Modul 10 Elektrokimia I
Modul 10 Elektrokimia I
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa mampu menyetarakan reaksi redoks, menjelaskan cara kerja sel galvani, potensial
reduksi standar, dan kespontanan reaksi redoks.
1
Reaksi Redoks dan Elektrokimia
1. Elektrokimia
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan perubahan energi listrik menjadi
energi kimia dan sebaliknya. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks (reduksi-oksidasi) dimana
dalam reaksi yang terjadi energi dilepaskan oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik atau
dimana energi listrik digunakan agar reaksi yang tidak spontan bisa terjadi.
Dalam reaksi redoks, elektron-elektron ditransfer dari satu zat ke zat yang lain. Contohnya pada
reaksi antara logam magnesium dan asam klorida :
0 +1 +2 0
Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g)
Angka yang berada diatas unsur adalah bilangan oksidasi dari unsur tersebut. Dilepasnya
elektron oleh suatu unsur selama proses oksidasi ditandai dengan meningkatnya nilai bilangan
oksidasi unsur itu. Sedangkan dalam reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi karena
diperolehnya elektron oleh unsur tersebut. Pada reaksi di atas Mg dioksidasi sedangkan H+
direduksi; Cl adalah ion pasangan yang tidak terlibat dalam reaksi.
Contoh lain :
1 0 +0 +2
2Ag+ Fe → 2Ag + Fe2+
Reaksi redoks umumnya mudah disetarakan, namun di laboratorium kita sering menemukan
reaksi redoks yang rumit melibatkan anion okso seperti kromat (CrO42-), dikromat (Cr2O72-),
permanganat (MnO4-), Nitrat (NO3-), dan sulfat (SO42-). Berikut ini ada teknik khusus untuk
mempermudah proses peneyetaraan reaksi redoks. Terdapat dua metode penyetaraan reaksi
redoks: metode Ion-elektron (metode setengah reaksi) dan metode bilangan oksidasi.
a. Metode Ion-elektron
Dalam metode ini reaksi keseluruhan dibagi menjadi dua setengah-reaksi, satu untuk oksidasi
dan satu untuk reduksi. Biasa juga disebut dengan metode setengah reaksi. Persamaan kedua
2
setengah-reaksi disetarakan secara terpisah dan kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan
persamaan setara keseluruhan.
Tahap 1. Tuliskan persamaan tak setara untuk reaksi ini dalam bentuk ionik
+2 +3
Oksidasi : Fe2+ → Fe3+
+6 +3
Reduksi : Cr2O7 → Cr3+
2-
Setengah reaksi sudah setara untuk atom Fe. Untuk setengah-reaksi reduksi kita kalikam Cr3+
dengan angka 2 untuk menyetarakan atom Cr.
Cr2O72- → 2Cr3+
Tahap 4. Untuk reaksi dalam medium asam, tambahkan H2O untuk menyetarakan atom O dan
tambahkan H+ untuk menyetarakan atom H.
Karena reaksi berlangsung dalam suasana asam maka kita tambahkan tujuh molekul H 2O
disebelah kanan setengah-reaksi reduksi untuk menyetarakan O :
3
Tahap 5. Tambahkan elektron pada salah satu sisi dari setiap setengah-reaksi untuk
menyetarakan muatan. Jika perlu, samakan jumlah elektron di kedua setengah-reaksi dengan cara
mengalikan satu atau kedua setengah-reaksi dengan kofiesien yang sesuai.
Fe2+ → Fe3+ + e-
Kita tambahkan satu electron disisi kanan sehingga terdapat satu muatan 2+ pada setiap sisi dari
setengah-reaksi.
Dalam setengah reaksi reduksi terdapat totoal 12 muatan positif pada sisi kiri dan hanya enam
muatan positif di sisi kanan. Jadi kita tambahkan enam electron di sebelah kiri.
Untuk menyamakan banyaknya electron pada kedua setengah-reaksi, kita kalikan setengah reaksi
oksidasi dengan 6.
Elektron pada kedua sisi saling meniadakan, sehingga persamaan ionik bersih
yang sudah setara sebagai berikut:
Note : Periksa kembali apakah persamaan ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama
serta periksa juga apakah muatan pada kedua sisi persamaan sudah sama.
Untuk reaksi dalam medium basa. Kita biasanya akan melakukan penyetaraan atom seperti yang
telah dilakukan pada tahap 4 untuk medium asam. Lalu, untuk setiap H+ biasanya kita tambahkan
ion OH- yang sama banyaknya pada kedua sisi persamaan. Jika H+ dan OH- muncul pada sisi
yang sama dari persamaan, kita biasanya akan menggabungkan ion-ion tersebut menjadi H2O.
Amati contoh berikut ini:
4
Contoh 2. Tulislah persamaan ionik yang setara untuk menyatakan oksidasi ion
iodide (I-) oleh ion permanganate (MnO4-) dalam larutan basa untuk
menghasilkan molekul iodin (I2) dan mangan(IV) oksida (MnO2).
MnO4- + I- → MnO2 + I2
-1 0
-
Oksidasi: I → I2
+7 +4
Reduksi: MnO4- → MnO2
2I- → I2
Tahap 4. Untuk setengah-reaksi reduksi, kita tambahkan dua molekul H2O di sebelah kanan
untuk menyetarakan atom O:
Karena reaksi terjadi dalam medium basa da nada empat ion H+, kita tambahkan empat ion OH-
di kedua sisi persamaan:
Dengan menggabungkan ion H+ dan OH- untuk membentuk H2O dan menghilangkan 2H2O dari
kedua sisi, kita tuliskan
5
Tahap 5. Lalu, kita setarakan muatan dikedua setengah-reaksi,
2I- → I2 + 2e-
Untuk menyamakan jumlah elektron kita kalikan setengah-reaksi oksidasi dengan 3 dan setengah
reaksi reduksi dengan 2
Tahap 7. Pengecekan akhir menunjukkan bahwa persamaan sudah setara dalam hal jumlah atom
dan muatan.
6
b. Metode bilangan oksidasi
Jika kita diminta untuk menyetarakan persamaan yang menunjukkan terjadinya oksidasi ion Fe2+
menjadi ion Fe3+ oleh ion dikromat (Cr2O72-) dalam medium asam. Sebagai hasilnya, ion
(Cr2O72-) tereduksi menjadi ion-ion Cr3+.
+12 +6
Fe2+ + Cr2O72- → Fe3+ + 2Cr3+
+2 +3
Fe di kali 6, Cr dikali 1.
7
3. Sel Galvani/Sel Volta
Ketika logam seng (Zn) dimasukkan kedalam larutan CuSO 4, Zn teroksidasi menjadi ion Zn2+
sementara ion Cu2+ tereduksi menjadi logam tembaga.
Elektron ditransfer langsung dari zat pereduksi (Zn) ke zat pengoksidasi (Cu2+) dalam larutan.
Kita dapat memisahkan secara fisik zat pengoksidasi dengan zat pereduksi, namun kita harus
memberikan medium penghantar eksternal (kawat logam) agar transfer elektron dapat
berlangsung, kawat mengalirkan elektron secara konstan sehingga menghasilkan listrik.
Gambar 1. Sel galvani atau sel volta. Jembatan garam (tabung U terbalik) berisi larutan
KCl berfungsi sebagai medium penghantar listrik di antara kedua larutan. Ujung-ujung terbuka
tabung U disumbat longggar dengan kapas untuk mencegah larutan KCl keluar ke dalam wadah
namun membiarkan anion dan kation bergerak pindah. Arus elektron mengalir keluar dari
elektroda Zn (Anoda) menuju elektroda Cu (Katoda).
8
Anoda dalam sel volta adalah elektroda tempat terjadinya oksidasi, sedangkan katoda adalah
elektroda tempat terjadinya reduksi. Susunan elektroda (Zn dan Cu) dan larutan (ZnSO 4 dan
CuSO4) ini disebut sel Daniell.
Untuk sel Daniell, reaksi-reaksi setengah-sel yaitu, reaksi oksidasi dan reduksi pada masing-
masing elektroda, ialah,
Perhatikan bahwa kecuali kedua larutan dipisahkan satu sama lain, ion Cu 2+ akan bereaksi
langsung dengan batang seng:
Pada reaksi di atas tidak akan ada kerja listrik yang dihasilkan.
Untuk melengkapi rangkaian listriknya maka kedua larutan harus dihubungkan dengan suatu
medium penghantar antara kation dan anion. Dalam hal ini digunakan jembatan garam berupa
tabung U terbalik yang berisi larutan elektrolit inert, seperti KCl atau NH 4NO3, yang ion-ionnya
tidak akan bereaksi dengan ion lain dalam larutan ataupun elektroda. Selama reaksi redoks
berlangsung elekron mengalir keluar dari anoda (Zn) melalui kawat dan voltameter menuju
katoda (Cu). Di dalam larutan, kation-kation (Zn2+, Cu2+, dan K+) bergerak kearah katoda,
sementara anio-anion (SO42- dan Cl-) bergerak ke anoda.
Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda karena ada selisih energy potensial listrik di antara
kedua elektroda. Selisi perbedan potensial listrik diantara anda dan katoda diukur dengan
voltameter, nilainya disebut sebagai voltase sel dengan angka dalam volt. Namun dua istilah
lain, gaya elektromotif atau emf (E) dan potensial sel juga digunakan untuk menyatakan
voltase sel.
9
Ilmuwan pada akhirnya menetapkan satu jenis elektroda sebagai standar dan mematok nilai
potensial elektroda tersebut sebagai nol. Kesepakatan ini dapat kita gunakan untuk menentukan
potensial dari elektroda lain. Elektroda yang digunakan sebagai standar adalah elektroda
hidrogen (SHE= standard hydrogen electrode) dengan [H+] 1 M dan tekanan gas hidrogen 1 atm.
Elektroda hidrogen yang ditunjukan pada gambar 3 sebagai contohnya. Gas hydrogen
dihembuskan kedalam larutan asam klorida pada 25 ºC. elektroda platinanya memiliki dua
fungsi. Pertama adalah menyediakan permukaan tempat terjadinya penguraian molekul
hydrogen:
H2 → 2H+ +2e-
Pada kondisi keadaan-standar (ketika tekanan H2 1 atm dan konsentrasi larutan HCl 1 M),
potensial reduksi H+ pada 25 ºC adalah nol:
Superskrip “º” menyatakan kondisi keadaan-standar, dan Eº adalah potensial reduksi standar,
atau voltase yang berkaitan dengan reaksi reduksi pada suatu elektroda ketika semua zat terlarut
10
1 M dan semua gas pada 1 atm. Jadi, potensial reduksi standar dari elektroda hydrogen
ditetapkan sebagai nol. Elektroda ini dinamakan elektroda hydrogen standar (SHE, standard
hydrogen electrode).
Dengan menggunakan SHE kita dapat mengukur potensial dari jenis-jenis elektroda lain.
Gambar 4. (a) sebuah sel yang terdiri atas elektroda seng dan elektroda hydrogen. (b) sel yang
terdiri atas elektroda tembaga dan elektroda hidrogen. Kedua sel bekerja pada kondisi keadaan-
standar. Pada (a) SHE brtindak sebagai katoda sedangkan pada (b) bertindak sebagai anoda.
Dalam fisika kita mengenal kesepakatan bahwa arus listrik mengalir dar potensial tinggi ke
potensial rendah atau electron mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Dalam kasus di
atas electron mengalir dari seng ke hydrogen yang berarti seng berperan sebagai kutub negative
dan hydrogen sebagai kutub positif. Karena di sepakati potensial elektroda hydrogen adalah 0 V
maka potensial elektroda seng bernilai negatif (hidrogen harus lebih tinggi dari seng).
Elektroda Pt menyedaikan tempat terjadinya reduksi. Jika semua reaksi berada dalam keadaan
standarnya (yaitu H2 pada 1 atm, ion H+ dan Zn2+ 1 M), emf selnya adalah 0,76 V 25ºC. kita dapat
menuliskan reaksi setengah-selnya:
11
Berdasarakan konvensi, emf standar dari sel, Eosel, yang terdiri atas kontribusi dari anoda dan
katoda, dinyatakan sebagai berikut:
0,76 V = 0 - Eo Zn2+/Zn
Penentuan potensial sel untuk tembaga dapat dilakukan dengan cara yang sama. (contoh lebih
lengkap buka buku Raymond Chang halaman 200).
Tanda dari emf dapat kita gunakan untuk memprediksi kespontanan reaksi redoks. Pada kondisi
keadaan-standar untuk reaktan dan produk, reaksi redoks akan spontan ke kanan jika emf standar
selnya positif. Jika negatif, reaksi akan spontan ke arah sebaliknya. Perlu diingat bahwa E osel
negatif bukan berarti reaksi tidak terjadi jika reaktan dicampur pada konsentrasi 1 M artinya
tidak lain adalah kesetimbangan reaksi redoks, ketika tercapai akan terletak di sebelah kiri.
Notasi Sel
Zn(s) + Cu2+ (aq) → Zn2+ (aq) + Cu (s), reaksi bersih ini sesuai sel galvani pada gambar 1.
Garis tegak lurus menyatakan batas fasa yang berbeda. Tanda “koma” pemisah fasa yang
sama. Garis tegak lurus ganda menyatakan jembatan garam. Berdasarkan konvensi, anoda
ditulis duluan disebelah kiri garis ganda dan komponen lain muncul setelah berurutan seiring
bergeraknya kita dari anoda ke katoda. Tepi luar kiri-kanan untuk elektroda padat,
12
Tabel 1. Potensial reduksi standar pada 25oC
Nilai Eo pada reaksi setengah-sel adalah nilai untuk reaksi pada arah maju (kiri-ke kanan)
Semakin positif nilai Eo, semakin besar kecenderungan zat untuk tereduksi. Semain
positif berrti zat tersebut merupakan pengoksidasi yg makin kuat.
Reaksi-reaksi setengah-sel pada tabel 1 adalah reaksi reversible. Bergantung pada
kondisinya, setiap elektroda dapat berfungsi sebagai anaoda ataupun sebagai toda.
Pada kondisi keadaan-standar, setiap spesi di sebelah kiri dari suatu reaksi setengah-sel
akan bereaksi spontan dengan spesi yang muncul disebelah kanan dari semua reaksi
setengah-sel yang terletak di bawahnya. Asas ini kadang disebut aturan diagonal. Contoh
pada sel daniell:
13
Cu2+ (1 M) + 2e- → Cu (s) Eº = 0,34
Zat disebelah kiri pada reaksi setengah-sel pertama adalah Cu2+ dan di sebelah kanan
pada reaksi setengah-sel kedua adalah Zn, jadi Zn spontan mereduksi Cu2+ membentuk
Zn2+ dan Cu.
Nilai Eº tidak berubah meskipun kita merubah ukuran elektrodan dan jumlah larutan,
Karena Eº adalah sifat intensif.
Seperti halnya ∆H, ∆G dan ∆S, tanda Eº berubah tetapi besarnya akan tetap sama ketika
kita membalik suatu reaksi.
Contoh 4. Prediksi apa yang akan terjadi jika molekul bromin (Br 2)
ditambahkan pada larutan yang mengandung NaCl dan NaI pada 25ºC.
anggaplah semua spesi ada dalam keadaan standar.
Jawab: untuk memprediksi reaksi redoks akan berlangsung atau tidak kita
harus membandingkan potensial reduksi standar untuk reaksi setengah-sel berikut:
Dengan menerapkan aturan diagonal kita lihat bahwa Br 2 akan mengoksidasi I- tetapi tidak akan
mengoksidasi Cl-. Jadi, satu-satunya reaksi redoks yang akan terjadi dalam jumlah banyak pada
kondisi keadaan standar adalah:
Note: ion Na+ inert sehingga tidak masuk dalam reaksi redoks.
14
Latihan 2. Dapatkah Sn mereduksi Zn2+ (aq) pada kondisi keadaan-
standar ?
Dalam sel galvani energi kimia diubah menjadi energi listrik. Energi listrik dalam hal ini adalah
hasilkali dari emf sel dengan muatan listrik total (dalam coloumb) yang melewati sel:
= Joule
Muatan total ditentukan oleh banyaknya mol elektron (n) yang melewati rangkaian berdasarkan
definisi
Muatan total = nF
Dimana F, konstanta Faraday, ialah muatan listrik yang terkandung dalam 1 mol electron.
Percobaan menunjukan bahwa 1 dfaradai setara dengan 96.485,3 coulomb, atau 96.500
couloumb, dibulatkan menjadi tiga angka signifikan, jadi
1 F = 96.500 C/mol
Karena
1J=1Cx1V
Emf terukurnya ialah voltase maksimum yang dapat dicapai oleh sel.
= -nFEsel
Di mana wmaks adalah jumlah maksimum kerja yang dapat dilakukan. tanda negaif mendakan
kerja dilakukan oleh sistem pada lingkungan. Energy bebas (∆G) menyatakan jumlah maksimum
kerja berguna yang dapat diperoleh dari suatu reaksi:
∆G = wmaks
15
Jadi,
∆G = -nFEsel
Baik n ataupun F merupakan kuantitas positif dan ∆G adalah negative untuk reaksi spontan,
sehingga Esel haruslah positif. Untuk reaksi yang reaktan dan produknya ada dalam keadaan
standar, persamaannya menjadi:
∆Gº = -nFEsel
Berikut persamaan hubungan antara Eºsel dengan konstanta kesetimbangan (K) dari reaksi
redoks.
-nFEsel = -RT ln K
Eºsel = ln K
( )
Eºsel = ln K
Eºsel = ln K
Eºsel = log K
16
Contoh 5.
∆Gº = -nFE
∆Gº bernilai positif menunjukkan bahwa reaksi tidak spontan pada kondisi
keadaan-standar pada 25ºC.
“Minggu selanjutnya kita akan membahas tentang Potensial Sel Kondisi Non Standar, Baterai
dan Sel Bahan bakar, Korosidan Elektrolisis”
17