely mengatakan bahwa melalui tes Enteryng Behaviors (kemampuan awal)
siswa, guru akan mengetahui apa yang dibawa atau yang telah diketahui oleh siswa terhadap sesuatu
pelajaran pada saat (pelajaran) dimulai. Para perancang pembelajaran atau guru dalam
mengembangkan satuan pelajaranya dia harus mengetahui; siapa kelompok, populasi, atau sasaran
kegiatan pembelajaran tersebut? Perlunya guru atau perancang pembelajaran mengetahui
kemampuan awal ini, agar pelaksanaan pembelajaran berjalan efektif, karena pengetahuan awal yang
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Bandung
Jl. Panyileukan Raya No. 1 A, Soekarno-Hatta, Bandung, 40614
Telepon : 022 -7801791, 7801792, 87820554, Faksimile : 022-87820556
Laman : bandung@ut.ac.id

telah dimiliki siswa terdapat juga pengetahuan yang merupakan prerequisit bagi tugas belajar yang
baru. Untuk mengetahui kemampuan awal sekelompok siswa atau mahasiswa perlu diadakan tes awal
(pre-test). Tes awal mempunyai fungsi atau tujuan yang berharga dan penting bagi pengembangan
suatu pembelajaran.

➢ Kelebihan model pengembangan desain instruksional pembelajaran Gerlach dan Ely:


a. Sangat teliti dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
b. Cocok digunakan untuk segala kalangan
➢ Kekurangan model pengembangan desain instruksional pembelajaran Gerlach dan Ely:
a. Terlalu panjangnya prosedur perancangan desain pembelajaran
b. Tidak adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa

Anda mungkin juga menyukai