Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

FISIOTERAPI DADA

Di susun oleh :

Puput Dian Lestari

2019.01.022

PROGAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

TAHUN AJARAN 2020/2021


Lembar Pengesahan

Laporan Pendahuluan dengan judul FISIOTERAPI DADA ini telah disetujui


untuk di presentasikan pada:

Hari :

Tanggal :

Disetujui oleh :

Mahasiswa

Puput Dian Lestari


NIM : 2019.01.022

Mengetahui,

Pembimbing

Ns. Tria Anisa Firmanti S. Kep, M. Kep


NIK : 06.147.0321

Koordinator Praktik KD Koprodi D 3 Keperawatan

Ns. Tria Anisa Firmanti S. Kep, M. Ns. Atik Pramesti Wilujeng S. Kep,
Kep M.Kep
NIK : 06.147.0321 NIK : 06.038.0609
LEMBAR KONSULTASI

NO HARI/TANGGAL REVISI TTD DOSEN

1. Senin 1.Dikasih anatomi fisiologi dan


11 Januari 2021 sebutkan pengertiannya

2.Dijelaskan
clapping,vibrasi,postural drainage

1. Bab I anatomi
2. Rabu
2. Bab II materi
13 janurai 2021
3. Diberi rasional
4. Evalusai ditambahanin respon
pasien dan warna-warna sputum
5. Beri jenis-jenis fisioterapi dada
BAB 1
ANATOMI FISIOLOGI

1.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan

Sistem pernapasan termasuk hidung , rongga hidung dan sinus ,


faring , laring (kotak suara),trakea (tenggorokan ) , dan saluran-
saluran yang lebih kecil yang mengarah ke pertukaran gas di
permukaan paru-paru . Saluran pernapasan terdiri dari saluran udara
yang membawa udara dari dan ke permukaan tersebut . Saluran
pernapasan dapat dibagi menjadi bagian konduksi dan bagian
pernapasan
. Bagian konduksi terdapat dari jalan masuk udara dihidung ke rongga
hidung ke bronkiolus terkecil dari paru-paru . Bagian pernapasan
termasuk saluran bronkiolus pernapasan dan kantung udara halus ,
atau alveoli ( al - VE ) , di mana terjadi pertukaran gas . Sistem
pernapasan termasuk saluran pernapasan dan jaringan terkait , organ ,
dan struktur pendukung . Saluran-saluran kecil ini menyesuaikan
kondisi udara dengan menyaring , pemanasan , dan melembabkan itu ,
sehingga melindungi bagian konduksi yang peka dan melindungi
pertukaran sistem pernapasan bawah dari partikel-partikel , patogen ,
dan lingkunganekstrem.( Martini et al 2012)
1.2 Organ-Organ Sistem Pernafasan
2. Hidung

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum


nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat
kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang
masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut
pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang
masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak
kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Di
sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring
melalui dua lubang yang disebut choanae. Pada permukaan rongga
hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang
berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga
hidung.( Martini et al 2012)

3. Faring

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan


percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada
bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian
belakang.Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring
(tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara
melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar
sebagai suara.Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan
masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat
tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan
mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak
terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan
kesehatan.Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi
udara yang keluar masuk dan juga sebagi jalan makanan dan
minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang
dengung(resonansi) untuk suara percakapan.( Martini et al 2012)

4. Laring

Organ berongga dengan panjang 42 mm dan diameter 40 mm.


Terletak antara faring dan trakea. Dinding dibentuk oleh tulang rawan
tiroid dan krikoid. Muskulus ekstrinsik mengikat laring pada tulang
hyoid. Muskulus intrinsik mengikat laring pada tulang tiroid dan
krikoid berhubungan dengan fonasi. Lapisan laring merupakan epitel
bertingkat silia. Epiglotis memiliki epitel selapis gepeng, tidak ada
kelenjar. Fungsi laring untuk membentuk suara, dan menutup trakea
pada saat menelan (epiglotis). Ada 2 lipatan mukosa yaitu pita suara
palsu (lipat vestibular) dan pita suara (lipat suara). Celah diantara pita
suara disebut rima glotis. Pita suara palsu terdapat mukosa dan lamina
propria. Pita suara terdapat jaringan elastis padat, otot suara ( otot
rangka). Vaskularisasi: A.V Laringeal media dan Inferior. Inervasi: N
Laringealis superior. ( Martini et al 2012)

5. Trakea
Tersusun atas 16 – 20 cincin tulang rawan.Celah diantaranya
dilapisi oleh jaringan ikat fibro elastik. Struktur trakea terdiri dari: tulang
rawan, mukosa, epitel bersilia, jaringan limfoid dan kelenjar.( Martini et al
2012)
6. Broncus
Cabang utama trakea disebut bronki primer atau bronki utama.
Bronki primer bercabang menjadi bronki lobar bronki segmental bronki
subsegmental. Struktur bronkus primer mirip dengan trakea hanya cincin
berupa lempeng tulang rawan tidak teratur. Makin ke distal makin
berkurang, dan pada bronkus subsegmental hilang sama sekali. Otot polos
tersusun atas anyaman dan spiral. Mukosa tersusun atas lipatan
memanjang. Epitel bronkus : kolumnar bersilia dengan banyak sel goblet
dan kelenjar submukosa. Lamina propria : serat retikular, elastin, limfosit,
sel mast, eosinofil.( Martini et al 2012)

7. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian
samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh
diafragma yang berotot kuat. Paru- paru ada dua bagian yaitu paru-paru
kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo
sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput
yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung
menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput
yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk
disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh bronkiolus,
alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak
mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian
ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap
bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi,
kemudian menjadi duktus alveolaris.Pada dinding duktus alveolaris
mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus.( Martini et al
2012)

1.3 Mekanisme System Pernafasan


1. Inspirasi

Mekanisme pernapasan yang pertama adalan Inspirasi.


Inspirasi terjadi ketika udara dihirup melalui rongga hidung dan
masuk ke dalam tubuh. Inspirasi juga sering disebut dengan
inhalasi. Ketika kita melakukan inspirasi, diafragma dan otot
dada berkontraksi. Volume rongga dada membesar, paru-paru
mengembang, dan udara masuk ke paru-paru karena kita
memasukkan udara ke dalam tubuh.

2. Ekspirasi

Kebalikannya, mekanisme pernapasan ekspirasi atau yang


disebut juga dengan ekshalasi melepaskan karbon dioksida dari
dalam tubuh ke luar. Ketika melakukan ekshalasi, diafragma
dan otot dada berelaksasi. Volume rongga dada kembali normal
karena udara telah keluar dari paru-paru.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Fisioterapi Dada

Fisioterapi dada adalah suatu metode terapi untuk membuka jalan nafas dan
mengencerkan dahak dengan cara penguapan, pemanasan, pemijatan ,postural
drainage,latihan bernafas dan suction. (Ratnaa Wienda Cliquers,2011)

Fisioterapo dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan


drainase postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem
pernafasan misalnya penyakit paru obstruksi kronis (bronkitis kronis,asma dan
enfisema).Tindakan drainase postural merupakan tindakan dengan menempatkan
pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret disaluran
pernafasan.Tindakan drainase postural diikuti dengan tindakan clepping
(penepukan) dan vibrasi. Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan
memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah dada. Dalam memberikan
fisioterapi dada pada anak harus diingat keadaan anatomi dan fisiologis anak
seperti pada bayi yang belum memiliki mekanisme batuk yang baik sehingga
mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna.Sebagai tambahan
dalam memberikan fisioterapi harus didapat kepercayaan dari anak- anak karena
anak-anak sering tidak kooperatif. (Ratnaa Wienda Cliquers,2011)

2.2 Ada 3 tahapan dalam fisioterapi dada

1. Latihan pernafasan adalah pernafasan yang dilakukan untuk membantu


mencapai ventilasi yang terkontrol dan efisien.(Putry Novita Surya,2020)
2. Clapping adalah menepuk-nepuk tangan dalam posisi telungkup.Clapping
yaitu perkusi manual pada area paru untuk menghilangkan secret pada
paru-paru sehingga dapat mengeluarkan dengan mudah. (Ratnaa Wienda
Cliquers,2011).
3. Vibrating yaitu kontraksi berirama dan relaksasi lengan dengan otot-otot
bahu dengan menahan kedua tangan pada dinding dada
pasien.Vibrasidilakukan hanya pada waktu pasien mengeluarkan nafas.
Pasien disuruh bernafas dalam dan kompresi dada dan vibrasi
dilaksanakan pada puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir
ekspirasi. Vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan tangan bertumpang
tindih pada dada kemudian dengan dorongan bergetar. Kontra indikasinya
adalah patah tulang dan hemoptisis. (Ratnaa Wienda Cliquers,2011).
4. Postural drainase adalah pengaliran sekresi dari berbagai segmen paru
dengan bantuan gravitasi. Postural drainase menggunakan posisi khusus
yang memungkinkan gaya gravitasi membantu mengeluarkan sekresi
bronkial. Sekresi mengalir dari bronkiolus yang terkena ke bronki dan
trakea lalu membuangnya dengan membatukkan dan pengisapan. (Ratnaa
Wienda Cliquers,2011).
5. Batuk efektif adalah bantuan dengan tenaga/hentakan yang kuat sehingga
dapat menghasilkan secret/mucus yang dikeluarkan dari saluran
pernafasan. (Putry Novita Surya,2020)
BAB 3
PROSEDUR TINDAKAN

3.1 Prosedur Fisioterapi Dada


1. Latihan Pernafasan
Tujuan: Meningkatkan dan mempertahankan keefektifan jalan nafas
Fungsi :1. Untuk mencegah kolaps paru
2. Expansi dan volume paru maximal
3. Untuk memudahkan oksigenasi pada jaringan
4. Untuk mengeluarkan mucus
5. Untuk melatih alat-alat pernafasan
Indikasi :1. Asama
2.Bradest
3.Pasien dengan ketergantungan pada alat ventilasi
Kontraindikasi:1. Jantung
2.Pneumotoraxs
3. Hemotoraxs
Komponen Kerja :
1. Persiapan pasien
1) Atur posisi klien sesuai dengan tindakan
R: memudahkan melakukan tindakan keperawatan
2) Klien diberi penjelasan tentang tujuan dan alasan tindakan
R :pasien mengetahui tindakan yang akan dilakukan dan berapa
tindakan dilakukan
2. Persiapan Lingkungan
1) Atur pencahayaan
R: mempermudah melaukan tindakan/memperjelas dan
melancarkan jalannya tindakan
2) Tutup stketsel
R: membatasi ruang pasien dengan pasien yang lain secara
psikologis akan menghindari rasa nyaman
3. Persiapan Perawat
1) Cuci tangan 6 langkah
R: meminimalkan bakteri yang ada di tangan dalam melakukan
tindakan latihan pernafasan
2) Memakai handscoon
R: mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah
terjadinya penularan kuman
4. Pelaksanaan
1) Cuci tangan
R: meminimalkan bakteri yang ada di tangan
2) Memakai handscoon
R: mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah
terjadinya penularan kuman
3) Mengatur posisi klien duduk
R: memperlancar jalan napas
4) Membantu mengurangi rasa sakit klien
R: mengurangi rasa sakit
5) Minta klien untuk menghembuskan napas melalui mulut,lalu
Tarik napas lewat hidung pelan-pelan
R: merelaksasikan pasien
6) Mengamati perkembangan dada dan perut
R: mengetahui adanya kelaian atau tidak
7) Melalui latihan napas setiap satu/dua jam
R: dalam waktu satu/dua jam memberikan jalan napas normal
8) Melakukan pencatatan,yaitu
R: catat respon klien,kemampuan klien,evaluasi,dan
dokumentasi tindakan
9) Rapikan alat
R : setelah tindakan dan mengkondisikan ruangan kembali
bersih
10) Perawat cuci tangan
R: meminimalisir mikroorganisme yang ada ditangan setelah
melakukan tindakan

2. Clapping / Perkusi dada

(ilustrasi tangan saat melakukan clapping)


Tujuan : Untuk membantu atau mendorong dalam mengeluarkan secret di
dalam paru-paru yang diharapkan dapat keluar secara gaya berat
(gravitasi).
Indikasi : Asma dan Pneumonia
Masalah Medis : Batuk tidak efektif tidak mampu mengeluarkan secret
Masalah Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Kontraindikasi : TBC, Fraktur pada tulang iga, dan Luka tembak dan tusuk
Komponen Kerja Clapping
1. Persiapan Alat
1) Handscoon
R: Untuk mencegah terjadinya transmisi kuman/bakteri
2) Stetoskop
R: Mendengarkan suara nafas tambahan wheezing,roncy
3) Wadah Suputm
R: Meletakkan sputum/secret untuk dilakukannya tindakan uji
laboraturium
4) Tempat tidur
R: Memposisikan pasien senyaman mungkin posisi miring ke
kanan/kiri
2. Persiapan Pasien
1) Pasien diberi tahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
R: Pasien mengetahui tindakan yang akan dilakukan dan berapa
lama tindakan dilakukan
2) Atur posisi pasien
R: Dengan memposisikan pasien posisikan miring/terlentang
memper mudah mengeluarkan secret
3. Persiapan Lingkungan
1) Atur pencahayaan
R: Mempermudah melakukan tindakan/memperjelas dan melancarkan
jalannya tindakan
2) Tutup sketsel
R: Membatasi atara ruang pasien dengan pasien yang lain secara
psikologis akan menghadirkan rasa nyaman
4. Persiapan perawat
1) Cuci tangan 6 langkah
R: Meminimalkan bakteri yang ada di tangan dalam melakukan
tindakan clapping
2) Memakai handscoon
R: Mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah terjadinya
penularan kuman
5. Pelaksanaan
1) Cuci tangan 6 langkah
R: terhindar dari bakteri,kuman dan infeksi silang
2) Memakasi handscoon
R: mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah terjadinya
penularan kuman.
3) Melakukan auskultasi
R:Mendengarkan adanya suara tambahan seperti wheezing,ronky
4) Lekukan tangan dengan merapatkan jari-jari membentuk seperti
kuah
R: Melakukan tindakan clapping
5) Pukulkan atau tepuk secara berirama diatas lobus paru-paru yang
di didrianese dengan menjaga pergelangan tangan,siku,dan bahu
rileks.
R: terdapat secret dibagian lobus paru-paru yang akan di drainase
6) Dengan suara bergaung saat perkusi,pasien sebaiknya tidak merasa
kesakitan
R: Lakukan dengan pelan-pelan dan bertahap agar pasien tidak
merasakan sakit
7) Jangan melakukan perkusi dengan telanjang,pasien boleh memakai
gaun.
R: menjaga privasi pasien
8) Jangan melakukan perkusi dibawah tulang iga/ tulang dada
belakang bagian atas,lakukan selama 1-2 menit
R: mencegah akan terjadinya cedera
9) Cuci tangan
R: Setelah tindakan harus melakukan cuci tangan kembali agar
bakteri dan kuman yang terdapat ditubh pasien terhindar dari kita
3. Vibrating

(ilustrasi vibrasi pada fisioterapi dada)


Tujuan : Untuk membantu melancarkan pengeluaran/melepaskan secret
pada jalan pernafasan sehingga pasien dapat mengeluarkannya dengan
mudah/merangsang terjadinya batuk
Indikasi: Pneumonia dan Sesak nafas akibat penumpukan sputum.
Masalah Medis : Batuk tidak efektif tidak mampu mengeluarkan secret
Masalah Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Kontaindikasi: Fraktur tulang iga, Jantung,dan Luka bekas tembak dan
tusuk
1. Persiapan Alat
1) Handscoon
R: Untuk mencegah terjadinya transmisi kuman/bakteri
2) Stetoskop
R: Mendengarkan suara nafas tambahan wheezing,roncy
3) Wadah Suputm
R: Meletakkan sputum/secret untuk dilakukannya tindakan uji
laboratorium
4) Tempat tidur
R: Memposisikan pasien senyaman mungkin posisi pasien miring
2. Persiapan Pasien
1) Pasien diberi tahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
R: Pasien mengetahui tindakan yang akan dilakukan dan berapa
lama tindakan dilakukan
2) Atur posisi pasien normal miring/terlentang
R: Dengan memposisikan pasien miring /terlentang memper
mudah mengeluarkan secret

3. Persiapan Lingkungan
1) Atur pencahayaan
R: Mempermudah melakukan tindakan/memperjelas dan
melancarkan jalannya tindakan
2) Tutup sketsel
R: Menjaga privasi pasien
4. Persiapan perawat
1) Cuci tangan 6 langkah
R: Meminimalkan bakteri yang ada di tangan
2) Memakai handscoon
R: Mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah
terjadinya transmisi kuman
5. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan 6 langkah
R: Agar terhindak dari bakteri,kuman dan infeksi silang
2. Memakai handscoon
R; mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah
terjadinya transmisi kuman.
3. Letakkan kedua telapak tangan mendatar pada dinding dada
R: prosedur untuk merontokan secret secara optimal
4. Menganjurkan pasien untuk menghirup nafas dalam dan
kemudian menghembuskan nafas dalam
R: Napas dalam prosedur pelaksanaan vibrating
5. Pada saat menghembuskan nafas,getarkan dinding pasien
dengan menggetarkan tangan secara berirama
R: membantu keluarnya secret
6. Hentikan getaran pada saat pasien menghirup nafas
R: menghindari pasien agar tidak tersedak
7. Lakukan teknik vibrasi diatas dada pasien 3-4x
R: Meminimalisir tindakan yang tidak berlebihan mungkin3-4
itu sudah cukup
8. Cuci tangan kembali
R: meminimalisir transmisi bakteri pada tangan

4. Postural Drainase
(ilustrasi posisi postural drainase)
Tujuan : Untuk membantu melancarkan pengeluaran/melepaskan secret
pada jalan segmen brokus dengan pengaruh gravitasi
Indikasi : Pneuomonia,Asma,Bediest yang terlalu lama,dan Penyumbatan
pleura muskulare.
Masalah Medis :pneumonia
Masalah Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Kontrainsikasi : TBC, Fraktur pada tulang iga, dan Jantung
1. Persiapan alat
1) Handscoon
R: Mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah
terjadinya transmisi kuman
2) Stetoskop
R:Untuk mendengerkan suara dari dalam tubuh,salah satunya
untuk mendengarkan suara detak jantung dan mendeteksi
kelainanya
3) Wadah sputum
R:meletakkan sputum/secret untuk dilakukannya tindakan uji
laboratorium
4) Tempat tidur
R:memposisikan pasien sesuai dengan tindakan yang akan
dilakukan dan letak secret
5) Bantal 2-3
R: Digunakan sebagai sandaran pasien pada saat prosedur
6) Papan Miring/Pendongkrak
R: Memberikan fiksasi saat tindakan dilakukan
7) Tissue wajah
R: membersihkan sputum/secret
8) Segelas air minum hangat
R: Membantu melunakkan secret di saluran nafas
2. Persiapan Pasien
1) Pasien diberi tahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
R: Pasien mengetahui tindakan yang akan dilakukan dan berapa
lama tindakan dilakukan
2) Atur posisi pasien sesuai letak secret
R: memper mudah mengeluarkan secret
3. Persiapan Lingkungan
1) Atur pencahayaan
R:Mempermudah melakukan tindakan/memperjelas dan
melancarkan jalannya tindakan
2) Tutup sketsel
R: menajaga privasi klien
4. Persiapan perawat
1) Cuci tangan 6 langkah
R: Meminimalkan bakteri yang ada di tangan
2) Memakai handscoon
R: Mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah
terjadinya transmisi kuman
5. Pelaksanaan
1) Cuci tangan 6 langkah
R: Agar terhindak dari bakteri,kuman dan infeksi silang
2) Memakai handscoon
R; mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah
terjadinya penularan kuman.
3) Pilih area yang tersumbat yang di drainase
R: Tergantung posisi atau letak secret,mengikuti prinsip
gravitasi terhadap jatuhnya secret sehingga mudah untuk
dikeluarkan
4) Baringkan pasien dengan posisi untuk mendrainase area yang
tersumbat
R: ekspansi paru menurun pada area kolaps
5) Minta pasien memperhatikan posisi selama 10-15 menit
R: Karena ada beberapa tindakan atau posisi yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya
6) Selama 10-15 menit pada posisi drainase ini dilakukan
posisidada,vibrasi/menggerakkan iga diatas area yang
didrainase.
R: Dalam waktu 10-15 menit di perkirakan secret bisa keluar
dengan optimal
7) Setelah didraenase pada postur pertama minta pasien duduk
dan batuk.
R: Batuk efektif dapat membantu mengeluarkan secret
8) Minta pasien istirahat bila perlu
R: Pasien merasa rileks kembali,untuk dilakukan prosedur
kembali
9) Minta pasien minum(air hangat)
R: melarutkan secret yang tersumbat dijalan nafas
10) Ulangi langkah 3-8 sampai area tersumbat telah terdrainase
R: Pengulangan prosedur dilakukan untuk memastikan secret
bisa dikeluarkan seluruhnya
11) Ulangi pengkajian pada semua dada bidang paru
R: memastikan apakah masih ada suara nafas tambahan yang
menunjukkan masih adanya secret di paru-paru
12) Dilakukan 10-15 menit
R: Dalam waktu 10-15 menit diharapkan efektif untuk
merontokkan secret
13) Cuci Tangan
R: Menimalisir transmisi bakteri pada tangan
14) Posisikan untuk drainase

1. mengalirkan secret lobus posterior bawah,tubuh berbaring tengkurap,panggul


ditinggikan 40-50 cm diatas bantal membuat sudut 30-45 derajat.

2.Untuk mengalirkan secret segmen paru kanan lateral bawah berbaring ke


samping,kiri
panggul ditinggikan
40-50 cm diatas
bantal.

3.Untuk mengalirkan secret segmen paru anterior bawah berbaring dengan


punggung panggul ditinggikan 40-50 cm diatas bantal.
4.Untuk
mengalirkan
secret area paru atas
dan memungkinkan
bentuk lebih kuat posisi
setengah duduk
dengan sedikit mengangkat lutut.

5.Untuk mengalirkan secret lobus kiri bawah,berbaring pada sisi kanan,pinggul


ditinggikan diatas bantal membentuk sudut 30-45 derajat
6.Untuk mengalirkan
secret lobus anterior
kanan dan kiri atas minta klien untuk bersandar pada bantal.

7.Untuk mengalirkan secret lobus posterior minta klien untk duduk menyandar
kedepan pada bantal.

5. Batuk Efektif
Tujuan:Untuk mengeluarkan benda asing dari dalam saluran pernafasan
secara efisien,termasuk secret dari fraktur respirasi
Indakasi:Obstruksi saluran pernafasan,posterior obstruksi torak >5-7
hari,imobilisasi lama,GBS
Masalah Medis : Batuk dan tidak mampu mengeluarkan secret,pneominia
Masalah Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1. Persiapan Alat
1) Gelas
R: Sebagai tempat air hangat

2) Air minum (Hangat)


R: Biasanya setelah mengerluarka secret pasien dianjurkan
untuk minum air
3) Bantal/Selimut
R:Membantu posisi pasien agar nyaman
4) Tissue Wajah
R: membersihkan sisa-sisa secret
2. Persiapan Pasien
1) Pasien diberi tahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
R: Pasien mengetahui tindakan yang akan dilakukan dan
berapa lama tindakan dilakukan
2) Atur posisi pasien duduk tegak
R: Dengan memposisikan pasien duduk tegak memper
mudah untuk batuk

3. Persiapan Lingkungan
1) Atur pencahayaan
R: Mempermudah melakukan tindakan/memperjelas dan
melancarkan jalannya tindakan
2) Tutup sketsel
R: menjaga privasi pasien
4. Persiapan perawat
1) Cuci tangan 6 langkah
R: Meminimalkan bakteri yang ada di tangan
2) Memakai handscoon
R: Mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah
terjadinya transmisi kuman
5. Pelaksanaan
1) Mencuci tangan 6 langkah
R: Meminimalkan bakteri yang ada di tangan
2) Memakai handscoon
R: Mencegah terjadinya infeksi silang serta mencegah
terjadinya transmisi kuman
3) Pasien dengan posisi duduk tegak fowler
R: Memudahkan mengeluarkannya secret yang tersumbat di
jalannya pernafasan
4) Lindungi dengan bantal/selimut
R: Saat dilakukan tindakan tersebut bantal sebagai alat
bersandar dan selimut bisa untuk menutupi bagian bawah
pasien
5) Ambil nafas biasa 2-3x tahan selama 3 detik,baru nafas
dalam dan batukkan
R: mengoptimalkan pengeluaran secret
6) Lakukan 1-2x
R: memastikan secret sudah tidak ada di jalan napas
7) Lakukan tiap 2 jam sekali
R: tindakan pengeluaran secret optimal

3.2 Beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Perubahan posisi dapat menyebabkan turunya tekanan darah pasien
dengan homo dynamic yang tidak stabil
2. Penempatan posisi yang diperlukan hanya dilakukan bila tidak ada
kontra indikasi dari penyakit
3. Sebaiknya dilakukan sebelum makan
3.3Aspek Keamanan dan Keselamatan

1. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah yang mudah terjadi


cidera,seperti mammae,ginjal dan sternum

2. Saat melakukan tindakan perkusi dan vibrasi pada anak harus

diperhatikan tekanannya jangan sampai menimbulkan fraktur

3. Sebelum melakukan fisioterapi dada sebaiknya apabila anak belum

minum air hangat anjurkan untuk minum air hangat untuk membantu

mengencerkan sekretnya.

3.4Hal yang harus diperhatikan

1. Postural drainage yang diberikan disesuaikan dengan letak secret

disaluran nafas.

2. Untuk bayi teknik perkusi dapan dilakukan dengan menggunakan

alat bantu yaitu oksigen kecil

3.5Evaluasi

1. Menkaji respon klien setelah dilakukannya fisioterapi dada


R : pasien tampak nyaman hanya sedikit nyeri saat dilakukan tindakan
clapping
2. Evaluasi setiap tindakan latihan nafas,clapping,vibrating,postural
drainage,dan batuk efektif
Sebelum : pasien sulit untuk mengeluarkan secret
Sesudah : setelah dilakukan tindakan fisioterapi dada sedikit demi
sedikit secret keluar

Warna-warna sputum
- kuningan yaitu kemungkinan proses infeksi
- Sputum hijau kemungkinan proses penimbunan nanah,warna
hijau ini adanya verdopereksidase,sputum hujau ini sering
ditemukan pada penderita bronkiektasis karena penimbunan
sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi
- Sputum merah muda dan berbusa kemungkinan tanda edema
paru akut
- Sputum berlendir,lekat,abu-abu atau putih kemungkinan
bronchitis akut
3. Evaluasi adanya secret tambahan

3.6Dokumentasi

Hari/Tanggal :
Jam :
Nama pasien : Tn. D
Tindakan yang dilakukan : Fisioterapi Dada
1.latihan napas
2.Clapping
3.Vibrating
4.Postural drainage
5.Batuk efektif
Hasil evalausi :
1) Di temukan secret
2) Adanya suara nafas tambahan
Nama perawat :
Paraf Perawat :

Anda mungkin juga menyukai