Disusun oleh :
Disusun oleh :
Oleh :
Pembimbing Akademik
Mengetahui
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis
ilmiah ini dengan judul asuhan keperawatan pemberian terapi posisi semi fowler
45 derajat terhadap kualitas tidur pada Tn. H dengan Congsetive Heart Failure
(CHF) di ruang ICU RSUD Achmad Mochtar 2016.
Penulisan karya ilimiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners Keperawatan
STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan berbagai pihak dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya
tulis ilmiah ini, sangatlah sulit bagi penulisi untuk menyelesaikan karya tulis
ilimaih ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ns. Marlina Andriani, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Yarsi Sumbar Bukittinggi.
2. Ibu Ns. Ade Sriwahyuni, S.Kep, MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Sumbar Bukittinggi.
3. Ibu Reny Chaidir, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan karya ilimiah ini.
4. Bapak/ Ibu Dosen beserta staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Sumbar Bukittinggi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan serta nasehat selama penulis
menjalani pendidikan.
5. Para staf dan pegawai RSUD Achmad Mochtar terutama di ruangan ICU
RSUD Achmad Mochtar yang telah memberikan izin melakukan pengambilan
kasus pada karya ilmiah penulis.
6. Teristimewa peneliti ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan saudara
peneliti yang selalu memberikan motivasi, semangat dan do’a dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
7. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu penulis dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah Yang Maha Esa berkenan membalas
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini diberkahi oleh Allah SWT
dan membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di masa
mendatang.
Penulis
Dibuat di : Bukittinggi
Pada tanggal : 23 Agustus 2016
Yang menyatakan
ABSTRAK
penatalaksanaan.
Nursing care of giving semi fowler position therapy for sleeping quality of Mr.
H with CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) at ICU RSUD ACHMAD
MOCHTAR 2016
ABSTRACT
position
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 : Evidenbesa
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
meningkat. Menurut data dari WHO dilaporkan bahwa ada sekitar 3000
5,7 juta penduduk Amerika Serikat yang menderita gagal jantung ( Padila,
2012)
mencukupi kebutuhan sel- sel tubuh akan nutrient dan oksigen secara
memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang
tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh pasien menjadi
mencapai 14.449 jiwa penderita yang menjalani rawa inap di rumah sakit.
Pada tahun 2012 di Jawa Tengah terdapat 520 penderita Congestive Heart
Failure ( CHF ) dan menjalani rawat inap Selain itu, penyakit yang paling
secara optimal) bahwa sekitar 44% pasien Medicare yang dirawat dengan
dingin dan oliguria akibat perfusi darah dari jantung ke jaringan dan
(CK) pada infark miokard, atau kultur darah positif pada endokarditis.
tidur dengan cara Posisi tempat tidur dengan menaikkan kepala dan
posisi semi fowler pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) untuk
televisi), sedangkan kualitas tidur aspek penting dari tidur yang meliputi
lama tertidur, waktu bangun dan kenyenyakkan dalam tidur. Pasien yang
sakit sering kali membutuhkan lebih banyak tidur dan istirahat dari pada
pasien yang sehat. Sifat alamiah dari penyakit akan mengurangi pasien
mendapatkan istirahat dan tidur yang cukup. Kualitas tidur yang buruk
tekanan darah, hal ini karena efek gaya gravitasi bumi. Pada saat
berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah
bagi lansia untuk dirawat di rumah sakit ( usia 65 –75 tahun mencapai
Failure ( CHF ) adalah sekitar 510 % pertahun pada kasus gagal jantung
ringan, dan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat sebagian
Failure (CHF) sudah sesuai dengan protap yang ada, dalam melakukan
keperawatan.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengambil judul
Pada pada Tn. H dengan Congestive Heart Failure (CHF) di ruang ICU
Bukittinggi.
1.3.2.3 Mampu menegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan
mahasiswa keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan
dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang
singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa
dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air
dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa
organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh
2.1.2 Klasifikasi
jantung iskemik, penyakit paru kronis. Pada gagal jantung kronik terjadi
1. Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darah
gagal jantung kiri yang berlangsung cukup lama sehingga cairan yang
2.2 Etiologi
2. Aterosklerosis koroner
yang penting. Selain itu penyakit katup jantung juga merupakan penyebab
gagal jantung, namun saat ini agak jarang penyakit katup jantung
menyebabkan gagal jantung. Stenosis aorta masih tetap merupakan
2.3.2 Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat
2.3.4 Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan
terhadap latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat
2.3.6 Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume
bronchial, sianosis, denyut nadi lemah dan tidak teraba, penurunan urin
noutput,delirium,sakit,kepala.
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam
4 kelainan fungsional :
Timbul sesak pada aktifitas fisik berat, timbul sesak pada aktifitas
fisik sedang, timbul sesak pada aktifitas fisik ringan, timbul sesak pada
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot jantung, bentuk
dan susunannya sama dengan otot serat lintang tetapi cara kerjanya
1. Bentuk
Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan
pangkalnya dibelakang kiri ICS 5 dan ICS 6 dua jari dibawah papilla
mammae. Pada tempat itu teraba adanya pukulan jantung yang disebut
Ictus Cordis.
3. Ukuran
Kurang lebih sebesar kepalan tangan dengan berat kira-kira 250-300 gram.
4. Lapisan
jantung. Miokardium :Lapisan inti dari jantung yang berisi otot untuk
untuk memompa darah sehingga dibagi jadi dua bagian besar, yaitu pompa
kiri dan pompa kanan. Pompa jantung kiri: peredaran darah yang
pulmonalis-atrium kiri.
relaksasi (diastole) dari kedua atrium, terjadi serentak yang disebut sistol
atrial dan diastole atrial. Konstriksi ventrikel kira-kira 0,3 detik dan tahap
konstriksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong dari vantrikel
kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh
Gambar 1.1
2.5 Patofisiologis
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada
ventrikel.
kejadian seperti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada
edema.
jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini,
untuk melihat penyakit yang mendasari seperti infark miokard dan aritmia,
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Meningkatkan oksigen dengan pemberian oksigen dan menurunkan
perlahan – lahan.
2.8.6 Menurunkan beban jantung : menurunkan beban awal dengan diet rendah
arteriol.
2.9 Penanganan
Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi
beban kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama
menuju gagal jantung yang berat dapat menjadi alasan untuk dirawat
latihan fisik. Tirah baring dan aktifitas yang terbatas juga dapat
gejala.
pergerakan dinding.
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan
stenosis katup atau insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat
Masukkan tabung nasogastrik dan biarkan drainase jika pasien muntah atau
jika pasien telah muntah berulang. Airway, pernafasan dan tingkat kesadaran
katub jantung, anemia, syok dan lain-lain. Tekanan darah, nadi, frekuensi
jantung, nadi afical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang,
kuku pucat dan sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi nafas krekels atau
ronchi odema.
3. Pengkajian Secondary Survey
Biodata : terdiri dari nama, umur tanggal lahir, jenis kelamin, agama.
4. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit sekarang : datang dengan dada terasa berat seperti
(hemoptoe), tidur harus pakai bantal lebih dari dua buah, tidak nafsu makan,
mual, dan muntah, letargi (kelesuan) atau fatique (kelelahan), insomnia, kaki
bengkak dan berat badan bertambah, jumlah urine menurun, serangan timbul
saat aktivitas atau aktivitas, perubahan status mental, tanda- tanda vital
katub jantung, anemia, dan syok septic, bengkak pada kaki, telapak kaki,
abdomen.
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, Nadi yang
(infeksi), Abdomen keras, adanya asites, Bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif (diare).
13. Nutrisi/Cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, Mual/muntah, penambahan berat badan
tersinggung.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut).
Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, Refleks tendon dalam
emboli.
3.2.2 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru,
hepatomegali, splenomegal.
3.2.3 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
sekret.
3.2.4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
curah jantung pasien gagal jantung. Hal ini menyebutkan bahwa posisi
adalah Posisi tempat tidur dengan menaikkan kepala dan dada setinggi 45 –
90 derajat tanpa fleksi lutut. Tujuan dari pemberian posisi semi fowler pada
lama tertidur, waktu bangun dan kenyenyakkan dalam tidur. Pasien yang
sakit sering kali membutuhkan lebih banyak tidur dan istirahat dari pada
pasien yang sehat. Sifat alamiah dari penyakit akan mengurangi pasien
mendapatkan istirahat dan tidur yang cukup. Kualitas tidur yang buruk pada
dan batuk. Bahwa posisi semi fowler akan mempengaruhi keadaan curah
kualitas tidur pasien. Dalam posisi semi fowler 45 derajat akan lebih
derajat, sesak nafas berkurang dan sekaligus akan meningkatkan durasi tidur
dan kepala memungkinkan rongga dada dapat berkembang secara luas dan
pengembangan paru meningkat. Kondisi ini akan menyebabkan asupan
posisi tubuh saat berpengaruh terhadap perubahan denyut nadi dan tekanan
darah, hal ini karena efek gaya gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya
gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut
memompa.
3.4
Rencana Keperawatan Congestive Heart Failure (CHF)
3.1 Pengkajian
3.1 Primary Survey
3.1.1 Airway
Tidak terdapat secret, batuk tidak berdahak, tidak ada muntah. Lidah
tidak jatuh ke belakang, terdengar bunyi nafas mengi, dan tidak ada
bunyi snoring.
3.1.2 Breathing
Klien tampak sesak napas, pernafasan = 38 x/menit, klien terpasang
kanul nasal 3 liter/menit pernafasan cuping hidung (+), pernafasan
kussmaul, retraksi suprasternal (+), retraksi interkosta (+), retraksi
epigastrium (+), tampak pernafasan cepat dan dalam, pergerakan
dinding dada simetris. Tidak ada tampak jejas pada bagian thoraks dan
luka terbuka tidak ada. Perkusi dada sonor, auskultasi thoraks
vesikuler, tidak ditemukan ronkhi terdengar mengi, terdengar bunyi
jantung gallop tidak ditemukan bunyi jantung murmur.
3.1.3 Circulation
Tekanan darah = 120/60 mmHg, nadi = 110 x/menit, membran
mukosa pucat dan kering, akral dingin, capillary refil time < 3 detik,
dan tidak ada sianosis. tidak ada mual dan muntah.
3.1.4 Disability
GCS = 15 (E4M5V6), reflek pupil +/+, ukuran pupil 2 mm, pupil
isokor, respon mata ada, respon motorik normal. Tingkat kesadaran
compos mentis, skala nyeri = 8. Kekuatan otot:
5555 5555
5555 5555
3.1.5 Exposure
Turgor kulit klien kering, nyeri pada dada.
3.1.6 Secondary Survey
3.1.6.1 Data demografi
Nama : Tn. H
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : laki – laki
Tempat/Tanggal Lahir : Dusun rimba Kec. Tandun , 12-06-1975
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun rimba sari Kec.Tandun
Tanggal masuk :1- 08 -2016
Tanggal pengkajian :1- 08 -2016
Diagnosa medis : Congestive Heart Failure (CHF)
Sumber Informasi : Istri
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi :
Nama : Ny. N
Umur : 41 Tahun
Pendidikan : S1 S.Pd
Pekerjaan : Guru
Alamat : Dusun rimba sari Kec. Tandun
Hubungan : Istri
5. Riwayat Keluarga
1) Genogram
Keterangan :
= Laki-laki = Keturunan
= Perempuan = Pasien
= Tinggal serumah = Meninggal
= Garis perkawinan
DO : Darah menumpuk di
- Tampak sesak napas pembuluh darah
- RR = 38 x/menit pulmo
- Pernafasan kussmaul
- pasien terpasang kanul
nasal 3 liter/menit
- pernapasan cuping Permeabilitas
hidung pembuluh darah
- tampak pernafasan cepat pulmo meningkat
dan dalam
- kelemahan
- takikardi
Perpindahan cairan ke
ektrasel
DO :
- Klien masih dipuasakan Kekosongan lambung
- Penurunan BB saat sakit
2 kg
- Membran mukosa kering Erosi pada lambung
dan pucat (gesekan dinding
- HGB 14,2 g/Dl (N :13,0- lambung )
16,0)
- RBC 4,63 [ /uL]
Produksi HCL
(N:4,5-5,5) meningkat
- HCT 42,2 % (N: 40,0-
48,0)
Asam lambung (reflek
muntah)
P : Intervensi
no. 2-9
dilanjutka
n
Selasa , Nyeri 10 1. M S:
2 -08 - berhubung 00 elakukan Klien
2016 an dengan wi pengkajian nyeri mengeluh
agen cidera b secara nyeri
biologis komprehensif pada dada
termasuk lokasi, dan ulu
karakteristik, hatinya
durasi, frekuensi, sudah
kualitas dan faktor berkurang
presipitasi. Klien
2. M mengeluh
engobservasi reaksi batuk dan
non verbal dari beraktivit
ketidaknyamanan. as berat
3. M dada
engkaji tipe dan terasa
sumber nyeri untuk nyeri
menentukan Klien
intervensi. mengeluh
4. M sakit
engajarkan tentang kepala
teknik non
farmakologi. O:
5. M Skala
eningkatkan nyeri = 7
istirahat Klien
6. M tampak
engkalaborasikan meringis
dengan dokter jika dan
keluhan dan palpitasi
tindakan nyeri tidak Klien
berhasil. tampak
7. M mukosa
encek instruksi pucat dan
dokter tentang jenis kering
obat, dosis dan Klien
frekuensi. mendapat
8. M kan
emilih analgetik injeksi
yang diperlukan keterolac
atau kombinasi dari 1 ampul
analgetik ketika
pemberian lebih A: Masalah
dari satu. belum
9. M teratasi
emonitor vital sign
sebelum dan P: Intervensi
sesudah pemberian no. 1-9
analgetik pertama dilanjutkan
kali.
10. M
emberikan analgetik
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat..
Rabu, Intoleransi 091. Mengobservasi S:
3 -08- aktivitas 30 adanya Klien
2016 berhubung wi pembatasan klien mengeluh
an dengan b dalam melakukan tenaganya
kelelahan aktivitas masih
atau 2. Mengkaji adanya lemah,
dispnue faktor yang dan lelah
akibat menyebabkan Klien
turunnya kelelahan mengeluh
curah 3. Memonitor nafas
jantung. nutrisi dan sesak saat
sumber energi beraktivit
yang adekuat as
4. Memonitor pasien Klien
akan adanya mengeluh
kelelahan fisik nafsu
dan emosi secara makan
berlebihan menurun
5. Memonitor respon
kardiovaskuler O:
terhadap aktivitas klien
(takikardi, dianjurka
disritmia, sesak n banyak
nafas, diaporesis, istrahat
pucat, perubahan Klien
hemodinamik) hanya
6. Memonitor pola beraktivit
tidur dan lamanya as
tidur/istirahat ditempat
pasien tidur
7. Mengkalaborasika Membant
n dengan Tenaga u dalam
Rehabilitasi pemenuha
Medik dalam n ADLs
merencanakan klien
progran terapi Peningkat
yang tepat. an
8. Membantu klien pernafasa
untuk n : 34 x/i
mengidentifikasi Klien
aktivitas yang tampak
mampu dilakukan istirahat
9. Membantu untuk Klien
mendapatkan alat sangat
bantuan aktivitas bergantun
seperti kursi roda, g dengan
krek perawat
10. Membantu dan
pasien/keluarga keluarga
untuk dalam
mengidentifikasi penuhan
kekurangan dalam ADLs
beraktivitas
A: masalah
belum
teratasi
P:implement
asi 1- 10
dilanjutk
an
Rabu, Ketidaksei 12.1. Mengkaji S:
3 – 08 mbangan 00 adanya alergi Klien
2016 nutrisi wi makanan mengeluh
kurang dari b 2. Mengkalaborasi mengala
kebutuhan kan dengan ahli mi
tubuh gizi untuk penuruna
berhubung menentukan jumlah n nafsu
an dengan kalori dan nutrisi makan sjk
intake yang yang dibutuhkan 3 hari
tidak pasien yang lalu
adekuat 3. Meyakinkan diet Klien
yang dimakan mengeluh
mengandung tinggi mengala
serat untuk mi
mencegah peningkat
konstipasi an rasa
4. Memonitor haus
adanya penurunan Klien
BB dan gula darah mengeluh
5. Memonitor nyeri
turgor kulit abdomen
6. Memonitor Klien
kekeringan, rambut mengeluh
kusam, total mual dan
protein, Hb dan muntah
kadar Ht O:
7. Memonitor Tidak ada
mual dan muntah alergi
8. Memonitor makanan
pucat, kemerahan, Penuruan
dan kekeringan an BB
jaringan saat sakit
konjungtiva 2 kg
9. Memonitor Turgor
intake nuntrisi kulit klien
10. Mengatur posisi tampak
semi fowler atau kering
fowler tinggi
Rambut
selama makan
klien
Anjurkan banyak
tampak
minum
hitam
Tidak ada
mual dan
muntah
Membran
mukosa
kering
dan pucat
A: masalah
belum
teratasi
P:
implementasi
1-8
dilanjutk
an
BAB IV
PEMBAHASAN
(CHF)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan pemberian
terapi posisi semi fowler 45 derajat terhadap kualitas tidur di ruang ICU
pada jam 10.00 s/d 11.30 Wib. Maka selanjutnya pada BAB IV ini penulis
pada Tn. H dengan Pemberian terapi posisi semi fowler 45 derajat terhadap
(Dermawan,2012).
Selama melakukan pengkajian, dalam memberikan asuhan
data karena terjadi komunikasi yang baik antara penulis dengan keluarga
klien.
ekstremitas dingin dan oliguria akibat perfusi darah dari jantung ke jaringan
(CK) pada infark miokard, atau kultur darah positif pada endokarditis.
darah merah, dan penurunan PO2 dan asidosis pada analisis gas darah akibat
dan dalam, pergerakan dinding dada simetris. Tidak ada tampak jejas pada
bagian thoraks dan luka terbuka tidak ada. Perkusi dada sonor, auskultasi
mmHg, pO2 : 214 mmHg, Tekanan darah = 120/60 mmHg, nadi = 110
x/menit, membran mukosa pucat dan kering, akral dingin, capillary refil
kualitas tidur. Pada pemeriksaan fisik saat masuk didapatkan keadaan umum
tampak sakit berat, tidak ada sianosis pada ujung kaki dan bibir. Kesadaran
ditemukan ronkhi dan mengi, bunyi jantung gallop tidak ditemukan bunyi
jantung murmur, perut datar, lemas, hepar dan klien tidak teraba, bising usus
respon actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat
2005)
Pada kasus Congestive Heart Failure (CHF) sesuai dengan tinjauan
asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli, pola nafas tidak efektif
karena dari pengkajian yang didapatkan pada kasus Tn. H adalah dari salah
satu keluhannya nyeri. Diagnosa yang lainnya pada kasus sama dengan
masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan
karena dalam teori ini bertujuan memberikan kondisi alamiah yang baik
verbal dari ketidaknyamanan, Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
tidak berhasil. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi
dan monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik pertama
kali.
Diagnosa Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan atau
turgor kulit, kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht, mual
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang lebih
Lydia E.Hall (Core,Care, and Cure Model) dimana kesembuhan pasien itu
kesehatan lain diantaranya adalah dokter, perawat, dan tim kesehatan lain.
Implementasi dilakukan pada tanggal 1 agustus 2016 pada jam 10.00
liter/menit.
Diagnosa nyeri: akut berhubungan dengan agen cidera biologis dan
pemenuhan.
4.1.5 Evaluasi
Evaluasi didefenisikan sebagai keputusan asuhan keperawatan antara
perilaku klien yang tampil. Evaluasi yang akan dilakukan oleh penulis
diseuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana
( Dermawan, 2012)
Diagnosa yang pertama, hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan
napas yang bersih, tidak ada sianosis, dan dyspnea (mampu mengeluarkan
paten (klien tidak merasa tercekik, irama napas, frekuensi pernapasan dalam
Nyeri: akut berhubungan dengan agen cidera biologis. Hal ini dikarenakan
Tn. H menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang, tanda vital dalam
fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR, mampu
intake yang tidak adekuat belum teratasi. Hal ini dikarenakan Kriteria hasil
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Congestive Heart Failure (CHF) merupakan suatu kondisi yang
mencukupi kebutuhan sel- sel tubuh akan nutrient dan oksigen secara
memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang
sering merespons dengan menahan air dan garam.hal ini akan mengakibatkan
bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau
(Udjianti, 2010)
Pada pemeriksaan fisik pasien dengan Congestive Heart Failure
dingin dan oliguria akibat perfusi darah dari jantung ke jaringan dan organ
yang terjadi. Seperti adanya peninggian enzim creatine kinase (CK) pada
infark miokard, atau kultur darah positif pada endokarditis. Hampir semua
penderita ditemukan adanya peningkatan jumlah sel- sel darah merah, dan
penurunan PO2 dan asidosis pada analisis gas darah akibat kekurangan
posisi semi fowler 45 derajat terhadap kualitas tidur dengan tujuan untuk
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembuatan karya ilmiah ini diharapkan dapat:
5.2.1 Memotivasi tenaga kesehatan lainnya untuk dapat memberikan
(CHF)
5.2.3 Sebagai bahan pertimbangan untuk penulis lainnya agar dapat lebih
dikembangkan
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, Desta N. 2007. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada Usia
Lanjut dengan Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Januari -
Desember 2006. Semarang: UNDIP
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 3, EGC, Jakarta
Johnson, M.,et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Malanie, R. 2014. Analisis Pengaruh Sudut Posisi Tidur Terhadap Kualitas Tidur
dan Tanda Vital Pada Pasien Gagal Jantung Di Ruang Rawat Intensif
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung