Anda di halaman 1dari 15

JPGSD Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 404-418

EKSPLORASI NILAI-NILAI PANCASILA UNTUK MENTRANSFORMASI KONTEKS DALAM


PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Julaika
PGSD, FIP, Universitas Negeri Surabaya, julaikajulaika@mhs.unesa.ac.id

Neni Mariana
PGSD, FIP, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Latar belakang penelitian ini adalah pandangan tentang Matematika yang terpisah dengan Pancasila. Sejak
berlakunya kurikulum 2013 dan Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) seharusnya nilai-nilai Pancasila dapat diintegrasikan dalam semua pelajaran, termasuk
Matematika. Oleh karena itu, Matematika dan Pancasila dapat dikaitkan. Penelitian ini bertujuan untuk
mentransformasi konteks Matematika melalui eksplorasi hubungan nilai-nilai Pancasila dengan
pembelajaran Matematika, dan mengetahui pandangan guru terhadap hasil eksplorasi tersebut. Penelitian
ini menggunakan 3 metode pengumpulan data, yaitu studi autoetnografi, studi literatur, dan wawancara.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil ekplorasi dapat merubah pandangan peneliti dan guru
Sekolah Dasar terhadap konteks pembelajaran Matematika yang sebelumnya tentang bilangan dan
hitungan saja menjadi konteks yang memuat nilai-nilai Pancasila.
Kata Kunci: eksplorasi, nilai Pancasila, konteks pembelajaran Matematika

Abstract
The background of this research is a separate view of Mathematics with Pancasila. Since the enactment of
the 2013 curriculum and Presidential Regulation Number 87 Year 2017 about Strengthening of Character
Education, Pancasila values should be integrated in all lessons, including Mathematics. Therefore,
Mathematics and Pancasila should be related. The purpose of this study is to transform the context of
Mathematics through exploring the relationship of Pancasila values with Mathematics learning, and to
know the teacher's view of the exploration results. This research used 3 methods of data collection, they
were autoetnography study, literature study, and interview. The results can be concluded that the
exploration results can change the views of researcher and teachers of elementary school about the context
of previous Mathematics learning about numbers and count only into a context that contains the Pancasila
values.
Keywords: exploration, Pancasila value, context of Mathematics learning

terkandung dalam lima sila Pancasila. Oleh karena itu,


PENDAHULUAN
integrasi nilai-nilai Pancasila ke dalam semua mata
Penelitian ini dimulai dari refleksi diri peneliti. Hasil pelajaran dalam kurikulum sangat penting.
refleksi diri yaitu bahwa peneliti sudah dikenalkan Matematika merupakan salah satu mata pelajaran
Pancasila sebelum masuk Sekolah Dasar. Pancasila dalam kurikulum. Berdasarkan kurikulum 2013,
sebagai dasar negara Indonesia dengan semboyan pembelajaran di kelas menjadi tematik, semua mata
³Bhinneka Tunggal Ika; Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu pelajaran terintegrasi dalam satu pembelajaran sehingga
-XD´ PHPDQJ VHKDUXVQ\D GLNHQDONDQ VHMDN GLQL +DO Nilai-nilai Pancasila seharusnya dapat diintegrasikan
tersebut disebabkan pentingnya nilai-nilai Pancasila yang dengan Matematika. Berdasarkan pengalaman peneliti,
harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan guru tidak pernah mengaitkan Matematika dengan nilai-
berperan sebagai sarana Penguatan dan pembelajaran nilai Pancasila. Sehingga, seolah-olah Matematika dan
nilai-nilai Pancasila. Hal ini didukung oleh Peraturan Pancasila terpisah, karena Matematika dianggap hanya
Presiden Niomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan mempelajari tentang angka dan hitungan sedangkan
Pendidikan Karakter (PPK) bahwa pelaksanaan PPK Pancasila mempelajari tentang perilaku atau hubungan
dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila manusia. Padahal menurut pandangan konstruktivisme
dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan sosial, Matematika tidak terbebas dari nilai karena
ekstrakurikuler. Selain itu, Pancasila digunakan sebagai merupakan produk manusia yang tidak terlepas dari nilai
pengembangan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu untuk dan budaya. Matematika memiliki nilai ekstrinsik dan
menjadi manusia seutuhnya di mana kriterianya nilai intrinsik (Ernest, 2004). Hal ini juga didukung

404
Eksplorasi Nilai-Nilai Pancasila

pendapat Mariana (2017) bahwa Matematika dapat ditunjukkan oleh keEsaan dan kemutlakan Tuhan,
membawa konteks ideologi (Pancasila). Sehingga, ketaqwaan terhadap Tuhan, kebebasan beragama,
Matematika dapat disisipi nilai-nilai Pancasila dalam larangan anti ketuhanan (atheis), dan toleransi antar
pembelajarannya. agama. Nilai-nilai religius tersebut dijelaskan dalam ayat-
Matematika tidak hanya tentang angka-angka, tetapi ayat Alquran, karena sebagai seorang muslim yang
Matematika juga mengandung nilai utama. Nilai utama berpedoman pada Alquran. Sehingga nilai ketuhanan atau
yang terkandung dalam Matematika disebut nilai intrinsik religius yang dieksplorasi untuk penelitian bersumber dari
Matematika. Nilai intrinsik Matematika merupakan nilai Alquran. Ayat-ayat Alquran yang dieksplorasi adalah
yang memang sudah ada secara natural ketika kita ayat-ayat yang berhubungan dengan ketauhidan atau
mendalami ilmu Matematika tersebut. Misalnya, saat kita keEsaan Allah.
mengerjakan soal Matematika, kita akan terlarut dan Nilai-nilai kemanusiaan yaitu hakikat pribadi satu
merasakan menariknya Matematika. Tanpa kita sadari, kemajemukan, kodrat jiwa dan raga, kedudukan sebagai
muncul nilai-nilai seperti pantang menyerah, jujur, makhluk individu dan makhluk sosial, prinsip persamaan
semangat, dan teliti ketika mengerjakan soal Matematika. harkat, derajat dan martabat sebagai hamba Tuhan,
Nilai-nilai tersebut dapat diinterpretasikan ke dalam nilai- keadilan sesama manusia, dan manusia yang beradab.
nilai Pancasila. Nilai persatuan ditunjukkan dengan persatuan antarsuku
Selain memiliki nilai intrinsik, Matematika juga GDQ EDQJVD SHQJDNXDQ WHUKDGDS ³Bhinneka 7XQJJDO ,ND´
memiliki nilai ekstrinsik. Nilai ekstrinsik Matematika dan nilai-nilai patriotik serta penghargaan rasa
merupakan nilai-nilai yang secara eksplisit melayani kebangsaan. Nilai kerakyatan ditunjukkan dengan nilai
kepentingan sosial/kelompok tertentu. Matematika dapat kebersamaan, kekeluargaan, kegotongroyongan, hikmat
disisipi nilai-nilai dari luar untuk melayani kepentingan kebijaksanaan, kedudukan, hak dan kewajiban
sosial tertentu, misalnya Matematika disisipi nilai-nilai masyarakat yang sama, musyawarah untuk mufakat, dan
Pancasila untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila supaya masyarakat adalah pemilik nilai. Serta, nilai keadilan
menjadi warga Indonesia yang baik. Nilai-nilai Pancasila ditunjukkan bahwa keadilan dalam kehidupan sosial
tersebut disisipkan pada Matematika sehingga dapat masyarakat Indonesia terutama meliputi bidang ideologi,
menjadi konteks pembelajaran Matematika politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan
Melalui eksplorasi dalam penelitian ini, dapat keamanan nasional, cita-cita masyarakat adil makmur,
mentransformasi konteks pembelajaran Matematika yang material dan spiritual, keseimbangan antara hak dan
sebelumnya dipandang hanya tentang bilangan dan kewajiban, menghormati orang lain, kemajuan dan
hitungan berubah menjadi konteks pembelajaran pembangunan Indonesia, tidak adanya tirani mayoritas
Matematika yang memuat nilai-nilai Pancasila. Eksplorasi dan minoritas, harkat, derajat dan martabat manusia
dilakukan dari dua arah, yaitu dari nilai-nilai Pancasila dijunjung tinggi, penolakan terhadap tindakan
dan konsep-konsep Matematika. Ekplorasi nilai-nilai kesewenang-wenangan serta pemerasan terhadap sesama
Pancasila untuk mencari dan mengembangkan nilai-nilai (Komalasari, 2007).
Pancasila yang dapat dijadikan konteks dalam Nilai-nilai Pancasila yang dijelaskan Komalasari
pembelajaran Matematika. Sedangkan, eksplorasi konsep- dieksplorasi dan dihubungkan dengan konsep-konsep
konsep Matematika adalah untuk mengetahui dan Matematika di Sekolah Dasar berdasarkan kompetensi
menjelaskan nilai-nilai Pancasila yang secara intrinsik dasar di Sekolah Dasar. Nilai-nilai Pancasila dieksplorasi
terkandung dalam konsep-konsep Matematika. Eksplorasi dan dijadikan konteks dalam pembelajaran Matematika di
tersebut digambarkan dalam tabel 1 sebagai berikut. Sekolah Dasar. Secara garis besar ada tiga konsep yang
dipelajari di Sekolah Dasar, yaitu Bilangan, Geometri dan
Pengukuran, dan Pengolahan Data. Setiap konsep
dijabarkan ke dalam beberapa konsep/materi.
Konsep-konsep Matematika disesuaikan dengan
kompetensi dasar pada Kurikulum yang terdapat dalam
empat kurikulum (KBK, KTSP, Kurikulum 2013 sebelum
revisi, dan kurikulum 2013 setelah revisi). Penggunaan
empat kurikulum dalam penelitian ini adalah untuk
Bagan 1. Eksplorasi Nilai-Nilai Pancasila dan Matematika
mengantisipasi jika ada perubahan kurikulum. Perubahan
kurikulum mungkin akan menghilangkan atau menambah
Nilai-nilai Pancasila terdiri dari nilai ketuhanan, nilai
konsep Matematika dari isi kurikulum sebelumnya.
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai
Sehingga jika ada perubahan kurikulum konsep
keadilan. Komalasari (2007) menyebutkan nilai ketuhanan
Matematika, hasil dari penelitian ini masih relevan atau

405
JPGSD Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 404-418

bisa digunakan untuk pembelajaran Matematika sesuai peneliti setelah melakukan penelitian ini. Penelitian
kurikulum yang berlaku. transformatif menggunakan multiparadigma. Paradigma
Nilai-nilai Pancasila dapat dihubungkan dengan yang digunakan yaitu paradigma interpretasi, paradigma
Matematika sesuai kompetensi dasar dalam kurikulum. kritis, dan paradigma postmodern. Ketiga paradigma
Misalnya, nilai kegotongroyongan yang merupakan nilai tersebut merupakan paradigma penelitian pendidikan yang
kerakyatan Pancasila dapat dihubungkan dengan konsep relatif baru (Taylor & Medina, 2013).
perbandingan senilai dan perbandingan terbalik yang Setiap paradigma memiliki implikasi dalam penelitian.
dipelajari di kelas VI Sekolah Dasar. Nilai kerakyatan Implikasi paradigma interpretasi yaitu peneliti menjadi
dapat dijadikan konteks ketika peserta didik mempelajari data dalam penelitiannya untuk menginterpretasi
konsep tersebut. Ketika menghitung waktu selesainya hubungan nilai Pancasila dengan Matematika melalui
pekerjaan yang dikerjakan orang banyak dengan orang refleksi diri. Paradigma kritis digunakan dalam penelitian
sedikit menggunakan konsep perbandingan terbalik. Dari ini karena penelitan ini mendorong peneliti sebagai calon
kegiatan menghitung tersebut dapat dipetik nilai Pancasila pendidik untuk memikirkan perubahan praktik dan
yaitu pekerjaan akan cepat selesai jika dikerjakan orang kebijakan pembelajaran Matematika yang lebih baik.
banyak atau secara bergotong royong. Hal tersebut Implikasi paradigma postmodern yaitu gaya penulisan
merupakan salah satu contoh eksplorasi nilai Pancasila penelitian ini lebih bebas, karena cerita, gambar dan puisi,
yang dijadikan konteks pembelajaran Matematika di juga dapat menjadi data penelitian (Taylor & Medina,
Sekolah Dasar. Ekplorasi dilakukan dengan 2013).
menginterpretasi hubungan nilai-nilai Pancasila dengan Langkah penelitian transformatif tidak menggunakan
Matematika. prosedur yang baku dalam penelitian. Namun demikian,
Peneliti tidak sendiri dalam menafsirkan dan lima dimensi dari Taylor dapat digunakan untuk
mengitepretasikan hubungan nilai-nilai Pancasila dan membantu peneliti transformasi. Lima dimensi Taylor
Matematika, tetapi hasil eksplorasi yang telah dilakukan tersebut yaitu Cultural Self Knowing, Relational Knowing,
peneliti juga dikomunikasikan kepada guru-guru Sekolah Critical Knowing, Visionary and Ethical Knowing, dan
Dasar melalui wawancara, bagaimana pandangan dan Knowing in Action (Mariana, 2017). Kelima dimensi
pendapat mereka terhadap hasil eksplorasi yang dilakukan tersebut merupakan cara untuk mengetahui dan
peneliti tersebut. Dari hasil penelitian diharapkan peneliti memungkinkan untuk meningkatkan kesadaran, perhatian
sebagai calon pendidik dan bagi guru/pendidik untuk penuh, dan untuk mendorong peneliti supaya berubah dari
mengintegrasikan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila ke sebelumnya.
dalam pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, karena Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan
sebagai warga negara Indonesia yang baik memang autoetnografi dengan merefleksi kultural diri peneliti
seharusnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam menggunakan dimensi Cultural Self Knowing dan
kehidupan sehari-hari. Jadi, peserta didik dapat belajar Visionary and Ethical Knowing. Refleksi diri dilakukan
menjadi warga negara Indonesia yang baik ketika belajar mengapa peneliti memiliki pandangan bahwa Matematika
Matematika. dan Pancasila itu terpisah. Peneliti memikirkan dan
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti sebagai seorang merumuskan perubahan pembelajaran Matematika yang
muslim dan warga negara Indonesia tertarik melakukan lebih baik, yaitu dengan disisipi nilai-nilai Pancasila.
SHQHOLWLDQ GHQJDQ MXGXO ³(NVSlorasi nilai-nilai Pancasila Langkah kedua yaitu melakukan studi literatur dan
untuk Mentransformasi Konteks dalam Pembelajaran wawancara menggunakan dimensi Relational Knowing
Matematika GL 6HNRODK 'DVDU´ dengan rumusan masalah: dan Cultural Self Knowing. Studi literatur dan
(1) Bagaimana mentransformasi konteks dalam autoetnografi menghasilkan eksplorasi tentang hubungan
pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar melalui nilai-nilai Pancasila dengan pembelajaran Matematika.
eksplorasi nilai-nilai Pancasila? (2) Nilai-nilai Pancasila Kemudian hasil tersebut dikenalkan dan ditanyakan
apa saja yang dapat dieksplorasi dalam konsep-konsep kepada guru melalui wawancara bagaimana pandangan
Matematika di Sekolah Dasar? (3) Bagaimana pandangan mereka tentang hasil eksplorasi tersebut. Langkah
guru terhadap hasil eksplorasi nilai-nilai Pancasila sebagai selanjutnya yaitu analisis data menggunakan dimensi
transformasi konteks dalam pembelajaran Matematika di Critical Knowing dan Cultural Self Knowing. Peneliti
Sekolah Dasar? mendeskripsikan dan menginterpretasi hubungan nilai-
nilai Pancasila dan Pembelajaran Matematika di Sekolah
METODE Dasar. Analisis tersebut dilakukan berdasarkan hasil studi
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif literatur, studi autoetnografi peneliti, dan wawancara.
transformatif. Penelitian transformatif adalah penelitian Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan
yang memungkinkan adanya perubahan dari dalam diri menggunakan dimensi Knowing in Action. Setelah

406
Eksplorasi Nilai-Nilai Pancasila

melakukan eksplorasi, bagaimana visi peneliti sebagai transformasi konteks dalam pembelajaran Matematika di
calon pendidik dan juga guru partisipan untuk Sekolah Dasar.
melaksanakan perubahan pembelajaran Matematika yang Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah
lebih baik. menganalisis data menggunakan teknik analisis data
Munculnya paradigma penelitian baru memberikan model Miles dan Huberman. Aktivitas dalam analisis data
³UXDQJ VXDUD GDQ SHUVSHNWLI SULEDGL´ EDJL SHQHOLWL XQWXN berdasarkan model tersebut yaitu reduksi data (data
didengar, sehingga peneliti dapat menjadi sumber data reduction), penyajian data (data display), dan
dalam penelitian. Peneliti sebagai sumber data penelitian kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification)
dapat memberdayakan diri sendiri dan orang lain dengan (Sugiyono, 2014:244). Langkah-langkah dalam penelitian
PHPXQJNLQNDQ ³VXDUD NULWLV´ WHUGHQJDU VXDUD SURtes yang ini dijelaskan sebagai berikut.
mengarah pada pengalaman penindasan pribadi dan Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
kebutuhan akan perubahan pada kebijakan dan praktik yang pokok, dan memfokuskan pada hal yang penting.
yang lebih baik dan adil (Taylor & Medina, 2013). Selain Jadi, langkah yang dilakukan dalam aktivitas reduksi data
peneliti, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah memilih nilai-nilai Pancasila yang dijelaskan
adalah literatur yang relevan dan guru-guru Sekolah Dasar Komalasari (2007) yang dapat dijadikan sebagai konteks
yang dipilih melalui convenience sampling dan purposive pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Selain itu,
sampling. Tiga guru dari SDN Ngadiboyo 1 dipilih aktivitas reduksi data adalah memilih cerita pengalaman-
sebagai sumber data informan berdasarkan kedekatan pengalaman peneliti yang menjadi fokus dalam penelitian.
hubungan peneliti dengan informan. Hal ini berkaitan Dari banyak pengalaman ketika peneliti belajar konsep-
dengan etnografi peneliti, sehingga peneliti cukup kenal konsep Matematika di Sekolah Dasar selama menjadi
lama dengan guru-guru tersebut. Hal tersebut peserta didik hingga menjadi mahasiswa PGSD,
memungkinkan informan memberikan data lebih pengalaman-pengalaman yang dipilih yaitu tentang
mendalam kepada peneliti. pembelajaran Matematika yang ada kaitannya dengan
Penelitian ini menggunakan pendekatan nilai-nilai Pancasila untuk dijadikan sebagai data.
auto|etnografi. Mariana (2017:112) menyatakan Pemilihan tersebut berdasarkan interpretasi peneliti yang
SHQJJXQDDQ VLPERO ³|´ untuk menandakan adanya didukung dengan studi literatur.
integrasi antara pendekatan autoetnografi dengan Setelah data dipilih dan ditentukan, langkah
etnografi dalam suatu penelitian. Etnografi merupakan selanjutnya adalah menyajikan data. Data kualitatif bisa
suatu penelitian yang difokuskan pada penjelasan disajikan dalam bentuk uraian/ teks yang bersifat naratif,
deskriptif dan interpretatif terhadap suatu kelompok atau bagan, hubungan antarkategori, flowchart dan sejenisnya.
masyarakat tertentu tentang tingkah laku, kebudayaan Pengalaman-pengalaman yang telah dipilih menjadi data
mereka yang dilakukan secara langsung (Hardiansyah, disajikan dalam bentuk cerita narasi, puisi, dan gambar
2014:145). Jadi setelah peneliti melakukan autoetnografi, yang membantu mengilustrasikan pengalaman yang
peneliti akan terjun ke lapangan untuk mengetahui diceritakan.
pandangan guru-guru tentang hasil eksplorasi nilai-nilai Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan
Pancasila sebagai transformasi konteks dalam temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
Pembelajaran Matematika. dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan sebelumnya belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi
3 metode, yaitu studi autoetnografi, studi literatur, dan jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
wawancara. Dalam melakukan studi autoetnografi dan hipotesis atau teori. Langkah yang dilakukan dalam
literatur, peneliti menggunakan pedoman nilai-nilai aktivitas kesimpulan/verifikasi adalah menginterpretasi
Pancasila yang dieksplorasi sebagai konteks pembelajaran hubungan pembelajaran Matematika dalam pengalaman
Matematika di Sekolah Dasar dan pedoman eksplorasi peneliti dengan nilai-nilai Pancasila berdasarkan literatur
nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam konsep- yang relevan. Peneliti mengeksplorasi nilai-nilai Pancasila
konsep Matematika di Sekolah Dasar. Studi autoetnografi yang dapat dijadikan konteks pembelajaran Matematika di
dan literatur menghasilkan data eksplorasi tentang Sekolah Dasar dan mengeksplorasi nilai-nilai Pancasila
hubungan nilai-nilai Pancasila dan pembelajaran dalam konsep-konsep Matematika di Sekolah Dasar
Matematika, berupa cerita, gambar, puisi, dan soal cerita berdasarkan pengalamannya. Eksplorasi tersebut tentunya
Matematika yang memuat nilai-nilai Pancasila. Kemudian didukung oleh teori atau literatur yang relevan, serta hasil
hasil eksplorasi tersebut ditanyakan pandangan dan wawancara dari guru-guru Sekolah Dasar. Sehingga,
pendapat guru Sekolah Dasar melalui metode wawancara. interpretasi data tidak hanya berdasarkan interpretasi atau
Metode wawancara menghasilkan data pandangan guru penafsiran peneliti semata.
terhadap eksplorasi nilai-nilai Pancasila sebagai

407
JPGSD Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 404-418

HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti sebagai seorang muslim, maka nilai


Hasil Eksplorasi ketuhanan yang dianut peneliti bersumber dari Alquran
Hasil penelitian menjawab rumusan masalah. Ada 3 yang menjadi pedomannya. Oleh karena itu, hasil
rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu tentang (1) eksplorasi khususnya untuk sila pertama ini hanya bisa
Mentransformasi konteks dalam pembelajaran dimanfaatkan khusus di SD Islam Terpadu atau Madrasah
Matematika melalui eksplorasi nilai-nilai Pancasila, (2) saja. Ayat-ayat dalam Alquran ada yang menjelaskan
Eksplorasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam tentang keesaan Tuhan atau ketauhidan Allah. Ayat-ayat
konsep-konsep Matematika di Sekolah Dasar, (3) Alquran tentang ketauhidan Allah tersebut dapat
Pandangan guru terhadap eksplorasi nilai-nilai Pancasila dijadikan konteks dalam pembelajaran Matematika di
sebagai transformasi konteks dalam pembelajaran Sekolah Dasar. Ayat-ayat Alquran tentang ketauhidan
Matematika di Sekolah Dasar. yang berhubungan dengan konsep Matematika adalah
QS. Al-Baqarah:133, QS. Al-Baqarah:163, QS. An-
1. Mentransformasi Konteks dalam Pembelajaran 1LVD¶ 46 $O-0D¶LGDK 46 $O-$Q¶DP 46
Matematika Melalui Eksplorasi Nilai-Nilai Pancasila At-Taubah:31, QS. Yusuf:39, QS. Yunus:16, QS.
Transformasi konteks dalam pembelajaran Ibrahim:48, QS. Ibrahim:52, QS. An-Nahl:22, QS. An-
Matematika yaitu perubahan konteks Matematika dari Nahl:51, QS. Al-Kahfi:110, QS. Al-Anbiya:108, QS. Al-
pandangan sebelumnya. Matematika yang sebelumnya Hajj:34, QS. Al-µ$QNDEXW 46 $V-Saffat:4, QS.
dipandang sebagai pembelajaran dengan konteks bilangan Sad:5, QS. Sad:65, QS. Az-zumar:4, QS. Ghafir:16, QS.
dan hitungan serta terpisah dengan Pancasila berubah Fussilat:6, QS. Al-Ikhlas: 1.
menjadi konteks pembelajaran yang memuat nilai-nilai Semua ayat ketauhidan tersebut secara garis besar
Pancasila melalui eksplorasi nilai-nilai Pancasila yang menunjukkan bahwa jumlah Allah itu satu. Allah yang
dapat dijadikan konteks dalam pembelajaran di Sekolah kita sembah dan kita imani itu hanya satu, yaitu Allah
Dasar. Konteks disesuaikan dengan konsep yang terdapat Yang Maha Esa. Esa yang artinya satu merupakan
dalam kompetensi dasar di Sekolah Dasar. Hal ini bilangan kardinal. Bilangan kardinal merupakan bilangan
merupakan nilai ekstrinsik Matematika, yaitu nilai-nilai yang menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan
Pancasila yang disisipkan dalam konsep pembelajaran (Marini dan Agung, 2011). Esa menunjukkan bilangan 1
Matematika. Hasil eksplorasi nilai-nilai Pancasila yang dan menyatakan banyak Tuhan. Guru dapat menunjukkan
dijadikan sebagai konteks dalam pembelajaran atau memakai beberapa ayat ketauhidan tersebut dalam
Matematika adalah sebagai berikut. membelajarkan konsep bilangan kardinal kepada peserta
a. Eksplorasi Nilai Ketuhanan Sebagai Transformasi didik.
Konteks dalam Pembelajaran Matematika Di dalam Ayat-Ayat ketauhidan yang dieksplorasi
³.HWXKDQDQ <DQJ 0DKD (VD´ merupakan bunyi sila juga disebutkan bilangan 2 pada dan bilangan 3. Bilangan
pertama Pancasila. Sila pertama mengandung nilai 2 disebutkan pada QS. Yusuf: 39 yang menunujukkan
ketuhanan atau nilai religius yang salah satu isinya yaitu banyaknya penghuni penjara yang diminta untuk
mempercayai bahwa Tuhan itu Esa karena Tuhan Yang menyaksikan bahwa Allah itu Esa. Selain itu, QS. Ar-
Maha Esa. Menurut UUD 1945 Pasal 29 ayat 2, nilai 5D¶G \DQJ PHQXQMXNNDQ MXPODK FLSWDDQ \DQJ GLPLQWD
ketuhanan pada sila pertama juga berarti setiap warga untuk dibandingkan dengan ciptaan Allah, serta QS. An-
negara Indonesia bebas untuk memeluk agama dan Nahl: 51 yang menyatakan bahwa Tuhan itu tidak 2.
menjalankan syariat agama dan kepercayaannya masing- Sedangkan bilangan 3 disebutkan pada An-1LVD¶
masing. Peneliti sebagai seorang Muslim, percaya dan dan QS. Al-0D¶LGDK 73 yang menyatakan bahwa Allah
berpedoman pada Alquran. Untuk warga negara yang itu tidak 3.
menganut agama lain yang diakui di Indonesia, nilai
ketuhanan dapat bersumber dari kitab yang menjadi b. Eksplorasi Nilai Kemanusiaan Sebagai Transformasi
pedomannya. Konteks dalam Pembelajaran Matematika
Setiap Agama memiliki masing-masing syariat yang Komalasari (2007) menjelaskan bahwa nilai
berbeda. Walaupun berbeda-beda, semua agama sama- kemanusiaan dijabarkan menjadi Manusia Indonesia
sama mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Hal adalah bagian dari warga dunia yang meyakini adanya
tersebut dianalogikan dengan mengerjakan soal prinsip persamaan harkat, derajat dan martabat sebagai
Matematika dengan beberapa cara yang berbeda, namun hamba Tuhan, serta menegakkan keadilan sesama
hasilnya sama dan jawaban yang benar hanyalah satu. manusia. Penjabaran nilai tersebut dapat dijadikan
Misalnya pengerjaan soal operasi pengurangan dengan konteks dalam pembelajaran Matematika di Sekolah
menggunakan teknik membantu dan teknik memberi Dasar di kelas VI pada materi/konsep pengolahan data
sama menghasilkan jawaban yang sama. dan bilangan desimal serta operasi hitungnya.

408
Eksplorasi Nilai-Nilai Pancasila

Pada tahun 2004, negara Indonesia dan negara yang merupakan modus. Sehinggga konteks memilih ketua
berada di sepanjang Samudra Hindia terkena bencana organisasi tertentu dapat dijadikan konteks dalam
alam yang memakan banyak korban jiwa dan kerusakan. pembelajaran Matematika untuk menyampaikan nilai
kerakyatan. Musyawarah untuk mufakat merupakan salah
Warga negara Indonesia merupakan warga negara dunia,
satu penjabaran nilai kerakyatan dalam Pancasila.
sehingga warga negara dunia lain saling membantu Konsep pengolahan data dengan konteks
kepada negara Indonesia dan negara yang terkena musyawarah dapat diterapkan di kelas V dan kelas VI.
bencana tersebut. Bantuan yang diberikan negara-negara Berdasarkan kompetensi dasar di kelas V, peserta didik
asing berupa bantuan medis, teknis, dan dana. Setiap kelas V dapat menyajikan data dalam bentuk tabel,
negara mmberikan bantuan atau sumbangan dana dengan diagram batang, piktogram atau diagram gambar dan
nominal yang berbeda. Dana sumbangan disebutkan sebaliknya peserta didik dapat membaca data dalam
bentuk-bentuk tersebut. Peserta didik kelas V hanya
dalam bentuk nilai uang dolar AS. Dari konteks tersebut
menyajikan belum sampai mengolah data, seperti
siswa diminta untuk menyajikan data sumbangan dana menghitung mean (rata-rata) dan median (nilai tengah).
dalam bentuk tabel dan diagram batang. Selain itu, siswa Pengolahan data dipelajari di kelas VI, sehingga peserta
diminta untuk mengubah nilai uang dolar AS ke dalam didik kelas VI selain dapat menyajikan data juga bisa
bentuk nilai rupiah dengan operasi hitung bilangan mengolah data.
desimal. Selain musyawarah, nilai kerakyatan juga
ditunjukkan melalui nilai kegotongroyongan. Gotong
royong dapat dijadikan konteks dalam pembelajaran
c. Eksplorasi Nilai Persatuan Sebagai Transformasi
Matematika pada kelas VI ketika mempelajari konsep
Konteks dalam Pembelajaran Matematika perbandingan senilai dan perbandingan terbalik. Konsep
Komalasari (2007) menjelaskan bahwa nilai-nilai tersebut dikaitkan dengan membandingkan dan
persatuam dijabarkan menjadi Persatuan Indonesia adalah menghitung lamanya penyelesaian suatu pekerjaan jika
persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia, dikerjakan dengan orang sedikit dan lebih banyak orang.
bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa Pekerjaan akan cepat selesai jika dikerjakan oleh banyak
orang atau secara bergotong royong. Sehingga konteks
yang mendiami wilayah Indonesia, nilai-nilai patriotik
tersebut dapat dipetik nilai kerakyatan Pancasila bahwa
dan penghargaan rasa kebangsaan merupakan suatu dalam hidup bermasyarakat harus bergotong royong dan
kenyataan yang dinamis. Penjabaran nilai-nilai persatuan saling membantu.
tersebut dapat dijadikan konteks dalam pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar. e. Eksplorasi Nilai Keadilan Sebagai Transformasi
Nilai persatuan dapat dijadikan konteks dalam Konteks dalam Pembelajaran Matematika
pembelajaran Matematika di kelas II, kelas III, dan kelas Salah satu nilai keadilan ditunjukkan dengan
keadilan dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia
IV. Nilai persatuan yang dapat dijadikan konteks dalam
meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial,
pembelajaran di kelas II disisipkan dalam konsep kebudayaan, dan pertahanan keamanan nasional
penjumlahan dan pengurangan 3 bilangan. Nilai (Komalasari, 2007). Keadilan yang ditunjukkan tersebut
persatuan yang digunakan sebagai konteks dalam dapat dijadikan konteks dalam pembelajaran Matematika
pembelajaran kelas III disisipkan dalam konsep di kelas VI Sekolah Dasar. Dalam kehidupan masyarakat
Penjumlahan dan pengurangan 4 bilangan, sedangkan di Indonesia, keadilan yang bisa dijadikan konteks dalam
kelas IV disisipkan dalam konsep bilangan romawi. pembelajaran Matematika adalah jenis keadilan komutatif
(Justitia Commutativa) dan keadilan distributif (Justitia
Distributiva). Rindjin (2012:173) menjelaskan keadilan
d. Eksplorasi Nilai Kerakyatan Sebagai sebagai komutatif berarti keadilan untuk memberikan apa yang
Transformasi Konteks dalam Pembelajaran menjadi hak atau bagian seseorang berdasarkan
Matematika kesetaraan manusia, jadi setiap manusia akan
Salah satu cerita peneliti yang mengandung nilai mendapatkan bagian yang sama rata. Sedangkan,
kerakyatan yaitu pemilihan ketua kelas ketika duduk di keadilan distributif yaitu keadilan untuk memberikan apa
SMP sampai Perguruan Tinggi. Nilai kerakyatan yang menjadi hak atau bagian seseorang berdasarkan
ditunjukkan dengan musyawarah untuk mufakat. perbedaan manusia, misalnya prestasi, usia, dan jabatan,
Pemilihan ketua kelas tidak dilakukan oleh seorang saja jadi adil berdasarkan keadilan distributif setiap manusia
tetapi seluruh anggota kelas. Pemilihan ketua kelas tidak akan mendapatkan bagian yang sama, tetapi
dilakukan voting atau berdasarkan suara anggota kelas. disesuaikan dengan porsinya dan penempatannya.
Calon ketua yang dipilih dimusyawarahkan terlebih Keadilan distributif dalam kehidupan masyarakat
dahulu. Kriteria-kriteria tertentu dapat menjadikan Indonesia misalnya pembayaran Pajak Bumi dan
beberapa anggota kelas dapat dicalonkan menjadi ketua. Bangunan. Pemerintah tidak memerintahkan semua
Ketika menghitung suara pemilihan ketua kelas masyarakatnya untuk membayar pajak dengan besar
menunjukkan konsep Matematika yaitu tentang nominal yang sama, tetapi pembayaran pajak yang di
menyajikan data. Data disajikan dalam bentuk tabel kenakan setiap rumah berbeda-beda nominalnya
kemudian nama calon ketua kelas dengan suara terbanyak disesuaikan dengan luas bangunan dan kekayaan yang

409
JPGSD Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 404-418

dimiliki setiap keluarga. Hal tersebut dapat dijadikan Untuk mengajarkan hadits tersebut maka istilah
konteks pembelajaran Matematika di kelas VI sekolah teknik tidak cukup maka pinjam dapat diganti dengan
Dasar pada konsep bilangan persen. Sesuai kompetensi teknik membantu. Pengerjaan operasi pengurangan
dasar di kelas VI, peserta didik diminta untuk
bilangan menggunakan teknik membantu sama dengan
menghitung nominal pembayaran pajak yang harus
dibayar oleh keluarga menggunakan operasi hitung yang teknik tidak cukup maka pinjam. Pada teknik pinjam,
melibatkan bilangan persen serta operasi hitung maka bilangan yang tidak cukup jika dikurangi dapat
campuran. meminjam bilangan di depannya yang cukup (puluhan
Keadilan komutatif dalam kehidupan masyarakat atau ratusan) tanpa ada istilah pengembalian. Hal itu
Indonesia misalnya pemerataan ekonomi dengan dapat diganti dengan istilah membantu. Bilangan yang
memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu cukup harus membantu bilangan yang tidak cukup
dan pemerataan Sumber Daya Manusia (SDM) dan
dengan memberi bilangan tersebut. Memberi bantuan
pembangunan di daerah terpencil. Masyarakat kurang
mampu memiliki hak dan bagian yang sama ketika lebih baik ndaripada meminjam atau meminta. Operasi
mendapat bantuan dari pemerintah. Sedangkan setiap pengurangan menggunakan teknik membantu dan teknik
warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang memberi dan sama (optimisation) senantiasa
layak, sehingga perlu adanya pemerataan SDM misalnya PHQJHQDONDQ NHSDGD SHVHUWD GLGLN NDOLPDW ³PHPEDQWX
dengan pemerataan dan penempatan guru-guru di daerah PHPEHUL GDQ VDPD´ 6HFDUD WLGDN ODQJVXQJ KDO WHUVHEXW
terpencil. Hal tersebut dapat dijadikan konteks dalam dapat mendidik peserta didik untuk menjadi dermawan
pembelajaran di kelas VI pada materi pengolahan data.
dan adil, yaitu memberi bantuan kepada temannya yang
Sesuai Kompetensi Dasar di kelas VI, peserta didik dapat
menyajikan dan mengolah data. Dengan konteks membutuhkan.
pemerataan ekonomi dan SDM di Indonesia peserta didik
diminta untuk menghitung rata-rata, nilai tertinggi, nilai b. Nilai Ketuhanan dalam Konsep Penulisan Bilangan
terendah, median, modus, serta menyajikan data Bulat
pemerataan sumbangan dan pemerataan guru menjadi Hubungan nilai ketuhanan dengan konsep penulisan
tabel dan diagram batang.
bilangan bulat dijelaskan melalui penganalogian. Pada
penulisan bilangan bulat, bilangan positif 3 ditulis 3 tidak
2. Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila yang Terkandung ditulis +3 (tanda + tidak perlu ditulis). Sedangkan
dalam Konsep-Konsep Matematika di Sekolah Dasar bilangan negatif 3 ditulis -3 (tanda ± harus ditulis).
Matematika memiliki nilai-nilai yang secara natural Penulisan tanda (+) dan (-) pada bilangan bulat
sudah ada dalam konsep-konsep Matematika ketika kita dianalogikan dengan kebaikan dan keburukan yang
mempelajari konsep tersebut. Nilai-nilai tersebut ada melekat pada diri manusia. Sebagai manusia yang baik,
yang merupakan nilai-nilai Pancasila. Sehingga, di dalam
kita kita tidak perlu menonjolkan kebaikan atau
konsep-konsep Matematika terkandung nilai-nilai
Pancasila. Nilai-nilai dapat dieksplorasi dengan keunggulan kita tetapi perlu dan harus untuk mengingat
menganalogikan nilai-nilai Pancasila dengan konsep- kejelekan dan keburukan kita, supaya kita bisa
konsep Matematika yang sesuai. Eksplorasi nilai-nilai introspeksi diri sendiri dan senantiasa menghadirkan
Pancasila yang terkandung dalam konsep-konsep penyesalan telah melakukan keburukan dan bertobat serta
Matematika di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut. memohon ampunan kepada Tuhan yang Maha Esa.

a. Nilai Kemanusiaan dalam Konsep Operasi


c. Nilai Kejujuran dalam Konsep Perkalian Bilangan
Pengurangan Bilangan dengan Teknik Membantu
Bulat
dan Teknik Optimisation
Setiap manusia harus bersifat jujur, karena setiap
Sejak Sekolah Dasar kita sering diajarkan
perbuatan manusia dimana pun manusia berada selalu
mengerjakan operasi pengurangan menggunakan teknik
diawasi oleh Tuhan. Tuhan Maha Melihat, meskipun
tidak cukup maka pinjam di depannya. Secara tidak
perbuatan manusia tidak terlihat oleh manusia namun
sadar, teknik tersebut mengajarkan peserta didik untuk
perbuatan tersebut selalu dilihat oleh Tuhan. Setiap
meminta tanpa mengembalikan atau membayar pinjaman.
perbuatan baik maupun buruk manusia selalu dicatat
Padahal Islam sungguh menganjurkan untuk menjadi
amalannya. Jujur merupakan sifat baik atau akhlaqul
pemberi (dermawan), bukan untuk menjadi penerima atau
Karimah. Sifat jujur harus dimiliki setiap manusia supaya
peminta. Sebagaimana hadits dari Hakim bin Hizam r.a:
hidup di dunia ini selamat dan juga banyak teman serta
QDEL 0XKDPPDG 6KDOODOODKX µDODLKL ZD VDOODP EHUVDEGD
disukai sesama manusia, serta selamat juga di akhirat.
Tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada
Nilai kejujuran dapat dianalogikan dengan konsep
tangan yang di bawah (menerima/meminta) (HR Bukhari
atau aturan perkalian bilangan bulat. Positif dianalogikan
dan Muslim).
sebagai sesuatu yang benar, sedangkan negatif
dianalogikan dengan sesuatu yang salah. Penganalogian

410
Eksplorasi Nilai-Nilai Pancasila

nilai kejujuran dengan konsep aturan perkalian bilangan menjalin hubungan baik dan melakukan kebaikan dengan
adalah sebagai berikut: sesama manusia. Kebaikan manusia dapat menghapuskan
x [ PHQJDQGXQJ PDNQD ³MLND DGD VXDWX keburukan yang pernah dilakukannya.
kebenaran dikatakan benar maka perilaku tersebut
benar dan kita adalah golongan orang-orang yang e. Nilai Religius dalam Konsep Bilangan Prima
EHQDU´ Bilangan prima merupakan bilangan asli yang lebih
x (+) x (-) = (- PHQJDQGXQJ DUWL ³MLND DGD VHEXDK besar dari 1 yang faktor pembaginya adalah 1 dan
kebenaran dikatakan salah maka hal tersebut bilangan itu sendiri. Bilangan prima merupakan bilangan
merupakan perilaku salah dan orang yang mengatakan yang unik. Bilangan prima hanya memiliki 2 faktor,
WHUVHEXW WHUPDVXN JRORQJDQ RUDQJ \DQJ VDODK´ hanya bisa dibagi angka 1 dan bilangan itu sendiri.
x (-) x (+) = (- DUWLQ\D ³MLND VHVXDWX \DQJ VDODK Bilangan prima selalu bilangan ganjil kecuali bilangan 2,
dikatakan benar maka itu merupakan perilaku salah dan namun bilangan ganjil belum tentu bilangan prima. {2, 3,
RUDQJ \DQJ PHQJDWDNDQQ\D PHQMDGL RUDQJ \DQJ VDODK´ 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31,..} merupakan himpunan
x (-) x (- EHUDUWL ³MLND VHVXDWX \DQJ VDODK bilangan prima. Jika dicermati himpunan bilangan prima
dikatakan salah maka hal itu termasuk perilaku benar tersebut mengandung makna dan nilai religius.
dan orang yang mengatakan hal tersebut tergolong Nilai religius dalam bilangan prima ditunjukkan
orang-RUDQJ \DQJ EHUMDODQ GL DWDV NHEHQDUDQ´ pada makna bilangan prima. Bilangan 5 bermakna waktu
salat wajib yang harus ditunaikan umat muslim setiap
Nilai kejujuran yang dianalogikan dengan konsep harinya, yaitu Isya, Subuh, Luhur, Ashar, dan Magrib. 5
perkalian bilangan bulat bahwa kita harus jujur waktu salat wajib tersebut menjadi tiang agama umat
mengatakan sesuatu apa adanya, jika salah dikatakan muslim. Rakaat dalam 5 waktu salat tersebut jika
salah dan jika benar dikatakan benar. Orang jujur dijumlahkan menjadi 17. Bilangan 17 menunjukkan
senantiasa berada pada jalan kebenaran. Tuhan senantiasa jumlah rakaat salat wajib yang harus dikerjaklakn umat
menyukai orang-orang yang jujur dan bearada di jalan muslim setiap hari. Bilangan 11 menunjukkan jumlah
kebenaran. Manusia pun juga menyukai orang-orang rakaat salat tarawih dan witr ketika bulan ramadhan. Ada
jujur. Jika semua orang di dunia ini memilki sifat jujur, juga yang mengerjakan salat tarawih dan salat witr
maka terciptalah kehidupan yang damai dan tidak ada sebanyak 23 rakaat. Bilangan 31 menunjukkan jumlah
permasalahan. ayat ³ID EL¶D\\L DDODDD¶L 5DEELNXPD WXNDG]G]LEDQ´
dalam Alquran surat Ar-Rahman (Abdussakir, 2017).
d. Nilai Kemanusiaan dalam Konsep Operasi Ayat tersebut diulang-ulang sebanayk 31 kali untuk
Penjumlahan Bilangan Bulat menunjukkan kepada manusia bahwa Allah Maha
Ketika peneliti duduk di kelas IV Sekolah Dasar, Pengasih, selalu memberikan nikmat kepada manusia.
penjumlahan bilangan bulat negatif dan positif dijelaskan Sehingga, sebagai manusia seharusnya bersyukur atas
dengan sistem hutang dan bayar hutang. Bilangan negatif nikmat yang diberikan Allah Yang Maha Pengasih.
dan dikurangi dianalogikan dengan hutang, sedangkan
positif dan ditambah dianalogikan dengan membayar f. Nilai Keadilan dalam Konsep Pecahan
hutang. Cerita tersebut menunjukkan bahwa operasi Nilai keadilan yang mempunyai arti sama dengan
penjumlahan bilangan bulat menggunakan sistem hutang konsep pecahan yaitu Justitia Commutativa. Justitia
dan bayar hutang mengajarkan nilai tanggung jawab Commutativa berarti keadilan yang menjadi hak atau
kepada peserta didik Sekolah Dasar, tanggung jawab bagian seseorang berdasarkan kesetaraan manusia atau di
dalam membayar hutang. Jika kita mempunyai hutang mana jasa dibalas dengan jasa yang setara nilainya
maka kita bertanggungjawab untuk membayarnya atau (Rindjin, 2012: 173). Jenis keadilan komutatif ini
mengembalikannya. Pengembalian hutang tidak boleh misalnya dijumpai saat pembagian jatah jajan untuk
kurang dari jumlah hutang. Tanggung jawab tersebut semua peserta didik Sekolah Dasar di dalam kelas. Setiap
termasuk nilai ketuhanan karena berkaitan dengan peserta didik mendapat bagian atau jatah jajan yang sama
tanggung jawab manusia dengan manusia lainnya. kaena mereka setara. Sehingga hubungan keadilan
Selain nilai tanggung jawab, konsep operasi dengan konsep pecahan yaitu suatu bagian dalam bagian
penjumlahan bilangan bulat juga dapat dianalogikan utuh/keseluruhan bisa dinyatakan ke dalam bentuk
dengan perilaku baik dan perilaku buruk dalam bilangan pecahan jika bagian tersebut sama besar dan
berhubungan sesama manusia (Abdussakir, 2017). Hal sama ukuranya dengan bagian yang lainnya. Bagian yang
tersebut dianalogikan dengan penjumlahan bilangan dibagi dengan ukuran sama besar menunjukkan konsep
positif dan negatif. Dari analogi tersebut, maka dapat kesebangunan dan kekongruenan. Sehingga dalam
dipelajari nilai kemanusiaan bahwa manusia harus

411
JPGSD Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 404-418

konsep kesebangunan dan kekongruenan juga manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain,
mengandung nilai keadilan. tetangga, teman, atau pun saudara. Oleh karena itu,
manusia harus selalu hidup rukun, dan menjaga persatuan
g. Nilai Kegotongroyongan dan Nilai Persatuan dalam dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Konsep Perbandingan Senilai dan Berbanding Hal tersebut termasuk dalam nilai persatuan yang
Terbalik terdapat dalam sila ketiga Pancasila. Sehingga, ketika
Perbandingan adalah perbedaan (selisih) dari dua mengajarkan konsep perbandingan senilai dan terbalik
hal atau lebih dengan mengikuti pola kesamaan tertentu. guru dapat menyampaikan nilai kegotongroyongan dan
Definisi perbandingan pada intinya adalah berbeda tetapi nilai persatuan kepada peserta didik
memiliki kesamaan pola. Secara umum, perbandingan
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu perbandingan h. Nilai Kemanusiaan dalam Konsep Sifat dan Unsur
senilai dan perbandingan terbalik. Bangun Datar Poligon
Perbandingan senilai adalah perbandingan yang Keberadaan seseoang di hadapan orang lain bisa
memiliki nilai yang sama, di mana jika suatu komponen disebut sebagai eksistensi diri manusia dalam kehidupan
bertambah maka komponen yang lain bertambah pula. sosial (Maarif, 2015). Hal itu berarti setiap manusia atau
Contoh kejadian yang termasuk dalam perbandingan orang menginginkan pengakuan dirinya dari orang lain
senilai yaitu banyak pekerja dengan hasil pekerjaan yang sebagai seseorang yang mempunyai sesuatu kelebihan
didapatkan. Jika semakin banyak pekerja maka hasil baik kemampuan, jabatan, dan pangkat karir
pekerjaan yang didapatkan juga semakin banyak. prtofesionalnya atau yang lainnya. Terkadang manusia
Hal tersebut berbeda dengan konsep perbandingan melakukan segala cara atau menghalalkan semua cara
terbalik. Perbandingan terbalik merupakan perbandingan untuk mendapatkan pengakuan tersebut. Bahkan mereka
dari dua atau lebih besaran di mana jika suatu komponen ada yang menerobos batas-batas untuk mendapatkan
bertambah nilainya, maka komponen yang lain turun eksistensi diri.
nilainya. Contoh kejadian yang termasuk dalam Eksistensi diri manusia dijelaskan dengan konsep
perbandingan terbalik yaitu banyaknya pekerja dengan unsur dan sifat bangun datar poligon atau bangun dua
waktu penyelesaian pekerjaan. Semakin banyak pekerja, dimensi. Konsep bangun datar tersebut dapat
maka semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melambangkan dan menyimbolkan seorang manusia yang
menyelesaikan pekerjaan tersebut. memiliki batas-batas, karena setiap makhluk Allah
Dari contoh yang menggunakan konsep berdimensi sehingga terbatas atau memiliki batasan yang
perbandingan senilai dan perbandingan terbalik dapat disebut dengan sisi yang membatasi (Maarif, 2015).
disimpulkan bahwa untuk mendapatkan pekerjaan yang Manusia akan diakui keberadaannya atau eksistensinya
maksimal dan cepat selesainya maka dibutuhkan banyak oleh manusia lain jika manusia tersebut tidak keluar dari
pekerja. Pekerjaan akan cepat selesai jika dikerjaan batasan yang ditentukan.
secara bersama-sama. Bekerja secara bersama-sama Manusia diakui eksistensinya sama halnya dengan
sering disebut bekerja secara gotong-royong. Gotong bangun datar poligon yang dapat didefinisikan. Bangun
royong berarti bekerja secara bersama-sama untuk datar poligon yang dapat didefinisikan jika bangun
mencapai hasil yang diinginkan. Gotong royong tersebut memiliki batasan oleh sisi-sisinya. Manusia juga
merupakan salah sau nilai Pancasila, yaitu termasuk ke memiliki batasan-batasan dalam kehidupan sosial jika
dalam nilai kerakyatan, sila keempat Pancasila. Jika kita ingin diakui oleh manusia lainnya. Batasan-batasan
menginginkan mengerjakan seseuatu sesuai target dan manusia adalah nilai-nilai agama, moral, norma dan
waktu yang ditentukan maka kita tidak bisa mengerjakan sebagainya yang menjadikan manusia tersebut
sendirian. Untuk mencapai target tersebut pekerjaan bisa bermartabat. Hal itu berarti jika manusia melanggar
diselesaikan secara bersama-sama. Dengan bekerja secara batasan-batasan tersebut maka manusia lain tidak akan
bersama-sama atau gotong royong maka pekerjaan akan mengakui eksistensinya. Selain itu, apabila manusia juga
cepat selesai dan menghasilkan hasil kerja yang melanggar batasan-batasan kehidupan sebagai manusia,
maksimal. Jadi, di dalam konsep perbandingan senilai maka pengakuan eksistensi yang didapat manusia
dan perbandingan terbalik mengandung nilai tersebut adalah pengakuan eksistensi semu. Pengakuan
kegotongroyongan. eksistensi semu merupakan pengakuan dengan cara-cara
Selain mengandung nilai kegotongroyongan, konsep yang keluar dari jalur dan itu bukan sifat dari sebuah
perbandingan senilai dan berbanding terbalik juga makhluk yang berdimensi ataupun fitrah dari makhluk
mengandung nilai persatuan. Manusia hidup sebagai ciptaan Tuhan (Maarif, 2015)
makhluk sosial dalam masyarakat, sehingga tidak bisa
hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam bermasyarakat

412
Eksplorasi Nilai-Nilai Pancasila

i. Nilai Kejujuran, Ketelitian, dan Kedisiplinan dalam Hubungan konsep kesebangunan dengan nilai
Pengukuran waktu, Panjang, Berat, Kecepatan, dan keadilan adalah membagi sesuai dengan porsinya. Pada
Debit konsep kesebangunan dua bangun tidak sama rata atau
Pada saat peserta didik Sekolah Dasar diajarkan sama besar, melainkan sebanding ukurannya. Jenis
tentang pengukuran, maka guru akan mengajarkan untuk keadilan yang dijelaskan dengan konsep kesebangunan
menuliskan hasilnya sesuai yang telah diukur. Peserta adalah jenis keadilan distributif atau Justitia Distributiva.
didik dilarang menuliskan hasil yang tidak sesuai dengan Keadilan distributif atau Justitia Distributiva adalah
hasil pengukuran. Hal tersebut dapat menumbuhkan sifat keadilan untuk memberikan apa yang menjadi hak atau
kejujuran dalam diri peserta didik. bagian seseorang berdasarkan perbedaan manusia
Selain jujur, saat peserta didik melakukan (Rindjin, 2012:173). Keadilan distributif dapat dijumpai
pengukuran harus teliti. Teliti dalam mengamati, teliti misalnya pada orangtua yang memberikan saku kepada
dalam menempatkan benda yang diukur, dan sebagainya. anaknya yang berbeda usia. Anak pertama duduk di
Hal tersebut akan mendapatkan hasil pengukuran yang bangku SMA kelas X, sedangkan anak kedua duduk di
sama atau tidak jauh berbeda dengan teman-teman bangku SD kelas II. Tentunya orangtua tersebut tidak
lainnya. Jika peserta didik kurang teliti dan buru-buru memberikan saku yang sama besar kepada kedua
atau tergesa-gesa maka peserta didik tidak akan anaknya, tetapi disesuaikan dengan tingkatan atau porsi
mendapatkan hasil pengukuran yang sesuai dengan hasil anaknya tersebut.
pengukuran yang diharapkan. Oleh karena itu, ketika Sedangkan hubungan konsep kekongruenan dengan
peserta didik belajar tentang pengukuran maka peserta nilai keadilan adalah sama-sama bermakna sesuatu yang
didik juga belajar menjadi peserta didik yang teliti. dibagi sama rata, sama besar, sama ukuran. Keadilan
Selain jujur dan teliti, sifat yang tumbuh ketika yang dimaksud adalah jenis keadilan komutatif atau
peserta didik Sekolah Dasar belajar tentang pengukuran Justitia Commutativa seperti yang sudah dijelaskan
adalah sifat disiplin. Misalnya saat peserta didik belajar sebelumnya. Keadilan komutatif atau Justitia
tentang pengukuran waktu maka manusia akan Commutativa merupakan keadilan yang menjadi hak atau
menyadari betapa penting menghargai waktu. dengan bagian seseorang berdasarkan kesetaraan manusia atau di
begitu peserta didik akan disiplin, tidak terlambat, dan mana jasa dibalas dengan jasa yang setara nilainya
berusaha menyelesaikan sesuatu tepat waktu, sesuai (Rindjin, 2012:173). Jenis keadilan komutatif ini
waktu yang telah ditentukan. Sehingga waktu dalam misalnya dijumpai saat pembagian jatah sama rata kepada
sehari peserta didik tidak akan tebuang sia-sia. Waktu mereka yang terkena musibah bencana alam tanpa
peserta didik akan dimanfaatkan sesuai kegiatan yang melihat siapa yang menerima.
telah dijadwalkan.
Sifat jujur, teliti dan disiplin termasuk ke dalam k. Nilai Ketuhanan dalam Konsep Sifat Pencerminan
nilai kemanusiaan. Karena sifat-sifat tersebut sangat Bangun Datar
dibutuhkan ketika manusia berhubungan dengan manusia Sifat-sifat bangun pencerminan bangun datar
lainnya. Dengan memiliki sifat jujur maka manusia akan menghasilkan bayangan yang sama dengan objek. Tinggi,
disukai oleh manusia, tidak hanya manusia tetapi juga besar, jarak bangun datar selalu sama dengan
Tuhan. Dengan sifat teliti maka manusia akan selalu bayangannya/ hasil pencerminan. Garis yang
waspada dan berhati-hati ketika mengerjakan sesuatu. menghubungkan titik pada objek/bangun datar dengan
Manusia lainnya pun akan suka dengan manusia yang titik bayangannya selalu tegak lurus dengan cermin.
memiliki sifat teliti. Dengan sifat disiplin maka manusia Konsep sifat pencerminan bangun datar memiliki makna
akan menghargai waktu dan menghargai orang lain, bahwa manusia seharusnya senantiasa bercermin supaya
sehingga dia pun akan dihargai orang lain. dapat mengintropeksi dirinya, dan selalu lurus dalam
jalan atau aturan Tuhan. Hubungan manusia dengan
j. Nilai Keadilan dalam Konsep Kesebangunan dan Tuhan termasuk dalam nilai Religius/Ketuhanan.
Kekongruenan
Dua atau lebih benda/bangun diaktakan sebangun l. Nilai Ketuhanan dan Nilai Keadilan dalam Konsep
jika bangun-bangun tersebut memiliki bentuk yang sama Simetri Lipat
dan panjang sisi-sisinya sebanding. Sedangkan, dua buah Simetri lipat merupakan jumlah lipatan yang
bangun dikatakan kongruen apabila bangun-bangun membagi suatu bangun datar menjadi dua bagian yang
tersebut memiliki bentuk yang sama dan panjang sisi- sama besar. Simetris berarti berimpit. Bagian yang dibagi
sisinya sama pula. Kongruen sudah pasti sebangun, tetapi dua memiliki bangun baru dan besar yang sama. Prinsip
sebangun belum tentu kongruen. ini sama halnya dengan prinsip keadilan komutatif,
membagi dengan bagian yang sama besar dan sama rata.

413
JPGSD Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 404-418

Sehingga dalam konsep simetri lipat ini mengandung Menurut guru hasil eksplorasi nilai-nilai Pancasila
nilai keadilan. Nilai keadilan yang terkandung dalam sebagai konteks dalam pembelajaran di Sekolah Dasar
konsep simetri lipat sama halnya dengan nilai keadilan dapat diterapkan untuk peserta didik sekolah Dasar,
dalam konsep pecahan, kekongruenan, dan menghitung karena sesuai dengan Kompetensi Dasar Sekolah dasar.
rata-rata. Hasil eksplorasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung
Selain mengandung nilai keadilan, konsep simetri dalam konsep-konsep Matematika di Sekolah dasar juga
lipat juga mengandung nilai ketuhanan, yaitu simetri sudah sesuai. Peneliti juga sudah sesuai dengan pendapat
dapat menggunakan contoh tentang penciptaan manusia. guru dalam mengiterpretasikan nilai-nilai kejujuran,
Tuhan menciptakan manusia dengan tubuh yang simetris. giotong royong, disiplin, teliti dan konsisten ke dalam
Bagian tubuh bagian kiri sama dengan bagian tubuh nilai-nilai Pancasila. Tetapi tidak semua nilai-nilai
bagian kanan, walaupun tidak sama persis. Manusia Pancasila dapat dijadikan konteks dalam pembelajaran di
memiliki tangan kanan dan tangan kiri, memiliki telinga satu kelas misalnya tidak semua nilai-nilai Pancasila
kanan dan kiri, mata kanan dan kiri yang diletakkan dapat dijadikan konteks.
secara simetris. Coba bayangkan jika manusia diciptakan Contoh nilai Pancasila yang dapat dijadikan konteks
dengan tangan di depan, yang satunya di samping, mata dalam pembelajaran Matematika di kelas I yaitu nilai
diletakkan di atas dan di pipi, dan telinga di atas dan di ketuhanan. Begitu pun dengan tidak semua nilai-nilai
kaki. Jika tidak simetris dalam meletakkan tangan, kaki, Pancasila terkandung dalam konsep-konsep Matematika
mata, telinga, dan bagian tubuh lainnya maka akan yang dipelajari di satu kelas. Hal itu disesuaikan dengan
berkurang keindahan dan kegunaan organ-organ tersebut. kompetensi dasar kelas I sampai kelas VI.
Sungguh indah ciptaan Tuhan Maha Pencipta. Itu artinya Guru-guu Sekolah Dasar yang dijadikan sebagai
Tuhan sayang kepada manusia dan makhluk lain, oleh sumber data berpendapat bahwa nilai-nilai Pancasila
karena itu manusia senantiasa diperintahkan untuk sangat penting untuk diintegrasikan dalam pembelajaran
bersyukur dan taat beribadah kepada Tuhan. Matematika. Nilai-nilai Pancasila yang dieksplorasi
dalam konsep-konsep Matematika dapat diajarkan
m. Nilai Keadilan dalam Konsep Menghitung Nilai Rata- sebagai pengembangan nilai-nilai Pancasila. Selain itu,
Rata nilai-nilai Pancasila dapat dijadikan sebagai konteks
Nilai keadilan dalam konsep menghitung rata-rata dalam pembelajaran Mtematika misalnya melalui soal
yaitu jenis keadlan komutatif (Justitia Commutativa). cerita dengan konteks Pancasila. Guru-guru juga
Keadilan komutatif berarti keadilan untuk memberikan berencana untuk mengembangkan pembelajaran
apa yang menjadi hak atau bagian seseorang berdasarkan Matematika dengan konteks nilai-nilai Pancasila.
kesetaraan manusia, jadi setiap manusia akan
Pembahasan
mendapatkan bagian yang sama rata (Randjin, 2012).
Sama halnya dalam menghitung nilai rata-rata. Nilai rata-
1. Mentransformasi Konteks dalam Pembelajaran
rata diperoleh dari penjumlahan nilai-nilai yang berbeda
Matematika di Sekolah Dasar Melalui Eksplorasi
kemudian dibagi dengan banyaknya nilai, sehingga nilai-
Matematika yang dianggap hanya mempelajari
nilai yang berbeda itu akan menghasilkan nilai yang rata
tentang hitungan oleh sebagian besar orang tidak pernah
atau sama. nilai keadilan dalam konsep menghitung rata-
dikaitkan dengan nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila.
rata sama dengan nilai keadilan dalam konsep pecahan
Nilai-nilai Pancasila tidak pernah dijadikan konteks
dan konsep kekongruenan.
dalam pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
Kebanyakan konteks dalam pembelajaran tentang angka-
3. Pandangan Pandangan Guru Terhadap Hasil
angka dan konteks kehidupan sehari-hari namun tidak
Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila Sebagai Konteks
pernah dikaitkan dengan nilia-nilai Pancasila. Setelah
dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
peneliti melakukan eksplorasi nilai-nilai Pancasila yang
Setelah peneliti mengeksplorasi nilai-nilai Pancasila
dapat dijadikan konteks dalam pembelajaran Matematika,
sebagai konteks dalam pembelajaran Matematika di
pandangan sebagian besar orang dapat diubah.
Sekolah Dasar, serta mengeksplorasi nilai-nilai yang
Pembelajaran Matematika dapat dikaitkan dengan nilai-
terkandumg dalam konsep-konsep Matematika di
nilai Pancasila, Matematika tidak hanya tentang angka
Sekolah dasar, peneliti melakukan wawancara untuk
dan hitungan tetapi juga dapat dikaitkan dengan nilai-
mengetahui pandangan guru-guru Sekolah Dasar
nilai Pancasila.
terhadap hasil eksplorasi tersebut. Pandangan guru kelas
Bentuk transformasi konteks pembelajaran
rendah (kelas I), kelas tengah (III), dan kelas tinggi (kelas
Matematika ditunjukkan dengan soal cerita Matematika
VI).
hasil eksplorasi. Soal Matematika hasil eksplorasi dibuat

414
Eksplorasi Nilai-Nilai Pancasila

berdasarkan eksplorasi hubungan nilai-nilai Pancasila pelajaran PPKn dapat diintegrasikan dalam pelajaran
dengan konsep-konsep Matematika yang disesuaikan Matematika. Menurut pandangan guru, kaitan Pancasila
kompetensi dasar di kelas I sampai kelas VI Sekolah dan Matematika adalah banyak sila dan urutan silai-sila
Dasar. Dengan adanya hasil soal eksplorasi ini, konteks dalam Pancasila yang dikaitkan dengan bilangan
dalam pembelajaran Matematika dapat berubah atau Matematika. Guru belum terpikirkan untuk mengaitkan
betransformasi dari konteks sebelumnya. Sebelumnya sila-sila dalam Pancasila dengan pembelajaran
konteks dalam pembelajaran hanya tentang hitungan dan Matematika.
kehidupan sehari-hari yang tidak ditekankan pada nilai, Ketika melakukan wawancara dengan guru-guru,
sekarang berubah menjadi konteks dengan nilai-nilai peneliti memberitahukan dan menunujukkan hasil
Pancasila. eksplorasi nilai-nilai Pancasila sebagai konteks dalam
pembelajaran Matematika dan hasil eksplorasi nilai-nilai
2. Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila yang Terkandung Pancasila yang terkandung dalam konsep-konsep
dalam Konsep-konsep Matematika di Sekolah Dasar Matematika di Sekolah Dasar. Dari hasil eksplorasi
Selama ini sebagian besar orang termasuk peneliti tersebut, guru mengetahui bahwa hubungan Matematika
belum pernah terpikirkan ada nilai-nilai Pancasila di dengan Pancasila tidak hanya pada banyak sila dan
dalam konsep-konsep Matematika. Nilai-nilai yang urutan sila-sila Pancasila, namun nilai-nilai Pancasila
dintegrasikan dalam proses pembelajaran Matematika dapat dijadikan konteks dalam pembelajaran Matematika.
selama ini dikenal dengan nilai-nilai karakter, seperti Guru-guru juga baru menyadari bahwa konsep-konsep
nilai kejujuran, teliti, disiplin, dan pantang menyerah. Matematika dapat dianalogikan dengan nilai-nilai
Nilai-nilai tersebut dan juga nilai-nilai Pancasila dapat Pancasila. Sehingga selain dijadikan konteks, hubungan
dianalogikan dengan konsep-konsep Matematika di Matematika dengan Pancasila yaitu konsep-konsep
Sekolah Dasar. Nilai-nilai tersebut disampaikan ketika Matematika mengandung nilai-nilai Pancasila.
peserta didik mempelajari konsep Matematika yang Guru berpendapat bahwa pengintegrasian nilai-nilai
dianalogikan dengan nilai Pancasila. Sehingga, nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran Matematika sangat
yang terkandung dalam konsep-konsep Matematika dapat penting, karena untuk mengembangkan nilai-nilai
dieksplorasi sebagai penanaman dan pengajaran nilai- Pancasila yang seharusnya diamalkan dalam kehidupan
nilai Pancasila ketika belajar Matematika. sehari-hari, serta untuk membentengi peserta didik dari
Interpretasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung pengaruh sosial media dan budaya luar. Setelah
dalam konsep-konsep Matematika di Sekolah Dasar tidak mengetahui hasil eksplorasi yang ditunjukkan peneliti
hanya berdasarkan pandangan peneliti sendiri, namun kepada guru-guru, mereka menjadi tahu bahwa
juga didukung oleh literatur berupa buku dan jurnal, serta pengintegrasian nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran
berdasarkan pandangan guru-guru yang menjadi sumber Matematika tidak hanya dari banyak sila dan urutan sila-
data penelitian. Dari hasil eksplorasi didapatkan sila Pancasila, namun dapat melalui konteks
transformasi pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar pembelajaran Matematika dengan nilai-nilai Pancasila
yaitu dengan nilai-nilai Pancasila yang dijadikan sebagai contohnya soal hasil eksplorasi, melalui pengajaran nilai-
konteks dalam pembelajaran Matematika dan melalui nilai yang terkandung dalam konsep-konsep Matematika,
penganalogian nilai-nilai Pancasila yang terkandung serta dapat melalui penerapan dalam proses pembelajaran
dalam konsep-konsep Matematika. Sehingga, dapat Matematika misalnya dengan berdoa sebelum
disampaikan dan diterapkan nilai-nilai Pancasila ketika mengerjakan soal Matematika, jujur dalam mengerjakan
belajar Matematika. Hal tersebut merubah pandangan soal Matematika, dan menghargai teman yang maju ke
tentang Matematika yang hanya mempelajari bilangan depan, tidak boleh mengolok-olok jika mengerjakan
dan hitungan menjadi Matematika tidak hanya salah. Mengetahui pentingnya pengintegrasian nilai-nilai
mempelajari bilangan dan hitungan namun ada kaitannya Pancasila pada pembelajaran Matematika, guru-guru
dengan nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila. berencana untuk mengembangkan soal-soal hasil
eksplorasi sebagai transformasi konteks dalam
3. Pandangan Guru Terhadap Hasil Eksplorasi Nilai-Nilai pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
Pancasila Sebagai Transformasi Konteks dalam
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Sebelum berlakunya kurikulum 2013, guru-guru PENUTUP
juga memandang bahwa Pancasila tidak ada Simpulan
hubungannya dengan Matematika. Berlakunya kurikulum Berdasarkan penemuan peneliti, maka dapat disimpulkan:
2013 mengharuskan semua mata pelajaran harus 1. Mentransformasi konteks pembelajaran Matematika di
terintegrasi, sehingga Pancasila yang termasuk dalam Sekolah Dasar melalui eksplorasi dilakukan dengan

415
JPGSD Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 404-418

memasukkan dan menghubungkan nilai-nilai Misalnya di dalam konsep penulisan tanda negatif dan
Pancasila dengan konsep Matematika sehingga positif pada bilangan bulat dianalogikan dengan
menjadi konteks Matematika yang memuat nilai-nilai kebaikan dan keburukan manusia. Manusia tidak perlu
Pancasila. Nilai Pancasila yang berasal dari luar menonjolkan kebaikannya tapi harus selalu mengingat
dimasukkan ke dalam pengetahuan Matematika keburukannya supaya manusia senantiasa introspeksi
sebagai konteks Matematika. Konteks Matematika dan bertobat kepada Allah seperti halnya penulisan
yang digunakan untuk mempelajari konsep bilangan bulat positif tanda positifnya tidak perlu
Matematika tertentu dihubungkan dengan nilai-nilai ditulis, tetapi dalam penulisan bilangan negatif tanda
Pancasila yang sesuai atau ada kaitannya dengan negatifnya harus ditulis. Nilai yang dijelaskan tersebut
konsep Matematika tersebut. Misalnya konteks termasuk ke dalam nilai ketuhanan. Sehingga dalam
Matematika yang digunakan untuk mempelajari konsep penulisan bilangan bulat mengandung nilai
konsep pengolahan data menggunakan konteks ketuhanan. Eksplorasi nilai-nilai Pancasila yang
musyawarah yang dapat dipetik nilai kerakyatan. Hasil terkandung dalam konsep-konsep Matematika di
eksplorasi ini dapat mengubah pandangan peneliti Sekolah Dasar juga merupakan transformasi dalam
tentang pembelajaran Matematika sebelumnya. pembelajaran Matematika. Sehingga, ketika peserta
Sebelumnya peneliti memandang bahwa konteks didik mempelajari konsep-konsep Matematika, peserta
dalam pembelajaran Matematika hanya tentang didik juga dapat mempelajari nilai-nilai Pancasila di
bilangan dan hitungan. Konteks tersebut tidak ada dalamnya. Eksplorasi nilai-nilai Pancasila disesuaikan
hubungannya dengan nilai-nilai Pancasila. Setelah dengan konsep-konsep Matematika yang cocok
melakukan eksplorasi, peneliti menyadari ternyata dengan nilai-nilai Pancasila. Tidak semua nilai-nilai
banyak nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila yang dapat Pancasila terkandung dalam satu konsep Matematika,
dihubungkan dengan Matematika sebagai konteks sehingga di dalam satu tingkatan kelas tidak semua
dalam pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, nilai-nilai Pancasila dapat diajarkan melalui konsep-
yaitu berupa bentuk soal cerita yang konteksnya konsep Matematika yang dipelajari. Ketika
mengandung nilai-nilai Pancasila. Sehingga, saat mengeksplorasi nilai-nilai yang terkandung dalam
mengerjakan soal cerita Matematika tersebut dapat konsep Matematika, peneliti menyadari bahwa di
dipetik nilai-nilai Pancasila. Eksplorasi nilai-nilai dalam konsep-konsep tersebut mengandung banyak
Pancasila yang dijadikan konteks dalam pembelajaran nilai ketuhanan. Konsep-konsep pada Matematika
Matematika disesuaikan dengan konsep/materi yang tersebut dapat dikaitkan dengan ayat Alquran dan
terkandung dalam Kompetensi Dasar sesuai tingkatan hadits. Dengan demikian, semua konsep dari suatu
kelas. Jadi setelah melakukan eksplorasi, peneliti pengetahuan selalu berkaitan dengan nilai agama atau
memandang bahwa konteks pembelajaran Matematika nilai religius. Hal tersebut dapat meningkatkan
berubah dari sebelumnya yang hanya tentang hitungan keimanan peneliti kepada Tuhan dengan melihat
dan tidak ada hubungannya dengan nilai Pancasila kebesaranNya yang dijelaskan dalam konsep tertentu.
menjadi konteks pembelajaran Matematika yang
memuat nilai-nilai Pancasila. Peneliti sebagai calon 3. Pandangan guru terhadap hasil eksplorasi nilai-nilai
pendidik/guru tidak hanya mengeksplorasi tetapi juga Pancasila sebagai transformasi konteks dalam
akan menerapkan perubahan konteks Matematika pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar yaitu hasil
tersebut kepada peserta didiknya di sekolah. eksplorasi sudah sesuai dengan Kompetensi Dasar dan
kemampuan peserta didik Sekolah Dasar, sehingga
2. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam konsep- hasil tersebut dapat diterapkan di dalam pembelajaran
konsep Matematika yang dapat dieksplorasi adalah 5 Matematika sesuai tingkatan kelasnya. Setelah
nilai Pancasila, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, membaca hasil eksplorasi tersebut, pandangan guru
nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. tentang hubungan Matematika dan Pancasila dapat
Eksplorasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam berubah. Berlakunya kurikulum 2013, pembelajaran di
konsep-konsep Matematika dilakukan dengan analogi kelas menjadi tematik, sehingga semua mata pelajaran
dan menghubungkan konsep Matematika dengan nilai harus terintegrasi, termasuk Pancasila yang dipelajari
Pancasila. Konsep Matematika yang berasal dari dalam pelajaran PPKn harus terintegrasi dengan
dalam dihubungkan dengan nilai Pancasila yang pelajaran Matematika. Oleh karena itu, sebelumnya
berasal dari luar pengetahuan Matematika. Konsep guru-guru memandang bahwa Pancasila tidak
Matematika yang terdapat dalam kompetensi dasar berkaitan dengan Matematika, setetelah berlakunya
Sekolah Dasar dianalogikan dengan nilai Pancasila Kurikulum 2013 guru-guru berpikir ada
yang berkaitan dengan nilai dalam konsep tersebut. hubungan/kaitan antar Pancasila dan Matematika.

416
Eksplorasi Nilai-Nilai Pancasila

Sebelumnya guru-guru memandang bahwa hubungan Saran


Matematika dan Pancasila hanya ditunjukkan dengan Saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil
menghitung sila dan membilang urutan sila-sila temuan penelitian yaitu sebagai berikut:
Panacsila dan menerapkan nilai-nilai karakter ketika 1. Bagi Guru/Pendidik
proses pembelajaran Matematika, sedangkan isi atau a. Sebaiknya guru mengintegrasikan nilai-nilai
nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila tidak ada kaitannya Pancasila ke dalam pelajaran Matematika. Ketika
dengan Matematika. Setelah melihat hasil eksplorasi, pembelajaran Matematika, peserta didik tidakhanya
ternyata hubungan Matematika dan Pancasila tidak diajrkan tentang bilangan, hitungan dan arimatika
hanya ditunjukkan dengan itu saja tetapi dapat tetapi juga diajarkan dan diterapkan nilai-nilai
ditunjukkan dengan nilai-nilai Pancasila yang dapat Pancasila. Pengintegrasian nilai-nilai Pancasila ke
dijadikan konteks dalam pembelajaran Matematika dalam pembelajaran Matematika melalui penerapan
berupa soal cerita, serta dapat ditunjukkan dengan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran,
analogi nilai-nilai Pancasila dengan konsep-konsep seperti berdoa sebelum pembelajaran Matematika,
Matematika. Jadi nilai-nilai Pancasila tidak hanya jujur, teliti dan disiplin ketika mengerjakan soal
diajarkan ketika proses pembelajaran tetapi juga dapat Matematika, dan menghargai temannya yang berani
diajarkan melaui konteks dan melalui konsep maju mengerjakan soal Matematika di depan. Selain
Matematika yang dipelajari peserta didik di Sekolah itu, pengintegrasian nilai-nilai Pancasila dalam
Dasar. Menurut mereka, nilai-nilai Pancasila sangat proses pembelajaran Matematika dapat melalui
penting untuk diintegrasikan nilai ke dalam konteks Matematika yang memuat nilai-nilai
pembelajaran Matematika. Setelah melihat hasil Pancasila, dan melalui analogi nilai-nilai Pancasila
eksplorasi, guru berencana untuk menerapkan dan dengan konsep-konsep Matematika yang diajarkan
mengembangkan hasil eksplorasi tersebut kepada saat pembelajaran Matematika seperti hasil
peserta didiknya. Sehingga, peserta didik dapat eksplorasi. Dengan demikian, maka peserta didik
mempelajari dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dapat menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai
ketika pembelajaran Matematika. Warga negara yang Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
baik adalah warga negara yang dapat menerapkan dan warga negara yang baik memang seharusnya
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan belajar Matematika dengan sehari-hari. Sehingga, peserta didik dapat belajar
konteks nilai-nilai Pancasila maka peserta didik dapat menjadi warga negara Indonesia yang baik ketika
belajar menjadi warga negara yang baik. belajar Matematika.
Ketika melakukan eksplorasi dua arah, peneliti b. Hasil eksplorasi dalam penelitian disarankan untuk
menemukan hubungan suatu nilai dengan suatu menjadi bahan ajar guru dalam pembelajaran
pengetahuan. Eksplorasi dua arah maksudnya Matematika yang mengaitkan Matematika dengan
eksplorasi dari nilai-nilai Pancasila sebagai konteks nilai-nilai Pancasila. Bahan ajar tersebut dapat
pembelajaran Matematika, dan eksplorasi dari konsep- dikembangkan lagi.
konsep Matematika yang mengandung nilai-nilai c. Hasil eksplorasi nilai-nilai Ketuhanan yang berasal
Pancasila. Melalui eksplorasi tersebut, dapat dari Alquran dapat digunakan sebagai bahan ajar
disimpulkan bahwa semua nilai dapat dikaitkan dan Matematika yang memuat nilai Pancasila oleh guru
dihubungkan dengan suatu pengetahuan misalnya Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) atau Madrasah
melalui cerita/konteks dan analogi. Ibtidaiyah, karena eksplorasi didasarkan pada
Hasil eksplorasi dari konsep-konsep Matematika kepercayaan peneliti sebagai seorang muslim dan
menunjukkan banyak nilai ketuhanan yang terkandung beragama Islam yang berpedoman pada Alquran.
dalam konsep Matematika. Konsep-konsep pada
Matematika tersebut dapat dikaitkan dengan ayat 2. Bagi Peneliti
Alquran dan hadits, sehingga dapat disimpulkan a. Penelitan ini dapat dijadikan sebagai penelitian
bahwa semua konsep dari suatu pengetahuan selalu lanjutan. Peneliti dapat menguji atau meneliti soal-
berkaitan dengan nilai Agama atau nilai religius. Hal soal hasil eksplorasi kepada peserta didik di Sekolah
tersebut dapat meningkatkan keimanan kepada Tuhan Dasar untuk mengetahui bagaimana pengaruh atau
dengan melihat kebesaranNya yang dijelaskan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila melalui konteks
konsep tertentu. Pola ini bisa diterapkan pada pembelajaran Matematika yang memuat nilai-nilai
hubungan nilai dan pengetahuan lain, misalnya Pancasila di Sekolah Dasar.
integrasi nilai Islam dalam pembelajaran IPA b. Peneliti dapat melanjutkan penelitian
pengembangan soal-soal Matematika dengan

417
JPGSD Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 404-418

indikator dan konteks nilai-nilai Pancasila yang Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
lebih bervariasi. Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
c. Peneliti dapat meneliti hubungan suatu nilai dengan Taylor, P.C & Medina, M.N.D. 2013. Educational
pengetahuan lain, misalnya Integrasi nilai Islami Research Paradigms: From Positivism to
dalam pembelajaran IPA. Multiparadigmatic. Journal for Meaning Centered
Education,1. (daring)
http://www.meaningcentered.org/journal/volume-
01/educational-research-paradigms-from-positivism-
DAFTAR PUSTAKA
tomultiparadigmatic/ . Diunduh pada 24 Oktober
2017.
Abdussakir. 2017. Internalisasi Nilai-nilai Islami dalam
Pembelajaran Matematika dengan Strategi Islami. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat 2 Tentang
Makalah, disajikan pada Seminar Nasional Integrasi Kebebasan Warga Negara dalam Menjalankan Syariat
Matematika dan Nilai Islam (SI MaNis). Malang, 6 Agama Masing-Masing.
Mei 2017. (daring) http://repository.uin-
malang.ac.id/1885. Diunduh tanggal 17 Maret 2018.
Alquran
Ernest, Paul. 2004. The Philosophy of Mathematics
Education (daring). Devon, Inggris: Taylor & Francis
Group.
https://p4mriunpat.files.wordpress.com/2011/10/the-
philosophy-of-mathematics-education-studies-in-
mathematicseducation.pdf. Diunduh 9 November
2017.
Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim tentang Memberi
Lebih Baik Daripada Meminta (daring). Dalam
https://almanhaj.or.id/4123. Diunduh pada 17 Maret
2018.
Hardiansyah, Haris . 2014. Metodologi Penelitian
Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Jakarta: Salemba
Humanika.
Komalasari, Kokom. 2007. Pendidikan Pancasila.
Surabaya: Lentera Cendikia.
Maarif, Samsul. 2015. Integrasi Matematika dan Islam
dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah
Program Studi Matematika. Vol. 4, No. 2, Hal. 223-
236 (daring). Http://e-
journal.stikipsiliwangi.ac.id/index.php/infinity/article/
view/85. Diunduh tanggal 17 Maret 2018.
Mariana Neni. 2017. Transforming Mathematics
Problems in Indonesian Primary Schools By
Embedding Islamic and Indonesian Contexts.
Disertasi. Perth Australia: Murdoch University.
Marini, Artini dan Iskandar Agung. 2011. Bahan Ajar
Aritmatika Untuk PGSD. Jakarta: Bestari Buana
Murni.
PerPres. 2017. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan
Pendidikan Karakter. Menteri Pendidikan Republik
Indonesia.
Pengertian Konsisten dalam kbbi.web.id/konsisten.
Diunduh tanggal 17 Maret 2018.
Rindjin, Ketut. 2012. Pendidikan Pancasila Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

418

Anda mungkin juga menyukai