PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil survei kesehatan nasional pada tahun 2001 menunjukkan bahwa:
26,3% penyebab kematian adalah penyakit jantung dan pembuluh darah,
kemudian diikuti oleh penyakit infeksi, pernafasan, pencernaan, neoplasma
dan kecelakaan lalu lintas. Penyakit jantung dan pembuluh darah
(cardiovascular) merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia maupun
di Indonesia. Data dari WHO menunjukkan bahwa sekitar 1,5 juta orang
pertahun di dunia meninggal karena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Di Indonesia belum ada angka yang tepat, tetapi data dari RS Pusat Jantung
dan Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita” rata-rata hampir sekitar 15-
20 pasien dirawat tiap harinya dan sekitar 350-400 yang berobat ke
poliklinik. Pasien yang dilakukan pemeriksaan kateterisasi sekitar 25-30
pasien perhari, operasi bypass koroner rata-rata 4 pasien perhari, operasi
katup jantung 2 pasien perhari, kelainan bawaan pada bayi/anak 2-4 pasien
perhari nya (Joesoef, 2010).
1
2
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman (nyeri pinggang, nyeri punggung dan
nyeri pada lipatan paha), serta bertambahnya hari rawat dan meningkatkan
biaya perawatan (PA-PSRS Patient Safety Advisory, 2007).
B. Rumusan Masalah
Angiografi koroner dapat menimbulkan berbagai komplikasi, termasuk
komplikasi pembuluh darah sebagai akses masuknya kateter. Tindakan
keperawatan untuk meminimalkan komplikasi pembuluh darah (perdarahan)
dapat dilakukan dengan penekanan secara manual dan mekanikal.
Berdasarkan prosedur yang telah ada di Instalasi Jantung dan Pembuluh
Darah RSUP Dr. Kariadi Semarang setelah pencabutan femoral sheath juga
dilakukan penekan manual maupun penekanan mekanik. Penekanan manual
dilakukan ± selama 15 menit dan kemudian dilakukan penekanan mekanik
dengan menggunakan bantal pasir yang beratnya sekitar 2,1-2,5 kg.
Penekanan mekanik dilakukan selama 6 jam setelah pencabutan femoral
sheath, selain itu pasien juga dianjurkan untuk immobilisasi selama 6 jam
tersebut.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penggunaan bantal pasir terhadap keluhan
ketidaknyamanan pasien pasca tindakan Percutaneous Coronary
5
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
Instalasi Jantung dan Pembuluh Darah RSUP Dr. Kariadi Semarang
dapat memodifikasi dan mengembangkan Standar Prosedur Operasional
(SPO) Asuhan Keperawatan pasien pasca tindakan PCA untuk mencegah
dan meminimalkan ketidaknyamanan dan komplikasi yang timbul, pasca
tindakan PCA.
2. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan
perawat tentang penanganan ketidaknyamanan pasca tindakan PCA.
3. Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar, pertimbangan
serta rekomendasi penelitian lain terkait Asuhan Keperawatan pasien
pasca tindakan PCA, guna memperkaya ilmu keperawatan serta
7
E. Bidang ilmu
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian Keperawatan
Medikal Bedah
F. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang hampir sama sudah pernah dilakukan, dengan
variabel yang berbeda, tempat yang berbeda atau metode penelitian yang
berbeda. Penelitian yang sudah dilakukan terkait penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yilmaz, Gurgun dan Dramali (2007) di
Turki tentang efek menempatkan karung pasir di situs akses femoralis
setelah prosedur invasif jantung dan mengubah posisi pasien di tempat
tidur pada tingkat komplikasi pembuluh darah dan beratnya nyeri
punggung yang berkaitan dengan masa istirahat setelah prosedur.
Metode yang digunakan adalah penelitian terkontrol secara acak dengan
sampel 169 pasien yang dibagi menjadi lima kelompok yang berbeda
secara acak. Kelompok 1 pasien yang diterapkan 4,5 kg karung berisi
pasir selama 30 menit dan Kelompok 2 pasien yang diterapkan 2,3 kg
karung berisi pasir selama 2 jam di situs akses femoralis setelah
prosedur. Kelompok 1 dan 2 posisi tubuh pasien itu diganti setiap awal
jam dari jam kedua. Kelompok 3 pasien menerima penerapan
4,5 kg karung pasir selama 30 menit dan kelompok 4 pasien yang
diterapkan 2,3 kg karung berisi pasir selama 2 jam di situs akses
femoralis setelah prosedur dan posisi tubuh pasien 'tidak berubah
setelah kateterisasi. Grup 5 pasien tetap dalam posisi terlentang tanpa
mengubah posisi dan tidak memiliki penerapan sebuah karung pasir.
Penelitian ini menghasilkan angka kejadian komplikasi vaskular tidak
berbeda nyata pada kelompok dengan penerapan karung pasir bila
8