PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“Demokrasi Indonesia”
OLEH
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS :A
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul politik
keuangan dalam pemilihan umum tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu ,kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca guna untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................................................................II
DAFTAE ISI........................................................................................................................III
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................6
C. TUJUAN MAKALAH.............................................................................................6
BAB II
PEMBAHASAAN.................................................................................................................7
A. Politik Uang................................................................................................................7
B. Bentuk-bentuk Money Politics/ politik uang..............................................................7
C. Strategi Money Politics/politik uang dalam pemilu....................................................8
D. Faktor yang Mempengruhi Politik uang/money Politics............................................9
E. Solusi untuk Mencegah terjadinya Money politics / politik uang............................10
BAB III
PENUTUP............................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945 (UUD NRI 1945) amandemen IV yang menyebutkan bahwa
"Negara Indonesia adalah negara hukum”, dengan kata lain konstitusi UUD 1945
telah menempatkan hukum dalam posisi yang tertinggi dan menentukan dalam sistem
ketata negaraan pemerintah Indonesia. Prinsip negara hukum dilihat dari aspek
pelaksanaan hukum yang mengandung arti, segala tindakan pemerintah dan tindakan
masyarakat harus selalu sesuai dengan hukum yang berlaku, maka setiap tindak
pidana yang terjadi seharusnya diproses melalui jalur hukum, jadi hukum dipandang
sebagai satu-satunya cara penyelesaian terhadap suatu tindak pidana. Konsep negara
hukum yang berkedaulatan rakyat pada intinya mengandung dua dimensi, yakni:
a. Dimensi kedaulatan hukum yang menghendaki seluruh aktivitas kehidupan
ketatanegaraan harus tunduk pada hukum. Hukum harus menjadi landasan bagi
sikap tindakan negara (asas legalitas).
b. Dimensi kedaulatan rakyat yang menghendaki rakyatlah yang memegang
kekuasaan tertinggi di dalam negara dan menentukan aturan main melalui
perangkat-perangkat hukum yang ada.
Negara Indonesia sebagai negara hukum, sebagaimana juga tercermin dalam UUD
1945, maka dalam penyelenggaraan pemilu yang tercermin di dalam Pasal 22E ayat
(1) UUD 1945: “Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.”
Politik uang (Money Politics) merupakan tindakan pemberian uang atau barang,
atau fasilitas tertentu, dan janji kepada para orang-orang tertentu agar seseorang dapat
dipilih apakah misalnyamenjadi kepala daerah/wakil kepala daerah. Ada banyak
carapolitik uang dilakukan oleh para kandidat.
Politik uang merupakan tindakan yang di larang di dalam kontstitusi di antaranya
larangan politik uang di bahas di dalam UU No 7 Tahun 2017 pasal 280 Huruf J yang
menyebutkan bahwa “pelaksana, peserta, dan tim kampanye pemilu dilarang
menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainya kepada peserta kampanye
pemilu”.pelaksana, peserta, dan tim kampanye pemilu apabila melanggar ketentuan
dari pasal 280 Huruf J di atas maka akan dikenakan tindakan pidana sebagaimana
yang di sebutkan pada Pasal 523 UU No 7 Tahun “ Ayat 1 setiap pelaksana,peserta,
dan/atau tim kampanye pemilu dilarang menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainya sebagai imbalan kepada peserta kampanye pemilu secara langsung
ataupun tidak secara langsung sebagaimana yang di sebutkan dalam ayat 280 huru J
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp
24.000.000.00 (dua puluh empat juta rupiah. Ayat 2 setiap pelaksana,peserta, dan/atau
tim kampanye pemilu y ang dengan sengaja pada masa tenang menjanjikan atau
memberikan imbalan uang atau materi lainya kepada pemilih secara langsung ataupun
tidak secara langsung sebagai mana yang di sebutkan dalam pasal 278 ayat 2 di
pidana penjara paling lama 4 tahun dan denda paling banyak Rp.48.000.000.00
(empat puluh delapan juta rupiah). Ayat 3setiap orang yang dengan sengaja pada hari
pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainya kepada
pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih peserta pemilu tertentu
di pidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp.36.000.000.00 ( tiga puluh enam juta rupiah).”
Tindakan pidana politik uang sebagaimana yang telah di sebutkan di atas tidak
hanya di peruntukan kepada pemberi uang melainkan penerima uang dalam pemilu
akan di kenakan hukum pidana penjara berdasrkan pada UU No 10 tahun 2016 Pasal
187a ayat 1 dan 2 “ Ayat 1 setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan
melawan hukum menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainya sebagai
imbalan kepada warga negara indonesia baik secara langsung atau tidak secara
langsung untuk mempengaruhi pemilih agar tidak menggunakan hak pilih dengan cara
tertentu sehingga suara menjadi tidak sah, memilih calon tertentu sebagaimana yang
dimaksud pasal 73 ayat 4 di pidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga
puluh enam) bulan maksimal 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp.
200.000.00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000.00 (satu
milyar rupiah). Ayat 2 pidana yang sama di terapkan kepada pemilih yang dengan
sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menerima pemberian atau janji
sebagaiman yang di maksud pada ayat (1).”
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Politik uang ( money politics) ?
2. Apa saja Bentuk-bentuk politik uang ( Money Politics)?
3. Apa saja Strategi politik uang( money Politics) dalam pemilihan umum ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi politik uang ( money politics) ?
5. Apa saja solusi yang di bangun untuk mengatasi terjadinya politik uang ( money
politics) ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu politik uang!
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk politik uang!
3. Untuk mengetahui strategi apa saja yang di gunakan dalam politik uang/money
politics!
4. Untuk mengetahui faktor-haktor yang mempengaruhi terjadinya politik uang !
5. Untuk mengetahui solusi yang di lakukan untuk mengatasi adanya politik uang/
money politics!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Politik Uang
Secara umum politik uang diartikan sebagai seni untuk memperoleh
kemenangan dalam memperebutkan kekuasaan. Sedangkan uang politik hanya
sebagai akses untuk memperoleh kemenangan tersebut Sumartini (dalam Hastutidkk,
2012, hlm. 4). Sedangkan menurut Ismawan politik uang diartikan sebagai upaya
mempengaruhi perilaku orang lain dengan menggunakan imbalan tertentu atau bisa
dikatakan sebagai jual beli suara pada proses politik demokratisasi atau pemilihan
umum seperti pemilihan tingkat nasional maupun pemilihan tingkat desa (Ismawan,
1999, hlm. 5).
Dalam perjalanannya bahwa politik uang ini merupakan tindakan membagi-
bagikan uang, barang dan jasa sudah mengalami pembiasan makna. Sedangkan
batasan pelaku politik uang menurut Ismawan adalah orang yang memberi uang
politik baik kandidat, pendukung atau tim sukses dan penerima uang politik dalam
bentuk apapun. Politik uang dilakukan dengan sadar oleh pihak-pihak yang
melakukan praktik politik uang (Ismawan, 1999, hlm. 5).
Dengan demikian Money Politics adalah suatu bentuk pemberian atau janji
menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih
maupun supaya ia menjalankan haknya denga cara tertentu pada saat pemilihan
umum. Pemberian bisa dilakukan menggunakan uang atau barang.
Politik uang umumnya dilakukan untuk menarik simpati para pemilih dalam
menentukan hak suaranya tiap pemilihan umum. Berdasarkan pemikiran tersebut
dapat dikatakan bahwa Money Politics yang digunakan bisa berupa uang ataupun
barang dengan tujuan untuk menarik simpati para pemilih.Dengan adanya beberapa
klasifikasi pemilih sehingga diperlukan untuk menentukan sasaran khalayak yang
kiranya sangat mudah untuk dipengaruhi agar calon kandidat bisa memenangkan
kampanyenya untuk mengambil kekuasaan tersebut.
B. Bentuk-Bentuk Money Politics
Ahmad(dalam Rasail. 2006: 24.) menjelaskan bahwa bentuk-bentuk Money
Politics, sebagai berikut :
1. Berbentuk Uang (Cash Money)
Dalam masyarakat, tidak terkecuali masyarakat religius, uang memang diakui
sebagai senjata politik ampuh yang sangat strategis untuk menaklukkan
kekuasaan. Karena, pada dasarnya uang merupakan saudara kembar kekuasaan.
Uang merupakan faktor penting yang berguna untuk mendongkrak personal
seseorang, sekaligus untuk mengendalikan wacanastrategis terkait dengan sebuah
kepentingan politik dan kekuasaan. Dimana, seseorang leluasa mempengaruhi dan
memaksakan kepentingan pribadi dan kelompoknya pada pihak lain melalui
berbagai sarana, termasuk uang.
2. Berbentuk fasilitas umum
Politik pencitraan dan tebar pesona lazim dilakukan oleh para calon untuk
menarik simpati masyarakat didaerah pemilihannya. Hal ini tidak saja
menguntungkan rakyat secara personal, namun fasilitas dan sarana umumjuga
kebagian “berkah”. Politik pencitraan dan tebar pesona melalui “jari yahpolitis”
ini tidak hanya dilakukan oleh calon-calon yang baru, tetapi juga oleh para calon
yang berniat maju kembali di daerah pemilihannya. Instrument yang dijadikan alat
untuk menarik simpati masyarakat dengan menyediakan semen, pasir, besi, batu
dan sebagainya. Fasilitas dan sarana umum yang biasa dijadikan Jariyah Politis,
yaitu: Pembangunan Masjid, Mushalla, Madrasah, jalan-jalan kecil (gang-gang),
dan sebagainya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik uang umumnya dilakukan untuk menarik simpati para pemilih
dalammenentukan hak suaranya tiap pemilihan umum.Berdasarkan pemikiran tersebut
dapat dikatakan bahwa Money Politics yangdigunakan bisa berupa uang ataupun
barang dengan tujuan untuk menarik simpati para pemilih.Dengan adanya beberapa
klasifikasi pemilih sehingga diperlukan untuk menentukan sasaran khalayak yang
kiranya sangat mudahuntuk dipengaruhi agar calon kandidat bisa memenangkan
kampanyenya untuk mengambil kekuasaan tersebut. Ada beberapa bentuk money
politiss menurut Ahmad ( dalam Rasail 2006: 24) yaitu pertama berbentuk uang dan
yang kedua berbentuk fasilitas umum. Menurtut Dedi Irwan ada dua strategi dalam
politik uang yaitu serangan fajar dan mobilisasi massa. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya politik uang yaitu : kemiskinan, rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang politik, dan budaya lama yaitu ketika orang memberikan uang
dianggap rejeki dan sebagai balas budinya yaitu meberikan hak suaranya untuk
peserta pemilu yang memberikan uang tersebut. Solusi yang di ambil untuk mencegah
terjadinya politik uang ini ialah dengan menrapkan pendidikan politik, memperbaiki
sistem pendidikan dan sosialisasi politik.
B. Saran
Dengan adanya pendidikan politik di harapakn untuk mengerti dan mengetahui
dampak yang di timbulkan akibat adanya politik uang . karena politik uang dapat
merusak demokrasi Indonesia .
DAFTAR PUSTAKA
Ar Rasyid, Harun, Fikih Korupsi, Analisis politik Uang di Indonesia dalam Perspektif
Maqashid al Syariah.
Astuti, Ngudi, Pancasila dan piagam Madinah, Cet.1, Jakarta : Media Bangsa, 2012.
Aziz Dahlan, Abdul, Ensiklopedi Hukum Islam, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta: Jilid V,
1998.
Bagus Perdana, Ananta, “ Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Money Politics Yang
Dilakukan Para Calon Legislatif Pada Pemilu Tahun2014 Fakultas syariah dan
Hukum Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2014.
Budiardjo, Miriam, Dasar Dasar Ilmu Politik, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Danius, Ebin, Politik Uang dan Uang Rakyat, Universitas Halmahera, 1999, dalam
Hamid, Pilkada, Money Politics and the Dangers of “Informal Governance, The Indonesian
Ismawan, Indra, Money Politics: Pengaruh Uang Dalam Pemilu (cet. ke-1), Yogyakarta: