Oleh
FAKULTAS KEPERWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan pendahuluan pada pasien trauma thorak di Ruang IGD dr. RSD Soebandi, dibuat
oleh :
Nama : Iif Adwiyatu Iffa
NIM : 202311101074
Telah disetujui pada :
Hari/tanggal :
Tempat :
Kepala Ruang
Dada manusia berisi organ vital paru dan jantung. Pernafasan berlansung dengan bantuan
gerak dinding dada. Jaringan paru dibentuk oleh jutaan alveolus yang dapat mengembang
dan mengempis tergantung mengembang dan mengecilnya rongga dada. Inspirasi
terjadi karena kontraksi otot pernafasan , yaitu m.intercostalis dan diafragma yang
menyebabkan rongga dada dapat membesar dan paru-paru mengembang sehingga udara
terhisap ke alveolus melewati trakea dan bronkus. Sebaliknya apabila m.intercostalis
dalam kondisi melemas, dinding dada mengecil kembali dan udara terdorong keluar.
Sementara itu, karena tekanan intra abdomen, diafragma akan naik ketika m.intercostalis
saat tid ak berkontraksi. Ketiga faktor yaitu kelenturan dinding toraks, kekenyalan
jaringan paru, dan tekanan intra abdomen, menyebabkan ekspirasi jika otot intracostal
dan diafragma kendur dan tidak mempertahankan keadaan inspirasi Dengan demikian
ekspirasi merupakan kegiatan pasif (Sjamsuhidajat,2004dalamSulaicha,2016).
Paru merupakan organ yang elastis dan terletak di dalam rongga dada bagian atas, bagian
samping dibatasi oleh otot dan rusuk, dan bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang
berotot kuat. Paru terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh mediastinum yang berisi
jantung dan pembuluh darah. Paru kanan mempunyai tiga lobus yang dipisahkan oleh
fissura obliqus dan horizontal sedangkan paru kiri hanya mempunyai dua lobus yang
dipisahkan oleh fissura obliqus. Setiap lobus paru memiliki bronkus lobusnya masing-
masing. Paru kanan mempunyai sepuluh segmen paru, sedangkan paru kiri mempunyai
sembilan segmen (Handayono, dkk. 2018).
Paru diselubungi oleh lapisan tipis kontinyu yang mengandung kolagen dan jaringan
elastis, dikenal sebagai pleura visceralis, sedangkan lapisan yang menyelubungi rongga
dada dikenal sebagai pleura parietalis. Di antara kedua pleura terdapat cairan pleura yang
berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan pleura bergerak selama bernafas dan
untuk mencegah pemisahan thoraks dan paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah
dari tekanan atmosfer, sehingga mencegah terjadinya kolaps paru. Selain itu rongga
pleura juga berfungsi menyelubungi struktur yang melewati hilus keluar masuk dari paru
(Handayono, dkk. 2018).
3. Klasifikasi
a. Trauma tembus:
1. Pneumothorax terbuka
2. Hemothorax
3. Trauma tracheobronkial
4. Contusi paru
5. Ruptur diafragma
6. Trauma mediastinal
b. Trauma tumpul:
1. Tension pneumothorax
2. Trauma tracheobronkial
3. Flail chest
4. Ruptur diafragma
5. Trauma mediastinal
6. Fraktur kosta
4. Etiologi
a. Trauma tembus:
1. Luka tembak
2. Luka tikam atau tusuk
b. Trauma tumpul:
1. Kecelakaan kendaraan bermotor
2. Jatuh
3. Pukulan pada dada
5. Patofisiologi
Dada merupakan organ besar yang membuka bagian dari tubuh yang sangat mudah
terkena tumbukan luka, karena dada merupakan tempat jantung, paru dan pembuluh
darah besar. Trauma dada sering menyebabkan gangguan ancaman kehidupan
dikarenakan luka pada rongga thorak dan isinya dapat membatasi kemampuan jantung
untuk memompa darah atau kemampuan paru untuk pertukaran udara dan oksigen
darah. Bahaya utama berhubungan dengan luka dada biasanya berupa perdarahan dalam
dan tusukan terhadap organ (Rini, dkk. 2019). Luka dada dapat meluas dari benjolan yang
relatif kecil dan goresan yang dapat menghancurkan atau terjadinya trauma penetrasi.
Luka penetrasi biasanya disebabkan oleh luka dada yang terbuka, memberikan
kesempatan bagi udara atmosfir masuk ke dalam permukaan pleura dan mengganggu
mekanisme ventilasi normal. Luka dada penetrasi dapat menjadi kerusakan serius bagi
paru, kantung dan struktur organ thorak lainnya (Rini, dkk. 2019).
2. Penatalaksanaan
8.
B. KONSEP ASUHAN KEPERWATAN