Anda di halaman 1dari 7

U N IV E R S IT A S S A R J A N A W IY A T A T A M A N S IS W A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL KESEJAHTERAAN KELUARGA
Jalan Batikan, Tuntungan UH III/1043 Umbulharjo Telp. (0274) 375637 YOGYAKARTA 55167

LEMBAR JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2021/2022

NAMA: Veni Nur Mayanti

NIM : 2020007088

1. Jelaskan pentingnya mempelajari ilmu Manajemen Sekolah sebagai upaya


meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia? (15 point)
Jawab:
Karena Manajemen Sekolah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara efektif
dan efisien untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan
baik tujuan nasional dan tujuan kelembagaan yang hasilnya bisa dilihat dari beberapa
factor sebagai indicator yang kinerja yang berhail dicapai oleh sekolah.

2. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip manajemen di sekolah, berikan penjelasan dengan


mengkaitkan fenomena yang ada di sekolah? (25 point)
Jawab:
a) Prinsip Ekuifinalitas (Principle of Equifinality)
Prinsip ini didasarkan pada teori manajemen modern yang berasumsi bahwa
terdapat beberapa cara yang berbeda-beda untuk mencapai suatu tujuan.
Manajemen Sekolah menekankan fleksibilitas sehingga sekolah harus dikelola
oleh warga sekolah menurut kondisi mereka masing-masing.
b) Prinsip Desentralisasi (Principle of Decentralization)
Desentralisasi adalah gejala yang penting dalam reformasi manajemen sekolah
modern. Prinsip desentralisasi ini konsisten dengan prinsip ekuifinalitas. Prinsip

Visi Prodi PVKK : Visi Prodi PVKK : Mengembangkan ilmu pendidikan, pembelajaran kesejahteraan
keluarga, Tata Busana dan Tata Boga maupun produk inovatif yang selaras dengan potensi dan kearifan
lokal berbasis ajaran Tamansiswa untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, adaptif, trasformatif.
U N IV E R S IT A S S A R J A N A W IY A T A T A M A N S IS W A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL KESEJAHTERAAN KELUARGA
Jalan Batikan, Tuntungan UH III/1043 Umbulharjo Telp. (0274) 375637 YOGYAKARTA 55167

desentralisasi dilandasi oleh teori dasar bahwa pengelolaan sekolah dan aktivitas
pengajaran tak dapat dielakkan dari kesulitan dan permasalahan. Pendidikan
adalah masalah yang rumit dan kompleks sehingga memerlukan desentralisasi
dalam pelaksanaannya.
c) Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Principle of Self-Managing System)
Prinsip ini terkait dengan prinsip sebelumnya, yaitu prinsip ekuifinalitas dan
prinsip desentralisasi. Ketika sekolah menghadapi permasalahan maka harus
diselesaikan dengan caranya sendiri. Sekolah dapat menyelesaikan masalahnya
bila telah terjadi pelimpahan wewenang dari birokrasi di atasnya ke tingkat
sekolah.
d) Prinsip Inisiatif Manusia (Principle of Human Initiative)
Berdasarkan perspektif ini maka Manajemen Sekolah bertujuan untuk
membangun lingkungan yang sesuai untuk warga sekolah agar dapat bekerja
dengan baik dan mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, peningkatan
kualitas pendidikan dapat diukur dari perkembangan aspek sumber daya
manusianya. Prinsip ini mengakui bahwa manusia bukanlah sumber daya yang
statis, melainkan dinamis.

3. Rancanglah suatu kegiatan di sekolah, kemudian gambarkan fungsi-fungsi manajemen


dalam setiap aktivitas pada kegiatan tersebut! (20 point)
Jawab:
selain program pembelajaran ada Organisasi Organisasi sendiri pasti memiliki
pengaturan manajemen dalam menjalankan program-programnya. Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS) adalah organisasi yang didirikan dan dikelola oleh siswa untuk
mewujudkan berbagai program baru dalam sekolah.
penerapan fungsi manajemen dalam OSIS :

Visi Prodi PVKK : Visi Prodi PVKK : Mengembangkan ilmu pendidikan, pembelajaran kesejahteraan
keluarga, Tata Busana dan Tata Boga maupun produk inovatif yang selaras dengan potensi dan kearifan
lokal berbasis ajaran Tamansiswa untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, adaptif, trasformatif.
U N IV E R S IT A S S A R J A N A W IY A T A T A M A N S IS W A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL KESEJAHTERAAN KELUARGA
Jalan Batikan, Tuntungan UH III/1043 Umbulharjo Telp. (0274) 375637 YOGYAKARTA 55167

1. planning
Perencanaan kegiatan awal menetapkan tujuan pentas seni.mengumpulkan informasi
penting mendukung kegiatan pentas seni.mengkomunikasikan rencana tersebut
kepada pihak berwenang,guru mapel seni, kepala sekolah, pihak yang terkait. Setelah
itu, membuat proposal kegiatan.
2. organizing
pengorganisasian dalam kegiatan harus ada pembagian kerja yang jelas. Pembagian
kerja dan tanggungjawab harus dibuat adil dan merata agar tidak terjadi tumpang
tindih pekerjaan. Struktur organisasi dan panitian diseasuaikan kebutuhan. Biasanya
ada ketua,sekertaris,bendahara, dan seksi-seksi, seperti hu,as,dekorasi,dan publikasi.
3. actuating
keberhasilan suatu kegiatan tergantung setiap orang melaksakan tugasnya. Setiap
pemimpin yang ditunjuk harus dapat mengarahkan anggotanya, menyusun waktu,
membuat rencana pembiyayaan secara rinci dan jelas, membimbing dan memotivasi
dan melakukan supervisi dan memberikan arahan yang jelas.Demikian juga seksi
seksi yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas dengan baik.
4. controlling
Fungsi pengawasan melakukan evaluasi. Evaluasi kegiatan dapat daliakukan saat
rapat pembubaran panitia. Hasil evaluasi akan berguna untuk pelaksanaan pentas seni
berikutnya.

4. Berkaitan dengan manajemen kurikulum pemerintah selalu melakukan perubahan


kurikulum nasional sesuai dengan perkembangan global. Berikan penjelasan kurikulum
apa yang akan diterapkan pemerintah dalam waktu mendatang, jelaskan pula kelebihan
dan kekurangan kurikulum tersebut? (25 point)
Jawab:

Visi Prodi PVKK : Visi Prodi PVKK : Mengembangkan ilmu pendidikan, pembelajaran kesejahteraan
keluarga, Tata Busana dan Tata Boga maupun produk inovatif yang selaras dengan potensi dan kearifan
lokal berbasis ajaran Tamansiswa untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, adaptif, trasformatif.
U N IV E R S IT A S S A R J A N A W IY A T A T A M A N S IS W A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL KESEJAHTERAAN KELUARGA
Jalan Batikan, Tuntungan UH III/1043 Umbulharjo Telp. (0274) 375637 YOGYAKARTA 55167

Kurikulum prototype( Kurikulum Merdeka) merupakan kurikulum berbasis kompetensi


untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning) untuk mendukung pengembangan karakter sesuai
dengan Profil Pelajar Pancasila.
Kelebihan Kurikulum Prototipe 2022:
- Kurikulum Prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang dapat mendukung
pemulihan pembelajaran, yaitu pengembangan soft skills dan karakter, fokus pada
materi esensial, dan fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan murid atau teach at the right level.
- Kurikulum Prototipe ini merupakan bagian dari proses pembelajaran yang artinya
melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya yaitu orientasi holistik,
berbasis kompetensi bukan konten serta dirancang sesuai kebutuhan sekolah dan
peserta didik
- Kurikulum Prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
siswa dan memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi
dasar.
- Kurikulum Prototipe telah diimplementasikan di Sekolah Penggerak dan Sekolah
Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) sejak tahun 2020.

Kekurangan Kurikulum Prototipe 2022:


- Dinilai belum begitu matang dalam persiapan
- Pendidikan dan pengajaran yang belum terencna dengan baik
- Persiapan SDM yang belum terstruktur

Visi Prodi PVKK : Visi Prodi PVKK : Mengembangkan ilmu pendidikan, pembelajaran kesejahteraan
keluarga, Tata Busana dan Tata Boga maupun produk inovatif yang selaras dengan potensi dan kearifan
lokal berbasis ajaran Tamansiswa untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, adaptif, trasformatif.
U N IV E R S IT A S S A R J A N A W IY A T A T A M A N S IS W A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL KESEJAHTERAAN KELUARGA
Jalan Batikan, Tuntungan UH III/1043 Umbulharjo Telp. (0274) 375637 YOGYAKARTA 55167

5. Identifikasi permasalahan dalam manajemen peserta didik dalam kelas, bagaimana


upaya anda untuk mengatasi permasalahan tersebut kaitkan dengan ajaran Taman
Siswa? (15 point)
Jawab:
1) Filosofi Tujuan Pendidikan masih semu
Filosofi pendidikan yang ada pada Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU
Sisdiknas terkonsentrasi pada aktivitas guru, dosen atau pendidik. Filosofi
pendidikan yang demikian akan menelikung kemampuan kreativitas peserta
didik dan pedagoginya cenderung bersifat naratif dan indoktrinatif.
2) Pola Fikir pendidik dan tenaga kependidikan cenderung financial oriented
Anggaran Pendidikan 20 % belum tentu menjamin kualitas pendidikan ini lebih
baik, selama pendidik dan tenaga kependidikan bekerja untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Yang terjadi sekarang dengan melimpahnya
materi untuk jabatan pendidik terkesan justru meninabobokan mereka. Mereka
berfikir bagaimana supaya gaji besar dan jarang yang berfikir bagaimana
memperbaiki kualitasnya sebagai bentuk feedback dari semua fasilitasnya
sebagai pendidik. Adanya sertifikasi guru belum tentu menjamin guru itu
terpanggil untuk memperbaiki kualitasnya.
3) Paradigma Tujuan pendidikan dimasyarakat masih banyak yang salah.
Masyarakat terutama di pedesaan masih berparadigma bahwa pertama, tujuan
pendidikan adalah untuk mendapatkan pekerjaan semata bukan untuk
mendewasakan peserta didik, kedua, masih banyak masyarakat yang
berpandangan bahwa ukuran kesuksesan dari pendidikan adalah menjadi PNS,
jadi meskipun ia berhasil dalam bidang materi namun tidak menjadi PNS/
berseragam dinas mereka menganggap bahwa pendidikannya telah gagal.
Paradigma tujuan pendidikan yang masih memprihatinkan meskipun terkesan
sepele namun cukup fatal karena akan membentuk pola fikir anak didik yang
salah pula.
Visi Prodi PVKK : Visi Prodi PVKK : Mengembangkan ilmu pendidikan, pembelajaran kesejahteraan
keluarga, Tata Busana dan Tata Boga maupun produk inovatif yang selaras dengan potensi dan kearifan
lokal berbasis ajaran Tamansiswa untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, adaptif, trasformatif.
U N IV E R S IT A S S A R J A N A W IY A T A T A M A N S IS W A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL KESEJAHTERAAN KELUARGA
Jalan Batikan, Tuntungan UH III/1043 Umbulharjo Telp. (0274) 375637 YOGYAKARTA 55167

4) Paradigma peserta didik yang sertificate oriented


Paradigma ini masih melekat dalam benak kebanyakan peserta didik, mereka
masih berfikir bahwa sekolah ini hanyalah untuk mendapatkan pekerjaan yang
bersifat formal semata. Masalah lebih serius lagi ketika mereka beranggapan
bahwa pekerjaan itu bisa mudah dengan selembar ijazah, Implikasinya adalah
mereka menganggap bahwa ijazah kelulusan adalah segala-galanya,
konsekwensinya adalah mereka tidak belajar serius selama proses pendidikannya
dan tidak memilki kualitas, apalagi untuk belajar seumur hidup. sehingga mereka
berfikir bagaimana saya supaya lulus ujian bukan bagaimana supaya memilki
kompetensi dan skill.
5) Manajemen pendidikan di Indonesia Tidak berbasis kompetensi yang sebenarnya
Kalimat kompetensi yang saat ini banyak tersurat dalam sistem pendidikan dan
dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM), dipandang masih bersifat bias,
tidak mengena dan tampak hanya tekstual semata tidak pada essensi yang
sebenarnya. Hal ini sangat tampak terlihat jika melihat kasus-kasus seperti ini,
jangankan lulusan SMA/SMK orang yang sarjana pun bingung sebenarnya dia
bisa apa, punya kompetensi apa, apakah kompeten dalam bidangnya atau tidak,
ditambah lagi ketika mereka melanjutkan ke perguruan tinggi tanpa
mempertimbangkan potensi diri dan kompetensi yang sudah ia miliki. Satu
refleksi kegagalan pendidikan yang sangat fatal, dimana pendidikan sebnarnya
tidak berbasis kompetensi yang sebenarnya.
6) Implementasi manajemen pendidikan kan dalam Simbolisme verbal dan tekstual.
Ini berkaitan dengan maslah kultur dimana pendidik dan tenaga kependidikan
menganggap bahwa ia hanyalah melakukan tugas secara formal dan rutinitas dan
berkaitan pula dengan masalah SDM nya yang kurang berkualitas. Jangankan
dalam melaksanakan inovasi pendidikan, dalam mengimplementasikan
manajemen yang ada pun mereka masih berprinsip asal melaksanakan. Sehingga
Visi Prodi PVKK : Visi Prodi PVKK : Mengembangkan ilmu pendidikan, pembelajaran kesejahteraan
keluarga, Tata Busana dan Tata Boga maupun produk inovatif yang selaras dengan potensi dan kearifan
lokal berbasis ajaran Tamansiswa untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, adaptif, trasformatif.
U N IV E R S IT A S S A R J A N A W IY A T A T A M A N S IS W A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL KESEJAHTERAAN KELUARGA
Jalan Batikan, Tuntungan UH III/1043 Umbulharjo Telp. (0274) 375637 YOGYAKARTA 55167

ia mengimplementasikannya itu hanyalah sebatas simbolisme verbal ddan


tekstual semata yang penting melaksanakan tuntutan aturan yang ada namun
bekerja seperti biasa saja seadanya.
7) Pendidikan tidak berbasis Cita-Cita peserta didik
Masalah yang paling fatal dalam pendidikan kita adalah sampai saat ini
pendidikan kita sama sekali tidak dengan sesungguhnya ingin mencerdaskan dan
ingin mendidik supaya generasi muda mendapatkan masa depan yang jelas.
Manajemen pendidikan kita belum memperhatikan dan belum menganggap
penting untuk mengembangkan anak sesuai dengan potensinya. Harus diakui
bahwa peserta didik kita mayoritas sama sekali tidak memiliki cita-cita untuk
menjadi apa kelak, meskipun ada yang yang punya mungkin itu bersifat semu
dan hanya pengakuan verbal semata. Yang terjadi adalah mereka belajar secara
ngambang dan tidak memiliki arah yang jelas yang penting berangkat sekolah.
Satu hal lagi yang lebih penting adalah manajemen pendidikan kita tidak
mengarahkan anak untuk mewujudkan cita-citanya namun bagaimana anak
supaya bisa menghapal semua materi pelajaran tanpa terkecuali.

---Tertib Damai, Salam dan Bahagia---

Visi Prodi PVKK : Visi Prodi PVKK : Mengembangkan ilmu pendidikan, pembelajaran kesejahteraan
keluarga, Tata Busana dan Tata Boga maupun produk inovatif yang selaras dengan potensi dan kearifan
lokal berbasis ajaran Tamansiswa untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, adaptif, trasformatif.

Anda mungkin juga menyukai