UTS IPHS - Abdillah Satari Rahim - 001
UTS IPHS - Abdillah Satari Rahim - 001
Soal:
1. Dengan mempelajari sejarah pergerakan bangsa diharapkan para
mahasiswa mempunyai pemahaman bahwa sejarah pergerakan
menyimpan makna pembelajaran tentang kekuatan, kelemahan,
ancaman, dan peluang, yang para pejuang agar tidak mengulangi
kesalahan yang sama di masa depan. Terangkan dan jelaskan apa
yang mahasiswa ketahui pada masa revolusi periode tahun 1942 –
1945 mengenai perkembangan sarekat islam sebagai organisasi
massa di Indonesia.
Jawab:
Faktor agama mempunyai peran yang sangat penting dalam
membangkitkan nasionalisme di berbagai negara du nia seperti Belanda,
Inggris, Amerika Utara dan juga Indonesia.
Pada tahun 1900an, di Indonesia mulai bermunculan kekuatan-
kekuatan sosial politik dengan berbagai orientasi baik etnis, bangsa,
ideologi dan juga agama. Serikat Dagang Islam (SDI) adalah awal mula
lahirnya kekuatan politik berbasis agama pertama di Indonesia. Tujuan
berdirinya SDI adalah untuk menggalang kerjasama diantara pedagang-
pedang Islam demi memajuka perdagangan dan menyaingi pedagang-
pedagang Cina mengingat saat itu pedang Cina memiliki hak serta status
yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk pribumi.1
Setidaknya ada dua faktor penyebab lahirnya organisasi Sarekat
Dagang Islam. Pertama, kompetisi yang meningkat dalam bidang
perdagangan batik terutama dengan Cina, dan sikap superioritas Cina
terhadap masyarakat Indonesia berkaitan dengan berhasilnya revolusi Cina
tahun 1911. Kedua, karena mendapat tekanan dari kalangan bangsawan
terhadap masyarakat Indonesia di Solo. SDI dimaksudkan untuk menjadi
1
Yasmis. "Sarikat Islam Dalam Pergerakan Nasional Indonesia (1912-1927)." Jurnal
Sejarah Lontar Vol. 6 No. 1, 2009: 24-32.
1
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
2
Usman, Ismail. "Sarekat Islam (SI) Gerakan Pembaruan Politik Islam." JURNAL
POTRET-- Jurnal Peneltian dan Pemikiran Islam Vol 21, No 1, 2017: 46-54.
3
Yasmis. 2009. Op., Cit
2
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
4
Ricklefs. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta, 2008
5 Kurasawa, Aiko. Seri Pengkajian Kebudayaan Jepang, Mobilisasi dan
3
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
7
Permadi, Edo Galih. "Politik Bahasa Pada Masa Pendudukan Jepang." AVATARA,
e-Journal Pendidikan Sejarah, 2015: 590-603.
8
Hartono, Juliantoro. Derita Paksa Perempuan: Kisah Jugun Ianfu pada Masa
Pendudukan Jepang, 1942-1945. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997.
9
Said, Salim. Genesis of Power General Sudirman and the Indonesian Military in
Politics 1945-49. Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan, 1993.
4
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
5
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
6
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
10
DosenSosiologi.com. 2020. Pengertian Trias Politika, Teori, Fungsi, dan
Tujuannya. Diakses di https://dosensosiologi.com/trias-politika/. Diakses pada 18 Juni
2021, Yulistyowati E, Pujiastuti E, Mulyani T. 2016. Penerapan Konsep Trias Politica
Dalam Sistem Pemerintahan Republik Indonesia : Studi Komparatif Atas Undang–Undang
Dasar Tahun 1945 Sebelum Dan Sesudah Amandemen. Jurnal Dinamika Sosial Budaya,
Volume 18, Nomor 2
11
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005), halaman 152
12
DosenSosiologi.com. 2020. Pengertian Trias Politika, Teori, Fungsi, dan
Tujuannya. Diakses di https://dosensosiologi.com/trias-politika/. Diakses pada 18 Juni
2021,
7
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
13
W. E. Nugroho, "Implementasi Trias Politica dalam Sistem Pemerintahan di
Indonesia," Gema Keadilan, vol. 1, no. 1, pp. 49-54, Oct. 2014. https://doi.org/10.3592/2
14
Ruhenda, Heldi, Mustapa H, Septiadi M.A. 2021 Tinjauan Trias Politika Terhadap
Terbentuknya Sistem Politik Indonesia.Tidak dipublikasikan. Diakses di
http://digilib.uinsgd.ac.id/30765/1/Tinjauan%20Trias%20Politika%20Terhadap%20Terben
tuknya%20Sistem%20Politik%20Indonesia.pdf. Diakses pada 18 Juni 2021.
15
W. E. Nugroho. 2014. Op., Cit.
16
Ruhenda, Heldi, Mustapa H, Septiadi M.A. 2021. Op., Cit
8
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
17
Ibid.
18
Yulistyowati E, Pujiastuti E, Mulyani T. 2016. Penerapan Konsep Trias Politica
Dalam Sistem Pemerintahan Republik Indonesia : Studi Komparatif Atas Undang–Undang
Dasar Tahun 1945 Sebelum Dan Sesudah Amandemen. Jurnal Dinamika Sosial Budaya,
Volume 18, Nomor 2
9
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
10
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
19
Ruhenda, Heldi, Mustapa H, Septiadi M.A. 2021. Op., Cit
20
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2015). Sejarah Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan. Retrieved June 18, 2021, From Kemdikbud.Go.Id Website:
Https://Www.Kemdikbud.Go.Id/Main/Tentang-Kemdikbud/Sejarah-Kemdikbud.
11
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
12
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
13
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
14
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
2) Setelah Amandemen
Sedangakan lembaga negara atau lembaga pemerintah
dalam sistem pemerintahan republik Indonesia berdasarkan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Sesudah Amandemen ada 7
(tujuh) yaitu: MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK, MA dan MK.
Lembaga-lembaga tersebut memegang kekuasaan negara
masingmasing. Berdasarkan ajaran Trias Politica yang membagi
kekuasaan negara menjadi 3 (tiga) yaitu Legislatif, Eksekutif dan
Yudikatif, maka dari ke 7 (tujuh) yaitu : MPR, DPR, DPD,
Presiden, BPK, MA dan MK apakah itu termasuk di dalamnya.
Untuk itu akan dilakukan dianalisis sebagai berikut:
Kekuasaan Legislatif (Legislative Power)
Kekuasaan Legislatif, adalah pembuat undang-
undang. Legislatif di Indonesia berdasarkan
UndangUndang Dasar Tahun 1945 sesudah
amandemen adalah terdiri dari Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan
Daerah (DPD). Dasar hukum ketiga lembaga ini sudah
diuraikan di muka.
Kekuasaan Eksekutif (Executive Power)
Kekuasaan Eksekutif (Executive Power) adalah
kekuasaan menlaksanakan undang-undang.
Kekuasaan Eksekutif di Indonesia berdasarkan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sesudah
amandemen adalah Presiden. Dasar hukum mengenai
presiden ini sudah diuraikan di muka.
Kekuasaan Yudikatif
15
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
UUD 1945
Trias Politca
(Montesquieu )
16