Diskusi 5
Diskusi 5
Hal ini disebabkan karena filsafat administrasi lebih menekankan pada teori yang berlandaskan pada
teori kebenaran filsafat. Sementara administrasi sebagai ilmu semakin dituntut untuk meletakkan dasar
dasar kebenaran dalam implementasinya pada setiap langkah kemajuannya. Dengan demikian terdapat
hubungan yang sangat erat antara filsafat administasi dengan ilmu administrasi. Jika ditinjau dari aspek
penahapan perkembangan kecerdasan berfikir ilmu administrasi, maka terdapat beberapa tahapan,
yaitu : (a) tahap sensasi (pengindraan), (b). tahap perseptual (pemahaman), dan (c.) tahap konseptual
(pengertian). Kemudian terkait dengan penelusuran objektivitas pemikiran dalam administrasi dapat
dilihat dari perspektif ; (a) dari sudut pandang materialnya, adalah sesuatu yang menjadi sasaran
perhatian secara detail tentang makna kandungan penalaran dalam pemikiran manusia yang
mempelajari ilmu administrasi. dan (b). dari sudut pandang objek formalnya, ilmu administrasi memiliki
kejelasan dalam kajian metodenya. Contoh kasusnya : Pengaturan Giro perjalanan. Perjalanan udara
Jemaah haji dari Jakarta ke Jeddah. Disana terjadi pencampuradukan administrasi dan manajemen
justru ketika tiba di Jeddah. Butuh waktu berjam-jam lamanya sejak mendarat hingga masuk bus
menuju ke kota suci Mekkah. Ternyata, atas nama manajemen yang prudent, otoritas Kerajaan Arab
Saudi perlu melakukan berbagai pengecekan dan pemeriksaan, khususnya paspor, yang katanya adalah
salah satu bentuk aktivitas pengendalian. Namun kalau kita tanya apa tujuan penyelenggaraan ibadah
haji, hampir pasti jawabannya tidak akan bergeser dari (berfokus pada) jemaah haji: apakah itu
kepuasaan, kenyamanan, keselamatan, keamanan dan sejenisnya. Kita harus ingat bahwa manajemen
adalah aktivitas untuk mencapai tujuan (goal, objective). Dengan kata lain, tujuan menentukan bentuk
aktivitasnya. Dalam manajemen, aktivitas yang melingkupi korporat (seluruh organisasi) dikenal sebagai
strategi korporat. Beda dari administrasi yang justru menekankan pada sisi aktivitas. Maksudnya, bentuk
aktivitas amat menentukan aktualisasi tujuan. Jika administrasi dicampuradukkan dengan manajemen,
yang terjadi: organisasi sulit mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena bentuk aktivitas tidak boleh
atau tidak bisa disesuaikan. Dalam praktek kehidupan masyarakat sudah dikenal istilah-istilah
administrai dan manajemen, misalnya pada kantor kelurahan dikenal dengan istilah “biaya administrasi”
untuk pembuatan surat-surat (KTP,Kartu Keluarga dan Surat Keterangan lainnnya), Pada tingkat tingkat
yang lebih tinggi kadang sering terdengar istilah “ Wah!,...kantor itu payah,…manajemennya tidak
beres?..”. Apa makna manajemen disini?, tentunya yang dimaksud adalah pengaturan/pengurusan oleh
orang-orang yang memegang jabatan manajemen di kantor tersebut. Dengan pembelajaran ilmu
administarsi dan manajemen dimaksudkan agar para pelaku administrasi dan manajenem dapat
mengatur di dalam organisasinya dan melaksanakan pelayanan yang prima pada masyarakat dengan
prinsip-prinsip organisasi dan manajemen yang benar. Dengan sistematika administrasi yang baik,
pelaksanaan tugas-tugas administrasi dapat lebih efektif dan efisien. Dengan manajemen yang baik,
fungsi–fungsi manajemen dapat bekerja sebagaimana mestinya secara proporsional dan professional.
Berdasarkan dua pengertian tersebut di atas bahwa administrasi sifatnya menentukan kebijakan umum,
sedangkan manajemen ialah bagaimana secara lansung kegiatan-kegiatan itu dilakukan dengan
memberi petunjuk, bimbingan, pengetahuan dan pengaturan yang diarahkan secara sistematis untuk
merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen dan administrasi Publik Konteks Politik
Administrasi Publik Administrative Decentralization & Political Power (1969) Herbert Kufman :
• Desentralisasi dan distribusi kekuasan di tingkat daerah • Desentralisasi dan distribusi korupsi
• Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah • Desentralisasi, distribusi sumberdaya
dan dis-integrasi Contoh kasus: Desentralisasi Korupsi BOS Pencampuradukan administrasi dan
manajemen sering kita jumpai di Tanah Air. Kita mungkin acap kali mengalami bagaimana berbelit-
belitnya mengurus berbagai perizinan. Saking berbelitnya, sampai memakan waktu bertahun-tahun!
Bagaimana tidak bila kita harus mengurus izin dari tingkat desa atau kelurahan hingga tingkat
kementerian (nasional). Akibatnya, bisnis tidak jalan, sektor riil pun tidak bergerak. Kalau kita komplain,
jawabannya hampir selalu klise: “aturannya memang begitu” atau “kami harus mengikuti peraturan”.
Peraturan itulah administrasi. Kondisi demikian telah terjadi puluhan tahun lamanya. Orde Reformasi
yang katanya lebih baik dari Orde Baru nyatanya belum mampu mengatasi permasalahan tersebut.
Bahkan di sejumlah hal terkesan dan terasa lebih buruk, mungkin karena adanya otonomi daerah yang
kebablasan: otonomi daerah yang melahirkan raja-raja kecil di kabupaten/kota dan provinsi. Akhirnya
tercipta persepsi seperti benang kusut, kita masih bisa mengurainya. Kunci awalnya adalah memisahkan
manajemen dari administrasi. Mengapa manajemen yang perlu dipisahkan? Karena manajemen inilah
yang akan menjadi paradigma di lingkungan pemerintahan. Lalu di manakah posisi administrasi? Kita
tempatkan sebagai penunjang atau pendukung manajemen. Saya kira, pemosisian seperti ini amat
relevan dan sejalan dengan keinginan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Inilah
tujuan utama pemerintah. Segala bentuk aktivitas pemerintahan harus diselaraskan dengan tujuan
tersebut, termasuk aktivitas administrasinya. Dengan kata lain, berbagai bentuk aktivitas administrasi
yang diperkirakan atau berpotensi menghambat pencapaian tujuan harus disingkirkan. Sulitkah melak
ukannya? Fakta menunjukkan tidak sulit.
MAKALAH FILSAFAT ADMINISTRASI
TUGAS II
III. PEMABAHASAN
IV. KESIMPULAN
Filsafat dalam bahasa Yunani terdiri dari 2 suku kata ialah“ Philos” serta“ Sophie”,“ Philos”
umumnya diterjemahkan dengan sebutan gemar, bahagia, ataupun cinta.“ Sophia” bisa dimaksud
kebijaksanaan. Filsafat ilmu merupakan penyelidikan tentang identitas pengetahuan ilmiah serta
metode buat memperolehnya. Pokok atensi filsafat ilmu merupakan proses penyelidikan ilmiah
itu sendiri. Administrasi didefinisikan selaku“ totalitas proses kerjasama antara 2 orang manusia
ataupun lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu buat menggapai tujuan yang sudah
didetetapkan tadinya”. Manajemen merupakan seni serta ilmu perencanaan pengorganisasian,
penataan, pengarahan serta pengawasan daripada sumberdaya manusia buat menggapai tujuan
yang sudah diresmikan. Pertumbuhan administrasi serta manajemen selaku seni bisa dipecah jadi
3 fase utama ialah: Fase Pra- sejarah yang berakhir pada tahun 1 Meter, Fase sejarah yang
berakhir pada tahun 1886, serta Fase modern yang diawali pada tahun 1886 serta yang masih
berlangsung sampai saat ini ini. Ditinjau dari segi waktu serta tempat fare pra- sejarah ini bisa
dipecah jadi sebagian bagian pertumbuhan ialah: Peradaban Mesopotamia, Peradaban Babilonia,
Mesir Kuno, Cina kuno, Romawi Kuno, serta Yunani Kuno. Ditinjau dari segi pentahapan
pertumbuhan Ilmu Administrasi, semenjak lahirnya sampai saat ini Ilmu Administrai sudah
melewati 4 sesi, ialah: Sesi Survival( 1886– 1930), Sesi Konsolidasi serta
Penyempurnaan( 1920– 1945), Sesi“ Human Relations”( 1945– 1959), Sesi
Behaviouralisme( 1959 sampai saat ini). Dalam filsafat kebijakan( policy philosopies)
menghadirkan konsep pemerintahan dalam warga yang pluralistis semacam Indonesia serta
Amerika Serikat dengan teori Brokerism, di antara pemeluk teori ini David Easton serta Robert
Dahl sangat menolong kita menguasai pluralisme. Teori Brokerism berpikiran kalau warga itu
terdiri dari sebagian kelompok kepentingan( interest- group) serta pemerintah“ selaku
perlengkapan perekat” dan mempunyai pegangan yang kokoh dari seluruh faktor kelompok
kepentingan itu jadi sesuatu kekuatan yang terintegrasi.
Sumber :
BMP UT ADPU4531
Kattsoff, Louis O. 1992. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana
Suriasumantri, Jujun S. 2009. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Hadiwijono, Harun. 1988. Sari Sejarah Filsafat Yunani.Yogyakarta: Kanisius
Makmur, Prof.Dr. H. 2006. Filsafat Administrasi. Jakarta: PT Bumi Aksara
Bakry, Noor Ms. 2001. Logika Praktis Dasar Filsafat dan Sarana Ilmu. Yogyakarta : Penerbit
Liberty.