Anda di halaman 1dari 11

PENGAUDITAN INTERNAL

“PENELAAH DAN TANGGAPAN LAPORAN AUDIT”

Oleh :
1. Ni Luh Sinar Suci Antari (21)
2. Putu Indah Adnyani Putri (33)

Dosen Pembimbing :
I Ketut Sunarwijaya, SE, M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2021
11.1 Menelaah Draf Laporan
Ada empat jenis penelaahan laporan audit yang dapat dilakukan. Tiap
penelaahan memiliki tujuan spesifik dan karakter uniknya masing-masing.
Empat jenis penelaahan tersebut adalah penelaahan atas :
 Segmen-segmen laporan audit.
 Draf laporan audit.
 Laporan audit yang telah selesai dan diterbitkan.
 Rekomendasi-rekomendasi yang masih belum dilaksanakan
Penelaahan-penelaahan awal draf laporan bersifat konstruktif dimana
auditor dan klien bertemu untuk menetapkan fakta-fakta, mengevaluasi
rekomendasi, dan menetapkan arah laporan yang dibuat. Penelaahan draf
laporan audit final yang dikeluarkan merupakan reaksi atas rekomendasi dan
mungkin menggunakan pendekatan yang defensif. Penelaahan atas hal-hal
yang statusnya masih terbuka memiliki sifat investigatif dan menjelaskan.
Siapa yang menelaah draf laporan akan tergantung pada sifat dari laporan itu
sendiri dan pada minat atau kepentingan dari tiap-tiap manajer dan eksekutif.
Setelah sebuah laporan rutin selesai dibuat drafnya, penelaahan oleh klien
mungkin menjadi sebuah langkah yang tepat (Standard 2440.A1). Hal ini akan
menjadi jaminana untuk memastikan bahwa laporan tidak melewatkan aspek-
aspek penting dari operasi yang diaudit. Penelaahan draf bisa mengungkapkan
adanya kebutuhan untuk melakukan perubahan penekanan audit, yang
mungkin tidak disadari oleh auditor itu sendiri. Penelaahan draf akan
menyampaikan pertanyaan mengenai sifat dan kecukupan dari cakupan audit.
Penelaahna tersebut bisa merangsang terjadinya diskusi tatap muka antara
auditor dengan manajemen. Penelaahan draf juga bisa membangun citra yang
diinginkan oleh auditor di mata manajemen.
Penelaahan laporan yang menjelaskan kondisi yang mengalami
penyimpangan memerlukan pendekatan yang berbeda. Penelaahan semacam
ini hendaknya ditelaah bersama dengan setiap pihak yang mungkin keberatan
dengan validitas isi laporan. Atau sebaiknya ditelaah oleh pihak yang akan
mengambil tindakan nantinya. Atau sebaiknya ditelaah bersama dengan pihak-
pihak yang memiliki tanggung jawab atas area atau kondisi yang dilaporkan
dan membutuhkan tindakan perbaikan.
Jika kondisi yang terjadi terbatas hanya pada area-area tertentu saja, maka
secara relatif tidak akan terlalu banyak masalah yang terjadi. Tetapi pada audit
fungsional yang melintasi banyak batas dan pada audit organisasional yang
terjadi banyak penyimpangan atau memerlukan perbaikan sistem yang
ekstensif, laporan yang dikeluarkan mungkin membutuhkan penelaahan yang
melewati banyak bagian hingga ke tingkat eksekutif. Organisasi audit
sebaiknya melengkapi staf mereka dengan instruksi-instruksi tertulis mengenai
penelaahan draf. Secara umum, penelaahan hendaknya dilakukan dengan
manajer klien dan atasannya.
Di seluruh kasus, penelaahan laporan hendaknya didokumentasikan
dengan seksama. Hasil penelaahan sebaiknya dicatat di dalam kertas kerja
selam atau segera setelah pertemuan sehingga tidak ada hal-hal, komentar atau
keputusan penting yang hilang. Catatan-catatan ini dapat menjadi sangat
penting jika kelak terjadi perdebatan atau situasi yang membahas kecukupan
dari cakupan audit.

Menentukan Waktu Penelaahan


Semakin banyak jumlah penelaahan yang dilakukan, maka akan semakin
lama penundaan yang terjadi dalam penerbitan laporan final. Oleh karena itu,
perlu diberikan tekanan dan penentuan tenggat waktu baik bagi auditor
maupun penelaahnya. Selain itu, sebaiknya juga terdapat sebuah prosedur yang
pasti. Setelah membuat draf laporan, auditor hendaknya menyiapkan daftar
penerima distribusi laporan. Auditor internal bersama dengan supervisor audit
hendaknya memutuskan pihak-pihak mana yang sebaiknya menelaah draf
laporan dan bagaimana urutan penelaahan tersebut.
Urutan penelaahan adalah hal yang penting. Daftar dari penelaah draf
hendaknya dimulai oleh orang-orang yang sangat terlibat dengan atau
terpengaruh oleh laporan, yang paling mungkin memiliki saran untuk membuat
perubahan, keberatan atas penyusunan kata-kata atau membantah fakta-
faktanya. Setelah orang-orang tersebut, draf dapat digandakan dan dikirimkan
ke pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk melakukan penelaahan. Memo
pengiriman hendaknya menjelaskan isi laporan, mengindikasikan siapa-siapa
saja yang telah menelaahnya, termasuk penawaran untuk menelaah laporan
tersebut sevara langsung, dan menetapkan tanggal pengembaliannya.

11.2 Penelaahan Laporan Audit Secara Bersamaan


Untuk dapat mempercepat penelaahan dari draf laporan, beberapa
organisasi menggunakan teknik laporan-laporan interim dengan kliennya.
Laporan temuan dibuat oleh staf audit segera setelah temuan tersebut
dinyatakan pasti, dengan menggunakan bahasa yang sama dengan yang akan
digunakan di laporan final dan menambahkan dengan detail-detail yang nanti
akan tercantum di paket lengkap laporan finalnya.
Klien selanjutnya akan diberikan cukup waktu untuk memberikan respons
terhadap aspek-aspek faktual di dalam temuan. Unsur-unsur dari temuan
seperti penyebab dan dampaknya juga akan diuraikan serta klien akan diminta
untuk menyetujui atau memberikan tambahan dukungan yang substantif jika
ternyata tidak menyetujuinya.
Unsur-unsur dari permintaan penelaahan audit secara bersamaan akan
meliputi :
 Operasi yang sedang diaudit.
 Pejabat-pejabat yang bertanggung jawab.
 Penghubung audit.
 Tanggal audit dimulai.
 Tanggal permintaan dilakukannya penelaahan ini.
 Rincian temuan :
 Kriteria yang digunakan
 Kondisi yang ditemukan
 Penyebab
 Dampak
 Rekomendasi
 Ketua auditor (kepada siapa jawaban sebaiknya ditujukan)
Penerimaan laporan interim yang lebih awal dari klien akan
memungkinkan cukup waktu untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang
meungkin terjadi, sambil menyelesaikan aspek-aspek audit yang lain. Hal ini
juga memberikan kesempatan bagi klien untuk membantu merancang
rekomendasinya dan sekaligus mulai melakukan implementasi atas
rekomendasi tersebut pada saat laporan pada akhirnya diterbitkan.

Rapat Penelaahan
Rapat penelaahan atas draf sebaiknya tidak dilaksanakan secara tiba-tiba.
Sebelum rapat, harus dilaksanakan persiapan-persiapan terlebih dahulu.
Salinan draf sebaiknya didistribusikan kepada seluruh peserta yang hadir
dengan waktu secukupnya sebelum rapat dimulai. Dalam rapat penelaahan atas
draf, auditor dapat menentukan arah dari rapat.
Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam menyiapkan suasana
secara lisan meliputi:
1. Lingkup pemeriksaan
2. Tingkat signifikansi dari permasalahan yang ditelaah
3. Pemahaman atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh klien dalam
melaksanakan tanggung jawabnya.
4. Kemampuan untuk membahas semua permasalahan serinci apapun jika
dibutuhkan
5. Fakta bahwa laporan tidak mengandung kejutan apapun, seluruh aspek dari
temuan harus telah didiskusikan selama pekerjaan lapangan.
6. Komentar mengenai berapa banyak permasalahan yang telah diperbaiki,
berapa banyak yang masih dalam proses perbaikan, dan berapa banyak
yang masih harus diperbaiki.
7. Kerja sama yang diterima selama audit dilaksanakan
8. Keyakinan bahwa klien akan diberikan kredit di dalam laporan untuk
tindakan perbaikan yang disarankan, diterapkan, dan diselesaikan.

Sasaran dari rapat penelaahan atas draf ini adalah untuk :


 Memberikan informasi.
 Mendapatkan persetujuan atas fakta-fakta yang disajikan.
 Menetapkan persiapan dilakukannya penerapan rekomendasi.
11.3 Menghindari dan Menyelesaikan Konflik
Bagaimanapun baiknya fungsi auditor internal diterima di dalam
perusahaan, adalah sebuah mimpi jika auditor mengharapkan setiap
penelaahan draf dilaksanakan tanpa adanya konflik. Tentunya, semakin kuat
posisi auditor, maka semakin besar kekhawatiran yang dimiliki oleh klien atas
apa yang akan dikatakan oleh laporan tersebut kepada atasannya.
Oleh sebab itu, auditor sebaiknya melakukan persiapan untuk menghadapi
kemungkinan terjadinya konflik dan perselisihan. Auditor internal harus
mampu menyajikan informasi, mendukung fakta, dan memperkuat temuannya
tanpa kesulitan atau penundaan. Laporan yang telah direferensikan dengan
baik ke kertas kerjanya akan memberikan dukungan dengan segera. Di dalam
salinan draf laporan yang dimiliki auditor sebaiknya ditulis di pinggir
halamannya, referensi ke rincian pendukung. Akan lebih lagi jika auditor
mengembangkan sebuah daftar yang memuat hal-hal yang mungkin memiliki
potensi untuk diperdebatkan beserta responsnya, termasuk salinan kertas kerja
dan dokumen pendukung lainnya.
Terdapat beberapa alasan lain mengapa dapat terjadi perselisihan dan
konflik. Alasan-alasan ini berhubungan dengan aspek dari perubahan. Klien
dapat :
 Merasa khawatir akan dampak negatif yang mungkin timbul akibat
rekomendasi yang diberikan.
 Merasa khawatir akan terjadinya dislokasi dan kekacauan birokrasi yang
akan disebabkan oleh kepatuhan terhadap rekomendasi.
 Kecewa akan adanya rekomendasi yang menyatakan secara tidak
langsung bahwa metode yang digunakan sekarang adalah tidak memadai.
Masalah-masalah kekhawatiran dan konflik di atas dapat dinetralkan
dengan komentar-komentar positif dan membangun dari auditor yang
menunjukkan dengan jelas mengenai :
 Hasil-hasil positif dan negatif yang akan diakibatkan oleh kepatuhan
terhadap rekomendasi.
 Perubahan-perubahan spesifik yang dibutuhkan untuk melaksanakan
rekomendasi dan bagaimana hal tersebut dapat memberikan dampak bagi
klien.
 Bahwa rekomendasi yang diberikan adalah bersifat ecolusioner, bukan
revolusioner, dan bagaimana rekomendasi tersebut akan dapat
meningkatkan operasi.
Auditor harus menyadari bahwa klien berada di pihak defensif.
Bagaimanapun caranya, dinding pembatas defensif itu harus dihilangkan dan
akhirnya persetujuan dapat dicapai. Di bawah ini adalah beberapa aturan yang
mungkin dapat membantu, antara lain :
 Bersikap baik
 Menggunakan kalimat nonpersonal
 Menggunakan dasar pemikiran yang sama
 Tidak menyudutkan siapapun
 Tidak menyamakan antara mengungkapkan pandangan dengan
perselisihan.

11.4 Mendapatkan Penerimaan untuk Rekomendasi yang Diajukan


Metode kendig adalah menerbitkan laporan dengan mencantumkan
temuan audit tetapi tanpa memberikan rekomendasinya. Kendig menyarankan
sebuah metode menarik yang dapat meringankan konflik-konflik yang sering
kali menyertai rekomendasi auditor untuk melakukan tindakan perbaikan.
Bukannya auditor yang membuat rekomendasi kepada klien, justru
sebaliknya klien yang diminta untuk membuat rekomendasi bagi auditor.
Pada saat menerima rekomendasi, auditor selanjutnya memiliki hak untuk
mengevaluasi pendekatan-pendekatan yang direkomendasikan dan
menyetujui atau menolaknya. Jika auditor menolak sebuah rekomendasi,
maka mereka harus memberikan penjelasan mengapa mereka berargumen
tindakan rekomendasi tersebut adalah tidak relevan, tidak dapat, atau tidak
layak untuk dilaksanakan. Pendekatan ini dapat diterapkan pada audit-audit di
industri yang kompleks atau pada Program-program audit pemerintah audit
yang penyelesaiannya menibutuhkan banyak waktu.
Di sisi lain, Camfield memiliki beberapa saran untuk meningkatkan
respons yang diberikan oleh manajemen atas temuan audit dan
rekomendasinya.
(1) Rekomendasi harus spesifik terhadap masalahnya dan tindakan
perbaikan harus dapat diukur.
(2) Identitas yang direkomendasikan sebaiknya tergantung pada
implementasinya di garis depan tingkat operasionalnya.
(3) Auditor dan manajemen klien harus memiliki rasa toleransi satu sama
lain.
(4) Pelaksanaan audit harus menjadi sebuah aktivitas yang mampu
memberikan bantuan kepada manajemen operasional secara tepat waktu
dan terus berlangsung.
(5) Auditor harus menulis laporan yang dapat dipahami dan berorientasi
pada tindakan.
Dalam surat pengantar laporan, klien akan diminta untuk mengajukan
paling sedikit dua cara alternatif guna mengatasi setiap temuan atau
kelompok temuan. Klien kemudian diminta untuk memilih salah satu yang
dianggap merupakan alternatif terbaik beserta alasannya.
1. Rekomendasi yang berkualitas
Dasar dari kerja audit yang efektif adalah rekomendasi-rekomendasi yang
jika diimplementasikan dengan benar, dapat mencapai hasil yang
ditetapkan dan bermanfaat. Rekomendasi tersebut harus menyatakan dasar
implementasi yang jelas, meyakinkan, dan dapat dilaksanakan. Kegunaan
dan relevansinya sebaiknya dievaluasi ulang seiring dengan kemajuan
tindakan penindaklanjutan.
2. Komitmen
Auditor dan organisasi audit harus memiliki komitmen dalam
mengidentifikasikan dan menghasilkan perubahan yang dibutuhkan.
Komitmen auditor tersebut hendaknya bersifat pribadi dan professional.
3. Sistem pengawasan dan penindaklanjutan
Organisasi audit hendaknya memiliki sebuah system yang menyediakan
struktur dan disiplin yang dibutuhkan untuk mendorong dilakukan
tindakan untuk rekomendasi audit.
4. Perhatian khusus pada rekomendasi penting
Auditor harus memastikan bahwa rekomendasi penting telah
dipertimbangan secara wajar jika penggunaan efektif atas tiga prinsip
pertama diatas tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.

11.5 Tanggapan untuk Laporan Audit


Aktivitas-aktivitas audit internal yang tidak memiliki wewenang dalam
meminta diberikannya tanggapan untuk temuan-temuan yang mereka
laporkan, atau untuk melakukan evaluasi atas kecukupan tindakan perbaikan,
berarti telah kehilangan efektivitasnya. Arahan-arahan atau kebiiakan
manajemen harus menyatakan dengan jelas bahwa laporan audit yang
memerlukan tindakan perbaikan harus ditanggapis ecara tertulis.
Auditor memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan situasi yang
terjadi dan merekonsiliasikan serangkaian tindakan tetapi bukannya
serangkaian tindakan yang sesuai dengan kondisi lapangan. Tetapi tetap saja
tanggung jawab untuk mengevaluasi usulan tindakan perbaikan yang
diperintahkan oleh manajemen dan memutuskan apakah dapat atau tidak
dapat memperbaiki situasi yang terjadi tetap berada pada pihak auditor.
Aktivitas audit sebaiknya juga memiliki sebuah metode formal untuk
menutup status laporan yang telah mendapat respons yang memuaskan.
Metode ini dapat berupa sebuah formulir memorandum kepada eksekutif
audit dengan mencantumkan tanda tangan auditor yang bersangkutan.
Memorandum tersebut hendaknya menyatakan bahwa auditor telah puas atas
respons yang diberikan dan laporan dapat ditutup.
KESIMPULAN

Melakukan penelaahan draf laporan bersama-sama dengan klien


merupakan sebuah bentuk penjaminan sekaligus suatu bentuk kesopansantunan.
Adanya perhatian untuk tanggapan yang diberikan oleh klien atas laporan audit
yang diterbitkan adalah suatu cerminan tanggung jawab audit yang baik
Auditor memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan situasi yang terjadi
dan merekonsiliasikan serangkaian tindakan tetapi bukannya serangkaian tindakan
yang sesuai dengan kondisi lapangan. Tetapi tetap saja tanggung jawab untuk
mengevaluasi usulan tindakan perbaikan yang diperintahkan oleh manajemen dan
memutuskan apakah dapat atau tidak dapat memperbaiki situasi yang terjadi tetap
berada pada pihak auditor.
DAFTAR PUSTAKA

Sawyer, Lawrence B. 2005. Sawyer’s International Auditing. Jakarta: Salemba


Empat.
https://pdfcoffee.com/qdownload/bab-18-audit-internal-pdf-free.html
http://aniesakuntan.blogspot.com/2017/07/penelahaan-dan-tanggapan-laporan-
audit.html
https://fdokumen.com/reader/full/laporan-audit-569cc6841b339

Anda mungkin juga menyukai