Anda di halaman 1dari 4

Auskultasi suara napas

Auskultasi adalah mendengarkan suara yang berasal dari dalam


tubuh dengan cara menempelkan telinga ke dekat sumber bunyi
dengan menggunakan stetostokop (Darmanto, 2019). Auskultasi
berguna untuk mengkaji kondisi paru-paru dan rongga pleura
(Priharjo, 2006).

1. Suara nafas normal (Bickley, 2012):

2. Suara nafas tambahan:


a. Ronchi. Suara nafas ronchi ialah suara tambahan pada suara
napas yang disebabkan oleh adanya cairan eksudat atau
transudat atau darah di dalam lumen bronkus / bronkiolus
(Natadidjaja, 2012). Ronki merupakan jenis suara yang bersifat
kontinu, bernada rendah, terdengar tidak mengenakkan (raspy),
dan terjadi pada saluran napas besar seperti trakea bagian
bawah dan bronkus utama (Darmanto, 2019). Kondisi yang
berhubungan dengan ronchi yaitu adanya sekresi pada saluran
napas besar karena pneumonia, edema paru (Bickley, 2012).
b. Crackles atau rales. Bunyi rales atau crackles adalah bunyi
yang terdengar diskontinu (terputus-putus), ditimbulkan karena
adanya eksudat lengket di dalam saluran halus pernapasan dan
kolapsnya saluran udara bagian distal dan alveoli (Darmanto,
2019). Bunyi ini mirip dengan bunyi saat kita menggesek rambut
di dekat telinga dengan jari-jari (Priharjo, 2006). Bunyi krekels
dapat disebabkan oleh pneumonia, fibrosis, bronkitis,
bronkiektasis (Bickley, 2012).
c. Wheezing (mengi), yaitu suara yang terdengar kontinu, bernada
lebih tinggi dibanding suara napas lainnya, bersifat musikal, dan
disebabkan oleh adanya penyempitan saluran napas kecil
(bronkus perifer dan bronkiolus). Mengi dapat terjadi baik pada
saat inspirasi maupun saat ekspirasi karena udara melewati
suatu penyempitan (Darmanto, 2019. Suara napas wheezing
dapat disebabkan oleh asma, PPOK, dan bronkitis (Bickley,
2012).
d. Pleura friction rubs (bising gesek pleura). Bising gesek pleura
adalah bunyi yang terjadi karena gesekan permukaan antara
pleura parietalis dan pleura visceralis. Bunyi gesekan terjadi
karena kedua permukaan pleura kasar yang biasanya
disebabkan oleh eksudat fibrin. Bising gesek pleura terdengar
pada saat bernapas dalam (Darmanto, 2019). Bunyi ditimbulkan
oleh gesekan dua permukaan pleura yang meradang (pleuritis)
(Priharjo, 2006).
e. Stridor, yaitu suara yang terdengar kontinu (tidak terputus-
putus) dan bernada tinggi, yang terjadi baik pada saat inspirasi
maupun pada saat ekspirasi. Pada orang dewasa, keadaan ini
mengarahkan dugaan adanya edema laring, kelumpuhan pita
suara, tumor laring, stenosis laring (Darmanto, 2019).

1
DAFTAR PUSTAKA

Bickley, Lynn S. (2012). Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan
Bates. Jakarta: EGC.

Darmanto Djojodibroto. (2019). Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta:


EGC.

Eni Kusyati, Mustaida, Retno Dyah, Yunani, Achmad Syaifudin, Fauziyah,


Aswidiastoeti. (2019). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium
Keperawatan Dasar, Edisi 3. Jakarta: EGC.

Hogan-Quigley, Beth, Mary Louise Palm, Lynn Bickley. (2012). Bates’ Nursing
Giude to Physycal Examination and History Taking. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

Lehrer, Steven. (2012). Memahami Bunyi Paru dalam Praktik Sehari-hari.


Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.

Natadidjaja, Hendarto. (2012). Anamnesis & Pemeriksaan Fisik Penyakit


Dalam. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.

Potter, P.A. & Perry, A.G., (2010). Fundamental Keperawatan., Buku 3., Edisi
7., Jakarta: EGC.

Priharjo, Robert. (2006). Pengkajian fisik keperawatan, Edisi 2. Jakarta: EGC.

Rawles, Zoe, Beth Griffiths, Trudy Alexander. (2010). Physical Examination


Procedures for Advanced Nurses and Independent Prescribers:
Evidence and Rationale. London: Hodder Arnold.

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Jakarta:EGC

2
Tambunan, Eviana & Deswani Kasim. (2011). Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi
Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai