Anda di halaman 1dari 3

Hidup Sehat Cinta Dan Iklas

Masya Firdaus

Sabar, Iklas, Syukur, Sedekah dan Cinta Maknet kesehatan dan berlimpah rezeki. Di Akui Imat
Islam, agama manapun dan Para Motifator Dunia. Noda, durhaka, kufur nikmat, kufur Iman,
congkak, syirik rezrmeki, menghambat doa, dendam masalalu, banyak mendatangkan, bala atau
musibah. Selalu membawa sengsara. Telah dikupas habis di

Rasa Malas, Suka Menunda kebaikan dan akan menghalalkan segala cara, adalah Awal dari
Keterpurukan. Kita Semua, Termasuk punya penyakit. Ini sangat Menjadi hambataku Untuk
mencapai kesuksesan yang hakiki.

Noda, durhaka, kufur nikmat, kufur Iman, congkak, syirik rezeki, dendam masalalu, menghambat
doa, membawa sengsara. Makan seenak apapun, setinggi gizi dan vitaminpun. Tidak, menjamin
hidup sehat. Kalau masih mengindap penyakit fmrunani yang diatas ini.

Malah akan mengakinatkan, kefatalan, penyakit jiwa, seyres dan jasmani kronis. Seperti jantung,
lambung darah tinggi. Penyakut mematikan. Yang akan, berlarut-larut sush diobati.

Tetapi saya sudah tau ada betapa penyebab Kita menunda dan apa saja solusinya. Terkadang Ada
Prinsip Kepepet baru kita ketemu jalan. Di Usia yang sudah hampir kepala 5 kalau kidup kita
terus-terusan begini. Mepet lepetet mau tidak mau harus jalani.

Hidup penuh tekanan yang lama-lama bisa meledak Juga.


Alangkah baiknya kita hidup dengan standard yang berkualitas. Sehingga Kita tau apa yang harus
kita tunda, apa harus kita kerjakan, mana prioritaskan, mana yang menghasilkan. Buih-buih
kebaikan.

Sehingga kita bisa fokus, kepada apa yang menjadi hal terpenting. Jangan sampe kepepet,
sepertiku malah kita salah fokus. Akhirnya sia-sia sudah mepet salah lagi. Aku yang bertobat, ini
jangan sampai terulang, kembali keburukan diriku, yang selalu menunda mimpi. Untuk sukses.

Kesucian Hati Mampu Menembus Sabar, Iklas, Syukur, Sedekah dan Cinta Maknet Rezeki
Berlimpah, berupa kesehatan, banyak persahabatan. Di Akui Islam Dan Para Motifator Dunia.

Ku pikir meraih mimpi, di desa saja itu sudah cukup. Sampai-sampai aku disuruh merantau tidak
mau. Itu pikiran masa keciku yang belum berkembang. Dan aku sempat benci orang tua. Anak
kecil, ko disuruh merantau, masih asyik belajar, gerutuku.

Aku kan masih, senang menikmati pedesaan yang masih asri. Ngebolang menikmati senja di sore
dengan bersepedah ditengah sawah. Tidak seperti di Kota besar, yang sudah banyak folusi. Aku
berlomba, belajar Alquran dan belajar kelompok. Itu surganya anak-anak.

Itu orang tuaku, tidak mau urusan hatiku. Yang orang tuaku tau ya, kamu merantau ke Kota.
Dengan terpaksa, aku mengikuti, alur adat, yang sedang buming. Di brebgai pelosok pulau.
Datang berduyun-berduysun, ke Kota. Para generasi putus sekolah.

Aku anak desa, yang hobi ngaji dan menguji nyali, dirinya sendiri. Uji nyali, ditempat angkernya
magrib, di kabut subuh. Di malam hari jum'at, pemburu pahala saat anak-anak.

Di era kemerdekaan, yang sudah berjalan bebas, menuntut Ilmu, berjalan 30 tahun, setelah di Jajah
ratusan tahun yang lalu. Ada yang menyebar, ke Negara maju, ada yang menyebar keberbagai kota
besar, Jakarta, Bandung, Jogja, Semarang dan Surabaya.

Aku ingin mencoba, membuat terobosan baru, ditengah-tengah maraknya orang-orang berpacu
mencetak gelar Sarjana, di era moderen dari tahun 2000 an sampai sekarang ini. Pada usiaku dulu,
tahun 1980 masih bisa dihitung, dengan jari.

Walau usiaku bukan anak muda lagi, tapi jiwaku masih muda 17 san, hehe gurau hatiku, berbisik.
Yang dulu bercita-cita ingin menjadi guru ngaji, sesauai hobinya mengaji. Diperjuangkan mati-
matian, pergi berpetualang. Mewujudkan mimpinya.

Di berbagai sudut Kota besar.


Itulah kenapa perlunya kita Standar, dalam hidup dengan kita belajar. Untuk menjadi hidup yang
lebih berkualitas. Apalagi Penundaan kemalasan itu, masalah kita.

Rentetan Peristiwa Suram


Hidup sehat itu sederhana, bersyukur, bersabar, iklas, bertawakal dan menerima takdir. Apapun
yang diberikan Tuhan. Hidup kaya itu relatif.

Akan punya nilai lebih jika suka berbagai. Tapi akan lebih istimewah, bila miskin, sabar dan
syukur masih suka berbagi lagi. Biar makan tahu tempe jiwa tenang tidak semrawud. Tidak syirik
dengan kekayaan orang.

Gelap, tak ada pilihan


Tadak dicari tapi kau datang
Rasanya aku ingin mengusirmu
Tapi kau sudah menyatu mengalir

Di peredaran darah dan nafasku


Sudah aku teriak mengusirmu
Tapi kau masih tetep melekat
Peristiwa semu yang membuat pilu

Jiwa raga, hingga aku membisu


Aku jadi terbiasa bersamamu
Aku jadi kuat hidup denganmu
Bagai menelan obat kehidupan
Dengan renteten peristiwa
Masa lalu kujadikan guru

Sambil berjalannya proses keiklasan terapi kesedihan. Dengan cara menulis, rentetan kisah hidup
suram, sedih bahagia yang sudah dilalyinya. Menjadi 30 buku antologi dan 6 buku solo. buku solo
ke 7 sedang digarap

Biodata Masya Firdaus Asal Cilacap ttinggal di Jakarta. Lahir 9 maret tahun 1973 Profesi saya
menjadi Beby Sitter 3 tahunmendalami dunia kepenulisan. Karyanya 30 buku antologi. Sudah
terbit 4 buku solonya yang berjudul. Tahun 2020 yerbiy Mimpi yang Tertunda, Nendobrag Jeruji
Imajinasi. Tahun 2021 terbit Menjemput Bola Keajaiban dan Anak Langit dan Bumi. Naskah ke 5
yang berjudul Misteri Perguruan Jenius Writing. Naskah ke 6 Hidup Untuk Merdeka

Anda mungkin juga menyukai